Seorang pria tampan dengan memakai topeng di sebelah wajahnya, terlihat sedang terduduk di dahan pohon rindang taman istana. Dia tak memperdulikan obrolan kedua orang yang tengah berbicara di bawah pohon tersebut, seperti sedang menyusun rencana.
"Jangan beritahukan kepergian'ku pada siapapun!" seru orang itu terdengar jelas oleh si pria yang duduk diatas.
Pelayan dihadapannya membungkuk hormat. "Baik, Pangeran. Tapi, perlukah hamba menyiapkan beberapa pengawal untuk mendampingi anda kesana?" tanya pengawalnya.
Pangeran itu menggelengkan kepala. "Tidak perlu! Cukup dua orang saja yang menemaniku ke sana. Lagipula, mereka tak kan berani membantah perintahku. Apalagi, aku membawa token dari Ibu Suri." ucapnya kemudian, sambil memperlihatkan benda tersebut.
Pria yang duduk diatas dahan itu memicingkan bibirnya, mencemooh Pangeran itu dalam hati. "Cih, selalu mengandalkan Ibu Suri." cibirnya, namun tak terucap. Orang itu tampak tak memperdulikan obrolan keduanya, sampai mereka mengatakan sesuatu yang menarik perhatiannya.
Pelayan itu kembali mengangguk. "Kalau begitu, hamba akan mempersiapkan keberangkatan Anda ke Kediaman Perdana Mentri Yun sekarang juga!"
"Ya. Kau harus menyiapkan hadiah yang terbaik, supaya mereka langsung menerimaku dengan suka rela. Terutama Xin'er, si gadis lugu dan polos itu. Hahaha, aku sudah tak sabar ingin memperdaya gadis bodoh itu. Ku dengar, dia memiliki wajah yang cukup cantik, namun sayangnya dia sangat kurang dalam segala hal. Tapi itu bagus, aku bisa menggunakan kepolosannya dengan leluasa."
Pelayan itu ikut senang akan perkataan tuannya. "Benar, Pangeran. Terlebih lagi, ku dengar bahwa gadis itu menyukai Anda dari pertama melihat Anda saat di festival lampion tahun lalu. Tidak menutup kemungkinan, gadis itu akan menyetujui langsung permintaan Anda!" celetuk pelayan itu, menambah kebanggaan Pangeran terhadap dirinya sendiri.
Dengan bangga ia membusungkan dada seraya mendongak angkuh. "Siapa yang tak jatuh hati dalam pesonaku, Pangeran Pertama Kerajaan Xili? Zhu Zhaohan, putra dari Selir kesayangan Kaisar. Selir Xiumeng."
Pelayan itu manggut-manggut, menyetujui perkataan tuannya. Sedangkan orang yang mendengarnya tadi, hanya tersenyum mengejek. "Ckk, sombong!"
Mereka pun pergi dari taman belakang, untuk persiapan pergi ke kota Yongsheon, yaitu kediaman Perdana Mentri Yun. Sesuai rencana, Pangeran pergi hanya dengan dua pengawalnya saja dan membawa serta hadiah untuk menyenangkan keluarga Perdana Mentri Yun.
Pria yang sedang duduk diatas pohon menjadi penasaran, bagaimana rupa Xin'er yang cantik namun lugu dan polos itu. Sampai Pangeran Zhaohan ingin memperalatnya, agar menuruti semua keinginannya. "Apakah gadis itu sangat bodoh dan tak bisa membedakan orang baik dan orang jahat? Cih, sangat buruk." gumam pria tersebut.
Pria itu melompat dari atas pohon, dan mendarat sempurna di tanah. Segera ia memanggil pengawal bayangannya. "Yu Xuan, Liu Wei!"
Tiba-tiba, muncul dua orang pria memakai pakaian ninja di hadapan pria tersebut dengan menunduk hormat. "Iya, Pangeran Ketiga. Kami siap menerima perintah Anda!"
"Nampak, Zhaohan akan melakukan hal buruk lagi. Tapi kali ini, keluarga yang diperdaya adalah keluarga Perdana Mentri Yun. Mengingat jasa Perdana Mentri yang setia membela negara, maka kita harus menyelamatkan mereka." tutur Pangeran Ketiga.
Keduanya saling menoleh, kemudian menatap Pangeran Ketiga. "Tapi Yang Mulia, untuk apa Pangeran Zhaohan memperdaya Keluarga Perdana Mentri? Bukankah dia sangat membenci Perdana Mentri Yun, karena kesetiannya terhadap kita?" tanya keduanya kebingungan.
