Episode 11. Semua Tidak Sesuai dengan yang Kau Lihat

Sebuah tabrakan tidak sengaja antara dua teman yang sudah tidak saling berbicara itu terjadi. Mereka tidak berkata apa-apa. Mereka hanya tertunduk sambil memandangi lantai tanpa berani menatap satu sama lain.

Bila begini terus, situasi tidak akan pernah mereda. Hal yang sama seperti yang pernah kualami akan terjadi pada mereka. Mereka akan terus bersikap seperti orang asing sampai akhir hayat mereka.

Sophia mencoba berkontak wajah dengan Moka beberapa kali, namun rasa canggungnga menahannya beberapa kali itu juga. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu pada Moka.

Aku harus melakukan sesuatu.

Sophia mencoba berdiri namun aku menahannya agar Moka tidak kabur(Posisi mereka; Sophia menindihi tubuh Moka).

"Moka... Boleh aku dengar ceritamu? Jika kau tidak mau aku mendengarnya, setidaknya biarkan Sophia tahu."

Ini bukan masalah soal tahu masa lalu seseorang, namun lebih ke masalah mental seseorang. Menurutku Moka tidak pernah memiliki teman yang bisa diajak curhat soal masalah hidupnya. Terlebih dia adalah seorang ketua kelas yang disegani. Memiliki masalah yang seperti itu bukanlah Moka banget buatku.

"Lalu, saat kalian berdua tahu, apakah kalian akan menyebarkannya ke semua lalu mengolok-ngolokku?" Suaranya penuh ringisan sedih.

"Tentu saja tidak!" Ucapan Sophia berasal dari hati, namun diterima dengan sangat sampah.

Ucapannya tadi tidak akan efektif sama sekali untuk orang yang sudah kehilangan kepercayaannya pada temannya.

"Daripada menyebarkan, aku malah sering lupa dengan masalah manusia."

Mereka berdua terkejut pelan.

"Pak Rasyid, apa yang baru saja anda katakan?!"

"Lalu apa tujuanmu membuatku bercerita?!"

Mereka berdua mencemoohku di saat yang bersamaan.

Aku menoleh ke arah Moka dengan menatapnya secara tajam. "Bercerita soal masalah hidup bisa meringankan bebanmu. Meskipun aku tidak mengingatnya, namun aku yakin kau pasti akan sedikit baikan."

Moka menatap langit-langit dengan kosong sambil memikirkan permintaanku. Dia mengangguk beberapa kali dengan pelan lalu melempar tubuh Sophia dan berdiri ke sebuah bangku di dekat kami.

"Ouch!" (Sophia)

"Tidak masalah buatku, kalian berdua berhak tahu."

***

Seorang anak perempuan berusia 4 tahun ditinggal mati oleh kedua orang tuanya. Anak itu bernama Monika Mahama atau yang sekarang dipanggil Moka. Anak perempuan itu menangis berhari-hari sampai ada seorang saudara dari ayahnya datang menemuinya. Dia datang untuk mengadopsi anak malang itu.

Moka yang masih trauma akan kejadian itu takut menemui siapapun. Dia tidak berani bertemu dengan pamannya yang siap mengadopsinya. Itu semua terus berlanjut sampa seorang anak dari pria itu membujuk Moka.

"Salam kenal, aku Farhan. Siapa namamu?" Anak berumur 10 tahun itu tersenyum lebar sambil mengulurkan tangannya ke Moka.

Moka merasa aneh. Dia yang biasanya merasa takut pada orang lain malah merasakan kehangatan dari uluran tangan anak itu.

"Moka." Moka menjawab sambil memalingkan wajahnya namun dia menggapai tangan Farhan dengan penuh banyak harapan. Sebuah janji adik-kakak terbuat.

Farhan adalah kakak yang baik. Selama Moka masih hidup dengan orang tua Farhan. Farhan selalu melindungi Moka dari segala gangguan bahkan adiknya Fajri sekalipun.

Dia yang sudah nyaman bersama kakaknya bahkan merasa dia mulai punya rasa dengannya. Moka mulai mencintai Farhan bukan sebagai kakak melainkan seorang pria. Perasaan itu mulai tumbuh semakin besar dan besar.

Tahun 2046, Farhan tiba-tiba menghilang. Keluarganya yang panik mulai melapor kemana-mana.

