Pemilihan Selir

Suasana hati Xin'er saat ini benar-benar sangat buruk. Pertama, ikut ke Istana saja sudah menjadi kesalahannya. Lalu, pesta itu juga sangat membosankan karena mereka berbicara terus mengenai ketampanan Pangeran. Kemudian, ia bertemu Zhaoling dan mendapat bentakan dari pria tersebut. Bukankah waktu itu Zhaoling sendiri yang mengatakan, jika Xin'er ke Istana, maka gadis itu harus mencarinya?

Tapi, sekarang apa? Zhaoling malah membentak dengan kasar, karena dirinya didapati sedang berada di tempat pelatihan militer. Padahal, Xin'er sangat senang di tempat tersebut. Dia merasa bisa kembali pulang hanya dengan melihat senjata dan alat untuk latihan militer sampai matanya berbinar. Namun siapa sangka, jika itu membuat Zhaoling marah.

Ucapan Zhaoling tadi sedikit melukai hatinya saat ini. Ia enggan kembali ke perjamuan di halaman Kekaisaran. Rasanya, untuk berdiri di tempat itu saja sangat sulit. Makanya, Xin'er mengelabui Liu Wei supaya bisa kabur dari tempat yang membosankan ini, alih-alih bermain.

Gadis itu tak curiga kepada Liu Wei, yang langsung setuju dengan permintaannya. Tapi kini ia mengerti, jika pria dingin itu ternyata membawanya ke tempat yang bahkan tak bisa dilewati binatang melata sekalipun. Karena, taman bunga di gerbang pintu utara dikelilingi oleh danau yang luas. Tak ada sampan ataupun perahu yang bisa ia pergunakan untuk menyebrangi danau itu.

Xin'er benar-benar marah. "Aaarrrggghhh," teriaknya dengan keras guna meluapkan kekesalannya. "Haruskah aku berenang ke tepi danau itu!" nafasnya tersengal karena menahan amarah dihatinya.

Huh, para pria dingin itu sangat berniat sekali mengerjai dirinya. Ingin sekali Xin'er meninju wajah mereka satu persatu. Tapi, ini bukan waktunya untuk melakukan hal tersebut. Karena, prioritasnya saat ini yaitu bisa kabur dari Istana yang membosankan ini.

Gadis itu duduk di tepian danau, sambil melemparkan batu ke tengah danau. Awalnya, ia senang berada disini. Tapi, setelah mengetahuinya, ia sangat marah dan benar-benar kesal dibuatnya. Xin'er terus berteriak seperti orang gila. Memaki Zhaoling dengan terang-terangan, karena ia merasa sendirian berada di sana.

Tanpa ia ketahui, seorang pria kini sudah menunduk memberi hormat dibelakangnya. "Maaf mengganggu Anda, Nona Muda Yun!"

Xin'er terkejut mendengar sebuah suara dibelakangnya, tanpa tahu kapan orang tersebut datang. "Astaga," pekiknya saat menoleh kebelakang. Tubuhnya sampai mundur kebelakang karena terkejut akan kehadirannya.

Di sana, sudah berdiri seorang pria yang diketahui Xin'er adalah bagian dari anggota Zhaoling. Karena, saat berada di tempat pelatihan militer, ia sempat melihat pria tersebut yang bernama Yu Xuan, menunduk hormat pada Zhaoling.

"Hei, sejak kapan kau berada disini? Bahkan, aku tak mendengar langkah kakimu sebelumnya?" Xin'er masih terkejut dengan apa yang dilihatnya saat ini, sampai memegangi dadanya.

Yu Xuan hanya diam, tak berniat menjawab pertanyaan Xin'er yang terlontar. Kemudian, ia mengangkat wajahnya menatap Xin'er dengan dingin. "Nona, Anda harus kembali!" ucapan Yu Xuan saat ini seperti sebuah perintah bagi Xin'er.

"Kembali?" Xin'er mengulangi perkataan pria dihadapannya, dan Yu Xuan hanya mengangguk. "Jika aku tak mau?" tanya Xin'er dengan hati-hati.

"Maka jangan salahkan saya, jika terjadi sesuatu!" ancaman Yu Xuan membuat Xin'er bergidik. Terlihat, seringai di wajah pria ini lebih menakutkan daripada Zhaoling dan Liu Wei.

