Mulai Pembalasan

Seminggu berlalu. Xin'er yang terkurung di kamarnya, hari ini bisa bebas keluar karena telah selesai masa hukuman sesuai perintah ayahnya. Kini dia sedang di taman belakang bersama pelayan pribadinya, Mengshu.

Matanya menatap ke arah kolam yang terdapat ikan cantik berwarna oranye, serta bunga teratai yang memenuhi seluruh kolam tersebut.

Keduanya sedang berbincang dan bercanda riang sambil sesekali melemparkan butiran-butiran kecil ke dalam kolam, yaitu pakan ikan. Saat sedang asyik bercanda gurau, dari kejauhan terlihat Yun Mingna berjalan bersama pelayan pribadinya, Ghehu.

Ide jahil muncul dipikiran Xin'er untuk mengerjai kakak tirinya itu. Mengingat perlakuan buruk Mingna pada si pemilik tubuh, hatinya menjadi geram. "Ashu, bagaimana jika kita membalas perbuatan Mingna pada Xin'er ... Umm-maksudku ... kepadaku di masa lalu? Bukankah kau mengatakan aku tenggelam ke danau karena ulahnya? Jadi, bagaimana jika kita membuat dia merasakan juga dinginnya air kolam?" Tanya Xin'er setelah meralat ucapannya dengan penuh semangat.

Mengshu membulatkan mata mendengar pertanyaan Xin'er. Dia tak pernah menyangka Nona keempatnya akan mengatakan perihal balas dendam, karena dari dulu Xin'er tak pernah mau melakukan apapun, walaupun Mengshu mengusulkan itu. "Apa aku tidak salah dengar, bahwa Nona akan membalas dendam pada Nona Kedua?" Mengshu balik bertanya dengan heran. "Dulu, jika aku mengatakan itu, Nona selalu marah dan bilang bahwa kejahatan harus di balas dengan kebaikan. Tapi, kenapa sekarang mau balas dendam?" Tanya gadis polos itu dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Itu karena Xin'er gadis bodoh. Tapi, aku bukanlah gadis bodoh seperti dia. Aku akan membalas perbuatan semua orang yang jahat padaku dengan berkali lipat!" Seru Yoona dengan cepat tanpa sadar.

Mengshu mengernyitkan dahinya mendengar penuturan Nona-nya. "Xin'er itu kan nama anda, Nona? Kenapa berbicara seolah bahwa dirimu adalah orang lain?" Tanya Mengshu dengan heran.

Yoona tersadar bahwa dirinya salah berbicara. "Ah, ku lupa. Hehehe!" Sahutnya cengengesan untuk menghilangkan kecanggungan nya. "Maksudku, aku yang dulu bodoh dan terlalu lugu, sampai selalu ditindas oleh mereka. Tapi sekarang, aku adalah Xin'er yang kuat dan pemberani. Jika mereka menindas lagi, akan ku buat perhitungan yang jauh lebih buruk dari yang mereka perbuat!" Ucapnya penuh semangat.

Tak di sangka, Mengshu malah bertepuk tangan mendengar ucapan Nona-nya. "Waah, Nona hebat. Kalau begitu, apa yang akan kita lakukan sekarang?" Lanjut Mengshu bertanya.

"Tunggu saja sampai si Penyihir itu kemari. Setelah dia kemari, kau akan lihat kehebatan-ku!" Ujarnya kemudian sambil menepuk dadanya.

Bersamaan itu, Mingna dan Ghehu berjalan melewati mereka yang sedang terlihat sedih dengan wajah di tekuk. Samar-samar suara Xin'er di dengar Mingna.

"Giok itu pasti sudah hilang. Lalu, aku harus mengatakan apa pada Pangeran Zhaohan!" Ucap Xin'er dengan nada sedihnya.

Mendengar nama Zhaohan di sebutkan, Mingna langsung menarik tangan Ghehu untuk bersembunyi dibalik pohon yang tak jauh dari tempat Xin'er dan Mengshu berada. Dia ingin tahu apa yang sedang keduanya lakukan dekat kolam.

"Biar aku yang turun dan mengambilkannya untuk Nona," sahut Mengshu bersiap turun.

Xin'er menarik tangan Mengshu sambil berkata, "jangan Ashu! Kolam ini cukup dalam dan tubuhmu sangat pendek. Kau bisa tenggelam ke dasar kolam ini," tegas Xin'er. "Biar aku bertanggungjawab dan meminta maaf kepada Pangeran pertama, karena telah menghilangkan barang berharga yang dia berikan itu!" Tuturnya kemudian masih dengan wajah sedihnya.