Moka yang saat itu menginjak umur 12 tahun kembali mengalami trauma berat. Dia kembali kehilangan orang yang dia cintai, orang yang sangat penting baginya.

Jejak-jejak lokasi dimana Farhan berada mulai ditemukan dan polisi siap mencari ke tempat dimana anak itu benar-benar berada.

Tapi, tiba-tiba~

Fenomena Musim Panas Api terjadi. Pencarian Farhan seketika dihentikan. Dengan mengetahui bahwa Farhan adalah orang yang tidak memiliki Anitya, polisi hanya bisa menyimpulkan satu hal. Farhan telah tiada karena insiden itu.

Kedua orang tua mereka yang mendengar itu langsung memeluk Moka dan Fajri secara erat-erat. Mereka(orang tua) bersumpah akan melindungi kedua anaknya yang tersisa apapun yang terjadi.

Tahun 2051, Fajri dan Moka sudah mulai tumbuh dewasa. Fajri yang saat ini menjadi guru di Sekolah Petarung Podoagung sangat tertarik pada seorang muridnya.

Sepulang sekolah Fajri meminta Moka untuk tinggal sebentar. Dia mengatakan bahwa dia menginginkan sesuatu darinya. Fajri menginginkan murid itu.

"Moka bisakah kau mengenalkan dia padaku?" Moka yang mendengar itu hanya bisa mengangguk.

Fajri kini tumbuh sebagai orang yang dewasa pasti cepat atau lambat bakal merasakan hal seperti ini(perasaan cinta).

Namun, selain rasa itu, rasa negatif dalam dirinya juga mulai tumbuh. Dia menjadi orang yang pemaksa. Dia juga sangat membenci orang-orang berdasi karena dia mengkambing hitamkan mereka(orang-orang berdasi) atas kematian kakaknya.

Moka berkali-kali memperkenalkan temannya (Sophia) ke Fajri. Namun siswi itu lama kelamaan risih dan mulai menolak ajakan bila bertemu Fajri.

Fajri yang mengetahui itu langsung datang ke Moka.

TPARRR!

Suara tamparan keras melayang ke pipi mulus Moka.

"Kenapa dia tidak mau?"

"Itu artinya kau pengecut! Dia sudah menolakmu!" Fajri yang mendengar kata-kata Moka langsung emosi dan menarik kerah adik angkatnya dan mengangkatnya ke atas. Moka kini tidak menginjak lantai lagi.

"Apa kau lupa?! Siapa yang menolongmu saat kau kecil? Apa kau lupa?! Siapa yang mencuri kakakku dariku?!" Fajri mencoba mengingatkannya apa yang telah Moka perbuat.

"Khhhhh!" Kondisinya saat ini tidak memungkinkannya untuk berbicara. Dia sadar kenapa Fajri sangat marah sekarang tapi kali ini urusannya sangat berbeda.

"Gyahh!" Fajri melempar tubuh Moka dengan kasar. "Baiklah! Aku akan melakukannya sendiri!" Fajri pergi meninggalkan Moka yang masih mengatur nafasnya di kelas.

*Duar!

Hujan yang disertai petir seketika turun menandakan adanya nasib buruk.

Beberapa hari kemudian...

Moka tidak berani menatap wajah temannya, Sophia. Wajah Sophia sangatlah kosong. Moka tidak perlu bertanya apa yang terjadi padanya. Dia tahu apa jawabannya.

Moka diam-diam melaporkan kejadian ini ke Ibu Erika. Erika mencoba banyak cara untuk mencari bukti kebersalahan Pak Fajri namun selalu gagal. Dia juga sudah bilang ke kepala sekolah. Bahar memberi intruksi untuk menggelar operasi besar. Moka yang mendengar itu merasa senang. Namun sebuah suara memori terdengar di ingatannya, 'Siapa yang mencuri kakakku dariku?!', Moka langsung merintih kesakitan. Dia langsung menolak gagasan itu. Diri Moka sekarang menjadi seperti punya 2 kepribadian. Antara dia mau temannya selamat atau kakakknya selamat.

Erika dan Bahar sudah kehabisan ide. Mereka akhirnya hanya bisa mengadakan seleksi ulang guru. Pak Fajri dan satu tumbal dari guru kelas 1 fisik 3 digunakan untuk hal itu. Ada perasaan bersalah pada guru itu. Dia tidak terlibat namun dikeluarkan tanpa alasan yang jelas.

Beberapa minggu kemudian...

