Episode 3. Senja Abadi

Point of View: Rasyid Londerik

Suara tepuk tangan terdengar dari atas podium. Saiful sang kepala sekolah melangkah ke bawah dari podium itu.

Kumis, jenggot, dan Badannya yang besar memberi perasaan menakutkan saat dia datang menghampiriku.

Saat jarakku dengannya sudah dekat, dia memberi salam hangat padaku.

Tanganku kanannya dengan ikhlas diulurkan ke arahku.

"Selamat kau lulus ujian. Aku minta maaf karena meragukan pilihan Wakil Bupati. Kau sangat hebat!"

"Terima kasih banyak Pak Saiful" Tanganku menggapai uluran tangannya.

"Panggil aku Bahar saja. Itu lebih enak didengar" Senyum Pak Bahar terlihat cerah di mukanya.

Tak lama setelah itu, pandangannya dialihkan ke Erika.

"Erika! Mulai sekarang kau benar-benar menjadi pengawasnya...hahaha" Bahar tertawa ganas sambil menepuk-nepuk pundakku.

"Apa?! Bukannya anda bi-" (Erika)

"Itukan tadi, Tapi sekarang lihatlah! Dia benar-benar orang yang cocok bukan? Dia bahkan bisa mengalahkanmu tanpa kesulitan" (Bahar)

Aku hanya bisa tersenyum kecut melihat tingkah mereka berdua. Wajah terkejut akan tak percaya yang dipasang Erika memberi kesan lucu padanya.

"Ya sudah, semuanya akan kuserahkan pada Erika! hahahahaha!" Dengan begitu kepala sekolah aneh itu meninggalkanku dan Erika yang masih menganga tak percaya.

"Ahh dasar pria sialan!" Erika menggenggam tangannya dan ditinjukan kearahkan tempat Pak Bahar pergi.

"Anu.. Sekarang apa?"

"Sekarang pergilah ke kelas 10 Fisik 1! Jika sudah melihat-lihatnya, kembali ke ruang guru!" (Erika)

Dia tidak mempedulikanku dan pergi dengan keadaan marah.

Aku mencoba pergi ke kelas yang dimaksud. Letaknya ada di lantai 2 dekat kantor hanya dipisahkan oleh jalan keluar murid dari parkiran sepeda mereka. Aku mencoba masuk dan melihat-lihat isi kelas. Layaknya kelas biasa hanya ada kursi berdempet dan 2 komputer di setiap meja. Satu meja untuk 2 murid. Papan digital yang sudah menggunakan teknologi layar sentuh tertempel di depan kelas.

Aku keluar dan melihat-lihat sekeliling sekolah. Kelas dibagi menjadi 2. Tingkat sihir dan fisik. Ada 5 kelas fisik dan 4 kelas sihir untuk setiap tahun ajarannya. Di tengah sekolah terdapat 2 lapangan. Lapangan yang pertama ada di depan kelas yang kuajar adalah untuk upacara dan kegiatan formal lainnya dan lapangan kedua berada di barat kelasku digunakan sebagai arena bertanding. Tempatku bertarung dengan Erika tadi. Ke baratnya lagi adalah taman. Tempat murid-murid menghabiskan waktu istirahat mereka. Berada di paling baratnya lagi adalah kantin sekolah. Sekolah ini bentuknya hanya persegi panjang. Aku tidak akan tersesat.

Tidak ada aktivitas lagi, aku mencoba ke ruang guru. Murid-murid sudah mulai berdatangan. Mereka membawa berbagai macam Pageblug. Tapi bisa ku nilai senjata mereka mudah rusak oleh serangan sihir tingkat tinggi. Para murid sepertinya sadar kalau aku adalah orang asing jadi mereka seperti kebingungan saat melihatku berkeluyuran di sekolah ini.

Di depan ruang guru, aku bertemu seorang pria muda yang seakan menunggu sesuatu.

Saat aku mendekatinya, dia menoleh ke arahku dengan senyum yang menjengkelkan.

"Apa kabar Pak Rasyid!" Ujar pria misterius itu.

"Baik"

"Jadi anda ya...(sambil memegang dagunya). Aku harap anda betah." Dia keluar dengan masih memasang senyum itu dan pergi meninggalkan sekolah.

Firasat buruk apa ini? Aku membuka pintu ruang guru. Aku melihat Erika sedang ngerumpi dengan dengan guru wanita lainnya. Aku melihati nama di meja-meja mencari namaku. Mejaku ada di paling depan pojok kiri dari papan digital. Apa yang akan terjadi sekarang. Sambil mengisi waktu luang aku membuka ponselku.