Xin'er berdecak sebal. Ketiga pria yang dikenalnya itu ternyata orang yang berbahaya. Tatapan tajam serta sikap dingin, yang ditunjukan ketiga pria itu mampu membungkam mulut Xin'er saat ini. "Ya tuhan. Mereka rupanya pria dari kutub utara," gumamnya lirih.

Awalnya, dia mengira jika Yu Xuan akan kalem dan humoris. Namun ia tak tahu, jika Yu Xuan bahkan lebih dingin dari Zhaoling dan Liu Wei. "Silahkan, Nona!" ujarnya mempersilahkan Xin'er berjalan didepannya.

"Ckk, bisakah jika aku tak usah kembali? Aku bosan didalam sana, Yu Xuan!" rengek Xin'er memohon, berharap pria itu luluh seperti Liu Wei sebelumnya.

Namun, tatapan datar tetap bertengger manis di wajah Yu Xuan. Hanya dengan gerakan tangan mempersilahkan saja, Xin'er dapat mengerti jika maksud Yu Xuan adalah tidak boleh membantah.

"Haish, baiklah ... baiklah!" Ia mengibaskan tangannya, memukul udara. Kemudian, ia berjalan sambil menggerutu. "Huh, bermain saja tidak boleh!"

Yu Xuan tersenyum sekilas, namun ia tak memperlihatkannya dihadapan Xin'er. Jika itu terjadi, maka gadis itu akan meledeknya dan tak kan menurut padanya.

Keduanya kini telah sampai di acara perjamuan. Sederet acara sudah terlewati oleh Xin'er tanpa tahu apa yang terjadi. Melihat Nona-nya telah kembali, bergegas Mengshu menghampiri dengan rasa kekhawatiran yang berlebihan.

"Nona, kemana saja Anda? Saya sudah mencari-cari Anda disekitaran tempat ini, namun tetap tak menemukan Anda. Bahkan, Tuan menyuruh Tangli pergi mencari," celoteh Mengshu.

Xin'er tersenyum, kemudian mengusap lengan Mengshu untuk menenangkan gadis itu. "Ashu, telang lah! Aku tak apa-apa. Tadi, aku bermain sebentar di taman Istana. Di sana tempatnya sangat indah, sampai aku lupa jika aku kesini bersama semua orang." jelasnya dengan melirik Yu Xuan.

Namun, pria dingin itu tampak cuek tak menanggapi apapun yang diucapkan Xin'er. "Karena Anda sudah sampai, saya permisi!" ucapnya seraya menunduk, kemudian pergi berlalu kearah mereka berasal.

"Dasar pria dingin dan menyebalkan." gumam Xin'er setelah Yu Xuan pergi.

Mengshu mengernyitkan keningnya menatap aneh pada Xin'er yang sedang bergumam. "Apa Nona mengatakan sesuatu?" tanya Mengshu penasaran.

Melihat wajah penasaran pelayan pribadinya, Xin'er cengengesan. "Ah, tidak Ashu. Ayo, kita kembali kesana!" ajaknya seraya menarik tangan Mengshu, untuk menghindari pertanyaan yang mungkin sedang menari dipikiran Mengshu saat ini.

Walaupun ingin sekali Mengshu bertanya, namun saat ini bukan waktu yang tepat menurutnya. Karena, acara sedari tadi sudah berlangsung. Jadi, Mengshu tak mau membuat Nona-nya terlambat. "Nona, kita harus cepat! Semua putri sudah menunjukan bakat mereka, dan sebagian sudah terpilih jadi Selir para Pangeran. Jadi, Anda pun harus menunjukan bakat Anda didepan Kaisar dan semua orang yang ada disini. Anda sudah siap, bukan?"

Xin'er tersentak mendengar perkataan Mengshu barusan. Dia datang kesini karena terpaksa, bukan mau melamar jadi Selir. Jadi, untuk apa dia menunjukan bakat didepan semua orang? Toh, dia tak tertarik.