Seorang guru baru menempati kelas Moka. Harapan Moka terhadap guru itu sangatlah kecil. Dia juga dengar kalau guru itu hasil orang dalam. Tapi itu tidak apa buatnya, yang terpenting bagi Moka adalah Sophia aman tanpa memerlukan keluarganya tersiksa.

Malam itu, tepat di hari pertama guru itu mengajar. Dia mendapat pesan dari Sophia.

[Keparat itu mampus. Tapi sayang sekali, guru itu tidak menghabisinya] Pesan dikirim 37 menit yang lalu.

Moka awalnya lega saat tahu kalau guru itu benar-benar memberi pelajaran berharga pada kakaknya. Tidak ada rasa curiga kalau orang itu mati. Teknologi Anitya benar-benar membuatnya berpikir seperti itu. Dia langsung mengirim pesan ke nomor guru itu yang dia dapat dari Erika untuk jaga-jaga.

Tetapi~.

Semua kebahagiaanya sirna setelah kedua orang tua angkatnya tidak bisa menelpon Fajri. Pesan baru saja dia kirim tapi Moka malah bermandikan keringat dingin. Mereka berdua mencoba menghubungi kepala sekolah. Namun jawabannya sangat tidak membantu.

Moka hanya bisa melihat kedua orang tua angkatnya yang menggila karena itu. Dia menutup kunci kamarnya rapat-rapat. Firasat buruk sudah ada di dekatnya. Moka tahu bagaimana ekspresi ibu angkatnya saat Farhan mati.

Keesokannya. Moka bersiap sarapan. Sebuah makanan porsi besar disiapkan di atas piring untuknya oleh ibunya.

"Kenapa sebanyak ini?!" Moka yang kaget dengan porsi itu melihat wajah ibu angkatnya. Ibunya menatapnya dengan tatapan kosong terpapar di wajahnya

"Tadi Fajri bilang dia buru-buru berangkat ke sekolah. Ada urusan rapat katanya. Jadi sisanya kuberikan kamu semua..." Ibunya mengatakannya dengan kalimat lembut.

Orang bodohpun tahu kalau dia sudah gila.

Moka yang mendengar itu langsung pergi ke sekolah tanpa sarapan. Dia ingin menangis, menangis sangat kencang. Namun dia tidak punya pelukan lagi. Dia hanya bisa menyalahkan seseorang.

Di kelas, Moka minta bantuan Sophia untuk mendengarkan penjelasan dari Pak Rasyid. Dia sangat ingin menghancurkan orang itu. Namun Keadaan yang Moka inginkan malah berbalik ke dirinya. Sebuah kenyataan yang tidak bisa dia jawab. Sophia hanya bisa menahan air matanya yang tidak percaya. Teman yang dia percaya adalah dalangnya.

Moka meninggalkan sekolah dan mencoba tidak berbicara pada siapapun. Di sekolah dia hanya terdiam. Saat latihan tanding polanya berantakan. Pertemanannya dengan Sophia sudah rusak sangat parah.

Cerita berakhir sampai sini.

***

Sore hari, aku, Sophia, dan Moka duduk di depan teras kelas sambil melihati siswa yang latihan tarung. Mungkin ini adalah pemandangan yang biasa Stevent lihat. Tapi bedanya aku bersama orang lain (teman?).

Aku mengalihkan pandanganku saat dia menceritakan masa lalunya. Terutama saat dia menceritakan kasih sayang kakaknya, Farhan, sampai-sampai dia mencintainya.

Di sisi lain, Sophia hanya bisa menundukkan kepalanya selama Moka bercerita. Dia tidak tahu harus bagaimana menanggapi cerita itu.

"Maafkan aku?!" kata terakhir Moka setelah bercerita.

Sophia langsung menatap Moka seperti orang terkejut setelah mendengar kalimat maaf itu.

"Kenapa kau yang meminta maaf? Bukannya kau korban di sini?!" Sophia mengeluarkan air mata. "Bila saja aku tidak meninggalkanmu saat aku mengetahui kau berpihak ke Fajri. Mungkin kau tidak akan menderita seperti saat ini" Dia menaruh kedua tangannya ke bahu Moka.

"Sophia kenapa kau?" Moka menahan air matanya.

"Ini salahku... Aku tidak mempercayaimu kalau kau sangat berutang budi pada keluarganya" Sophia mengeluarkan air mata sambil menundukkan kepalanya.

