Episode 5. Kondisi Hari Pertama

Liburan telah usai dan kini hari Senin menyambut hari sibuk pertamaku sebagai guru secara utuh.

"Kak, untuk ketujuh belas kalinya, kumohon! Jangan bawa masalah pacarmu, atau mantan PACARmu itu kepadaku!"

Di meja makan, aku mulai meneriakkan keberatanku kepadanya. Tanganku beberapa kali menggebrak-gebrakkan meja untuk membuatnya mendengar.

"Kenapa?"

"Ini sudah 17 kali! 17 KALI!"

"Ohhh" Kakakku mengalihkan pandangannya.

Yang benar saja? Ini tanggapanmu atas semua yang kau lakukan?

Aku tak tahan dengan tingkahnya ini.

"Sudahlah aku tidak peduli"

Sebaiknya aku tidak perlu berlama-lama di sini. Kepalaku mudah terbakar dibuatnya.

"Oh ngomong-ngomong Rasyid(memberikan sebuah pageblug sambil tersenyum licik).... Tidak baik untuk seorang guru menggunakan senjata rusak." Dia memberikan pageblug baru.

Sial, aku telat. Dia sudah tahu.

Aku terlambat untuk memperbaikinya, lupa bahkan. Tidak ada yang bisa kulakukan untuk mengelak.

Aku hanya bisa pasrah menerima pageblug pemberian kakakku.

Sebuah curved sword terbentuk oleh senjata itu. Pedang itu mirip seperti pedang dari arab.

Sepertinya kakakku menyadari kalau aku bertarung hanya mengandalkan satu mata pedangku saja.

Bukan berarti aku senang karena menerimanya.

Kakakku tersenyum tanpa mengatakan sepatah kata lalu pergi mendahuluiku ke kantornya.

Aku melambaikan tanganku untuk membalas senyumnya tanpa melihatnya dan fokus pada pageblug pemberiannya.

Keren, harus kuakui.

Berat buatku untuk mengakui ini semua.

Dan bodohnya aku sampai melupakan masalah soal mantan-mantannya secara seketika.

Aku seperti sedang disogok olehnya.

***

Sebuah notifikasi berbunyi dari ponselku.

Lagi-lagi nomor tidak dikenal.

[Saya menanti anda mengajar, Pak Rasyid] dari Kanda Sophia.

Aku terdiam mengamati. "Kepala anak itu baik-baik saja, kah?'

......................

Naik dengan menumpangi bis, lalu sesampainya di sana aku melihat betapa sunyinya sekolah.

Para murid masih belum datang. Biasanya mereka mulai terlihat sekitar pukul 6:15 pagi.

Aku melihat jam di tanganku dan menunjukkan pukul 5:48.

"Aku kepagian, ya?"

......................

Di ruang guru, tak ada satupun orang di sini selain meja-meja berantakan para guru yang tersusun rapi dan sejajar. Mereka seperti sedang berbaris tanpa perintah. Setiap meja yang berantakan menyesuaikan kesibukan guru-guru itu.

Ada yang sedikit berantakan dan ada juga yang seperti kapal pecah.

Contohnya meja yang kemungkinan milik Erika terlihat sangat berantakan sementara meja milik Tasya terlihat rapi, sedangkan meja Samuel dan Xander terlihat penuh namun tertata rapi.

Aku yakin meja Samuel tertata karena tidak tersentuh sama sekali, sedangkan Xander ada kemungkinan bila dia adalah orang yang kerja cepat. Belum lagi dia adalah pengguna elemen cahaya, segala tugas ringan akan jadi terasa cepat buatnya.

Aku benar-benar kepagian, mungkin ini yang mereka sebut semangat di awal hari kerja. 

Mungkin besok aku berangkatnya lambat saja.

Duduk di kursiku sendirian dengan jenuh, aku membuka ponselku untuk mengisi waktu luang. Perhatianku terlalu fokus ke layar ponsel sampai tidak menyadari sekitarku.

"HALO PAK RASYID!!! ANDA PAGI SEKALI!!!"

"HARGGGGH!"

Teriakan Tasya mengagetkanku. Ponselku hampir terbang ke udara.

Dia menjulurkan lidahnya sambil memukul kepalanya sebagai permintaan maaf.

Bermain imut itu curang, jika tidak, mungkin akan kubanting dia saat aku kaget tadi.

