Jadilah Istriku!

"Nona, tunggu!" Mengshu berlari mengejar Xin'er yang sudah berjalan jauh dari area paviliun Josheng.

Yang dipanggil tentu menoleh sekilas, kemudian menghadapkan kembali wajahnya kearah depan untuk menatap jalanan. "Kau itu sangat lambat," ejeknya tanpa memalingkan wajahnya kembali.

Mengshu memacu kecepatan untuk mensejajarkan langkah guna menyamai langkah Nona-nya. Dengan nafas terengah, ia berusaha lebih dekat dari posisi Xin'er berjalan. "Nona terlalu cepat jalannya. Aku tak kuat!" ungkapnya dengan tangan di dada, untuk menahan rasa sesak. "Biasanya, Nona paling lambat, dan aku terlalu cepat. Tapi sekarang, aku malah tertinggal jauh oleh Nona!" gerutunya masih dengan nafas terengah.

Xin'er hanya terkekeh mendengar gerutuan kesal Mengshu pada dirinya. Dia menoleh sambil tersenyum mengejek. "Itu dulu. Sekarang, aku adalah Xin'er yang kuat dan cepat." celotehnya dengan sombong.

Kini Mengshu dibuat melongo. Lagi-lagi Xin'er berkata dengan kepercayaan diri penuh. Biasanya, Nona-nya itu seorang pemalu dan penakut. Dia tak pernah berjalan sendiri, apalagi ke tempat ramai seperti ini. Dan juga, dia tak pernah berbicara seperti itu. Xin'er cenderung banyak diam jika sedang berada di keramaian, serta selalu menempel bersama Mengshu dan di kawal oleh Tangsin.

Tapi sekarang, banyak sekali perubahan yang terjadi dalam diri Xin'er. Namun walau seperti itu, Mengshu malah menyukainya.

Xin'er melirik Mengshu yang terdiam sambil menunduk. "Melamun ya?" Mengshu tersentak atas pertanyaan Xin'er. "Sudah sampai. Yuk, kita kesana!" ajaknya seraya menarik tangan Mengshu.

"Hah. I-iya, Nona." ucap Mengshu terbata.

Keduanya mulai berjalan menuju kerumunan orang di pusat kota Yongsheon. Karena di pusat kota sedang berlangsung pesta musim bunga, jadi ada persembahan dari para seniman kota tersebut.

Mata Mengshu nampak berbinar melihat pertunjukan yang sedang berlangsung di atas panggung.

Seorang wanita cantik sedang menari dengan gemulai di atas panggung, memperlihatkan kebolehannya. Dia juga menebarkan bunga sakura yang sengaja dipetik langsung dari pohonnya, dan masih sangat segar.

Selain pertunjukan, banyak juga penjual yang menjajakan berbagai jenis jajanan, dan pernak-pernik khas dari kota Yongsheon.

Semua orang nampak sibuk menonton, serta membeli makanan dan pernak-pernik tersebut. Termasuk Xin'er dan Mengshu yang tertarik melihat-lihat semua. Namun, tak lama kemudian Xin'er bergegas menarik tangan Mengshu ketika melihat seorang yang ingin dihindarinya, membuat Mengshu tersentak.

"Cepat, sembunyi!" bisik Xin'er seraya menarik terus tangan Mengshu.

Mengshu meringis kesakitan karena cengkraman Xin'er sedikit kuat di pergelangan tangannya. "No-nona, bisa sedikit pelan?" rengek Mengshu lirih, menahan rasa sakit.

Namun, Xin'er tak menghiraukan rengekan Mengshu karena fokus memperhatikan orang yang tengah ia hindari saat ini, agar tak terlihat olehnya. "Cepat, Ashu!" ajaknya sambil terus menarik tangan Mengshu ke tempat ramai, supaya bisa bersembunyi dari penglihatan orang yang tengah dihindarinya.

Mengshu yang tak mengerti akan maksud dari Xin'er pun jadi kesal karena Nona-nya itu tetap tak menghiraukannya. "Nona Xin'er. Anda itu kenapa?" tanya Mengshu sedikit keras, sehingga orang sekitar memperhatikan mereka termasuk orang yang sedang dihindari Xin'er.

Melihat tatapan semua orang yang tertuju padanya, Xin'er pun salah tingkah. Ia cengengesan, seraya mencubit gemas pinggang Mengshu, membuat gadis itu berteriak. "Aaaaaaaaaaaaa."

