Pangeran Buruk Rupa

Satu persatu Nona bangsawan tampil dimuka umum. Mereka memperlihatkan bakat yang dimiliki masing-masing, serta menunjukan gaya hidup seorang Putri yang terlihat elegan dan terhormat.

Para Pangeran pun langsung memilih mereka yang cocok menjadi Selir untuknya, tentu dengan menilai apa yang telah ditampilkan para Nona sebelumnya. Namun, saat semua Pangeran sudah memilih, Pangeran Ketiga justru diam di tempat duduknya. Ia tak berminat pada para gadis dihadapannya, karena pilihannya sudah ia tentukan sendiri.

Para gadis yang sedang berharap-harap cemas di tengah aula itu, terus menatap kearah pria yang diam tak bergerak dari tempatnya sedikitpun. Pria itu memakai pakaian mewah ciri khas seorang Pangeran. Namun, wajahnya tak terlihat, karena Pangeran itu memakai sebuah caping bercadar, yang menutupi seluruh wajahnya. Sehingga semua orang yakin dengan rumor yang beredar, bahwa Pangeran Ketiga memiliki wajah yang buruk.

Bukan rahasia umum lagi, jika Pangeran ketiga berwajah buruk rupa. Hampir semua rakyat negara ini tahu, mengenai rumor Pangeran Ketiga yang memiliki wajah sangat buruk, buta, serta impoten. Walaupun seperti itu, mereka tetap mengagumi sosok Pangeran Ketiga yang memiliki hati seperti malaikat.

Begitupun beberapa gadis yang tengah duduk dihadapannya. Mereka tak perduli terhadap rumor yang beredar di masyarakat, karena yang terpenting bagi mereka itu adalah sebuah kedudukan serta kekayaan yang melimpah. Jika mereka menjadi istri dari Pangeran, mereka berkesempatan menguasai Istana, serta keluarga mereka pun akan mendapat dukungan para mentri serta memiliki prajurit sendiri. Ya, minimal jadi selir saja sudah cukup, karena tetap akan mendapat dukungan bangsawan lain yang akan setia berada di kubunya.

Bukan hal yang aneh bagi keluarga Kerajaan ataupun bangsawan, selalu memperebutkan tahta Kerajaan, atau menjadi penguasa di Kerajaan tersebut. Mereka akan siap melakukan apapun untuk bisa naik jabatan serta berkedudukan tinggi. Tapi, hal itu memang sangat sulit jika kita tak mempunyai taktik yang bagus untuk mencapai posisi tertinggi.

Pangeran Ketiga menatap datar kearah para gadis dihadapannya. Semua Pangeran telah memilih Selirnya masing-masing, hanya dia sendiri yang belum memilih gadis dari keluarga bangsawan manapun. Karena pria itu sudah menjatuhkan pilihan kepada seorang gadis, bahkan sebelum mereka bertemu di Istana.

"Pangeran Ketiga, apa yang kau pikirkan? Cepat, pilih beberapa gadis untuk kau jadikan Selir!" Suara Kaisar Zhihu membuat semua orang mendongak, termasuk Pangeran Ketiga.

Permaisuri Jian tersenyum sambil mengelus tangan suaminya. "Biarkan dia berpikir sejenak, Yang Mulia. Memilih seorang gadis itu tak harus terburu-buru, tapi harus dengan pemikiran yang matang." ucapnya dengan lembut. Suara Permaisuri begitu halus dan penuh kasih sayang, cocok sekali dengan status yang disandangnya.

Berbeda dengan wanita paruh baya yang lainnya, yaitu kedua Selir Kaisar yang saat ini tengah menatap Permaisuri dengan sengit. "Jian Xia secara tidak langsung sedang membujuk Yang Mulia, agar putranya tak memilih seorang Selir. Cih, kebanyakan drama!" batin keduanya. Mereka tak sanggup mengutarakannya, sebab kedudukan mereka masih dibawah Permaisuri.

Kaisar menoleh sambil tersenyum. "Baiklah. Karena Permaisuri mengatakan itu, aku mengizinkannya. Ayo Pangeran, pikirkan dengan benar sebelum kau menunjuknya!" ujar Kaisar dengan penuh kewibawaan.