"Reaksimu lucu sekali!" Tasya tertawa.

Aku hanya bisa merengut dan melekukan bibirku.

"Kenapa kau berangkat pagi sekali? Bukannya biasanya orang-orang berangkat sekitar pukul 6:30?"

"Kau jugakan?"

"Aku cuman semangat saja. Tapi kalo Pak Rasyid-kan pasti tidak mungkin. Wajahnya saja selalu datar, bahkan kemarin saat liburan, anda saja telat."

Wanita ini tidak tahu kapan harus nge-rem. Dia tidak bisa berhenti berbicara.

Aku terpaksa mendengar ocehannya sampai salah seorang guru datang.

Terkadang aku bingung pada diriku sendiri, 'kenapa aku bisa tahan dengan semua hinaan wanita pendek ini?'

Lupakan saja! Skip!

......................

Saat jam pelajaran, di arena bertarung.

"Hyaahh!" Moka maju ke arah Hakam.

Hakam menghindarinya dengan melompat ke samping dan langsung mengayunkan halberd-nya memutar ke arah Moka.

Sayangnya karena senjatanya yang berat, Moka yang merupakan pengguna senjata ringan dapat dengan mudah menghindarinya.

Hakam Surya, seorang pegguna halberd dan tidak dapat menggunakan sihir dengan baik. Banyak yang bilang kalau kemampuan bertarungnya cukuplah mengerikan(secara harfiah), terlebih, kelemahannya terhadap musuh yang cepat masih belum bisa teratasi.

Dan di sisi lain, lawan anak itu.

Monika Mahama atau yang biasa disebut Moka merupakan ketua kelas dan seorang pengguna dua pisau. Kecepatan dan ketelitiannya sangat ditakuti. Namun dia terlalu fokus pada pola serangannya sehingga menjadi kelemahannya. Semisal musuh tiba-tiba keluar dari pola yang diinginkan anak itu, dia akan spontan terkejut dan membiarkan dirinya terbuka sehingga memberi kesempatan pada lawan untuk menyerang.

Tanganku memegang keningku yang tertunduk, 'mengerikan' itulah penilaianku setelah melihat pertarungan mereka berdua.

Pertarungan mereka berdua sangat kacau saat ini. Hakam yang lambat membuat setiap serangannya gagal mengenai Moka. Di lain sisi, Moka terus kehilangan polanya karena Hakam tidak pernah mengikuti pola menghindar yang dia inginkan.

"Bagaimana menurutmu pertarungan mereka berdua, Pak Rasyid?" Erika yang menonton bersamaku di meja penonton menanyaiku.

'Apakah ini beneran sekolah bergengsi yang diisi murid-murid top?' entah kenapa aku membuat wajah seperti mengatakan itu.

Ini malah seperti sekolah yang isinya hanya orang pamer kekuatan saja.

"Wajahmu mengatakan kalau kau kecewa berat(tersenyum kecut)."

Erika tidak heran atau kecewa sama sekali pada pendapatku. Dia malah menganggap hal itu adalah hal yang normal. Dia juga tidak merasa kecewa dengan kemampuan para murid di sini, seakan itu adalah hal yang lumrah.

"Maafkan aku. Tapi beginilah mereka. Mereka terlalu mendewakan kemampuan yang mereka terima di sekolah mereka terdahulu(Sekolah menengah)." Erika menjelaskan sebuah alasan yang masuk akal.

Menurutuku, ucapan Erika berada di tengah-tengahnya, ada benarnya dan ada salahnya.

Dari bagaimana kota ini berjalan, bisa dipastikan mereka tidak berani melepas kode etik mereka. Tekanan berat itu terasa di wajah mereka semua.

Itu semua seperti terpaksa mereka lakukan agar tidak dikucilkan desa.

Hidup tanpa bisa mati adalah sesuatu yang menyusahkan, ditambah dengan hidup harus bersosial membuat mereka tidak memiliki jalan keluar selain mengikuti.

Meskipun begitu, bila begini terus, sekolah ini mungkin akan merosok bila Nusantara tahu kalau keadaan sekolah itu seperti ini.

Aku mencoba memikirkan sesuatu. Aku melihati bangku-bangku di mana para murid yang kuajar duduk.