Secepat kilat ia menarik kembali tangan Mengshu dan melangkah kearah lain. Dia menjadi kesal karena Mengshu malah membuatnya malu, dan ketahuan oleh orang yang dihindarinya. "Kenapa kau berteriak, Ashu?" hardiknya kesal.

"Nona tadi mencubit pinggangku terlalu keras, sampai aku kesakitan!" protes Mengshu.

"Huuh, kau ini." ucap Xin'er sebal. "Gara-gara kau berteriak, kita harus berlari sangat cepat!" ujarnya lagi, membuat Mengshu semakin tak mengerti.

Kening Mengshu mengkerut seiring tarikan tangan Xin'er. Dia pun kembali bertanya dengan bingung. "Kenapa kita harus berlari? Dan ... dari siapa?"

Xin'er sejenak terdiam, lalu menoleh ke kiri dan kanan sambil menempelkan jari telunjuk di bibirnya. "Ssttttt, ada yang mengikuti!" bisik-nya pelan sambil memperhatikan keadaan sekitar.

Saat mendengar langkah kaki, segera Xin'er menarik tangan Mengshu untuk bersembunyi dibalik tumpukan barang bekas yang ada di ujung gang.

Terlihat, seorang pria bertubuh kekar dengan rambut panjang yang terikat, juga memakai topeng disebelah kiri wajahnya. Pria itu adalah pria yang ditemui Xin'er beberapa hari lalu, saat dirinya sedang di pasar. Pria itu juga adalah pria yang dituding menculiknya waktu itu.

Dengan melangkah perlahan, pria itu menyeringai sambil berkata. "Tidak usah bersembunyi lagi! Aku sudah melihatmu dari awal, dan kau tak bisa lari lagi!" ucapnya sedikit mengejek.

Namun Xin'er tetap diam ditempatnya bersama Mengshu yang sedang menahan nafas dengan menutupi mulutnya menggunakan telapak tangan. Gadis itu mendelik sebal karena si pria tahu, mereka bersembunyi diarea tersebut. "Cih,"

Pria itu berkata lagi, sambil berjalan mendekat kearah persembunyian mereka. "Mau keluar sendiri, atau aku memaksa kalian keluar?" tawarnya dengan seringai di bibirnya.

Walaupun senyumnya sangat manis dan mampu menyihir para wanita untuk tertarik, tapi Xin'er tak sedikitpun terpesona oleh ketampanan bahkan, senyuman manisnya. Xin'er malah sebal, karena semenjak hari itu, pria bertopeng ini selalu mengikutinya jika mereka bertemu dimana pun.

Habis sudah kesabaran pria bertopeng itu, karena Xin'er tak mau keluar dari persembunyiannya. Dia pun menendang barang yang menumpuk serta menutupi Xin'er dan Mengshu.

Brakk

"Huaaaaa!" kedua gadis itu menjerit karena terkejut dengan aksi yang dilakukan pria bertopeng tersebut. "Dasar, gila!" gerutu keduanya lagi mengumpat secara bersamaan.

Pria bertopeng itu hanya tersenyum miring mendengar umpatan kedua gadis dihadapannya. Sambil menyeringai, pria itu mendekat kearah Xin'er dengan berjalan santai. "Sudah siap?" tanya pria bertopeng secara langsung.

Xin'er tak mengerti dengan pertanyaan pria itu. Dia menautkan kedua alisnya sambil berpikir karena bingung. "Siap untuk apa?" tanya Xin'er kemudian.

"Cih, pelupa." cibir pria tersebut. "Apa aku harus mengingatkanmu lagi, tentang kejadian minggu lalu?" bertanya dengan tak sabar.

Bukannya Xin'er lupa akan kejadian minggu lalu. Namun, dia berpura-pura agar bisa menghindar dari pria bertopeng ini. Tapi, perkiraannya salah, karena pria ini lebih pintar dari dugaannya.

"Minggu lalu? Memangnya kita bertemu?" tanya Xin'er asal, untuk menghindarinya.

Pria bertopeng mengarahkan wajahnya lebih dekat kearah wajah Xin'er, serta mendorongnya sampai ia pun terus mundur. "Ckk, pintar sekali untuk mengelak ya!" cibirnya kemudian. Wajah Xin'er berpaling ketika wajah pria ini mengikis jarak dengan wajahnya. "Apa perlu ku ingatkan lagi kelakuan barbar mu itu?"