Suara langkah kaki mendekat ke arahku. Salah seorang guru datang menyapaku.

"Apakah anda guru baru juga disini?" Wanita pendek berambut pirang twintail menyapaku.

"Ya, apakah anda juga"

"Tepat sekali! Aku dan kau adalah orang yang terpilih menjadi guru di sini" Sambil menjentikkan jarinya dia terlihat bangga atas pencapaiannya.

"Bukankah itu hebat?! Kita terpilih dari 100 guru yang melamar," Ucapnya dengan energik.

"Ngomong-ngomong aku Tasya. Tidak enak kalau hanya aku yang tahu namamu, Rasyid"

Mukanya mendekati mukaku sambil tersenyum. Aku refleks memundurkan mukaku. Perasaan kesal dengan aneh tiba-tiba muncul dalam diriku.

"Kau tahu namaku?"

"Namamu tertulis di sini(sambil menunjuk mejaku)."

"Maaf aku lupa."

"Hahaha...mukamu datar sekali ya, Pak Rasyid. Semoga kita bisa kerasan mengajar disini!" Tasya meninggalkanku dengan senyum bahagia dan menyapa guru lainnya. Dia kebalikan dariku.

Bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran dimulai. Saat aku keluar aku melihat Erika menungguku.

"Ingat aku melakukan ini hanya karena tugasku" Sambil menyilangkan tangannya dan mukanya berpaling dariku.

"Tsundere?!'

Aku lupa kalau dia menjadi pengawasku. Tapi biarkanlah,  aku pergi ke ruang kelas 10 fisik 1 mendului Erika. Dia pun sontak membuka matanya dan terkejut. Apakah dia sedih?

"Hey! Kau jangan meninggalkan begitu saja!"

"Bukannya kau yang menyuruhku duluan?"

"Haaa?! Hei awas kau ya! akan kubalas nanti"

Aku berjalan tanpa menghiraukannya. Namun Erika tetap mencoba berjalan di sampingku dengan memasang wajah kesal. Perasaan nostalgia yang pernah kuingat membuatku tersenyum.

......................

Aku dan Erika menggerakkan kaki kami berjajar menuju kelas 10 fisik 1.

Gemetar di kakiku tidak dapat kulawan dalam setiap langkahnya, mungkin karena di arena pertarungan daku tidak perlu menjelaskan bagaimana cara mereka meraih kemenangan.

Tapi saat menjadi guru, semua itu harus bisa daku jelaskan di depan umum.

Diriku harus memperlihatkan kepada mereka dengan sebuah kalimat tentang apa yang telah kupelajari selama ini.

......................

Saat kedua langkah kami berhenti di depan pintu, pintu itu seperti telah berubah menjadi pintu menuju neraka.

Bahkan saat menyentuh gagang pintunya saja, sebuah kedinginan yang luar biasa menggetarkan tanganku.

'A-aku belum siap!'

Tapi tak lama setelah itu, sebuah kelembutan kulit dari telapak tangan seseorang mengelus tanganku yang dingin.

Wanita yang tadi memasang wajah cemberut kini telah mengubahnya menjadi layaknya orang yang sedang melihat anaknya tumbuh dewasa.

"Tidak apa-apa jangan khawatir. Bila anda kesulitan menjelaskan, maka aku akan membantumu"

Dinginnya api gagang pintu neraka seakan lenyap begitu saja setelah melihat senyuman itu. Kini gemuruh di tanganku telah tenang dan digantikan oleh keoptimisan.

Pintu neraka itu telah kembali berubah menjadi pintu biasa, ketakutanku pun juga lenyap bersama dengan neraka itu.

Sebuah gaya dorong kuberikan pada pintu itu dan melangkah masuk sambil memberi tatapan hangat yang palsu kepada mereka semua.

"Selamat pagi anak-anak. Bagaimana kabar kalian?!" Sambil basa-basi aku menatapi murid-muridku.

'Aku kehilangan percakapanku!'

Tatapanku yang membeku seakan memberi isyarat pada Erika untuk dengan segera membantuku.

"Anak-anak, ini adalah Pak Rasyid. Guru baru yang akan menggantikan Pak Fajri. Soal kemampuannya jangan dipertanyakan lagi"

"Tapi dia tidak terlihat seperti seorang profesional. Apakah mungkin... Dia masuk lewat orang dalam?!" Seorang murid berkacamata memamerkan giginya kepadaku dan menatapku dengan rendah.

'Dia tepat sekali kalau ngomong!'