"Umm, Ashu. Apa boleh, jika aku tak mengikuti acara persembahan bakat itu? Aku tak punya bakat yang bisa ku tunjukan pada mereka. Daripada mempermalukan keluarga, lebih baik aku ..." Sebelum Xin'er meneruskan ucapannya, Mengshu sudah memangkas perkataannya dengan cepat.

"Apa yang Nona bicarakan? Nona ini punya bakat. Nona pandai menari dan juga pemain kecapi terhebat di kota Yongsheon. Bahkan, Guru Feng mengakui kehebatan Anda. Jadi, Anda tidak akan mempermalukan keluarga!" Penjelasan Mengshu membuat Xin'er meringis. Dia tak tahu jika Xin'er sehebat itu. Bukankah, gadis itu terkenal lugu dan bodoh?

Memori di pikiran Xin'er secara tiba-tiba bisa diingat Yoona saat ini. Ia bahkan mengerutkan dahi, seperti menahan rasa sakit yang teramat. Tangannya pun memegangi kepala yang seperti berputar. Dia hampir saja akan terjatuh, namun beruntung Mengshu segera menangkap tubuhnya.

Dengan perasaan cemas dan khawatir, Mengshu menepuk pelan pipi Xin'er. "Nona, apa Anda baik-baik saja? Katakan!"

Kepala Xin'er bersandar di bahu Mengshu sebentar, kemudian ia menegakkannya kembali setelah terasa sedikit lega. "Tidak apa-apa, Ashu. Terima kasih!" ucapnya tulus.

Pelayan pribadinya itu segera mengelap keringat yang membasahi pelipis Xin'er dengan perlahan. "Apa penyakit lama Nona kambuh lagi? Tapi, tabib Jang bilang Anda sudah tidak memerlukan ramuan apapun lagi karena sudah sembuh. Apa tabib Jang salah memprediksi kondisi Anda, Nona?" tanya Mengshu masih dengan kekhawatirannya.

Xin'er tergelak mendengarnya. "Bagaimana kau bisa meragukan keahlian seorang tabib, Ashu? Tabib Jang benar, aku memang sudah sembuh. Hanya saja, tadi aku sempat merasa pusing karena terlalu lama bermain diluar. Jadi, kau tak usah khawatir ya!" pintanya untuk menenangkan hati Mengshu.

Walaupun ragu, Mengshu tetap mengangguk. Ia akan selalu percaya dan patuh terhadap apapun yang dikatakan Xin'er padanya tanpa banyak bertanya. "Nona, Anda makan dulu ya. Semua orang sudah menyantap hidangan yang disediakan juru masak Istana. Hanya Anda saja yang belum makan. Saya khawatir asam lambungnya kambuh kembali!" sahut Mengshu pelan.

Xin'er mengangguk, kemudian ia berjalan menuju meja hidangan. Diambilnya sepiring pangsit daging sapi, lalu ia pun melahapnya penuh semangat. Memang saat ini perutnya keroncongan karena belum diisi apapun. Maka dari itu, Xin'er segera memanjakan perutnya dengan hidangan lezat lainnya yang disediakan Istana di acara perjamuan ini.

Saat tengah menikmati makanannya, Xin'er mendengar seruan semua orang yang mengatakan bahwa ini waktunya. Untuk lebih jelasnya waktu apa, Xin'er tak tahu. Dia juga terlalu acuh dan tak memperdulikan hal tersebut. Yang terpenting saat ini, perutnya terisi makanan lezat yang dihidangkan di meja.

Namun seperdetik kemudian, makanan yang ia nikmati harus membuatnya tersedak sampai ia pun harus memukul pelan dadanya, karena terkejut dengan apa yang didengarnya. Pasalnya, ucapan itu jelas terdengar dan semua pasang mata menatap kearahnya.

"Aku memilih dia!" Seorang pria dengan pakaian mewah, tengah menunjuk kearahnya diikuti seluruh pasang mata yang hadir di acara tersebut.

"Apa?"