Sophia memeluk Moka dan menangis. Moka tidak bisa menjawab tangisan Sophia. Dia hanya bisa menahan erat pelukan Sophia.

"Aku hanya ingin mengulang dari awal..." Sebuah kalimat dikatakan oleh Moka dengan pelan dan penuh harap.

Sophia mengangguk dalam pelukannya itu sebagai jawaban terimanya. Sebuah retakan persahabatan kembali tertata namun tidak bisa kembali seperti sedia kala. Ini lebih baik, daripada pertemanan yang hancur lebur.

Hal seperti ini akan sangat memalukan bila dilihat oleh orang ketiga. Beruntungnya aku sudah meninggalkan mereka berdua. Akan sangat memalukan bila aku melihat dua siswi berpelukan dan menangis. Malah aku bisa kena salah paham.

"Dia pergi?" Sophia mengecek keberadaanku.

"Dia sudah tidak ada sejak kau menangis."

"Untunglah dia tidak melihatku menangis" Sophia hanya bisa menahan malu sambil mengelap air matanya.

"Terkadang aku tidak tahu dia itu misterius atau hanya pemalu(tersenyum)." Moka tersenyum ke bekas tempatku duduk.

Namun rautnya seketika murung kembali. Dia memiliki satu ketakutan yang masih mengintainya. Ketakutan itu berasal dari bagaimana tahunya dia kalau guru itu dapat menghabisi nyawa seseorang.

***

Aku meninggalkan mereka dan pergi ke ruang guru. Di sana aku membuka ponsel untuk mengecek rumah-rumah yang dijual di dekat pasar.

Dengan kuasaku sebagai guru aku bisa mengetahui semua alamat rumah muridku. Aku mencoba melihat rumahnya menggunakan Gonggle Maps. 'Rumah kecil sederhana'. Maka aku harus belikan yang sekiranya seperti itu. Tidak lebih tidak kurang.

Sebuah rumah sederhana aku temukan di sana. Tempatnya higienis, tidak kebesaran dan kekecilan untuk hidup untuk 2 orang. Tempatnya juga dengan pasar.

"Kenapa kau melihat-lihat rumah?" Xander mengintip isi ponselku. Aku reflek menutup layar.

"Hmmm(menatal dengan datar)... Bukannya tidak baik mengintip privasi orang?"

"Privasimu terlalu terbuka bodoh. Lagipula aku bukan ingin membicarakan soal privasi. Namun(temponya mulai serius)... Hanya saja... Tidak baik bila kau memanjakan murid-muridmu." Dia duduk di kursinya.

"Anggap ini sebagai santunan." Aku mengelaknya.

"Kalau santunan maka aku akan ikut." Xander mengeluarkan kartu kreditnya dan tersenyum memamerkan gigi putihnya. Tidak perlu ditanya berapa isinya. Dia seorang pangeran sama seperti Stevent.

"Apa itu tidak apa-apa?"

"Tenanglah.... Aku sebenarnya butuh sesuatu dari anak itu"

"Kau tahu?"

"Tentu saja, anak itu tinggal bersama adiknya dan bekerja sendirian mencukupi hidupnya dan adiknya."

"Apa rencamu?"

Perasaan curiga muncul dalam diriku.

"Dia butuh kerjakaan, bukan santunan."

"Mungkin..."

"Beri dia ini." Sebuah sobekan koran berisikan lowongan kerja di keraton. Sebagai pembantu part-time pangeran Stevent.

"Aku sedih karena adikku tidak punya teman di sekolah. Mungkin saja, jika aku membawa satu temannya di kelas, dia akan berteman dengan baik."

"Apa kau yakin? Kau tahukan bagaimana sifat Pangeran Stevent?"

"Aku yakin itu. Stevent hanya pemalu."

"Terkadang kita tidak tahu apa-apa."

"Itu bagimu..... yang penting kau coba bujuk Anak Itu dulu."

"Hmmm(aku mengangguk)!"

Memberi Hakam sebuah tempat tinggal baru tanpa tempat kerja yang baru akan menyulitkannya. Memberi kerjaan lebih baik daripada memberi santunan. Itu yang ingin disampaikan oleh Xander.

Sebaiknya akan kutanyakan Hakam saja besok.

Aku sedikit belajar dari orang ini. Terima kasih banyak, Xander.

Ngomong-ngomong, apakah orang-orang di sini punya telepathy? Kenapa mereka bisa tahu masalah apa yang sedang kuhadapi sekarang?