"Tapi Nona, Pangeran tidak akan memaafkan mu. Dia pasti marah besar karena Nona menghilangkan barang itu. Aku akan turun pokoknya," keukeuh Mengshu.

Kemudian, gadis muda itu menaikkan sedikit rok yang di pakainya dan bersiap turun. Namun, belum sempat turun, dia terpeleset sampai jatuh ke tanah.

BLUGH

"Aaakkkhh," suara teriakan Mengshu terdengar meyakinkan, membuat Mingna dan Ghehu tetap diam di tempatnya sambil memperhatikan.

"Ashu!" Bergegas Xin'er membantu Mengshu berdiri. "Ku bilang juga apa, jangan membuat dirimu celaka! Biarkan giok itu tetap berada di dasar kolam. Nanti aku akan meminta kakak Xiaolang untuk mengambilkannya," ujarnya sambil menepuk pakaian Mengshu yang kotor.

"Tapi, bagaimana dengan giok pemberian Pangeran Zhaohan itu, Nona? Aku takut jika di biarkan lama di dasar kolam akan hilang," timpal Mengshu.

Xin'er celingukan kesana-kemari seperti sedang memperhatikan sekitaran, membuat Mingna yakin bahwa mereka sedang mengkhawatirkan giok itu. "Yang penting jangan sampai ada orang tahu, kalau giok dari Pangeran Zhaohan jatuh ke kolam ini!" kata Xin'er dengan suara sedikit pelan, dan Mengshu mengangguk paham. "Ayo, kita cari kakakku supaya bisa membantu kita!" ajaknya kemudian yang langsung diikuti pelayannya itu.

Mereka pun melangkah pergi tanpa menoleh sedikitpun. Sepeninggalan Xin'er dan Mengshu, diam-diam Mingna dan Ghehu mendekat ke arah kolam.

"Giok dari Pangeran Zhaohan harus aku dapatkan, supaya aku bisa membuat mereka berselisih. Dengan begitu, hubungan mereka akan renggang." ujar Mingna dengan yakin. Dia pun menunduk sembari mengamati ke dasar kolam tersebut. "Dimana si bodoh itu menjatuhkannya? Ckk, dasar ceroboh! Barang semahal itu dia jatuhkan begitu saja. Jika aku mendapatkannya, akan ku simpan giok itu untukku seorang!" celoteh Mingna.

"Nona, ku rasa kolam ini cukup dalam. Bagaimana jika aku menyuruh penjaga untuk mencarikannya ke dasar kolam?" usul Ghehu.

"Jangan! Kau ingin kita ketahuan, jika kita yang mengambil giok itu? Kita cari sendiri saja," tukas Mingna sambil mengangkat sedikit pakaiannya keatas. "Ayo turun, kita cari sendiri!" perintahnya kemudian yang langsung di turuti pelayannya.

Keduanya langsung turun tanpa memikirkan apapun lagi. Namun pada saat kaki mereka menyentuh air, dinginnya air kolam sangat menusuk membuat mereka menggigil apalagi di waktu senja seperti ini.

"Airnya dingin sekali, Nona. Aku tidak kuat," ujar Ghehu yang sudah berada dalam kolam.

Mingna membenarkan ucapan Ghehu, namun ia terlanjur turun dan harus mendapatkan apa yang di carinya. "Kau harus kuat, Ghehu. Aku saja masih bertahan," ucapnya sedikit bergetar. "Lagi pula, giok itu belum ketemu. Ayo cari, sebelum Xin'er kembali!" titahnya lagi.

Keduanya terus mencari dan mencari sambil sesekali menyelam ke dasar kolam. Memperhatikan setiap sela di dasar kolam, takut ada yang terlewatkan. Nyatanya, giok itu tetap tak ada. Hari mulai gelap, tapi barang itu tak di temukan sama sekali membuat Mingna kesal. Ditambah, tubuhnya sudah menggigil kedinginan.

"Bbrrr, aku sudah gak kuat. Aku naik duluan, dan kamu cari terus sampai dapat!" ujar Mingna kepada Ghehu yang langsung protes.