"Hahahahha"

Seisi kelas mulai mengikuti tawa laki-laki itu yang terdengar merendahkan.

Perasaan canggung semakin mengisi kekhawatiranku.

Dan kecanggungan itu malah membuatku terkunci pada salah satu siswi yang tidak ikut tertawa dengan mereka.

Mataku seakan digembok oleh keadaan gadis itu.

Siswi itu... Terlihat habis di- lupakan saja!

Dibantu Erika, aku mencoba berbicara di depan kelas dengan kondisi tubuhku yang bergetar-getar ini.

Perasaan berat masih terasa saat ingin menunjukkan setiap gerakan pertarungan kepada mereka dengan sebuah ucapan.

Dan tidak jarang pula, terkadang aku lupa nama-nama tingkatan sihir.

Sampai bel terakhir kelas, otot-otot di dalam tubuhku masih belum mengendur karena bekas mengajar tadi.

'Perasaan gugup selalu menghantuiku!'

"Bagaimana pengalaman pertama mengajar di sekolah ini, Pak Rasyid?!"

"Kacau... Aku masih tidak bisa rileks saat menjelaskan pelajaran"

"Hahaha... Aku melihat tanganmu bergetar sepanjang pelajaran"

"Benarkah?"

Saat di tengah-tengah pembicaraan, seorang siswi berambut hijau pendek mendatangi kami berdua. Erika yang sadar kedatangannya dengan segera langsung menghentikan obrolan.

Aku menengok ke arah yang sama seperti Erika lihat.

'Dilihat dari senjatanya, dia adalah pengguna dual knife.'

"Ada apa Moka? Kau terlihat gelisah"

"Itu... Apakah ini yang terbaik?" Mendengar kata-kata itu, wajah Erika menjadi serius. "Ya, ini yang terbaik!".

Ada masalah apa? Apa yang telah terjadi pada kelas ini saat aku belum mengajar disini?

"Kalau begitu, saya pamit!" Wajah Moka terlihat murung saat meninggalkan kami berdua.

Tatapanku langsung mengarah ke Erika. "Apa yang terjadi?"

"Ada sesuatu yang terjadi pada kelas ini! Aku harus tahu itu!" Tambahku dengan mengintimidasinya.

Erika menghela nafasnya setelah mendengar intimidasiku.

Seakan jenuh, dia memutarkan badannya dariku dan menatap ke arah tempat Moka keluar.

Meja yang kugunakan untuk menyantaikan tanganku kini malah disendeni oleh punggungnya.

"Dulu saat sebelum kau mengajar ada guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap kelas ini. Moka yang pertama kali mengetahui kejadian melapor ke aku dan Pak Bahar. Seketika kami berdua mencoba mencari bukti tersebut. Saat kami mencoba memperluas kejadian Moka menghentikan kami. Dia tidak mau masalah ini menyebar. Korban dari kasus itu masih trauma dan mungkin akan mengakhiri hidupnya. Sayangnya kami tidak bisa mendapatkan bukti dari peristiwa itu. Yang bisa kami lakukan adalah melakukan PHK terhadap guru tersebut dengan alasan perekrutan guru baru. Moka tidak memberitahu kami siapa korban tapi tanpa itu kita tahu siapa korbannya. Dan kau pasti juga langsung tahukan?" Muka siswi yang bengong saat perkenalan tadi adalah hal yang terpikirkan dariku.

"Pantas saja, Pak Fajri kulihat sangat senang saat dia keluar sekolah"

"Kau bertemu dengannya!" Erika langsung kaget mendengarnya.

"Kapan?! dimana?!" Erika langsung menarik bahuku dengan kedua tangannya. Muka melototnya memaksaku menjawab

"Tadi pagi sebelum aku masuk ruang guru"

Erika melepaskan bahuku dan mundur seakan tidak percaya. Kedua tangannya memegang kepala. "Aku terlambat...."

"Apa yang terjadi"

"Kita harus mencari Sophia!"

Erika yang masih syok langsung meneriakiku. "Cari di setiap atap atau lorong!" Erika langsung pergi dengan cepat.

Aku yang mendengarnya teriakan dari wanita yang menjauh itu, terpaksa juga ikut mencarinya.

Aku bingung... Bukankah kematian adalah hal yang tidak lumrah saat ini?

Sophia nama orang yang tak kukenal. Tapi berdasarkan cerita Erika, Sophia pasti siswi yang tadi.