Dan tanpa sengaja, mataku terkunci pada wajah Sophia yang seperti sedang menunggu jawabanku.

Pesan tadi pagi... Jadi ini yang dia maksud?

"Aku bosan pertarungan mereka... Mereka seperti robot!" Siswa berkacamata mengeluh bosan melihat pertarungan mereka.

Dia adalah siswa yang sama yang menghinaku di awal hari masuk. Jika kuingat kembali, nama anak itu adalah Earl Stevent Xander. Salah satu keluarga bangsawan di kota ini. Dia juga adalah saudara atau adiknya Xander.

"Yah mau bagaimana lagi. Kode etik sekolah lama kita seperti menekan kita untuk selalu meremehkan lawan kita. Eh, kitanya malah seperti jadi samurai yang melawan mongol akhirnya." Siswa berambut coklat panjang sampai punggung menjawab Stevent.

Dia adalah Luna Gita Lestari, entah kesambet apa orang tuanya memberikan nama perempuan pada anaknya. Lupakan soal tadi, kurang lebih begitulah nama anak itu.

***

Karena tidak ada kemajuan, aku memanggil masuk mereka berdua.

Apabila membuat mereka praktek tanpa contoh, maka hasilnya hanyalah zonk semata.

Oleh karena itu,!

Aku mengangkat daftar nama siswa yang kupegang dan mencoba memilih 2 murid yang akan menurutku memiliki skill yang bagus.

Mataku terkunci pada dua nama murid yang memiliki statistik jomplang. Jomplang yang kumaksud adalah kemampuan mereka separuh kuat separuh buruk.

Murid pertama adalah siswa yang tak kusangka memiliki kekuatan sihir yang begitu kuat, namun memiliki fisik yang buruk, bila diandaikan, perbandingan kekuatannya sebesar 3:4(75% kekuatan sihir, 25% kekuatan fisik). Sedangkan murid kedua memiliki sihir yang tinggi namun dengan kekuatan fisik yang lemah, bahkan sampai menginjak angka nol.

Aku sedikit bingung, kenapa murid seperti mereka bisa ada di kelas Fisik bila sihirnya yang menggendong.

Melihat ke dua nama familiar, Aku ingin tahu bagaimana jika mereka berhadapan satu sama lain.

'Aku akan pilih yang ini saja,' ucapku dalam hati.

"Kanda Sophia dan Stevent Xander masuk arena!"

Kanda yang duduk mengawasiku dengan serius seketika tersentak dan kaget.

Stevent di sisi lain, dia tidak merasakan hal itu. Dia hanya berdiri lalu berjalan ke arena tanpa berkomentar sama sekali.

Tidak ada rasa gugup sama sekali terlihat di wajah Stevent.

Kedua belah pihak kini sudah ada di arena. Mereka berjabat tangan lalu berjalan ke posisi mereka.

"Pageblug mohon diaktifkan!"

Aba-aba pertama kulanturkan, mereka mengaktifkan pageblug mereka dan menggamnya kuat-kuat.

Sophia memegang kipas yang sama seperti kemarin, sedangkan Stevent memegang pedang yang terlihat mengkilap dan terawat.

Bila tidak salah, senjata anak itu diaebut Royal Sword(pedang kerajaan). Pedang yang hanya dipakai saat upacara penting.

Yang dipakai anak itu pasti replikanya saja, dan terlihat seperti memang diatur untuk bertarung.

"Bersedia!"

Saat aba-aba kedua kuteriakkan, mereka mengambil kuda-kuda mereka.

"Fight!" Pertarungan kumulaikan.

Stevent maju dengan memutarkan badannya sambil mengayunkan pedangnya. Sebuah sihir cahaya keluar dari tebasannya membentuk sebuah gelombang tajam yang mencoba menebas Sophia.

Sophia tidak merasa terkejut dengan serangan cepat itu, dia memaku di tempatnya dan mulai merentangkan tangannya lebar-lebar.

Dia berputat bagai helikopter dan membuat semua serangan Stevent terpental kemana-mana.

"Tunggu dulu?!"

Sepertinya pandanganku salah. Dia tidak berputar, melainkan kipasnyalah yang berputar mengelilinya dan membuat tornado itu.

"Kemampuan Sophia memang tidak diragukan lagi." Puji Erika.

"Tch!"

Dari sini aku bisa melihat Stevent berdecik kesal.

