Hukuman

Saat ini tatapan curiga yang ditujukan Xin'er untuk Zhaoling jelas terlihat. Bagaimana tidak? Melihat Zhaoling di tempat itu dengan membawa pedang serta berkeringat saja, sudah membuat Xin'er curiga jika pria itu akan merampok di Istana. Apalagi ditambah kedatangan dua orang temannya yang datang secara tiba-tiba tanpa tahu dari mana asalnya.

Kedua pria membungkuk dihadapan Zhaoling sambil berkata. "Yang Mulia. Maaf, kami terlambat!" ucap keduanya penuh sesal.

Zhaoling mengangkat tangannya, kemudian menyuruh mereka berdiri. Kakinya kini melangkah mendekati gadis yang sedang memberikan tatapan curiga kepadanya. "Apa kau sedang memikirkan sesuatu, Nona Muda Yun?"

Xin'er yang merinding mendengar setiap kata yang diucapkan Zhaoling. Sedikit aura dingin dan penuh penekanan terselip diantara pertanyaan Zhaoling tersebut, sehingga membuat Xin'er gelagapan. "Ti-tidak ada! A-aku hanya ... hanya ..."

Grep

Tangan Xin'er digenggam saat ia terus mundur guna menghindar. Seringai di wajah Zhaoling membuat Xin'er bergidik takut. Pria dihadapannya sekarang seperti bukan pria yang kemarin ditemuinya. Pria ini memiliki aura pembunuh, serta penuh kebencian.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Zhaoling lagi dengan dingin.

Xin'er masih terdiam dengan terkejut. Baru kemarin dia bisa memaki pria itu dengan sebutan pria mesum dan gila. Sekarang, nyalinya menciut. Jangankan untuk memaki, menatap saja Xin'er tak berani. Padahal, dia gadis keras. Sin Yoona. Mungkin karena pemilik tubuh asli ini adalah seorang gadis pengecut, membuat Yoona merasakan ketakutannya.

Zhaoling mendekat lebih mengikis jarak diantara mereka. Menatap wajah gadis polos dan lugu dihadapannya. Seringai menakutkan jelas terlihat dari wajah yang memakai topeng disebelah wajah kirinya. "Kau tak seharusnya berada disini, Nona Muda Yun." bentak Zhaoling.

Xin'er bergidik dengan aura dingin yang terucap dari bibir sensual pria dihadapannya. Dia mundur beberapa langkah sambil berkata. "Maaf!" hanya itu yang keluar dari bibirnya.

Sambil menunduk, ia berbalik dan melangkah pergi. Namun, langkahnya dihentikan oleh sebuah teriakan yang berasal dari mulut Zhaoling.

"Liu Wei, antar Nona Muda Yun ketempat yang seharusnya. Jangan sampai dia tersesat ketempat ini lagi!" tegas Zhaoling tanpa menoleh.

Ingin sekali Xin'er membantahnya. Namun, saat melihat Zhaoling yang bahkan tak menatapnya, ia pun mengurungkan niat dan hanya mengikuti arah tangan Liu Wei yang mempersilahkannya berjalan di depan. Dengan cepat, Xin'er berjalan dan tak mau memperdulikan jika Liu Wei akan kelelahan mengikuti langkahnya. Yang sekarang diinginkannya yaitu cepat sampai ditempat sebelumnya, karena tak mau berlama-lama di sana.

Rasa terkejut akan sikap Zhaoling yang dingin tadi, membuatnya tak betah di tempat itu. Ia ingin segera pergi dari Istana, dan bermain bebas di rumahnya. Atau bahkan, ia akan mencari tempat ternyaman, seperti ... perbukitan mungkin.

Xin'er berjalan tanpa memperhatikan langkahnya. Sebuah batu besar tepat dihadapannya. Jika Liu Wei tak bergerak cepat, mungkin wajahnya akan mencium kerasnya batu besar tersebut.

"Nona, awas!" peringat Liu Wei.

Liu Wei menghadang langkah Xin'er, sehingga punggungnya yang menabrak kerasnya batu besar karena terdorong tubuh Xin'er yang menabrak tubuhnya. Entah bagaimana Liu Wei bisa bergerak secepat itu, dan sudah berada di hadapan Xin'er.