Seketika mata Xin'er membulat, mendengar kata barbar. "Hei, siapa yang barbar? Aku itu tak sengaja memukulmu." elaknya dengan nada tinggi. "Lagipula, kau yang memulai duluan!" hardiknya kesal.

"Aku?" Xin'er mengangguk dengan pertanyaan pria itu. "Oh, mari kita ulang kejadian minggu lalu, Nona Muda Yun!" Seketika wajah Xin'er berubah pucat, mendengar ucapannya.

"Ya tuhan!" gumam Xin'er lirih menyesali akan perbuatannya.

...💦💦💦💦...

Seminggu yang lalu ...

Xin'er dan Mengshu sedang keluar jalan-jalan disekitar kota Yongsheon. Mereka keluar untuk melihat-lihat pameran yang digelar di kota ini.

Saat sedang asyik berjalan sambil bersenda gurau, tak sengaja tangan Xin'er memukul punggung seseorang dengan keras, sampai orang tersebut reflek menoleh. Tatapan tajam bak pisau tertuju kearah Xin'er, sehingga dia terkejut.

"Maaf!" ucapnya dengan sopan.

Namun, yang dimintai maaf tak memberikan responnya. Hanya tatapan kesal penuh amarah, karena pukulan Xin'er sedikit keras di punggungnya, mengakibatkan ia kesakitan. Walaupun sebenarnya tak membuatnya luka, tapi pria itu marah dengan sikap sembrono nya. Apa karena tenaga Xin'er terlalu kuat, atau pria itu terlalu lebai? Melihat postur tubuh yang tinggi dan kekarnya, dapat dipastikan jika dia tak kesakitan karena pukulan tak sengaja yang dilakukan Xin'er tadi.

Seorang pria dengan memakai topeng di sebelah kiri menutupi bagian wajahnya, dengan rambut panjang terikat, serta pakaian serba hitam. Dari ciri-cirinya, pria ini seperti orang yang waktu itu disangka menculik Xin'er dan Mengshu. Walaupun waktu itu wajahnya tertutupi topeng semua, tapi Xin'er bisa mengenalinya dari tatapan mata elang pria ini.

"Maaf, Tuan. Aku tak sengaja memukulmu!" ucap Xin'er lagi dengan sopan dan tulus. Namun, lagi-lagi pria itu hanya diam memperhatikan Xin'er dengan mata lurus menatapnya, membuat Xin'er salah tingkah. "Tuan, apa kau tidak mau memaafkan aku? Aku tulus lho, minta maaf!" Lagi-lagi dia hanya diam dengan tatapan dingin dan datarnya, membuat Xin'er kesal. "Huh, udah minta maaf tapi dicuekin." gerutunya sambil berlalu dengan menarik tangan Mengshu untuk pergi.

Tapi sebelum mereka melangkah, pria itu segera berucap. "Siapa yang mengizinkanmu pergi begitu saja?" Nada bicara yang penuh penekanan, dengan aura dingin itu membuat Xin'er dan Mengshu terdiam di tempatnya saat ini. "Aku belum bilang kau boleh pergi," ucapnya lagi sambil melangkah menghalangi Xin'er.

Xin'er menoleh sambil berkata, "aku tadi sudah minta maaf. Kamu hanya diam seperti patung!" ejeknya dengan kesal.

Pria itu melotot seketika mendengar ejekan Xin'er. "Kau mengatai ku patung? Berani sekali!"

Mengshu jadi ketakutan dibuatnya. Ia segera minta maaf karena takut, jika pria ini akan menyakiti Nona-nya. Walaupun sebenarnya ia sangat takut, tapi ia memberanikan diri untuk bertanya. "Maafkan Nona saya,Tuan. Apa yang Anda inginkan sebagai permohonan maafnya?" tanya Mengshu.

Pria bertopeng itu menyeringai penuh arti mendengar ucapan pelayan pribadi Xin'er. Dia mendekati Mengshu sambil berkata, "jadilah istriku!" Namun, wajahnya langsung menghadap Xin'er seketika membuatnya terkejut.

"Apa? Kau gila?" hardik Xin'er dengan nada tinggi. "Enggak mau," lanjutnya kemudian.

Pria itu tersenyum miring, kemudian berbisik ditelinga Xin'er. "Jika kau tidak mau, maka aku akan mencium bibirmu dihadapan semua orang sekarang juga!" ancamnya jelas terdengar.

Mata Xin'er membulat sempurna mendengar ucapan pria bertopeng tersebut. "Hei!" seketika dia mundur untuk menghindar, membuat pria itu semakin tertawa.