Aku berlari sambil memikirkan dimana spot terbaik untuk bunuh diri. 'Atap? Jalan yang ramai? Dengan Pageblug?' Semua kemungkinan cara orang bunuh diri ada dipikiranku.

Untuk seorang pendiam dan hidupnya yang sudah hancur dia pasti lebih memilih sendirian. Tapi jika aku menyatukan semua hal yang terjadi hanya ada satu hal.

Aku akan menuju tempat itu.

Lorong pinggir sekolah. Seorang siswi berambut hitam sedang menodongkan kipas yang diselimuti kekuatan es. Di lain sisi terdapat seorang pria muda memasukkan tangannya di saku. Dia tidak melihat siswi itu bagaikan sebuah ancaman.

"Aku hanya punya satu tujuan sekarang" Dengan mata yang kosong siswi itu membuka lipatan kipasnya.

Dia siap melakukan apapun bahkan nyawanya hanya untuk melenyapkan pria di depannya.

Siswi itu melempar kipasnya yang diselimuti es. Ketika kipasnya mendekati pria itu, benda tersebut seketika meledak dan membekukan area sekitar.

Orang biasa pasti akan langsung terkena frostbite dan mati bila mengenai itu. Namun pria itu hanya tertawa dan melihat betapa lemahnya sihir siswi itu.

Dia mencoba mengeluarkan sihir yang sama seperti yang siswi itu keluarkan, dan melepaskannya di dekat siswi itu.

Kipas yang baru saja kembali langsung ditangkap dan dikepaskan bersamaan dengan sihir angin ke arah serangan pria itu.

Tidak seperti Sophia, Fajri memiliki energi lebih banyak.

Dia masih bisa mengeluarkan kekuatannya beberapa kali lagi.

Sayangnya, di tengah jalannya pertarungan. Sophia mulai mengatur nafasnya yang mulai sesak karena kehabisan energi.

Kipas yang ia pegang kini hanya menjadi satu-satunya yang ia bisa andalkan.

Pria brengsek itu terpaku dan mulai menatapi siswi itu, sampai akhirnya, tersadar kalau lawannya telah kehabisan energinya.

Siswi itu tidak mau lawannya melihat kesempatan itu. Dia seketika lari secepat mungkin dan menebas leher Fajri.

Fajri mencoba bermain defend dengan mengeluarkan barrier es namun Sophia menghindarinya dengan mudah karena itu adalah serangan dasar.

"Matilah kau bangsat!"

Dengan jarak selebar meja, Sophia menebas pria itu dengan kipasnya.

CKRASS

Namun suatu kejadian mengejutkan terjadi, kipas yang ia pakai untuk membelah semangka itu malah terhalang oleh tangan yang berubah menjadi es.

Sophia yang terkejut langsung memberi celah pada musuhnya dan membiarkan dirinya tertinju oleh tinjuan yang sangat keras sampai membuatnya terhempas.

BRAKK!

Tubuh siswi itu menghantam keras tembok di lorong itu, seketika Sophia yang mencium semen langsung pingsan dibuatnya.

"Sampai sini saja, Sophia sayang!" Fajri berjalan mendekat dan membopong tubuh ringan siswi itu.

"Kau selalu enteng seperti biasa, Sophia. Dengan begini kenikmatan tanpa akhir akan menjemputmu" Senyum mesum pria itu seakan merasakan kenikmatan tubuh Sophia tiada tara.

Tidak lama kemudian, suara kobaran api dari firebolt yang dilemparkan ke arahnya terdengar olehnya.

Dengan cekatan, dia memiringkan badannya dan membiarkan firebolt tersebut melesat melewatinya.

"Kalau mau main-main cari saja orang la-"(Tertusuk)

Orang yang sudah mengalami kemenangan akan kehilangan kewaspadaanya. Begitulah aku membaca Fajri yang daritadi bertarung dengan Sophia.

Aku langsung melompat ke dinding dan berlari di atas semen itu untuk melakukan charge attack.

SLURP!

Tubuh Fajri seketika tertembus oleh sebuah pedang.

'Aku tidak boleh membunuhnya! Aku adalah guru sekarang!'

Membuat muridku melihat ini akan tidak baik bagiku.

Tubuh Fajri langsung tumbang dengan Rusted Sword yang masih tertancap di tubuhnya.

Di saat yang sama, tubub Sophia terjatuh dari cengrakaman orang itu.

Dengan lihai, aku menangkap tubuh Sophia yang ringan dan menyendenkan ke semen yang ada di dekatnya.

Suara gema orang-orang menandakan senja. Aku mencoba menelpon Erika. Erika yang terkejut langsung jalan ke lokasi.