Terpopuler

Comments

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

siapa tuh ??? siapa ??? 🤔🤔🤔

2023-03-06

1

y@y@

y@y@

👍🏾👍🏿👍🏾👍🏿👍🏾

2022-07-29

2

Nofi Kahza

Nofi Kahza

eh aku salfok, bukannya zhaoling itu pangeran ke 3?🤦‍♀️
maaf, aku masih adaptasi dengan nama2 china gini🤣

2022-06-27

2

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Di kurung
3 Kematian Nyonya Yun
4 Mulai Pembalasan
5 Kedatangan Pangeran Zhaohan
6 Rencana Muning
7 Pria Bertopeng
8 Wanita Itu ...
9 Pangeran Ketiga
10 Salah sasaran
11 Rencana
12 Jadilah Istriku!
13 Undangan Ke Istana
14 Menghadiri Undangan
15 Hukuman
16 Pemilihan Selir
17 Pangeran Buruk Rupa
18 Insiden Kebakaran
19 Perguruan Naga Bayang
20 Mengejek Dengan Benar
21 Jebakan
22 Jatuh Ke Lubang Yang Sama
23 Serangan dadakan
24 Pulang Bersama
25 Penyerangan Bandit
26 Menemukan!
27 Hukuman Penolakan
28 Janji Suci Pernikahan
29 Malam Pertama
30 Malam Pertama(Part 2)
31 Menjadi Teman
32 Hadiah
33 Bertahan Hidup
34 Ketulusan
35 Pertempuran Melawan Pemberontak
36 Terusir dari Istana
37 Menyerahkan diri
38 Alasan Kepergian
39 Mati ditangan musuh
40 Bertemu dengannya
41 Pingsan
42 Merawat pria lain
43 Tak seharusnya
44 Ancaman kemenangan
45 Selalu mengancam
46 Permohonan
47 Bertemu lagi
48 Tantangan Zhaoling
49 Jodoh masa kecil
50 Kebencian Hijin
51 Cemburu
52 Serangan Para Selir
53 Tantangan dari Ibu Suri
54 Menggantikan Posisi
55 Ajakan Pergi
56 Serangan Penyusup
57 Terluka
58 Amarah Pangeran Ketiga
59 Teka-teki Ibu Suri
60 Perjalanan ke Kuil Dewa Angin
61 Terkepung Serigala Hutan
62 Penemuan Mayat
63 Terungkapnya Kebenaran
64 Darah Keturunan
65 Fakta Mengejutkan
66 Fakta Mengejutkan(Part 2)
67 Perampok Bertopeng
68 Mereka datang lagi!
69 Kembalinya Yoona
70 Iblis Kematian
71 Tewasnya Ketiga Jendral
72 Kabar dari Mengshu
73 Jebakan
74 Keyakinan Zhaoling
75 Penyerangan
76 Musuh Kerajaan
77 Tawanan Ibu Suri
78 Tekanan besar
79 Kematian Jendral Hui
80 Fitnah terhadap Zhaoling
81 Besarnya rasa benci
82 Penghentian Keberangkatan
83 Kabur dari pengawasan
84 Pengejaran
85 Perampok Setan Darah
86 Kesedihan Yoona
87 Kematian Tong Sheng
88 Tak Percaya!
89 Makhluk mengerikan
90 Menyelamatkan Yoona
91 Metode Kultivasi
92 Kalah strategi
93 Pertemuan tak terduga
94 Kematian Ming He
95 Kecupan sekilas
96 Penolakan
97 Keadilan Kaisar Zhihu
98 Kultivasi Junior
99 Izin dari seorang Ayah
100 Saling membantu
101 Kesedihan Xin'er
102 Menarik perhatian
103 Penyebab sakitnya Zhaoling
104 Ibu Suri sakit
105 Pulang ke Istana
106 Menemui Ibu Suri
107 Tahanan Ibu Kota
108 Siapa pria itu?
109 Pengkhianatan orang dalam
110 Jurus tingkat tujuh
111 Datangnya pertolongan
112 Awal datangnya bantuan
113 Penolakan Xin'er
114 Kematian Guru Jin
115 Dendam Guru Luo
116 Kematian Jihu
117 Kematian Xin'er (End)
118 Kedatangan Kakek Lon Thong
119 Teka-teki kebenaran
120 Keresahan hati
121 Aku telah kembali
122 Dia adalah dia
123 Menemukanmu
124 Kabar mengejutkan
125 Cerita Nenek Huo