Episodes
1 Episode 1. Aku dan Sekolah
2 Episode 2. Gesekan dari Pedang dan Busur
3 Episode 3. Senja Abadi
4 Episode 3.5 Kegelapan Abadi
5 Episode 4. Mata dan Wajah Baru
6 Episode 5. Kondisi Hari Pertama
7 Episode 6. Sesuatu yang Baru
8 Episode 7. Tanpa Sadar Kumiliki
9 Episode 8. Legenda Peledak, katanya
10 Episode 9. Mata dari Anitya
11 Episode 10. Seorang Pecundang
12 Episode 11. Semua Tidak Sesuai dengan yang Kau Lihat
13 Episode 11.5. Cahya tuk'ku
14 Episode 12. Simponi Petang
15 Episode 13. Sang Eksekutor
16 Episode 14. Peteng E Dino
17 Episode 15. Masalah x Masalah
18 Episode 16. Kesalahan yang Terus Kubuat
19 Episode 16.5. Kesalahan yang Terus Kubuat pt.2
20 Episode 17 Arc 1. Penilaian Guru pt.1
21 Episode 18 Arc 1. Penilaian Guru pt.2
22 Episode 19 Arc 1. Penilaian Guru pt.3
23 Episode 20 Arc 1. Penilaian Guru pt.4
24 Episode 21 Arc 1. Penilaian Guru Bersambung
25 Episode 22. Insiden Ledakan Sekolah, Sophia
26 Episode 23. Insiden Ledakan Sekolah, Bahar
27 Episode 24. Insiden Ledakan Sekolah, Tasya
28 Episode Spesial Lebaran. Hari Kemenangan Terakhirku
29 Episode 25. Insiden Ledakan Sekolah, Samuel dan Xander
30 Episode 26. Insiden Ledakan Sekolah End, Doni Kusuma
31 Episode 27. Manusia Normal
32 Episode 28 Arc 1. Penilaian Guru pt. 6
33 Episode 29 Arc 1. Penilaian Guru pt. 7
34 Episode 30 Arc 1. Penilaian Guru pt. 8
35 Episode 31 Arc 1. Penilaian Guru pt. 9
36 Episode 32 Arc 1. Penilaian Guru pt. 10
37 Episode 33 Arc 1. Penilaian Guru End
38 Episode 34. Dunia yang berbeda
39 Episode 35. Raja Kecantikan
40 Episode 36. Cìkè Nǚwáng / Queen of Assasin
41 Episode 37. Dokumen Musim Panas Api
42 Episode 38. Terpaksa Kencan
43 Episode 39. Pernyataan
44 Episode 40. Arjuna
45 Episode 41. Kunci Jawaban yang Sebenarnya
46 Episode 42. Profesionalitas adalah kuncinya
47 Episode 43. Hati yang Membeku
48 Episode 44. Kerjaan Malam
49 Episode 45. Sangkuni
50 Episode 46. Dokumen Musim Panas Api 2
51 Episode 47. Pangeran dalam Kurungan pt. 1
52 Episode 48. Pangeran dalam Kurungan pt.2
53 Episode 49. Pangeran dalam Kurungan pt.3
54 Episode 50. Pangeran dalam Kurungan pt.4
55 Episode 51. Pangeran dalam Kurungan pt.5
56 Episode 52. Pangeran dalam Kurungan pt.6
57 Episode 53. Pangeran dalam Kurungan pt.7
58 Episode 54. Pangeran dalam Kurungan pt.8
59 Episode 55. Pangeran dalam Kurungan pt.9
60 Episode 56. Pangeran dalam Kurungan pt.10
61 Episode 57. Pangeran dalam kurungan End
62 Episode 58. Waktu Guru
63 Episode 59. Politik VS Bisnis
64 Episode 60. Ujian Sekolah prologue pt.1
65 Episode 61. Ujian Sekolah prologue pt.2
66 Episode 62. Ujian Sekolah prologue pt.3
67 Episode 63. Ujian Sekolah prologue pt.4
68 Episode 64. Hati yang Berdebu
69 Episode 65. Di Balik Hari Itu
70 Episode 66. Bergerak
71 Episode 67. Kawan Masa Lalu
72 Episode 68. Wanita Sableng
73 Episode 69. Gagal Fatal
74 Episode 70. Emosi yang berlebih
75 Episode 71. Keluarga yang Tidak Terikat
76 Episode 72. Hadapi Kenyataan
77 Episode 73. Penipu yang Berhati
78 Episode 74. Sebaliknya
79 Episode 75. Selamat Jalan Podoagung
80 Episode 76. Cemaskah?