Dia langsung maju dan mengayunkan pedangnya dari bawah ke atas.

Namun sayang, sekali lagi Sophia menahannya dan menginfus sihir es ke kipasnya.

Dalam hitungan detik, pedang yang digunakan Stevent perlahan membeku sebagai akibat dari kontak fisik dengan kipas Sophia.

"Tidak akan kubiarkan!"

Stevent secara panik melempar pedangnya dan menggantinya dengan melayangkan tinjuan kuat yang bercahaya pada perut Sophia.

Itu tadi adalah elemen cahaya, dengan kecepatan seperti itu, Sophia tidak sanggup menahan datangnya serangan.

Sophia terkena hit dan Stevent mendapatkan 1 poin.

Tidak mau melepas kesempatan, Stevent berlari ke pedangnya dan mencoba mengambilnya.

Sepertinya anak itu sadar kalau bertarung melawan Sophia tanpa senjata adalah pilihan buruk.

Di awal memang akan terlihat seperti Stevent yang mengungguli, namun bila Stevent meneruskan untuk menyerang, maka dengan cepat, Sophia yang merupakan masternya sihir akan menghancurkan anak sombong itu dalam sekali tornado seperti itu lagi.

Namun sepertinya rencana Stevent untuk kembali pada pedangnya adalah rencana terselubung Sophia.

BOOM!!!

"Gyahh!"

Stevent terpental oleh bom es yang tertanam di pedangnya.

Kini kondisi 1 sama.

Tapi sepertinya tidak akan lama lagi.

Posisi mendarat Stevent berada di posisi yang membuatnya dalam kondisi seperti itu.

Lebih jelasnya, dia mendarat tepat di hadapan Sophia.

Dari bawah, dia bisa melihat wajah Sophia yang kosong namun penuh intimidasi. Kipas gadis itu seperti pedang yang ditujukan pada lawannya.

Perlahan aura es mulai memutari kipas itu dan menyebar ke belakang Sophia.

"Apa yang akan dia lakukan?" Ucapku dalam bingung.

Perlahan, satu persatu jarum es terbentuk di belakang gadis itu.

Jarum-jarum itu seperti bersiap menusuk semua yang ada di depannya(Stevent).

Apa yang akan kau lakukan, Stevent? Aku bertanya pada anak malang itu dalam hatiku.

"Aku menyerah!" Stevent yang ketakutan lalu menyatakan kekalahannya.

Sesaat setelah pernyataan menyerah itu, semua jarum yang melayang di belakang Sophia jatuh dan membuat seisi arena bergetar lalu hancur bagai butiran es.

Aku terdiam kagum pada kemampuan gadis itu, meskipun cuman sedikit(bukan karena sombong). Hanya saja, dia masih banyak celah.

"Sepertinya kali ini anda sangat puas dengan hasilnya" Erika yang melihatku terkagum hanya bisa tersenyum lega. "Apakah ini sudah membuatmu senang?" Erika mengganti topiknya.

Aku menggelengkan kepalaku.

Ini memang hebat tapi ini percuma bila yang mengagumkan dari kelas ini hanya mereka berdua saja. Dari penilaianku, dari semua murid di sini hanya Stevent dan Sophia saja yang tidak terpengaruh oleh kode etik almamater mereka. Mereka bertarung sesuai tempo yang terjadi di arena.

"Jika menurutmu masih belum memuaskan, maka kau tahu tugasmu sebagai guru, kan?" Pertanyaan Erika memiliki jawaban yang jelas.

"Ini adalah hari terakhirku mengawasimu, Pak Rasyid" (Erika)

Aku mengangguk.

Dengan melihat semua kemampuan mereka, aku tahu apa yang harus kulakukan untuk mengajar mereka.

Aku sudah menyiapkannya.

Erika tersenyum melihat jawabanku.

"Kalau begitu, permisi." Dia meninggalkan arena.

Kini aku akan mengajar sendiri. Aku sudah dapat semua yang kubutuhkan. Kini hanya bagaimana cara aku mengeksekusinya.

***

"Anak-anak! Kelas telah berakhir!"

Aku membubarkan kelas saat pelajaran berakhir.

Semua siswa berjalan keluar pintu arena dan pergi ke kelas mereka.

Melihati mereka yang berjalan, aku juga mulai beranjak dari sana.