"Tapi Nona, aku pun sudah gak kuat ini. Tubuhku sudah mulai membeku karena merasakan dinginnya air kolam ini. Lagi pula, sudah cukup lama kita mencarinya, namun tetap tak menemukannya. Mungkin, giok itu terkubur oleh lumpur, makanya tak ketemu!" tukas Ghehu. "Aku ikut naik ya, Nona!" pintanya memelas.

"Tidak boleh! Kau harus tetap mencarinya sampai dapat. Jika tidak, kau akan aku hukum cambuk. Kau mengerti!" tegas Mingna kemudian dengan nada tinggi.

"Tapi, Nona ..."

Belum sempat Ghehu menyampaikan ucapan protesnya, datanglah ibu dari Mingna, yaitu Yun Muning. Mata Nyonya Yun membelalak kala melihat putrinya yang menggigil di samping kolam, dengan bibir yang sudah pucat.

"Mingna, kamu kenapa? Apa seseorang mendorongmu ke dalam kolam?" tanya ibunya dengan khawatir. "Katakan, siapa orang yang membuatmu seperti ini?" tanya-nya lagi.

Mingna menggelengkan kepala sambil berkata, "tidak, Bu! A-aku tadi tidak sengaja menginjak sesuatu, sampai membuatku tergelincir ke pinggir kolam, kemudian jatuh karena tak bisa menjaga keseimbangan. Karena kakiku sakit, aku sampai tak bisa naik ke atas. Jadi, aku berendam cukup lama dalam kolam." jelasnya berbohong.

Dia terlalu malu untuk mengungkapkan kebenarannya bahwa sengaja masuk ke dalam kolam untuk mencari giok milik Xin'er, pemberian Pangeran Zhaohan yang padahal tidak pernah ada itu.

"Astaga, Mingna."

Terlihat wajah cemas dari Muning saat itu. Dia pun berteriak memanggil pelayan untuk membawakan kain tebal dan penjaga untuk membantu Ghehu dari kolam. Karena kejadian itu, tabib Jang kembali di panggil ke kediaman Perdana Mentri dengan alasan mengobati Nona kedua yang terjatuh ke kolam ikan.

Yun Xiaoyu saat ini sedang berada di ibukota. Dia tak mengetahui kejadian yang menimpa putri tirinya itu. Karena Xin'er anak baik, dia datang berkunjung ke kamar kakak tirinya untuk memastikan kondisi Mingna.

"Bagaimana kondisi kakak? Apa dia baik-baik saja, Tabib Jang?" tanya Xin'er penuh kekhawatiran. Wajahnya sengaja di buat sedih supaya terlihat meyakinkan.

"Kondisi Nona kedua tidak parah, Nona. Dia hanya demam saja," jawab Tabib Jang. "Beruntung Nona kedua cepat naik, kalau dia lebih lama di dalam air, pasti kondisinya akan lebih buruk." ujar Tabib Jang menjelaskan.

"Sayang sekali," gumam Xin'er yang tak di dengar mereka. "Kalau begitu, kakak harus banyak istirahat supaya cepat pulih." ucapnya kemudian kepada Mingna dengan mengumbar senyum ramah. Berpura-pura perhatian supaya tak di curigai, adalah senjata ampuh. Pikir Xin'er.

Sedangkan ibu dan anaknya itu tak menghiraukan perhatian Xin'er. Keduanya bersikap cuek serta mendelik tajam kearahnya walaupun di depan Tabib Jang.

Xin'er, Mengshu, Tabib Jang, serta yang lain keluar dari kamar Mingna untuk membiarkannya beristirahat. Namun sebelum keluar, Xin'er membisikan sesuatu di telinga Mingna sampai dia mengeram kesal di buatnya.

"Xin'er, akan ku pastikan kau menderita!" Teriak Mingna dalam hati, yang tak bisa mengungkapkannya di depan sang ibu.

Terpopuler

Comments

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

sungguh pintar sangat pintar 😎😎😎 sungguh pembalasan yang indah dan cantik, tinggal duduk manis mereka jatuh sendiri 😏😏😏

2023-02-16

1

Dyah Shinta

Dyah Shinta

Aku suka nih yang gini.
Main otak dulu. Jangan langsung senggol bacok.
Jadi lebih penasaran bacanya.
Banyak author yang punya cerita yang bagus tapi ga punya ide untuk membalas dengan cara yang halus tapi mantep. Adanya main gampang aja.. bacok... jadi kesannya seperti authornya yang psikopat. Tapi yah... emang kudu punya kecerdasan d kelicikan di atas rata2 sih untuk bisa dapetin jalan keluar untuk menang. Yang paling gampang ya bikin yang sadis2 gitu. Yang penting ada uang, ada kekuatan dan kekuasaan... beres dah.