81 Episode 77. Benang Darah
82 Episode 78. Di Atas Debu Reruntuhan
83 Episode 79. Ratu Petarung yang Murung pt. 1
84 Episode 80. Ratu Petarung yang Murung pt.2
85 Episode 81. Ratu Petarung yang Murung pt.3
86 Episode 82. Ratu Petarung yang Murung pt.4
87 Episode 83. Ratu Petarung yang Murung pt.5
88 Episode 84. Ratu Petarung yang Murung pt.6
89 Episode 85. Ratu Petarung yang Murung pt.7
90 Episode 86. Ratu Petarung yang Murung pt.8
91 Episode 87. Ratu Petarung yang Murung pt.9
92 Episode 88. Ratu Petarung yang Murung END
93 Episode 89. Selamat Tinggal dengan Benar
94 Episode 90. Prologue sebelum Ujian Siege Battle
95 Episode 91. Si Kuning yang Meresahkan
96 Episode 92. Mental Masa Lalu
97 Episode 93. Paksaan
98 Episode 94. Sebuah Telur yang Berisi Telur
99 Episode 95. Pelayan yang Memimpin pt.1
100 Episode 96. Pelayan yang Memimpin pt.2
101 Episode 97. Pelayan yang Memimpin pt.3
102 Episode 98. Pelayan yang Memimpin pt. 4
103 Episode 99. Pelayan yang Memimpin pt.5
104 Episode 100. Pelayan yang memimpin pt.6
105 Episode 101. Pelayan yang Memimpin pt.7
106 Episode 102. Pelayan yang Memimpin pt.8
107 Episode 103. Pelayan yang Memimpin pt.9
108 Episode 104. Pelayan yang Memimpin End
109 Episode 105. Dunia?
110 Episode 106. Keirian
111 Episode 107. Sadis dan Masokis Bertemu
112 Episode 108. Rapat Mencurigakan
113 Episode 109. Topeng
114 Episode 110. Sisi
115 Episode 111. Kesepakatan
116 Episode 112. Maaf? Tapi Teknologi Baru?!
117 Episode 113. Semakin Tahu Siapa itu Haran
118 Episode 114.
119 Episode 115.
120 Episode 116.
121 Episode 117.
122 Episode 118.
123 Episode 119.
124 Episode 120.
125 Episode 121.
126 Episode 122.
127 Episode 123.
128 Episode 124.
129 Episode 125.
130 Episode 126.
131 Episode 127.
132 Episode 128. Manipulasi bertepi dengan Kebohongan
133 Episode 129. Ikatan yang Rusak
134 Episode 130. Letupan Tugas di antara Salju
135 Episode 131. Resolve
136 Episode 132.
137 Episode 133. Akhir dari Rivalitas Satu Sisi
138 Episode 134.
139 Episode 135.
140 Episode 136.
141 Episode 137.
142 Episode 138.
143 Episode 139.
144 Episode 140.
145 Episode 141. Ikatan Keluarga
146 Cuman Referensi Wajah Karakter
147 Episode 142.
148 Episode 143.
149 Episode 144.
150 Episode 145.
151 Episode 146.
152 Episode 147.
153 Episode 148. Anitya
154 Ringkasan cerita 148
155 Episode 149.
156 Episode 150.
157 Episode 151. Jalan Akhir dari Para Petarung di Podoagung
158 Episode 152.
159 Episode 153.
160 Episode 154.
161 Episode 155.
162 Episode 156.
163 Episode 157. Target Mereka
164 Episode 158. Menuju Sang Pangeran(Tuhan) Palsu
165 Episode 159.
166 Episode 160. Sang Pangeran
167 Episode 161.
168 Episode 162.
169 Episode 163. Berdiri di Atas Tumpukan Nyawa
170 Episode 164.
171 Episode 165. Selisih bagaikan Romansa Tiga Kerajaan
172 Episode 166.
173 Episode 167.
174 Episode 168.
175 Episode 169. Jatuhnya sang Pangeran
176 Episode 170.
177 Episode 171. Mereka yang Berakal
178 Episode 172. Mereka yang ada di Langit(Epilogue)
179 Episode 173. Extra Chapter
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Episode 1. Aku dan Sekolah