Pangeran Ketiga tersenyum dibalik cadarnya. Ini yang ia suka dari ibunya, selalu bisa membujuk secara halus untuk meluluhkan hati ayahnya. Sebenarnya, dia sedang menunggu kedatangan gadisnya saat ini. Tapi, gadis itu belum juga muncul disini. Untuk mengulur waktu, Pangeran Ketiga berdiri dihadapan para Nona bangsawan itu dan memberikan sebuah pertanyaan.

"Aku akan bertanya pada kalian. Yang jawabannya bisa ku terima, akan menjadi pendampingku!" ucapnya dengan yakin. Kemudian, dia melanjutkan ucapannya lagi. "Kalian telah mendengar rumor tentang diriku yang banyak kekurangan ini. Wajahku tak setampan Pangeran yang lain, dan aku pun ... Kalian sudah tahu semuanya tanpa aku memberitahu sekalipun. Jadi, apa kalian bisa menerima itu?" tanya Pangeran Ketiga tanpa basa-basi.

Para Nona bangsawan tersebut menjadi diam dan saling pandang. Awalnya, mereka siap untuk menjadi Selir dari Pangeran buruk rupa itu karena perkataan orang tua mereka yang ingin mendapat dukungan pemerintah. Namun, mendengar perkataan langsung Pangeran Ketiga, mereka menjadi ragu dan tak mau lagi untuk menjadi Selir Pangeran Ketiga.

Satu persatu dari mereka turun dan menyatakan ketidak siapan menerima kondisi Pangeran, yang akan mempersulit diri sendiri. Bagaimana jika setelah menjadi Selirnya, bukan kebahagiaan yang didapat, melainkan kesengsaraan. Rasa malu karena dihina, serta tak mendapatkan nafkah batin karena Pangeran yang kekurangan itu. Jadi, mereka pun menyatakan mundur.

Tapi, ada juga beberapa gadis yang masih bertahan dan menjawab pertanyaan Pangeran dengan yakin. "Aku siap untuk mendampingi Yang Mulia, walaupun itu harus melayani Anda seumur hidup!"

Pangeran tersenyum miring dibalik cadarnya. "Apa kau yakin akan bertahan denganku, jika aku bahkan tak bisa menyentuhmu?" pertanyaan Pangeran menohok para gadis itu. Dia pun melanjutkan ucapannya. "Jujur saja, seseorang pasti membutuhkan kasih sayang dan haus akan kenikmatan batin. Jadi, apa kalian yakin tak kan mengkhianati diriku dan tak berpaling untuk mencari kenikmatan diluar sana?"

Lagi-lagi mereka terdiam. Mana mungkin seorang wanita tahan tak mendapatkan sentuhan dari pria, terlebih suaminya. Namun, apa mereka yakin bisa setia terhadap suami yang penyakitan seperti itu?

Saat semua orang terdiam, mata Pangeran ketiga menangkap sosok yang dicarinya. Gadis itu baru saja kembali bersama pelayannya, kemudian menyantap hidangan yang Istana siapkan.

Dengan senyum mengembang, Pangeran Ketiga mengangkat tangannya sambil berkata. "Aku sudah putuskan. Mulai sekarang dan seterusnya, hidupku hanya akan berdampingan dengan satu gadis. Gadis yang akan menerimaku apa adanya, dan mencintaiku selamanya. Aku memilih dia!" Ditunjuknya Xin'er yang berada jauh dibelakang dengan penuh keyakinan.

Semua orang mengikuti arah tunjukan tangan Pangeran Ketiga, yang tertuju pada seorang gadis berusia dua puluh tahun. Gadis lugu dengan pakaian sederhana, sedang menikmati makanannya. Dia juga terlihat biasa saja, seperti bukan putri bangsawan, walaupun memiliki wajah yang cantik.

Xin'er yang mendapat perhatian semua orang menjadi terkejut. Pasalnya, bukan hanya beberapa pasang mata, melainkan semua orang yang hadir di sana dan juga mendengar jelas apa yang dikatakan Pangeran Ketiga tadi.