2022-11-26

1

y@y@

y@y@

👍🏿👍🏾👍🏿👍🏾👍🏿

2022-07-28

2

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Di kurung
3 Kematian Nyonya Yun
4 Mulai Pembalasan
5 Kedatangan Pangeran Zhaohan
6 Rencana Muning
7 Pria Bertopeng
8 Wanita Itu ...
9 Pangeran Ketiga
10 Salah sasaran
11 Rencana
12 Jadilah Istriku!
13 Undangan Ke Istana
14 Menghadiri Undangan
15 Hukuman
16 Pemilihan Selir
17 Pangeran Buruk Rupa
18 Insiden Kebakaran
19 Perguruan Naga Bayang
20 Mengejek Dengan Benar
21 Jebakan
22 Jatuh Ke Lubang Yang Sama
23 Serangan dadakan
24 Pulang Bersama
25 Penyerangan Bandit
26 Menemukan!
27 Hukuman Penolakan
28 Janji Suci Pernikahan
29 Malam Pertama
30 Malam Pertama(Part 2)
31 Menjadi Teman
32 Hadiah
33 Bertahan Hidup
34 Ketulusan
35 Pertempuran Melawan Pemberontak
36 Terusir dari Istana
37 Menyerahkan diri
38 Alasan Kepergian
39 Mati ditangan musuh
40 Bertemu dengannya
41 Pingsan
42 Merawat pria lain
43 Tak seharusnya
44 Ancaman kemenangan
45 Selalu mengancam
46 Permohonan
47 Bertemu lagi
48 Tantangan Zhaoling
49 Jodoh masa kecil
50 Kebencian Hijin
51 Cemburu
52 Serangan Para Selir
53 Tantangan dari Ibu Suri
54 Menggantikan Posisi
55 Ajakan Pergi
56 Serangan Penyusup
57 Terluka
58 Amarah Pangeran Ketiga
59 Teka-teki Ibu Suri
60 Perjalanan ke Kuil Dewa Angin
61 Terkepung Serigala Hutan
62 Penemuan Mayat
63 Terungkapnya Kebenaran
64 Darah Keturunan
65 Fakta Mengejutkan
66 Fakta Mengejutkan(Part 2)
67 Perampok Bertopeng
68 Mereka datang lagi!
69 Kembalinya Yoona
70 Iblis Kematian
71 Tewasnya Ketiga Jendral
72 Kabar dari Mengshu
73 Jebakan
74 Keyakinan Zhaoling
75 Penyerangan
76 Musuh Kerajaan
77 Tawanan Ibu Suri
78 Tekanan besar
79 Kematian Jendral Hui
80 Fitnah terhadap Zhaoling
81 Besarnya rasa benci
82 Penghentian Keberangkatan
83 Kabur dari pengawasan
84 Pengejaran
85 Perampok Setan Darah
86 Kesedihan Yoona
87 Kematian Tong Sheng
88 Tak Percaya!
89 Makhluk mengerikan
90 Menyelamatkan Yoona
91 Metode Kultivasi
92 Kalah strategi
93 Pertemuan tak terduga
94 Kematian Ming He
95 Kecupan sekilas
96 Penolakan
97 Keadilan Kaisar Zhihu
98 Kultivasi Junior
99 Izin dari seorang Ayah
100 Saling membantu
101 Kesedihan Xin'er
102 Menarik perhatian
103 Penyebab sakitnya Zhaoling
104 Ibu Suri sakit
105 Pulang ke Istana
106 Menemui Ibu Suri
107 Tahanan Ibu Kota
108 Siapa pria itu?
109 Pengkhianatan orang dalam
110 Jurus tingkat tujuh
111 Datangnya pertolongan
112 Awal datangnya bantuan
113 Penolakan Xin'er
114 Kematian Guru Jin
115 Dendam Guru Luo
116 Kematian Jihu
117 Kematian Xin'er (End)
118 Kedatangan Kakek Lon Thong
119 Teka-teki kebenaran
120 Keresahan hati
121 Aku telah kembali
122 Dia adalah dia
123 Menemukanmu
124 Kabar mengejutkan
125 Cerita Nenek Huo
126 Serangan Jantung
127 Pembalasan Yoona
128 Telah berakhir
129 Awal pertemuan
130 Akhir dari segalanya(End)
131 Rilis novel baru