Namun, saat kakiku baru saja menginjak keluar dari gedung. Aku menemukan seorang siswi yang berdiri sendirian sedang menungguku.

Aku tahu apa yang dia mau.

Aku membungkukkan badanku sambil memegang dadaku ke arahnya.

"Maafkan Bapak karena tidak bisa memberikan pelajaran yang kamu harapkan, Sophia."

Sophia yang bersenden di dinding gedung arena itu langsung meluruskan punggungnya, dan berjalan pergi.

Episodes
1 Episode 1. Aku dan Sekolah
2 Episode 2. Gesekan dari Pedang dan Busur
3 Episode 3. Senja Abadi
4 Episode 3.5 Kegelapan Abadi
5 Episode 4. Mata dan Wajah Baru
6 Episode 5. Kondisi Hari Pertama
7 Episode 6. Sesuatu yang Baru
8 Episode 7. Tanpa Sadar Kumiliki
9 Episode 8. Legenda Peledak, katanya
10 Episode 9. Mata dari Anitya
11 Episode 10. Seorang Pecundang
12 Episode 11. Semua Tidak Sesuai dengan yang Kau Lihat
13 Episode 11.5. Cahya tuk'ku
14 Episode 12. Simponi Petang
15 Episode 13. Sang Eksekutor
16 Episode 14. Peteng E Dino
17 Episode 15. Masalah x Masalah
18 Episode 16. Kesalahan yang Terus Kubuat
19 Episode 16.5. Kesalahan yang Terus Kubuat pt.2
20 Episode 17 Arc 1. Penilaian Guru pt.1
21 Episode 18 Arc 1. Penilaian Guru pt.2
22 Episode 19 Arc 1. Penilaian Guru pt.3
23 Episode 20 Arc 1. Penilaian Guru pt.4
24 Episode 21 Arc 1. Penilaian Guru Bersambung
25 Episode 22. Insiden Ledakan Sekolah, Sophia
26 Episode 23. Insiden Ledakan Sekolah, Bahar
27 Episode 24. Insiden Ledakan Sekolah, Tasya
28 Episode Spesial Lebaran. Hari Kemenangan Terakhirku
29 Episode 25. Insiden Ledakan Sekolah, Samuel dan Xander
30 Episode 26. Insiden Ledakan Sekolah End, Doni Kusuma
31 Episode 27. Manusia Normal
32 Episode 28 Arc 1. Penilaian Guru pt. 6
33 Episode 29 Arc 1. Penilaian Guru pt. 7
34 Episode 30 Arc 1. Penilaian Guru pt. 8
35 Episode 31 Arc 1. Penilaian Guru pt. 9
36 Episode 32 Arc 1. Penilaian Guru pt. 10
37 Episode 33 Arc 1. Penilaian Guru End
38 Episode 34. Dunia yang berbeda
39 Episode 35. Raja Kecantikan
40 Episode 36. Cìkè Nǚwáng / Queen of Assasin
41 Episode 37. Dokumen Musim Panas Api
42 Episode 38. Terpaksa Kencan
43 Episode 39. Pernyataan
44 Episode 40. Arjuna
45 Episode 41. Kunci Jawaban yang Sebenarnya
46 Episode 42. Profesionalitas adalah kuncinya
47 Episode 43. Hati yang Membeku
48 Episode 44. Kerjaan Malam
49 Episode 45. Sangkuni
50 Episode 46. Dokumen Musim Panas Api 2
51 Episode 47. Pangeran dalam Kurungan pt. 1
52 Episode 48. Pangeran dalam Kurungan pt.2
53 Episode 49. Pangeran dalam Kurungan pt.3
54 Episode 50. Pangeran dalam Kurungan pt.4
55 Episode 51. Pangeran dalam Kurungan pt.5
56 Episode 52. Pangeran dalam Kurungan pt.6
57 Episode 53. Pangeran dalam Kurungan pt.7
58 Episode 54. Pangeran dalam Kurungan pt.8
59 Episode 55. Pangeran dalam Kurungan pt.9
60 Episode 56. Pangeran dalam Kurungan pt.10
61 Episode 57. Pangeran dalam kurungan End
62 Episode 58. Waktu Guru
63 Episode 59. Politik VS Bisnis
64 Episode 60. Ujian Sekolah prologue pt.1
65 Episode 61. Ujian Sekolah prologue pt.2
66 Episode 62. Ujian Sekolah prologue pt.3