"Ukhuk ... Ukhuk!" Ia segera menepuk dadanya pelan, kemudian bertanya dengan terkejut. "Apa maksud perkataan Anda, Yang Mulia?"

Suasana menjadi riuh, penuh dengan keributan dan juga pertanyaan di kepala semua orang. Mereka terkejut sekaligus penasaran dengan keputusan Pangeran Ketiga tersebut, termasuk para gadis yang sedang duduk ditengah aula dan menunggu dengan harap-harap cemas.

Keputusan itu tak mau mereka terima begitu saja, karena merasa Xin'er itu tak pantas. Bagaimana bisa seorang gadis yang belum menampilkan bakat apapun, malah langsung dipilih. Sedangkan mereka yang menunjukan semua kepandaian, malah tidak mendapat kesempatan baik itu.

Seorang Nona berdiri dan mengangkat tangannya lebih tinggi, meminta perhatian agar ucapannya didengar semua orang. "Tapi, Yang Mulia. Gadis itu tak menampilkan bakat apapun dihadapan semua orang. Itu tidak adil untuk kami, jika Anda memilihnya secara langsung. Ini bahkan menjadi penghinaan bagi Nona bangsawan lainnya!" tukasnya dengan lantang dan disetujui semua.

Pangeran Ketiga menghela nafas, kemudian melangkah maju mendekati gadis yang berdiri dan berkata lantang itu. "Jadi, kau ingin dia melakukan apa? Apa ingin dia tampil dihadapan semua orang untuk memperlihatkan bakatnya? Atau ... "

Sebelum Pangeran melanjutkan, ucapannya harus terpangkas oleh suara Xin'er. Gadis yang sedari tadi menyimak sambil menelan makanannya dengan susah payah itu, akhirnya membuka suaranya. "Maafkan atas kelancangan saya, Yang Mulia. Yang dikatakan Nona itu benar, bahwa Anda tidak bisa memilih saya karena saya tak tampil di sana. Jadi, Anda tidak bisa memilih saya." ucapnya cepat.

Lagipula, tujuan dia datang kemari bukan ingin melamar jadi Selir untuk para Pangeran. Apalagi, Pangeran itu buruk rupa seperti Pangeran Ketiga. Memikirkannya saja dia bergidik sendiri. "Zhaoling yang memakai topeng sebelah aja aku tolak, apalagi yang ini. Pasti akan membuatku kerepotan. Lagipula, aku datang kesini bukan mau menjadi bagian Istana." gumam Xin'er menatap dalam kearah Pangeran Ketiga.

Pangeran Ketiga tertawa dalam hati. "Dia memanfaatkan perkataan orang lain agar bisa kabur dari tempat ini. Ckk, jangan harap kau bisa lepas dariku, gadis bodoh!"

"Baiklah. Karena kau belum menampilkan bakat apapun disini, maka sekarang juga kau bisa melakukannya!" titah Pangeran Ketiga. "Ayo, semua orang menantikan pertunjukan mu!" lanjutnya kemudian.

Tubuh Xin'er mulai bergetar menahan amarah. Bagaimana bisa orang itu memaksanya untuk tampil, sementara dirinya tak mau menjadi Selir? Ya dewa, apa yang harus Xin'er lakukan agar terlepas dari Pangeran buruk rupa ini?"

"Dasar Pangeran brengs*k, memaksakan orang untuk mematuhi kehendaknya! Apa dia pikir dirinya itu hebat?"