Melihat Liu Wei yang berada tepat didepannya sedang meringis dengan melipat bibirnya, Xin'er segera mundur. "Ya Dewa. Maafkan aku, Liu Wei!" ucapnya seraya membantu. "Kamu tak apa-apa, kan?" bertanya dengan penuh kekhawatiran.

"Tidak apa-apa, Nona! Sebaiknya Anda segera kembali ke tempat perjamuan. Mungkin saja, keluarga Anda sedang mencari!" ujar Liu Wei dengan sopan.

Xin'er berdecak sebal. Sebenarnya ia tak ingin kembali ke acara itu lagi, karena merasa bosan dengan pesta tersebut. Namun, mau bagaimana lagi? Dia terlanjur ikut ke Istana karena rasa penasarannya, dan bujukan Zhaoling. Tapi, pria itu bahkan malah membentaknya saat melihat dirinya. Bukankah dia yang mengundang Xin'er kemari?

"Liu Wei," panggil Xin'er.

Si pemilik nama mendongak. "Ya, Nona. Apa Nona membutuhkan bantuan saya?" tanya Liu Wei sopan.

"Aku ... aku ingin keluar dari Istana!" kata Xin'er ragu-ragu. "Apa kau bisa membantuku?" bertanya dengan penuh harap, dan terus memperhatikan mimik wajah pria itu. "Aku bosan berada disini. Aku ingin bermain sebentar saja. Aku janji!" lanjutnya meyakinkan.

Liu Wei terdiam mendengar permintaan Xin'er. Dia tak bisa menuruti permintaan gadis dihadapannya, karena Zhaoling akan memberikan kejutan sebentar lagi. Namun, melihat tatapan yang memelas dari manik mata itu, Liu Wei menjadi luluh. Setidaknya, ada sedikit waktu baginya untuk bermain. "Baiklah, Nona! Ikuti saya dan Anda harus berjanji, bahwa Anda tak boleh berlama-lama diluar!" kata Liu Wei dengan penuh penekanan.

Xin'er tersentak. Ternyata, baik Zhaoling maupun Liu Wei, keduanya mempunyai aura dingin. Mungkin, pria satunya lagi yang bernama Yu Xuan itu kalem. Pikir Xin'er. "Iya, aku janji!" kata Xin'er sembari mengangkat satu tangannya di depan.

Mau tak mau, Liu Wei menuruti permintaan Nona Muda Yun ini. Dia berjalan sambil memperhatikan langkah Xin'er dari ekor matanya, karena kini dia yang berjalan di depan.

Istana yang luas itu sangat membingungkan jika belum tahu betul letak pintu utama maupun pintu belakang. Sesampainya di pintu belakang bagian utara, Liu Wei berhenti dan menoleh kebelakang. "Nona, ini adalah pintu belakang bagian utara. Dibalik pintu ini ada sebuah taman bunga dekat danau. Taman bunga itu cukup luas. Jadi, Anda bisa bermain sepuasnya!" jelas Liu Wei.

Wajah Xin'er terlihat antusias mendengar itu. "Taman bunga dekat danau. Waaah, mungkin ada jalan untuk kabur!" gumamnya dalam hati. "Baiklah, Liu Wei! Aku akan disini sebentar untuk menyegarkan pikiranku. Aku bingung dan sangat bosan berada ditempat ramai seperti itu." celotehnya dengan manja. "Terima kasih ya, karena kamu menolongku! Kamu baik, deh!" ucapnya kemudian dengan tulus.

Seketika Liu Wei tersenyum melihat tingkah Xin'er yang menurutnya lucu, dan juga sopan. Namun dia tak tahu, jika dibalik tingkah lucu dan sopan gadis itu, tersimpan niatan kabur yang akan mempersulit dirinya. Hahaha.

"Baiklah, Nona Muda Yun. Saya permisi dulu! Jika Anda membutuhkan saya, cari saya di sana!" ujar Liu Wei seraya menunjuk sebuah pos penjaga.

Xin'er tersenyum sambil berkata, "baiklah!"

Kemudian, Liu Wei meminta penjaga gerbang utara membuka pintu dan membiarkan Xin'er keluar. Dia percaya bahwa Xin'er takkan pergi kemanapun. Toh, taman bunga itu dikelilingi danau yang luas.