Aku melihat ke arah tubuh Fajri yang tergeletak. Wajahnya mengingatkanku pada seseorang. Wajah yang kubenci namun tidak mungkin kutemui lagi.

Sambil menatapi mereka berdua aku menunggu kedatangan Erika.

Terpopuler

Comments

R AN L

R AN L

cerita nya menarik, cuma mau tanya walaupun agak aneh, apakah setiap cewek di novel ini perawan semua kerna luka fisik bisa di sembuhkan

2024-01-11

0

Kaisar Tampan

Kaisar Tampan

Salam kenal kak.
bantu dukung juga karyaku.
Simpanan Brondong tampan
terima kasih

2022-07-08

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Aku dan Sekolah
2 Episode 2. Gesekan dari Pedang dan Busur
3 Episode 3. Senja Abadi
4 Episode 3.5 Kegelapan Abadi
5 Episode 4. Mata dan Wajah Baru
6 Episode 5. Kondisi Hari Pertama
7 Episode 6. Sesuatu yang Baru
8 Episode 7. Tanpa Sadar Kumiliki
9 Episode 8. Legenda Peledak, katanya
10 Episode 9. Mata dari Anitya
11 Episode 10. Seorang Pecundang
12 Episode 11. Semua Tidak Sesuai dengan yang Kau Lihat
13 Episode 11.5. Cahya tuk'ku
14 Episode 12. Simponi Petang
15 Episode 13. Sang Eksekutor
16 Episode 14. Peteng E Dino
17 Episode 15. Masalah x Masalah
18 Episode 16. Kesalahan yang Terus Kubuat
19 Episode 16.5. Kesalahan yang Terus Kubuat pt.2
20 Episode 17 Arc 1. Penilaian Guru pt.1
21 Episode 18 Arc 1. Penilaian Guru pt.2
22 Episode 19 Arc 1. Penilaian Guru pt.3
23 Episode 20 Arc 1. Penilaian Guru pt.4
24 Episode 21 Arc 1. Penilaian Guru Bersambung
25 Episode 22. Insiden Ledakan Sekolah, Sophia
26 Episode 23. Insiden Ledakan Sekolah, Bahar
27 Episode 24. Insiden Ledakan Sekolah, Tasya
28 Episode Spesial Lebaran. Hari Kemenangan Terakhirku
29 Episode 25. Insiden Ledakan Sekolah, Samuel dan Xander
30 Episode 26. Insiden Ledakan Sekolah End, Doni Kusuma
31 Episode 27. Manusia Normal
32 Episode 28 Arc 1. Penilaian Guru pt. 6
33 Episode 29 Arc 1. Penilaian Guru pt. 7
34 Episode 30 Arc 1. Penilaian Guru pt. 8
35 Episode 31 Arc 1. Penilaian Guru pt. 9
36 Episode 32 Arc 1. Penilaian Guru pt. 10
37 Episode 33 Arc 1. Penilaian Guru End
38 Episode 34. Dunia yang berbeda
39 Episode 35. Raja Kecantikan
40 Episode 36. Cìkè Nǚwáng / Queen of Assasin
41 Episode 37. Dokumen Musim Panas Api
42 Episode 38. Terpaksa Kencan
43 Episode 39. Pernyataan
44 Episode 40. Arjuna
45 Episode 41. Kunci Jawaban yang Sebenarnya
46 Episode 42. Profesionalitas adalah kuncinya
47 Episode 43. Hati yang Membeku
48 Episode 44. Kerjaan Malam
49 Episode 45. Sangkuni
50 Episode 46. Dokumen Musim Panas Api 2
51 Episode 47. Pangeran dalam Kurungan pt. 1
52 Episode 48. Pangeran dalam Kurungan pt.2
53 Episode 49. Pangeran dalam Kurungan pt.3
54 Episode 50. Pangeran dalam Kurungan pt.4
55 Episode 51. Pangeran dalam Kurungan pt.5
56 Episode 52. Pangeran dalam Kurungan pt.6
57 Episode 53. Pangeran dalam Kurungan pt.7
58 Episode 54. Pangeran dalam Kurungan pt.8
59 Episode 55. Pangeran dalam Kurungan pt.9
60 Episode 56. Pangeran dalam Kurungan pt.10
61 Episode 57. Pangeran dalam kurungan End
62 Episode 58. Waktu Guru
63 Episode 59. Politik VS Bisnis
64 Episode 60. Ujian Sekolah prologue pt.1
65 Episode 61. Ujian Sekolah prologue pt.2
66 Episode 62. Ujian Sekolah prologue pt.3
67 Episode 63. Ujian Sekolah prologue pt.4