Terpopuler

Comments

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

bakalan mau gak yah Xin'er menampilkan bakatnya 🤔🤔🤔

2023-03-06

1

y@y@

y@y@

👍🏻👍🏼👍🏻👍🏼👍🏻

2022-07-29

2

Nofi Kahza

Nofi Kahza

aku harap Xin'er gk nunjukkin bakat bikin kisruh ya..🤣

2022-06-27

2

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Di kurung
3 Kematian Nyonya Yun
4 Mulai Pembalasan
5 Kedatangan Pangeran Zhaohan
6 Rencana Muning
7 Pria Bertopeng
8 Wanita Itu ...
9 Pangeran Ketiga
10 Salah sasaran
11 Rencana
12 Jadilah Istriku!
13 Undangan Ke Istana
14 Menghadiri Undangan
15 Hukuman
16 Pemilihan Selir
17 Pangeran Buruk Rupa
18 Insiden Kebakaran
19 Perguruan Naga Bayang
20 Mengejek Dengan Benar
21 Jebakan
22 Jatuh Ke Lubang Yang Sama
23 Serangan dadakan
24 Pulang Bersama
25 Penyerangan Bandit
26 Menemukan!
27 Hukuman Penolakan
28 Janji Suci Pernikahan
29 Malam Pertama
30 Malam Pertama(Part 2)
31 Menjadi Teman
32 Hadiah
33 Bertahan Hidup
34 Ketulusan
35 Pertempuran Melawan Pemberontak
36 Terusir dari Istana
37 Menyerahkan diri
38 Alasan Kepergian
39 Mati ditangan musuh
40 Bertemu dengannya
41 Pingsan
42 Merawat pria lain
43 Tak seharusnya
44 Ancaman kemenangan
45 Selalu mengancam
46 Permohonan
47 Bertemu lagi
48 Tantangan Zhaoling
49 Jodoh masa kecil
50 Kebencian Hijin
51 Cemburu
52 Serangan Para Selir
53 Tantangan dari Ibu Suri
54 Menggantikan Posisi
55 Ajakan Pergi
56 Serangan Penyusup
57 Terluka
58 Amarah Pangeran Ketiga
59 Teka-teki Ibu Suri
60 Perjalanan ke Kuil Dewa Angin
61 Terkepung Serigala Hutan
62 Penemuan Mayat
63 Terungkapnya Kebenaran
64 Darah Keturunan
65 Fakta Mengejutkan
66 Fakta Mengejutkan(Part 2)
67 Perampok Bertopeng
68 Mereka datang lagi!
69 Kembalinya Yoona
70 Iblis Kematian
71 Tewasnya Ketiga Jendral
72 Kabar dari Mengshu
73 Jebakan
74 Keyakinan Zhaoling
75 Penyerangan
76 Musuh Kerajaan
77 Tawanan Ibu Suri
78 Tekanan besar
79 Kematian Jendral Hui
80 Fitnah terhadap Zhaoling
81 Besarnya rasa benci
82 Penghentian Keberangkatan
83 Kabur dari pengawasan
84 Pengejaran
85 Perampok Setan Darah
86 Kesedihan Yoona
87 Kematian Tong Sheng
88 Tak Percaya!
89 Makhluk mengerikan
90 Menyelamatkan Yoona
91 Metode Kultivasi
92 Kalah strategi
93 Pertemuan tak terduga
94 Kematian Ming He
95 Kecupan sekilas
96 Penolakan
97 Keadilan Kaisar Zhihu
98 Kultivasi Junior
99 Izin dari seorang Ayah
100 Saling membantu
101 Kesedihan Xin'er
102 Menarik perhatian
103 Penyebab sakitnya Zhaoling
104 Ibu Suri sakit
105 Pulang ke Istana
106 Menemui Ibu Suri
107 Tahanan Ibu Kota
108 Siapa pria itu?
109 Pengkhianatan orang dalam
110 Jurus tingkat tujuh
111 Datangnya pertolongan
112 Awal datangnya bantuan
113 Penolakan Xin'er
114 Kematian Guru Jin
115 Dendam Guru Luo
116 Kematian Jihu
117 Kematian Xin'er (End)
118 Kedatangan Kakek Lon Thong
119 Teka-teki kebenaran
120 Keresahan hati
121 Aku telah kembali
122 Dia adalah dia
123 Menemukanmu
124 Kabar mengejutkan
125 Cerita Nenek Huo