Xin'er melangkah dengan penuh kemenangan. Dia pikir bahwa dirinya telah berhasil mengelabui pria itu, dan berniat kabur dari tempat membosankan ini. Namun dia tak tahu, bahwa Liu Wei sangat cerdik dalam memprediksi sesuatu. Liu Wei seakan bisa menebak apa yang ada dalam pikiran Xin'er, sehingga ia sengaja membawa gadis itu menuju gerbang utara yang dikelilingi danau luas.

Liu Wei tersenyum dan segera pergi dari gerbang utara, menuju ke tempat Zhaoling berada. Dia melesat secepat kilat seperti seorang ninja. Namun, sebelum pergi dari sana, Liu Wei berpesan kepada penjaga pintu gerbang utara untuk selalu memperhatikan Xin'er.

"Yang Mulia." ucapnya sambil berjongkok di hadapan Zhaoling, saat dia sampai.

Zhaoling menoleh. "Apa dia sudah sampai di tempatnya?" tanya pria itu langsung.

Liu Wei menggigit bibir bawahnya sebelum berkata. "Ampuni hamba, Yang Mulia! Nona Xin'er merasa bosan dengan pesta perjamuan itu. Jadi, hamba bermaksud ..."

Buuuggghhhh

Tubuh Liu Wei ditendang dengan keras oleh Zhaoling sampai tersungkur ditanah. Kemudian, tangannya menarik Liu Wei sampai berdiri dan mencengkram lehernya dengan kuat. "Kau berani mengabaikan perintahku, hehh!" bentak Zhaoling. Mata elang Zhaoling menatap penuh kemarahan. "Aku sudah memberitahumu untuk membawanya ke pertemuan lagi, karena akan ada sesuatu yang ku tunjukan padanya sebentar lagi. Tapi, kau mengabaikannya?" nada bicara terus meninggi seiring cengkraman kuat di lehernya.

Liu Wei tak berusaha melawan. Dia hanya diam penuh penyesalan. "Ma-maaf, Yang Mulia!" lirihnya disela cekatan suara.

Zhaoling melepaskan cengkramannya dari leher Liu Wei. Dia berbalik badan dan memanggil seseorang. "Yu Xuan,"

Pria yang dipanggil pun langsung berjongkok dihadapannya. "Saya, Yang Mulia."

"Jemput gadis kecil itu, dan antar dia ke perjamuan lagi. Aku tak mau mendengar apapun darimu! Jika dia berontak, kau boleh melakukan apapun padanya. Asalkan, tidak melukainya!" jelas Zhaoling.

"Baik, Yang Mulia!"

Kemudian, Yu Xuan menghilang secepat kilat dari hadapan Zhaoling seperti yang dilakukan Liu Wei sebelumnya. Kedua pria itu adalah pengawal bayangan Zhaoling. Jadi, wajar saja jika keduanya memiliki kemampuan bergerak secepat kilat.

"Dan ... kau!" tunjuk Zhaoling pada Liu Wei. "Jangan pernah melihat buku dari sampulnya! Gadis lugu itu tak seperti yang terlihat. Suatu saat, kau akan tahu sifat aslinya!" kata Zhaoling memperingatkan.

Dia pun melangkah pergi ke paviliunnya, dan Liu Wei mengikuti dari belakang. Walaupun dia sudah merasakan kecupan sayang kaki Zhaoling, namun ia tetap setia mengikuti.

Liu Wei menunduk sambil memegangi bagian tubuh yang terasa sakit karena tendangan Zhaoling. Melihat pengawalnya menahan sakit, Zhaoling menoleh. "Jangan buat aku marah lagi!" ketusnya sambil melemparkan sesuatu kearah Liu Wei.

Pria itu menangkapnya dengan cepat, kemudian membuka bungkusan yang dilempar tadi. "Terima kasih, Yang Mulia. Hamba memang pantas mendapatkan hukuman dari Anda!" ucapnya seraya membungkuk.

"Sudahlah. Obati dulu lukamu itu. Kau harus selalu bersiap kapanpun aku membutuhkanmu!" tukasnya dengan melambaikan tangan.

"Baik, Yang Mulia!"