67 Episode 63. Ujian Sekolah prologue pt.4
68 Episode 64. Hati yang Berdebu
69 Episode 65. Di Balik Hari Itu
70 Episode 66. Bergerak
71 Episode 67. Kawan Masa Lalu
72 Episode 68. Wanita Sableng
73 Episode 69. Gagal Fatal
74 Episode 70. Emosi yang berlebih
75 Episode 71. Keluarga yang Tidak Terikat
76 Episode 72. Hadapi Kenyataan
77 Episode 73. Penipu yang Berhati
78 Episode 74. Sebaliknya
79 Episode 75. Selamat Jalan Podoagung
80 Episode 76. Cemaskah?
81 Episode 77. Benang Darah
82 Episode 78. Di Atas Debu Reruntuhan
83 Episode 79. Ratu Petarung yang Murung pt. 1
84 Episode 80. Ratu Petarung yang Murung pt.2
85 Episode 81. Ratu Petarung yang Murung pt.3
86 Episode 82. Ratu Petarung yang Murung pt.4
87 Episode 83. Ratu Petarung yang Murung pt.5
88 Episode 84. Ratu Petarung yang Murung pt.6
89 Episode 85. Ratu Petarung yang Murung pt.7
90 Episode 86. Ratu Petarung yang Murung pt.8
91 Episode 87. Ratu Petarung yang Murung pt.9
92 Episode 88. Ratu Petarung yang Murung END
93 Episode 89. Selamat Tinggal dengan Benar
94 Episode 90. Prologue sebelum Ujian Siege Battle
95 Episode 91. Si Kuning yang Meresahkan
96 Episode 92. Mental Masa Lalu
97 Episode 93. Paksaan
98 Episode 94. Sebuah Telur yang Berisi Telur
99 Episode 95. Pelayan yang Memimpin pt.1
100 Episode 96. Pelayan yang Memimpin pt.2
101 Episode 97. Pelayan yang Memimpin pt.3
102 Episode 98. Pelayan yang Memimpin pt. 4
103 Episode 99. Pelayan yang Memimpin pt.5
104 Episode 100. Pelayan yang memimpin pt.6
105 Episode 101. Pelayan yang Memimpin pt.7
106 Episode 102. Pelayan yang Memimpin pt.8
107 Episode 103. Pelayan yang Memimpin pt.9
108 Episode 104. Pelayan yang Memimpin End
109 Episode 105. Dunia?
110 Episode 106. Keirian
111 Episode 107. Sadis dan Masokis Bertemu
112 Episode 108. Rapat Mencurigakan
113 Episode 109. Topeng
114 Episode 110. Sisi
115 Episode 111. Kesepakatan
116 Episode 112. Maaf? Tapi Teknologi Baru?!
117 Episode 113. Semakin Tahu Siapa itu Haran
118 Episode 114.
119 Episode 115.
120 Episode 116.
121 Episode 117.
122 Episode 118.
123 Episode 119.
124 Episode 120.
125 Episode 121.
126 Episode 122.
127 Episode 123.
128 Episode 124.
129 Episode 125.
130 Episode 126.
131 Episode 127.
132 Episode 128. Manipulasi bertepi dengan Kebohongan
133 Episode 129. Ikatan yang Rusak
134 Episode 130. Letupan Tugas di antara Salju
135 Episode 131. Resolve
136 Episode 132.
137 Episode 133. Akhir dari Rivalitas Satu Sisi
138 Episode 134.
139 Episode 135.
140 Episode 136.
141 Episode 137.
142 Episode 138.
143 Episode 139.
144 Episode 140.
145 Episode 141. Ikatan Keluarga
146 Cuman Referensi Wajah Karakter
147 Episode 142.
148 Episode 143.
149 Episode 144.
150 Episode 145.
151 Episode 146.
152 Episode 147.
153 Episode 148. Anitya
154 Ringkasan cerita 148
155 Episode 149.
156 Episode 150.
157 Episode 151. Jalan Akhir dari Para Petarung di Podoagung
158 Episode 152.
159 Episode 153.
160 Episode 154.
161 Episode 155.
162 Episode 156.
163 Episode 157. Target Mereka