126 Serangan Jantung
127 Pembalasan Yoona
128 Telah berakhir
129 Awal pertemuan
130 Akhir dari segalanya(End)
131 Rilis novel baru
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Di kurung
3
Kematian Nyonya Yun
4
Mulai Pembalasan
5
Kedatangan Pangeran Zhaohan
6
Rencana Muning
7
Pria Bertopeng
8
Wanita Itu ...
9
Pangeran Ketiga
10
Salah sasaran
11
Rencana
12
Jadilah Istriku!
13
Undangan Ke Istana
14
Menghadiri Undangan
15
Hukuman
16
Pemilihan Selir
17
Pangeran Buruk Rupa
18
Insiden Kebakaran
19
Perguruan Naga Bayang
20
Mengejek Dengan Benar
21
Jebakan
22
Jatuh Ke Lubang Yang Sama
23
Serangan dadakan
24
Pulang Bersama
25
Penyerangan Bandit
26
Menemukan!
27
Hukuman Penolakan
28
Janji Suci Pernikahan
29
Malam Pertama
30
Malam Pertama(Part 2)
31
Menjadi Teman
32
Hadiah
33
Bertahan Hidup
34
Ketulusan
35
Pertempuran Melawan Pemberontak
36
Terusir dari Istana
37
Menyerahkan diri
38
Alasan Kepergian
39
Mati ditangan musuh
40
Bertemu dengannya
41
Pingsan
42
Merawat pria lain
43
Tak seharusnya
44
Ancaman kemenangan
45
Selalu mengancam
46
Permohonan
47
Bertemu lagi
48
Tantangan Zhaoling
49
Jodoh masa kecil
50
Kebencian Hijin
51
Cemburu
52
Serangan Para Selir
53
Tantangan dari Ibu Suri
54
Menggantikan Posisi
55
Ajakan Pergi
56
Serangan Penyusup
57
Terluka
58
Amarah Pangeran Ketiga
59
Teka-teki Ibu Suri
60
Perjalanan ke Kuil Dewa Angin
61
Terkepung Serigala Hutan
62
Penemuan Mayat
63
Terungkapnya Kebenaran
64
Darah Keturunan
65
Fakta Mengejutkan
66
Fakta Mengejutkan(Part 2)
67
Perampok Bertopeng
68
Mereka datang lagi!
69
Kembalinya Yoona
70
Iblis Kematian
71
Tewasnya Ketiga Jendral
72
Kabar dari Mengshu
73
Jebakan
74
Keyakinan Zhaoling
75
Penyerangan
76
Musuh Kerajaan
77
Tawanan Ibu Suri
78
Tekanan besar
79
Kematian Jendral Hui
80
Fitnah terhadap Zhaoling
81
Besarnya rasa benci
82
Penghentian Keberangkatan
83
Kabur dari pengawasan
84
Pengejaran
85
Perampok Setan Darah
86
Kesedihan Yoona
87
Kematian Tong Sheng
88
Tak Percaya!
89
Makhluk mengerikan
90
Menyelamatkan Yoona
91
Metode Kultivasi
92
Kalah strategi
93
Pertemuan tak terduga
94
Kematian Ming He
95
Kecupan sekilas
96
Penolakan
97
Keadilan Kaisar Zhihu
98
Kultivasi Junior
99
Izin dari seorang Ayah
100
Saling membantu
101
Kesedihan Xin'er
102
Menarik perhatian
103
Penyebab sakitnya Zhaoling
104
Ibu Suri sakit
105
Pulang ke Istana
106
Menemui Ibu Suri
107
Tahanan Ibu Kota
108
Siapa pria itu?
109
Pengkhianatan orang dalam
110
Jurus tingkat tujuh
111
Datangnya pertolongan
112
Awal datangnya bantuan
113
Penolakan Xin'er
114
Kematian Guru Jin
115
Dendam Guru Luo
116
Kematian Jihu
117
Kematian Xin'er (End)
118
Kedatangan Kakek Lon Thong
119
Teka-teki kebenaran
120
Keresahan hati
121
Aku telah kembali
122
Dia adalah dia
123
Menemukanmu
124
Kabar mengejutkan
125
Cerita Nenek Huo
126
Serangan Jantung
127
Pembalasan Yoona
128
Telah berakhir
129
Awal pertemuan
130
Akhir dari segalanya(End)
131
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!