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Di kurung
3
Kematian Nyonya Yun
4
Mulai Pembalasan
5
Kedatangan Pangeran Zhaohan
6
Rencana Muning
7
Pria Bertopeng
8
Wanita Itu ...
9
Pangeran Ketiga
10
Salah sasaran
11
Rencana
12
Jadilah Istriku!
13
Undangan Ke Istana
14
Menghadiri Undangan
15
Hukuman
16
Pemilihan Selir
17
Pangeran Buruk Rupa
18
Insiden Kebakaran
19
Perguruan Naga Bayang
20
Mengejek Dengan Benar
21
Jebakan
22
Jatuh Ke Lubang Yang Sama
23
Serangan dadakan
24
Pulang Bersama
25
Penyerangan Bandit
26
Menemukan!
27
Hukuman Penolakan
28
Janji Suci Pernikahan
29
Malam Pertama
30
Malam Pertama(Part 2)
31
Menjadi Teman
32
Hadiah
33
Bertahan Hidup
34
Ketulusan
35
Pertempuran Melawan Pemberontak
36
Terusir dari Istana
37
Menyerahkan diri
38
Alasan Kepergian
39
Mati ditangan musuh
40
Bertemu dengannya
41
Pingsan
42
Merawat pria lain
43
Tak seharusnya
44
Ancaman kemenangan
45
Selalu mengancam
46
Permohonan
47
Bertemu lagi
48
Tantangan Zhaoling
49
Jodoh masa kecil
50
Kebencian Hijin
51
Cemburu
52
Serangan Para Selir
53
Tantangan dari Ibu Suri
54
Menggantikan Posisi
55
Ajakan Pergi
56
Serangan Penyusup
57
Terluka
58
Amarah Pangeran Ketiga
59
Teka-teki Ibu Suri
60
Perjalanan ke Kuil Dewa Angin
61
Terkepung Serigala Hutan
62
Penemuan Mayat
63
Terungkapnya Kebenaran
64
Darah Keturunan
65
Fakta Mengejutkan
66
Fakta Mengejutkan(Part 2)
67
Perampok Bertopeng
68
Mereka datang lagi!
69
Kembalinya Yoona
70
Iblis Kematian
71
Tewasnya Ketiga Jendral
72
Kabar dari Mengshu
73
Jebakan
74
Keyakinan Zhaoling
75
Penyerangan
76
Musuh Kerajaan
77
Tawanan Ibu Suri
78
Tekanan besar
79
Kematian Jendral Hui
80
Fitnah terhadap Zhaoling
81
Besarnya rasa benci
82
Penghentian Keberangkatan
83
Kabur dari pengawasan
84
Pengejaran
85
Perampok Setan Darah
86
Kesedihan Yoona
87
Kematian Tong Sheng
88
Tak Percaya!
89
Makhluk mengerikan
90
Menyelamatkan Yoona
91
Metode Kultivasi
92
Kalah strategi
93
Pertemuan tak terduga
94
Kematian Ming He
95
Kecupan sekilas
96
Penolakan
97
Keadilan Kaisar Zhihu
98
Kultivasi Junior
99
Izin dari seorang Ayah
100
Saling membantu
101
Kesedihan Xin'er
102
Menarik perhatian
103
Penyebab sakitnya Zhaoling
104
Ibu Suri sakit
105
Pulang ke Istana
106
Menemui Ibu Suri
107
Tahanan Ibu Kota
108
Siapa pria itu?
109
Pengkhianatan orang dalam
110
Jurus tingkat tujuh
111
Datangnya pertolongan
112
Awal datangnya bantuan
113
Penolakan Xin'er
114
Kematian Guru Jin
115
Dendam Guru Luo
116
Kematian Jihu
117
Kematian Xin'er (End)
118
Kedatangan Kakek Lon Thong
119
Teka-teki kebenaran
120
Keresahan hati
121
Aku telah kembali
122
Dia adalah dia
123
Menemukanmu
124
Kabar mengejutkan
125
Cerita Nenek Huo
126
Serangan Jantung
127
Pembalasan Yoona
128
Telah berakhir
129
Awal pertemuan
130
Akhir dari segalanya(End)
131
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!