68 Episode 64. Hati yang Berdebu
69 Episode 65. Di Balik Hari Itu
70 Episode 66. Bergerak
71 Episode 67. Kawan Masa Lalu
72 Episode 68. Wanita Sableng
73 Episode 69. Gagal Fatal
74 Episode 70. Emosi yang berlebih
75 Episode 71. Keluarga yang Tidak Terikat
76 Episode 72. Hadapi Kenyataan
77 Episode 73. Penipu yang Berhati
78 Episode 74. Sebaliknya
79 Episode 75. Selamat Jalan Podoagung
80 Episode 76. Cemaskah?
81 Episode 77. Benang Darah
82 Episode 78. Di Atas Debu Reruntuhan
83 Episode 79. Ratu Petarung yang Murung pt. 1
84 Episode 80. Ratu Petarung yang Murung pt.2
85 Episode 81. Ratu Petarung yang Murung pt.3
86 Episode 82. Ratu Petarung yang Murung pt.4
87 Episode 83. Ratu Petarung yang Murung pt.5
88 Episode 84. Ratu Petarung yang Murung pt.6
89 Episode 85. Ratu Petarung yang Murung pt.7
90 Episode 86. Ratu Petarung yang Murung pt.8
91 Episode 87. Ratu Petarung yang Murung pt.9
92 Episode 88. Ratu Petarung yang Murung END
93 Episode 89. Selamat Tinggal dengan Benar
94 Episode 90. Prologue sebelum Ujian Siege Battle
95 Episode 91. Si Kuning yang Meresahkan
96 Episode 92. Mental Masa Lalu
97 Episode 93. Paksaan
98 Episode 94. Sebuah Telur yang Berisi Telur
99 Episode 95. Pelayan yang Memimpin pt.1
100 Episode 96. Pelayan yang Memimpin pt.2
101 Episode 97. Pelayan yang Memimpin pt.3
102 Episode 98. Pelayan yang Memimpin pt. 4
103 Episode 99. Pelayan yang Memimpin pt.5
104 Episode 100. Pelayan yang memimpin pt.6
105 Episode 101. Pelayan yang Memimpin pt.7
106 Episode 102. Pelayan yang Memimpin pt.8
107 Episode 103. Pelayan yang Memimpin pt.9
108 Episode 104. Pelayan yang Memimpin End
109 Episode 105. Dunia?
110 Episode 106. Keirian
111 Episode 107. Sadis dan Masokis Bertemu
112 Episode 108. Rapat Mencurigakan
113 Episode 109. Topeng
114 Episode 110. Sisi
115 Episode 111. Kesepakatan
116 Episode 112. Maaf? Tapi Teknologi Baru?!
117 Episode 113. Semakin Tahu Siapa itu Haran
118 Episode 114.
119 Episode 115.
120 Episode 116.
121 Episode 117.
122 Episode 118.
123 Episode 119.
124 Episode 120.
125 Episode 121.
126 Episode 122.
127 Episode 123.
128 Episode 124.
129 Episode 125.
130 Episode 126.
131 Episode 127.
132 Episode 128. Manipulasi bertepi dengan Kebohongan
133 Episode 129. Ikatan yang Rusak
134 Episode 130. Letupan Tugas di antara Salju
135 Episode 131. Resolve
136 Episode 132.
137 Episode 133. Akhir dari Rivalitas Satu Sisi
138 Episode 134.
139 Episode 135.
140 Episode 136.
141 Episode 137.
142 Episode 138.
143 Episode 139.
144 Episode 140.
145 Episode 141. Ikatan Keluarga
146 Cuman Referensi Wajah Karakter
147 Episode 142.
148 Episode 143.
149 Episode 144.
150 Episode 145.
151 Episode 146.
152 Episode 147.
153 Episode 148. Anitya
154 Ringkasan cerita 148
155 Episode 149.
156 Episode 150.
157 Episode 151. Jalan Akhir dari Para Petarung di Podoagung
158 Episode 152.
159 Episode 153.
160 Episode 154.
161 Episode 155.
162 Episode 156.
163 Episode 157. Target Mereka
164 Episode 158. Menuju Sang Pangeran(Tuhan) Palsu
165 Episode 159.
166 Episode 160. Sang Pangeran
167 Episode 161.
168 Episode 162.
169 Episode 163. Berdiri di Atas Tumpukan Nyawa
170 Episode 164.
171 Episode 165. Selisih bagaikan Romansa Tiga Kerajaan