164 Episode 158. Menuju Sang Pangeran(Tuhan) Palsu
165 Episode 159.
166 Episode 160. Sang Pangeran
167 Episode 161.
168 Episode 162.
169 Episode 163. Berdiri di Atas Tumpukan Nyawa
170 Episode 164.
171 Episode 165. Selisih bagaikan Romansa Tiga Kerajaan
172 Episode 166.
173 Episode 167.
174 Episode 168.
175 Episode 169. Jatuhnya sang Pangeran
176 Episode 170.
177 Episode 171. Mereka yang Berakal
178 Episode 172. Mereka yang ada di Langit(Epilogue)
179 Episode 173. Extra Chapter
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Episode 1. Aku dan Sekolah
2
Episode 2. Gesekan dari Pedang dan Busur
3
Episode 3. Senja Abadi
4
Episode 3.5 Kegelapan Abadi
5
Episode 4. Mata dan Wajah Baru
6
Episode 5. Kondisi Hari Pertama
7
Episode 6. Sesuatu yang Baru
8
Episode 7. Tanpa Sadar Kumiliki
9
Episode 8. Legenda Peledak, katanya
10
Episode 9. Mata dari Anitya
11
Episode 10. Seorang Pecundang
12
Episode 11. Semua Tidak Sesuai dengan yang Kau Lihat
13
Episode 11.5. Cahya tuk'ku
14
Episode 12. Simponi Petang
15
Episode 13. Sang Eksekutor
16
Episode 14. Peteng E Dino
17
Episode 15. Masalah x Masalah
18
Episode 16. Kesalahan yang Terus Kubuat
19
Episode 16.5. Kesalahan yang Terus Kubuat pt.2
20
Episode 17 Arc 1. Penilaian Guru pt.1
21
Episode 18 Arc 1. Penilaian Guru pt.2
22
Episode 19 Arc 1. Penilaian Guru pt.3
23
Episode 20 Arc 1. Penilaian Guru pt.4
24
Episode 21 Arc 1. Penilaian Guru Bersambung
25
Episode 22. Insiden Ledakan Sekolah, Sophia
26
Episode 23. Insiden Ledakan Sekolah, Bahar
27
Episode 24. Insiden Ledakan Sekolah, Tasya
28
Episode Spesial Lebaran. Hari Kemenangan Terakhirku
29
Episode 25. Insiden Ledakan Sekolah, Samuel dan Xander
30
Episode 26. Insiden Ledakan Sekolah End, Doni Kusuma
31
Episode 27. Manusia Normal
32
Episode 28 Arc 1. Penilaian Guru pt. 6
33
Episode 29 Arc 1. Penilaian Guru pt. 7
34
Episode 30 Arc 1. Penilaian Guru pt. 8
35
Episode 31 Arc 1. Penilaian Guru pt. 9
36
Episode 32 Arc 1. Penilaian Guru pt. 10
37
Episode 33 Arc 1. Penilaian Guru End
38
Episode 34. Dunia yang berbeda
39
Episode 35. Raja Kecantikan
40
Episode 36. Cìkè Nǚwáng / Queen of Assasin
41
Episode 37. Dokumen Musim Panas Api
42
Episode 38. Terpaksa Kencan
43
Episode 39. Pernyataan
44
Episode 40. Arjuna
45
Episode 41. Kunci Jawaban yang Sebenarnya
46
Episode 42. Profesionalitas adalah kuncinya
47
Episode 43. Hati yang Membeku
48
Episode 44. Kerjaan Malam
49
Episode 45. Sangkuni
50
Episode 46. Dokumen Musim Panas Api 2
51
Episode 47. Pangeran dalam Kurungan pt. 1
52
Episode 48. Pangeran dalam Kurungan pt.2
53
Episode 49. Pangeran dalam Kurungan pt.3
54
Episode 50. Pangeran dalam Kurungan pt.4
55
Episode 51. Pangeran dalam Kurungan pt.5
56
Episode 52. Pangeran dalam Kurungan pt.6
57
Episode 53. Pangeran dalam Kurungan pt.7
58
Episode 54. Pangeran dalam Kurungan pt.8
59
Episode 55. Pangeran dalam Kurungan pt.9
60
Episode 56. Pangeran dalam Kurungan pt.10
61
Episode 57. Pangeran dalam kurungan End
62
Episode 58. Waktu Guru
63
Episode 59. Politik VS Bisnis
64