2
Episode 2. Gesekan dari Pedang dan Busur
3
Episode 3. Senja Abadi
4
Episode 3.5 Kegelapan Abadi
5
Episode 4. Mata dan Wajah Baru
6
Episode 5. Kondisi Hari Pertama
7
Episode 6. Sesuatu yang Baru
8
Episode 7. Tanpa Sadar Kumiliki
9
Episode 8. Legenda Peledak, katanya
10
Episode 9. Mata dari Anitya
11
Episode 10. Seorang Pecundang
12
Episode 11. Semua Tidak Sesuai dengan yang Kau Lihat
13
Episode 11.5. Cahya tuk'ku
14
Episode 12. Simponi Petang
15
Episode 13. Sang Eksekutor
16
Episode 14. Peteng E Dino
17
Episode 15. Masalah x Masalah
18
Episode 16. Kesalahan yang Terus Kubuat
19
Episode 16.5. Kesalahan yang Terus Kubuat pt.2
20
Episode 17 Arc 1. Penilaian Guru pt.1
21
Episode 18 Arc 1. Penilaian Guru pt.2
22
Episode 19 Arc 1. Penilaian Guru pt.3
23
Episode 20 Arc 1. Penilaian Guru pt.4
24
Episode 21 Arc 1. Penilaian Guru Bersambung
25
Episode 22. Insiden Ledakan Sekolah, Sophia
26
Episode 23. Insiden Ledakan Sekolah, Bahar
27
Episode 24. Insiden Ledakan Sekolah, Tasya
28
Episode Spesial Lebaran. Hari Kemenangan Terakhirku
29
Episode 25. Insiden Ledakan Sekolah, Samuel dan Xander
30
Episode 26. Insiden Ledakan Sekolah End, Doni Kusuma
31
Episode 27. Manusia Normal
32
Episode 28 Arc 1. Penilaian Guru pt. 6
33
Episode 29 Arc 1. Penilaian Guru pt. 7
34
Episode 30 Arc 1. Penilaian Guru pt. 8
35
Episode 31 Arc 1. Penilaian Guru pt. 9
36
Episode 32 Arc 1. Penilaian Guru pt. 10
37
Episode 33 Arc 1. Penilaian Guru End
38
Episode 34. Dunia yang berbeda
39
Episode 35. Raja Kecantikan
40
Episode 36. Cìkè Nǚwáng / Queen of Assasin
41
Episode 37. Dokumen Musim Panas Api
42
Episode 38. Terpaksa Kencan
43
Episode 39. Pernyataan
44
Episode 40. Arjuna
45
Episode 41. Kunci Jawaban yang Sebenarnya
46
Episode 42. Profesionalitas adalah kuncinya
47
Episode 43. Hati yang Membeku
48
Episode 44. Kerjaan Malam
49
Episode 45. Sangkuni
50
Episode 46. Dokumen Musim Panas Api 2
51
Episode 47. Pangeran dalam Kurungan pt. 1
52
Episode 48. Pangeran dalam Kurungan pt.2
53
Episode 49. Pangeran dalam Kurungan pt.3
54
Episode 50. Pangeran dalam Kurungan pt.4
55
Episode 51. Pangeran dalam Kurungan pt.5
56
Episode 52. Pangeran dalam Kurungan pt.6
57
Episode 53. Pangeran dalam Kurungan pt.7
58
Episode 54. Pangeran dalam Kurungan pt.8
59
Episode 55. Pangeran dalam Kurungan pt.9
60
Episode 56. Pangeran dalam Kurungan pt.10
61
Episode 57. Pangeran dalam kurungan End
62
Episode 58. Waktu Guru
63
Episode 59. Politik VS Bisnis
64
Episode 60. Ujian Sekolah prologue pt.1
65
Episode 61. Ujian Sekolah prologue pt.2
66
Episode 62. Ujian Sekolah prologue pt.3
67
Episode 63. Ujian Sekolah prologue pt.4
68
Episode 64. Hati yang Berdebu
69
Episode 65. Di Balik Hari Itu
70
Episode 66. Bergerak
71
Episode 67. Kawan Masa Lalu
72
Episode 68. Wanita Sableng
73
Episode 69. Gagal Fatal
74
Episode 70. Emosi yang berlebih
75
Episode 71. Keluarga yang Tidak Terikat
76
Episode 72. Hadapi Kenyataan
77
Episode 73. Penipu yang Berhati
78
Episode 74. Sebaliknya
79
Episode 75. Selamat Jalan Podoagung
80
Episode 76. Cemaskah?