172 Episode 166.
173 Episode 167.
174 Episode 168.
175 Episode 169. Jatuhnya sang Pangeran
176 Episode 170.
177 Episode 171. Mereka yang Berakal
178 Episode 172. Mereka yang ada di Langit(Epilogue)
179 Episode 173. Extra Chapter
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Episode 1. Aku dan Sekolah
2
Episode 2. Gesekan dari Pedang dan Busur
3
Episode 3. Senja Abadi
4
Episode 3.5 Kegelapan Abadi
5
Episode 4. Mata dan Wajah Baru
6
Episode 5. Kondisi Hari Pertama
7
Episode 6. Sesuatu yang Baru
8
Episode 7. Tanpa Sadar Kumiliki
9
Episode 8. Legenda Peledak, katanya
10
Episode 9. Mata dari Anitya
11
Episode 10. Seorang Pecundang
12
Episode 11. Semua Tidak Sesuai dengan yang Kau Lihat
13
Episode 11.5. Cahya tuk'ku
14
Episode 12. Simponi Petang
15
Episode 13. Sang Eksekutor
16
Episode 14. Peteng E Dino
17
Episode 15. Masalah x Masalah
18
Episode 16. Kesalahan yang Terus Kubuat
19
Episode 16.5. Kesalahan yang Terus Kubuat pt.2
20
Episode 17 Arc 1. Penilaian Guru pt.1
21
Episode 18 Arc 1. Penilaian Guru pt.2
22
Episode 19 Arc 1. Penilaian Guru pt.3
23
Episode 20 Arc 1. Penilaian Guru pt.4
24
Episode 21 Arc 1. Penilaian Guru Bersambung
25
Episode 22. Insiden Ledakan Sekolah, Sophia
26
Episode 23. Insiden Ledakan Sekolah, Bahar
27
Episode 24. Insiden Ledakan Sekolah, Tasya
28
Episode Spesial Lebaran. Hari Kemenangan Terakhirku
29
Episode 25. Insiden Ledakan Sekolah, Samuel dan Xander
30
Episode 26. Insiden Ledakan Sekolah End, Doni Kusuma
31
Episode 27. Manusia Normal
32
Episode 28 Arc 1. Penilaian Guru pt. 6
33
Episode 29 Arc 1. Penilaian Guru pt. 7
34
Episode 30 Arc 1. Penilaian Guru pt. 8
35
Episode 31 Arc 1. Penilaian Guru pt. 9
36
Episode 32 Arc 1. Penilaian Guru pt. 10
37
Episode 33 Arc 1. Penilaian Guru End
38
Episode 34. Dunia yang berbeda
39
Episode 35. Raja Kecantikan
40
Episode 36. Cìkè Nǚwáng / Queen of Assasin
41
Episode 37. Dokumen Musim Panas Api
42
Episode 38. Terpaksa Kencan
43
Episode 39. Pernyataan
44
Episode 40. Arjuna
45
Episode 41. Kunci Jawaban yang Sebenarnya
46
Episode 42. Profesionalitas adalah kuncinya
47
Episode 43. Hati yang Membeku
48
Episode 44. Kerjaan Malam
49
Episode 45. Sangkuni
50
Episode 46. Dokumen Musim Panas Api 2
51
Episode 47. Pangeran dalam Kurungan pt. 1
52
Episode 48. Pangeran dalam Kurungan pt.2
53
Episode 49. Pangeran dalam Kurungan pt.3
54
Episode 50. Pangeran dalam Kurungan pt.4
55
Episode 51. Pangeran dalam Kurungan pt.5
56
Episode 52. Pangeran dalam Kurungan pt.6
57
Episode 53. Pangeran dalam Kurungan pt.7
58
Episode 54. Pangeran dalam Kurungan pt.8
59
Episode 55. Pangeran dalam Kurungan pt.9
60
Episode 56. Pangeran dalam Kurungan pt.10
61
Episode 57. Pangeran dalam kurungan End
62
Episode 58. Waktu Guru
63
Episode 59. Politik VS Bisnis
64
Episode 60. Ujian Sekolah prologue pt.1
65
Episode 61. Ujian Sekolah prologue pt.2
66
Episode 62. Ujian Sekolah prologue pt.3
67
Episode 63. Ujian Sekolah prologue pt.4
68
Episode 64. Hati yang Berdebu
69
Episode 65. Di Balik Hari Itu
70
Episode 66. Bergerak
71
Episode 67. Kawan Masa Lalu
72
Episode 68. Wanita Sableng
73
Episode 69. Gagal Fatal
74
Episode 70. Emosi yang berlebih
75
Episode 71. Keluarga yang Tidak Terikat
76