126 Serangan Jantung
127 Pembalasan Yoona
128 Telah berakhir
129 Awal pertemuan
130 Akhir dari segalanya(End)
131 Rilis novel baru
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Di kurung
3
Kematian Nyonya Yun
4
Mulai Pembalasan
5
Kedatangan Pangeran Zhaohan
6
Rencana Muning
7
Pria Bertopeng
8
Wanita Itu ...
9
Pangeran Ketiga
10
Salah sasaran
11
Rencana
12
Jadilah Istriku!
13
Undangan Ke Istana
14
Menghadiri Undangan
15
Hukuman
16
Pemilihan Selir
17
Pangeran Buruk Rupa
18
Insiden Kebakaran
19
Perguruan Naga Bayang
20
Mengejek Dengan Benar
21
Jebakan
22
Jatuh Ke Lubang Yang Sama
23
Serangan dadakan
24
Pulang Bersama
25
Penyerangan Bandit
26
Menemukan!
27
Hukuman Penolakan
28
Janji Suci Pernikahan
29
Malam Pertama
30
Malam Pertama(Part 2)
31
Menjadi Teman
32
Hadiah
33
Bertahan Hidup
34
Ketulusan
35
Pertempuran Melawan Pemberontak
36
Terusir dari Istana
37
Menyerahkan diri
38
Alasan Kepergian
39
Mati ditangan musuh
40
Bertemu dengannya
41
Pingsan
42
Merawat pria lain
43
Tak seharusnya
44
Ancaman kemenangan
45
Selalu mengancam
46
Permohonan
47
Bertemu lagi
48
Tantangan Zhaoling
49
Jodoh masa kecil
50
Kebencian Hijin
51
Cemburu
52
Serangan Para Selir
53
Tantangan dari Ibu Suri
54
Menggantikan Posisi
55
Ajakan Pergi
56
Serangan Penyusup
57
Terluka
58
Amarah Pangeran Ketiga
59
Teka-teki Ibu Suri
60
Perjalanan ke Kuil Dewa Angin
61
Terkepung Serigala Hutan
62
Penemuan Mayat
63
Terungkapnya Kebenaran
64
Darah Keturunan
65
Fakta Mengejutkan
66
Fakta Mengejutkan(Part 2)
67
Perampok Bertopeng
68
Mereka datang lagi!
69
Kembalinya Yoona
70
Iblis Kematian
71
Tewasnya Ketiga Jendral
72
Kabar dari Mengshu
73
Jebakan
74
Keyakinan Zhaoling
75
Penyerangan
76
Musuh Kerajaan
77
Tawanan Ibu Suri
78
Tekanan besar
79
Kematian Jendral Hui
80
Fitnah terhadap Zhaoling
81
Besarnya rasa benci
82
Penghentian Keberangkatan
83
Kabur dari pengawasan
84
Pengejaran
85
Perampok Setan Darah
86
Kesedihan Yoona
87
Kematian Tong Sheng
88
Tak Percaya!
89
Makhluk mengerikan
90
Menyelamatkan Yoona
91
Metode Kultivasi
92
Kalah strategi
93
Pertemuan tak terduga
94
Kematian Ming He
95
Kecupan sekilas
96
Penolakan
97
Keadilan Kaisar Zhihu
98
Kultivasi Junior
99
Izin dari seorang Ayah
100
Saling membantu
101
Kesedihan Xin'er
102
Menarik perhatian
103
Penyebab sakitnya Zhaoling
104
Ibu Suri sakit
105
Pulang ke Istana
106
Menemui Ibu Suri
107
Tahanan Ibu Kota
108
Siapa pria itu?
109
Pengkhianatan orang dalam
110
Jurus tingkat tujuh
111
Datangnya pertolongan
112
Awal datangnya bantuan
113
Penolakan Xin'er
114
Kematian Guru Jin
115
Dendam Guru Luo
116
Kematian Jihu
117
Kematian Xin'er (End)
118
Kedatangan Kakek Lon Thong
119
Teka-teki kebenaran
120
Keresahan hati
121
Aku telah kembali
122
Dia adalah dia
123
Menemukanmu
124
Kabar mengejutkan
125
Cerita Nenek Huo
126
Serangan Jantung
127
Pembalasan Yoona
128
Telah berakhir
129
Awal pertemuan
130
Akhir dari segalanya(End)
131
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!