81
Episode 77. Benang Darah
82
Episode 78. Di Atas Debu Reruntuhan
83
Episode 79. Ratu Petarung yang Murung pt. 1
84
Episode 80. Ratu Petarung yang Murung pt.2
85
Episode 81. Ratu Petarung yang Murung pt.3
86
Episode 82. Ratu Petarung yang Murung pt.4
87
Episode 83. Ratu Petarung yang Murung pt.5
88
Episode 84. Ratu Petarung yang Murung pt.6
89
Episode 85. Ratu Petarung yang Murung pt.7
90
Episode 86. Ratu Petarung yang Murung pt.8
91
Episode 87. Ratu Petarung yang Murung pt.9
92
Episode 88. Ratu Petarung yang Murung END
93
Episode 89. Selamat Tinggal dengan Benar
94
Episode 90. Prologue sebelum Ujian Siege Battle
95
Episode 91. Si Kuning yang Meresahkan
96
Episode 92. Mental Masa Lalu
97
Episode 93. Paksaan
98
Episode 94. Sebuah Telur yang Berisi Telur
99
Episode 95. Pelayan yang Memimpin pt.1
100
Episode 96. Pelayan yang Memimpin pt.2
101
Episode 97. Pelayan yang Memimpin pt.3
102
Episode 98. Pelayan yang Memimpin pt. 4
103
Episode 99. Pelayan yang Memimpin pt.5
104
Episode 100. Pelayan yang memimpin pt.6
105
Episode 101. Pelayan yang Memimpin pt.7
106
Episode 102. Pelayan yang Memimpin pt.8
107
Episode 103. Pelayan yang Memimpin pt.9
108
Episode 104. Pelayan yang Memimpin End
109
Episode 105. Dunia?
110
Episode 106. Keirian
111
Episode 107. Sadis dan Masokis Bertemu
112
Episode 108. Rapat Mencurigakan
113
Episode 109. Topeng
114
Episode 110. Sisi
115
Episode 111. Kesepakatan
116
Episode 112. Maaf? Tapi Teknologi Baru?!
117
Episode 113. Semakin Tahu Siapa itu Haran
118
Episode 114.
119
Episode 115.
120
Episode 116.
121
Episode 117.
122
Episode 118.
123
Episode 119.
124
Episode 120.
125
Episode 121.
126
Episode 122.
127
Episode 123.
128
Episode 124.
129
Episode 125.
130
Episode 126.
131
Episode 127.
132
Episode 128. Manipulasi bertepi dengan Kebohongan
133
Episode 129. Ikatan yang Rusak
134
Episode 130. Letupan Tugas di antara Salju
135
Episode 131. Resolve
136
Episode 132.
137
Episode 133. Akhir dari Rivalitas Satu Sisi
138
Episode 134.
139
Episode 135.
140
Episode 136.
141
Episode 137.
142
Episode 138.
143
Episode 139.
144
Episode 140.
145
Episode 141. Ikatan Keluarga
146
Cuman Referensi Wajah Karakter
147
Episode 142.
148
Episode 143.
149
Episode 144.
150
Episode 145.
151
Episode 146.
152
Episode 147.
153
Episode 148. Anitya
154
Ringkasan cerita 148
155
Episode 149.
156
Episode 150.
157
Episode 151. Jalan Akhir dari Para Petarung di Podoagung
158
Episode 152.
159
Episode 153.
160
Episode 154.
161
Episode 155.
162
Episode 156.
163
Episode 157. Target Mereka
164
Episode 158. Menuju Sang Pangeran(Tuhan) Palsu
165
Episode 159.
166
Episode 160. Sang Pangeran
167
Episode 161.
168
Episode 162.
169
Episode 163. Berdiri di Atas Tumpukan Nyawa
170
Episode 164.
171
Episode 165. Selisih bagaikan Romansa Tiga Kerajaan
172
Episode 166.
173
Episode 167.
174
Episode 168.
175
Episode 169. Jatuhnya sang Pangeran
176
Episode 170.
177
Episode 171. Mereka yang Berakal
178
Episode 172. Mereka yang ada di Langit(Epilogue)
179
Episode 173. Extra Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!