Episode 72. Hadapi Kenyataan
77
Episode 73. Penipu yang Berhati
78
Episode 74. Sebaliknya
79
Episode 75. Selamat Jalan Podoagung
80
Episode 76. Cemaskah?
81
Episode 77. Benang Darah
82
Episode 78. Di Atas Debu Reruntuhan
83
Episode 79. Ratu Petarung yang Murung pt. 1
84
Episode 80. Ratu Petarung yang Murung pt.2
85
Episode 81. Ratu Petarung yang Murung pt.3
86
Episode 82. Ratu Petarung yang Murung pt.4
87
Episode 83. Ratu Petarung yang Murung pt.5
88
Episode 84. Ratu Petarung yang Murung pt.6
89
Episode 85. Ratu Petarung yang Murung pt.7
90
Episode 86. Ratu Petarung yang Murung pt.8
91
Episode 87. Ratu Petarung yang Murung pt.9
92
Episode 88. Ratu Petarung yang Murung END
93
Episode 89. Selamat Tinggal dengan Benar
94
Episode 90. Prologue sebelum Ujian Siege Battle
95
Episode 91. Si Kuning yang Meresahkan
96
Episode 92. Mental Masa Lalu
97
Episode 93. Paksaan
98
Episode 94. Sebuah Telur yang Berisi Telur
99
Episode 95. Pelayan yang Memimpin pt.1
100
Episode 96. Pelayan yang Memimpin pt.2
101
Episode 97. Pelayan yang Memimpin pt.3
102
Episode 98. Pelayan yang Memimpin pt. 4
103
Episode 99. Pelayan yang Memimpin pt.5
104
Episode 100. Pelayan yang memimpin pt.6
105
Episode 101. Pelayan yang Memimpin pt.7
106
Episode 102. Pelayan yang Memimpin pt.8
107
Episode 103. Pelayan yang Memimpin pt.9
108
Episode 104. Pelayan yang Memimpin End
109
Episode 105. Dunia?
110
Episode 106. Keirian
111
Episode 107. Sadis dan Masokis Bertemu
112
Episode 108. Rapat Mencurigakan
113
Episode 109. Topeng
114
Episode 110. Sisi
115
Episode 111. Kesepakatan
116
Episode 112. Maaf? Tapi Teknologi Baru?!
117
Episode 113. Semakin Tahu Siapa itu Haran
118
Episode 114.
119
Episode 115.
120
Episode 116.
121
Episode 117.
122
Episode 118.
123
Episode 119.
124
Episode 120.
125
Episode 121.
126
Episode 122.
127
Episode 123.
128
Episode 124.
129
Episode 125.
130
Episode 126.
131
Episode 127.
132
Episode 128. Manipulasi bertepi dengan Kebohongan
133
Episode 129. Ikatan yang Rusak
134
Episode 130. Letupan Tugas di antara Salju
135
Episode 131. Resolve
136
Episode 132.
137
Episode 133. Akhir dari Rivalitas Satu Sisi
138
Episode 134.
139
Episode 135.
140
Episode 136.
141
Episode 137.
142
Episode 138.
143
Episode 139.
144
Episode 140.
145
Episode 141. Ikatan Keluarga
146
Cuman Referensi Wajah Karakter
147
Episode 142.
148
Episode 143.
149
Episode 144.
150
Episode 145.
151
Episode 146.
152
Episode 147.
153
Episode 148. Anitya
154
Ringkasan cerita 148
155
Episode 149.
156
Episode 150.
157
Episode 151. Jalan Akhir dari Para Petarung di Podoagung
158
Episode 152.
159
Episode 153.
160
Episode 154.
161
Episode 155.
162
Episode 156.
163
Episode 157. Target Mereka
164
Episode 158. Menuju Sang Pangeran(Tuhan) Palsu
165
Episode 159.
166
Episode 160. Sang Pangeran
167
Episode 161.
168
Episode 162.
169
Episode 163. Berdiri di Atas Tumpukan Nyawa
170
Episode 164.
171
Episode 165. Selisih bagaikan Romansa Tiga Kerajaan
172
Episode 166.
173
Episode 167.
174
Episode 168.
175
Episode 169. Jatuhnya sang Pangeran
176
Episode 170.
177
Episode 171. Mereka yang Berakal
178
Episode 172. Mereka yang ada di Langit(Epilogue)
179
Episode 173. Extra Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!