Terpopuler

Comments

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

jadi kasian deh sama Liu Wei, galak bener ya pangeran iihhhh serem 😁😁😁

2023-03-06

1

Putri

Putri

katanya seorang prajurit tapi kok lemah 🧐

2022-08-17

3

y@y@

y@y@

👍🏼👍🏻👍🏼👍🏻👍🏼

2022-07-29

2

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Di kurung
3 Kematian Nyonya Yun
4 Mulai Pembalasan
5 Kedatangan Pangeran Zhaohan
6 Rencana Muning
7 Pria Bertopeng
8 Wanita Itu ...
9 Pangeran Ketiga
10 Salah sasaran
11 Rencana
12 Jadilah Istriku!
13 Undangan Ke Istana
14 Menghadiri Undangan
15 Hukuman
16 Pemilihan Selir
17 Pangeran Buruk Rupa
18 Insiden Kebakaran
19 Perguruan Naga Bayang
20 Mengejek Dengan Benar
21 Jebakan
22 Jatuh Ke Lubang Yang Sama
23 Serangan dadakan
24 Pulang Bersama
25 Penyerangan Bandit
26 Menemukan!
27 Hukuman Penolakan
28 Janji Suci Pernikahan
29 Malam Pertama
30 Malam Pertama(Part 2)
31 Menjadi Teman
32 Hadiah
33 Bertahan Hidup
34 Ketulusan
35 Pertempuran Melawan Pemberontak
36 Terusir dari Istana
37 Menyerahkan diri
38 Alasan Kepergian
39 Mati ditangan musuh
40 Bertemu dengannya
41 Pingsan
42 Merawat pria lain
43 Tak seharusnya
44 Ancaman kemenangan
45 Selalu mengancam
46 Permohonan
47 Bertemu lagi
48 Tantangan Zhaoling
49 Jodoh masa kecil
50 Kebencian Hijin
51 Cemburu
52 Serangan Para Selir
53 Tantangan dari Ibu Suri
54 Menggantikan Posisi
55 Ajakan Pergi
56 Serangan Penyusup
57 Terluka
58 Amarah Pangeran Ketiga
59 Teka-teki Ibu Suri
60 Perjalanan ke Kuil Dewa Angin
61 Terkepung Serigala Hutan
62 Penemuan Mayat
63 Terungkapnya Kebenaran
64 Darah Keturunan
65 Fakta Mengejutkan
66 Fakta Mengejutkan(Part 2)
67 Perampok Bertopeng
68 Mereka datang lagi!
69 Kembalinya Yoona
70 Iblis Kematian
71 Tewasnya Ketiga Jendral
72 Kabar dari Mengshu
73 Jebakan
74 Keyakinan Zhaoling
75 Penyerangan
76 Musuh Kerajaan
77 Tawanan Ibu Suri
78 Tekanan besar
79 Kematian Jendral Hui
80 Fitnah terhadap Zhaoling
81 Besarnya rasa benci
82 Penghentian Keberangkatan
83 Kabur dari pengawasan
84 Pengejaran
85 Perampok Setan Darah
86 Kesedihan Yoona
87 Kematian Tong Sheng
88 Tak Percaya!
89 Makhluk mengerikan
90 Menyelamatkan Yoona
91 Metode Kultivasi
92 Kalah strategi
93 Pertemuan tak terduga
94 Kematian Ming He
95 Kecupan sekilas
96 Penolakan
97 Keadilan Kaisar Zhihu
98 Kultivasi Junior
99 Izin dari seorang Ayah
100 Saling membantu
101 Kesedihan Xin'er
102 Menarik perhatian
103 Penyebab sakitnya Zhaoling
104 Ibu Suri sakit
105 Pulang ke Istana
106 Menemui Ibu Suri
107 Tahanan Ibu Kota
108 Siapa pria itu?
109 Pengkhianatan orang dalam
110 Jurus tingkat tujuh
111 Datangnya pertolongan
112 Awal datangnya bantuan
113 Penolakan Xin'er
114 Kematian Guru Jin
115 Dendam Guru Luo
116 Kematian Jihu
117 Kematian Xin'er (End)
118 Kedatangan Kakek Lon Thong
119 Teka-teki kebenaran
120 Keresahan hati
121 Aku telah kembali
122 Dia adalah dia
123 Menemukanmu
124 Kabar mengejutkan
125 Cerita Nenek Huo
126 Serangan Jantung