Pangeran Ketiga tersenyum miring menanggapi pertanyaan pengawal bayangannya. "Biasa, mencari pelampiasan nafsunya." ejek Pangeran Ketiga. "Tapi, aku merasa dia merencanakan sesuatu yang akan merugikan kita. Jadi, kita harus bertindak lebih dulu!" jelasnya lagi.
"Siap, Pangeran!" keduanya berkata secara bersamaan. Mereka berdiri dan siap akan pergi, namun Pangeran Ketiga langsung menghentikannya.
"Yu Xuan, kau jangan pergi! Aku memerintahkan mu untuk mengawasi rubah tua itu. Biar aku dan Liu Wei yang pergi," ujarnya kemudian.
Yu Xuan yang mengerti maksud perkataan Pangeran Ketiga pun menunduk hormat, kemudian pergi dari tempat mereka berada. Sedangkan Liu Wei, tetap berdiri di samping Tuannya.
Sepeninggalan Yu Xuan, Pangeran Ketiga dan Liu Wei langsung bergerak cepat untuk pergi ke kota Yongsheon. Yaitu, kediaman Perdana Mentri Yun.
Karena Pangeran Ketiga dan Liu Wei memiliki ilmu meringankan tubuh serta bergerak dengan cepat, maka mereka sampai lebih dulu di sana. Mereka melompat melewati tiap atap bangunan yang berjajar di sepanjang ibukota menuju kota Yongsheon.
Sesampainya di kota Yongsheon, keduanya menyelinap masuk kedalam kediaman Perdana Mentri dengan diam-diam tanpa ada yang melihat. Lirikan mata Pangeran Ketiga menyapu seluruh area halaman depan dan belakang paviliun, tak terkecuali setiap ruangan yang ada di sana.
Saat netra tajam itu menangkap sosok yang dicari, segera ia menajamkan indra pendengarannya. Obrolan mereka disimak oleh Pangeran Ketiga tanpa ada yang terlewatkan, termasuk rencana jahat ibu dan saudari tirinya Xin'er.
Pangeran Ketiga menggelengkan kepala sebelum berkata, "Ternyata bukan cuma Zhaohan yang ingin mencelakainya, melainkan kedua wanita ini juga berniat sama. Haish, begitu menyedihkannya nasib putri Perdana Mentri yang bernama Xin'er ini."
Liu Wei hanya diam di samping Tuannya, sambil sesekali memperhatikan keadaan sekitar. Mereka mencari kamar Xin'er untuk menyelamatkan gadis itu, sambil menunggu waktu yang tepat untuk bertindak.
Seorang pelayan masuk kedalam kamar Xin'er dengan nampan di tangan yang berisikan sebuah mangkuk sup dan gelas yang beraroma khas. Hanya dalam sekali cium saja, keduanya tahu bahwa ada obat terlarang didalam sup dan minuman yang dibawa.
Liu Wei berdecih melihat pelayan itu masuk kedalam, setelah diizinkan oleh si pemilik kamar. "Cih. Menggunakan cara licik,"
Sedangkan Pangeran Ketiga hanya menyunggingkan bibir, mengejek tindakan mereka yang gegabah menurutnya. Tapi, mendengar Xin'er yang bodoh, Pangeran menjadi khawatir dan meyakini bahwa Xin'er akan langsung terkena perangkap mereka.
Dia tak tahu, bahwa Xin'er yang sekarang bukanlah Xin'er yang dulu, lugu, polos, dan bodoh.
Setelah pelayan pergi, datanglah dua lelaki mencurigakan masuk kedalam kamar Xin'er, Pangeran Ketiga langsung bergegas masuk dan segera menghentikan aksi mereka saat mereka akan berbuat tak baik padanya.
Dengan sedikit ancaman, kedua pria desa itupun lari terbirit-birit seperti melihat setan. Tanpa menunggu, Pangeran Ketiga langsung memanggil pengawalnya dan menyuruhnya untuk menggendong Mengshu, dan dia sendiri membawa Xin'er. Tak lupa juga, ia membalas perbuatan Mingna yang dengan sengaja mencampur obat terlarang kedalam minuman dan sup Xin'er. Sehingga, efek obat tersebut harus dirasakan Mingna setelahnya.
Tubuhnya bergetar hebat, seperti sedang menahan sesuatu. Karena pikirannya tertuju pada Zhaohan, maka Mingna segera pergi ke kamar Xin'er untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Ibunya telah mewanti-wanti, agar Mingna tak membuat masalah dan tidak boleh meninggalkan kesan buruk. Namun, hati dan pikirannya dipenuhi oleh Pangeran Zhaohan.