Xin'er segera berlari menarik tangan Mengshu untuk pergi dari tempat itu. "Dasar gila!" umpatnya kesal.

Terpopuler

Comments

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

eeeyyy ternyata sang pangeran udah suka sama Xin'er ya 😁😁😁

2023-03-05

0

y@y@

y@y@

👍🏼👍👍🏿👍👍🏼

2022-10-22

2

Nofi Kahza

Nofi Kahza

kok aku senyum2 sndiri ya bacanya😆😆

2022-06-17

2

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Di kurung
3 Kematian Nyonya Yun
4 Mulai Pembalasan
5 Kedatangan Pangeran Zhaohan
6 Rencana Muning
7 Pria Bertopeng
8 Wanita Itu ...
9 Pangeran Ketiga
10 Salah sasaran
11 Rencana
12 Jadilah Istriku!
13 Undangan Ke Istana
14 Menghadiri Undangan
15 Hukuman
16 Pemilihan Selir
17 Pangeran Buruk Rupa
18 Insiden Kebakaran
19 Perguruan Naga Bayang
20 Mengejek Dengan Benar
21 Jebakan
22 Jatuh Ke Lubang Yang Sama
23 Serangan dadakan
24 Pulang Bersama
25 Penyerangan Bandit
26 Menemukan!
27 Hukuman Penolakan
28 Janji Suci Pernikahan
29 Malam Pertama
30 Malam Pertama(Part 2)
31 Menjadi Teman
32 Hadiah
33 Bertahan Hidup
34 Ketulusan
35 Pertempuran Melawan Pemberontak
36 Terusir dari Istana
37 Menyerahkan diri
38 Alasan Kepergian
39 Mati ditangan musuh
40 Bertemu dengannya
41 Pingsan
42 Merawat pria lain
43 Tak seharusnya
44 Ancaman kemenangan
45 Selalu mengancam
46 Permohonan
47 Bertemu lagi
48 Tantangan Zhaoling
49 Jodoh masa kecil
50 Kebencian Hijin
51 Cemburu
52 Serangan Para Selir
53 Tantangan dari Ibu Suri
54 Menggantikan Posisi
55 Ajakan Pergi
56 Serangan Penyusup
57 Terluka
58 Amarah Pangeran Ketiga
59 Teka-teki Ibu Suri
60 Perjalanan ke Kuil Dewa Angin
61 Terkepung Serigala Hutan
62 Penemuan Mayat
63 Terungkapnya Kebenaran
64 Darah Keturunan
65 Fakta Mengejutkan
66 Fakta Mengejutkan(Part 2)
67 Perampok Bertopeng
68 Mereka datang lagi!
69 Kembalinya Yoona
70 Iblis Kematian
71 Tewasnya Ketiga Jendral
72 Kabar dari Mengshu
73 Jebakan
74 Keyakinan Zhaoling
75 Penyerangan
76 Musuh Kerajaan
77 Tawanan Ibu Suri
78 Tekanan besar
79 Kematian Jendral Hui
80 Fitnah terhadap Zhaoling
81 Besarnya rasa benci
82 Penghentian Keberangkatan
83 Kabur dari pengawasan
84 Pengejaran
85 Perampok Setan Darah
86 Kesedihan Yoona
87 Kematian Tong Sheng
88 Tak Percaya!
89 Makhluk mengerikan
90 Menyelamatkan Yoona
91 Metode Kultivasi
92 Kalah strategi
93 Pertemuan tak terduga
94 Kematian Ming He
95 Kecupan sekilas
96 Penolakan
97 Keadilan Kaisar Zhihu
98 Kultivasi Junior
99 Izin dari seorang Ayah
100 Saling membantu
101 Kesedihan Xin'er
102 Menarik perhatian
103 Penyebab sakitnya Zhaoling
104 Ibu Suri sakit
105 Pulang ke Istana
106 Menemui Ibu Suri
107 Tahanan Ibu Kota
108 Siapa pria itu?
109 Pengkhianatan orang dalam
110 Jurus tingkat tujuh
111 Datangnya pertolongan
112 Awal datangnya bantuan
113 Penolakan Xin'er
114 Kematian Guru Jin
115 Dendam Guru Luo
116 Kematian Jihu
117 Kematian Xin'er (End)
118 Kedatangan Kakek Lon Thong
119 Teka-teki kebenaran
120 Keresahan hati
121 Aku telah kembali
122 Dia adalah dia
123 Menemukanmu