127 Pembalasan Yoona
128 Telah berakhir
129 Awal pertemuan
130 Akhir dari segalanya(End)
131 Rilis novel baru
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Di kurung
3
Kematian Nyonya Yun
4
Mulai Pembalasan
5
Kedatangan Pangeran Zhaohan
6
Rencana Muning
7
Pria Bertopeng
8
Wanita Itu ...
9
Pangeran Ketiga
10
Salah sasaran
11
Rencana
12
Jadilah Istriku!
13
Undangan Ke Istana
14
Menghadiri Undangan
15
Hukuman
16
Pemilihan Selir
17
Pangeran Buruk Rupa
18
Insiden Kebakaran
19
Perguruan Naga Bayang
20
Mengejek Dengan Benar
21
Jebakan
22
Jatuh Ke Lubang Yang Sama
23
Serangan dadakan
24
Pulang Bersama
25
Penyerangan Bandit
26
Menemukan!
27
Hukuman Penolakan
28
Janji Suci Pernikahan
29
Malam Pertama
30
Malam Pertama(Part 2)
31
Menjadi Teman
32
Hadiah
33
Bertahan Hidup
34
Ketulusan
35
Pertempuran Melawan Pemberontak
36
Terusir dari Istana
37
Menyerahkan diri
38
Alasan Kepergian
39
Mati ditangan musuh
40
Bertemu dengannya
41
Pingsan
42
Merawat pria lain
43
Tak seharusnya
44
Ancaman kemenangan
45
Selalu mengancam
46
Permohonan
47
Bertemu lagi
48
Tantangan Zhaoling
49
Jodoh masa kecil
50
Kebencian Hijin
51
Cemburu
52
Serangan Para Selir
53
Tantangan dari Ibu Suri
54
Menggantikan Posisi
55
Ajakan Pergi
56
Serangan Penyusup
57
Terluka
58
Amarah Pangeran Ketiga
59
Teka-teki Ibu Suri
60
Perjalanan ke Kuil Dewa Angin
61
Terkepung Serigala Hutan
62
Penemuan Mayat
63
Terungkapnya Kebenaran
64
Darah Keturunan
65
Fakta Mengejutkan
66
Fakta Mengejutkan(Part 2)
67
Perampok Bertopeng
68
Mereka datang lagi!
69
Kembalinya Yoona
70
Iblis Kematian
71
Tewasnya Ketiga Jendral
72
Kabar dari Mengshu
73
Jebakan
74
Keyakinan Zhaoling
75
Penyerangan
76
Musuh Kerajaan
77
Tawanan Ibu Suri
78
Tekanan besar
79
Kematian Jendral Hui
80
Fitnah terhadap Zhaoling
81
Besarnya rasa benci
82
Penghentian Keberangkatan
83
Kabur dari pengawasan
84
Pengejaran
85
Perampok Setan Darah
86
Kesedihan Yoona
87
Kematian Tong Sheng
88
Tak Percaya!
89
Makhluk mengerikan
90
Menyelamatkan Yoona
91
Metode Kultivasi
92
Kalah strategi
93
Pertemuan tak terduga
94
Kematian Ming He
95
Kecupan sekilas
96
Penolakan
97
Keadilan Kaisar Zhihu
98
Kultivasi Junior
99
Izin dari seorang Ayah
100
Saling membantu
101
Kesedihan Xin'er
102
Menarik perhatian
103
Penyebab sakitnya Zhaoling
104
Ibu Suri sakit
105
Pulang ke Istana
106
Menemui Ibu Suri
107
Tahanan Ibu Kota
108
Siapa pria itu?
109
Pengkhianatan orang dalam
110
Jurus tingkat tujuh
111
Datangnya pertolongan
112
Awal datangnya bantuan
113
Penolakan Xin'er
114
Kematian Guru Jin
115
Dendam Guru Luo
116
Kematian Jihu
117
Kematian Xin'er (End)
118
Kedatangan Kakek Lon Thong
119
Teka-teki kebenaran
120
Keresahan hati
121
Aku telah kembali
122
Dia adalah dia
123
Menemukanmu
124
Kabar mengejutkan
125
Cerita Nenek Huo
126
Serangan Jantung
127
Pembalasan Yoona
128
Telah berakhir
129
Awal pertemuan
130
Akhir dari segalanya(End)
131
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!