"Aku harus mendapatkan Pangeran dengan cara apapun. Persetan dengan semuanya, asalkan aku menjadi selir. Walaupun harus menyingkirkan Xin'er, akan aku lakukan!" gumamnya dengan nafas semakin berat.
Dengan cepat Mingna berlari menuju kamar Xin'er yang ternyata sepi. Dia senang dan langsung merebahkan tubuh di ranjang sambil membayangkan wajah Zhaohan.
Pelayan pribadinya tahu jika Mingna ke tempat Xin'er, langsung menyusul kesana. Betapa terkejutnya saat melihat tingkah Mingna seperti terkena efek dari obat terlarang. Tubuhnya meliuk-liuk seperti ingin mendapatkan sesuatu, dengan nafas yang memburu.
"Aakhh, panas sekali sih. Aku gak bisa menahannya!" pekik Mingna karena tubuhnya semakin bergetar.
Melihat itu, lantas membuat Ghehu panik. Dia mengajak Mingna untuk berendam, supaya efeknya hilang. Namun belum sempat pergi dari sana, terdengar sayup-sayup orang mengobrol sambil berjalan menuju tempat itu. Dengan cepat Ghehu memapah Mingna ke bilik sebelah untuk berendam di kamar mandi milik Xin'er.
"Nona, sadarlah!" bisik Ghehu, namun Mingna tetap tak mendengar dan terus menggerakkan tubuh bagaikan penari.
Ghehu langsung membuka pakaian Mingna dan menyuruhnya masuk kedalam bak mandi air hangat. Ia terus berusaha membuat Mingna sadar, namun Nona-nya itu tetap belum sadarkan diri dan masih bertingkah aneh.
Indra pendengaran Ghehu menangkap suara Zhaohan yang berteriak memanggil nama Xin'er sambil melangkah masuk kedalam kamar itu membuat Ghehu langsung bersembunyi.
Dibalik persembunyiannya, Ghehu melihat semua kejadian yang terjadi pada Nona-nya membuat ia bergidik ngeri mendengar suara yang saling bersahutan sampai menutup telinganya. "Astaga, mata dan telingaku sudah ternodai." gumam Ghehu yang tetap bersembunyi.
•
•
Di tempat lain, Xin'er yang berpura-pura pingsan menjadi panik. Pasalnya, dia tak tahu berada dimana sekarang. Gerakan si pria bertopeng itu sangat cepat, sampai Xin'er yang sadar aja bisa tidak menyadari akan pergerakan mereka. Apalagi jika pingsan seperti Mengshu, pelayan pribadinya.
Sebuah gubuk dengan jerami memenuhi seluruh ruangan sempit itu. Tempat ini terlihat seperti gudang penyimpanan, karena terdapat banyak barang tak terpakai.
"Tuan, kita harus apakan mereka?" tanya Liu Wei pada Pangeran Ketiga.
Pangeran Ketiga melirik sekilas sebelum berkata, "Entahlah. Mungkin dibiarkan saja dulu, sampai semuanya kembali normal."
"Baiklah. Kalau begitu, aku akan mencari ma ... uugghhhh!" sebelum ucapannya tersampaikan, wajah Liu Wei mendapat pukulan keras yang dilakukan Xin'er sampai jatuh tersungkur.
Keduanya terkejut saat melihat gadis yang pingsan tadi sudah berdiri dengan memasang kuda-kuda. "Beraninya kalian menculik putri dari seorang Perdana Mentri!" tegas xin'er dengan menunjukan wajah garang ya.
Pangeran Ketiga yang sempat terkejut, kini mengulas senyum di bibirnya sambil berkata dalam hati. "Bukankah gadis ini sangat bodoh, lugu, dan polos? Kenapa terlihat sangat kuat?" netra tajam itu memperhatikan setiap gerakan gadis dihadapannya. "Ckk, orang-orang hanya bisa bergosip yang tak jelas!" cibirnya kemudian, sambil melirik Liu Wei yang baru saja berdiri. "Urus, dia!" titahnya pada pelayannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
🤣🤣🤣niat hati pengen nolong malah lena pukul, nasib nasib 😄😄😄
2023-03-05
1
Senajudifa
walau agak menjelimet akhirx aku nyimak jg kisahx
2022-08-07
2
Arthi Yuniar
Apa pangeran ketiga ini yang akan menjadi jodohnya Xin'er??
2022-06-11
2