124 Kabar mengejutkan
125 Cerita Nenek Huo
126 Serangan Jantung
127 Pembalasan Yoona
128 Telah berakhir
129 Awal pertemuan
130 Akhir dari segalanya(End)
131 Rilis novel baru
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Di kurung
3
Kematian Nyonya Yun
4
Mulai Pembalasan
5
Kedatangan Pangeran Zhaohan
6
Rencana Muning
7
Pria Bertopeng
8
Wanita Itu ...
9
Pangeran Ketiga
10
Salah sasaran
11
Rencana
12
Jadilah Istriku!
13
Undangan Ke Istana
14
Menghadiri Undangan
15
Hukuman
16
Pemilihan Selir
17
Pangeran Buruk Rupa
18
Insiden Kebakaran
19
Perguruan Naga Bayang
20
Mengejek Dengan Benar
21
Jebakan
22
Jatuh Ke Lubang Yang Sama
23
Serangan dadakan
24
Pulang Bersama
25
Penyerangan Bandit
26
Menemukan!
27
Hukuman Penolakan
28
Janji Suci Pernikahan
29
Malam Pertama
30
Malam Pertama(Part 2)
31
Menjadi Teman
32
Hadiah
33
Bertahan Hidup
34
Ketulusan
35
Pertempuran Melawan Pemberontak
36
Terusir dari Istana
37
Menyerahkan diri
38
Alasan Kepergian
39
Mati ditangan musuh
40
Bertemu dengannya
41
Pingsan
42
Merawat pria lain
43
Tak seharusnya
44
Ancaman kemenangan
45
Selalu mengancam
46
Permohonan
47
Bertemu lagi
48
Tantangan Zhaoling
49
Jodoh masa kecil
50
Kebencian Hijin
51
Cemburu
52
Serangan Para Selir
53
Tantangan dari Ibu Suri
54
Menggantikan Posisi
55
Ajakan Pergi
56
Serangan Penyusup
57
Terluka
58
Amarah Pangeran Ketiga
59
Teka-teki Ibu Suri
60
Perjalanan ke Kuil Dewa Angin
61
Terkepung Serigala Hutan
62
Penemuan Mayat
63
Terungkapnya Kebenaran
64
Darah Keturunan
65
Fakta Mengejutkan
66
Fakta Mengejutkan(Part 2)
67
Perampok Bertopeng
68
Mereka datang lagi!
69
Kembalinya Yoona
70
Iblis Kematian
71
Tewasnya Ketiga Jendral
72
Kabar dari Mengshu
73
Jebakan
74
Keyakinan Zhaoling
75
Penyerangan
76
Musuh Kerajaan
77
Tawanan Ibu Suri
78
Tekanan besar
79
Kematian Jendral Hui
80
Fitnah terhadap Zhaoling
81
Besarnya rasa benci
82
Penghentian Keberangkatan
83
Kabur dari pengawasan
84
Pengejaran
85
Perampok Setan Darah
86
Kesedihan Yoona
87
Kematian Tong Sheng
88
Tak Percaya!
89
Makhluk mengerikan
90
Menyelamatkan Yoona
91
Metode Kultivasi
92
Kalah strategi
93
Pertemuan tak terduga
94
Kematian Ming He
95
Kecupan sekilas
96
Penolakan
97
Keadilan Kaisar Zhihu
98
Kultivasi Junior
99
Izin dari seorang Ayah
100
Saling membantu
101
Kesedihan Xin'er
102
Menarik perhatian
103
Penyebab sakitnya Zhaoling
104
Ibu Suri sakit
105
Pulang ke Istana
106
Menemui Ibu Suri
107
Tahanan Ibu Kota
108
Siapa pria itu?
109
Pengkhianatan orang dalam
110
Jurus tingkat tujuh
111
Datangnya pertolongan
112
Awal datangnya bantuan
113
Penolakan Xin'er
114
Kematian Guru Jin
115
Dendam Guru Luo
116
Kematian Jihu
117
Kematian Xin'er (End)
118
Kedatangan Kakek Lon Thong
119
Teka-teki kebenaran
120
Keresahan hati
121
Aku telah kembali
122
Dia adalah dia
123
Menemukanmu
124
Kabar mengejutkan
125
Cerita Nenek Huo
126
Serangan Jantung
127
Pembalasan Yoona
128
Telah berakhir
129
Awal pertemuan
130
Akhir dari segalanya(End)
131
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!