Episode 60. Ujian Sekolah prologue pt.1
65
Episode 61. Ujian Sekolah prologue pt.2
66
Episode 62. Ujian Sekolah prologue pt.3
67
Episode 63. Ujian Sekolah prologue pt.4
68
Episode 64. Hati yang Berdebu
69
Episode 65. Di Balik Hari Itu
70
Episode 66. Bergerak
71
Episode 67. Kawan Masa Lalu
72
Episode 68. Wanita Sableng
73
Episode 69. Gagal Fatal
74
Episode 70. Emosi yang berlebih
75
Episode 71. Keluarga yang Tidak Terikat
76
Episode 72. Hadapi Kenyataan
77
Episode 73. Penipu yang Berhati
78
Episode 74. Sebaliknya
79
Episode 75. Selamat Jalan Podoagung
80
Episode 76. Cemaskah?
81
Episode 77. Benang Darah
82
Episode 78. Di Atas Debu Reruntuhan
83
Episode 79. Ratu Petarung yang Murung pt. 1
84
Episode 80. Ratu Petarung yang Murung pt.2
85
Episode 81. Ratu Petarung yang Murung pt.3
86
Episode 82. Ratu Petarung yang Murung pt.4
87
Episode 83. Ratu Petarung yang Murung pt.5
88
Episode 84. Ratu Petarung yang Murung pt.6
89
Episode 85. Ratu Petarung yang Murung pt.7
90
Episode 86. Ratu Petarung yang Murung pt.8
91
Episode 87. Ratu Petarung yang Murung pt.9
92
Episode 88. Ratu Petarung yang Murung END
93
Episode 89. Selamat Tinggal dengan Benar
94
Episode 90. Prologue sebelum Ujian Siege Battle
95
Episode 91. Si Kuning yang Meresahkan
96
Episode 92. Mental Masa Lalu
97
Episode 93. Paksaan
98
Episode 94. Sebuah Telur yang Berisi Telur
99
Episode 95. Pelayan yang Memimpin pt.1
100
Episode 96. Pelayan yang Memimpin pt.2
101
Episode 97. Pelayan yang Memimpin pt.3
102
Episode 98. Pelayan yang Memimpin pt. 4
103
Episode 99. Pelayan yang Memimpin pt.5
104
Episode 100. Pelayan yang memimpin pt.6
105
Episode 101. Pelayan yang Memimpin pt.7
106
Episode 102. Pelayan yang Memimpin pt.8
107
Episode 103. Pelayan yang Memimpin pt.9
108
Episode 104. Pelayan yang Memimpin End
109
Episode 105. Dunia?
110
Episode 106. Keirian
111
Episode 107. Sadis dan Masokis Bertemu
112
Episode 108. Rapat Mencurigakan
113
Episode 109. Topeng
114
Episode 110. Sisi
115
Episode 111. Kesepakatan
116
Episode 112. Maaf? Tapi Teknologi Baru?!
117
Episode 113. Semakin Tahu Siapa itu Haran
118
Episode 114.
119
Episode 115.
120
Episode 116.
121
Episode 117.
122
Episode 118.
123
Episode 119.
124
Episode 120.
125
Episode 121.
126
Episode 122.
127
Episode 123.
128
Episode 124.
129
Episode 125.
130
Episode 126.
131
Episode 127.
132
Episode 128. Manipulasi bertepi dengan Kebohongan
133
Episode 129. Ikatan yang Rusak
134
Episode 130. Letupan Tugas di antara Salju
135
Episode 131. Resolve
136
Episode 132.
137
Episode 133. Akhir dari Rivalitas Satu Sisi
138
Episode 134.
139
Episode 135.
140
Episode 136.
141
Episode 137.
142
Episode 138.
143
Episode 139.
144
Episode 140.
145
Episode 141. Ikatan Keluarga
146
Cuman Referensi Wajah Karakter
147
Episode 142.
148
Episode 143.
149
Episode 144.
150
Episode 145.
151
Episode 146.
152
Episode 147.
153
Episode 148. Anitya
154
Ringkasan cerita 148
155
Episode 149.
156
Episode 150.
157
Episode 151. Jalan Akhir dari Para Petarung di Podoagung
158
Episode 152.
159
Episode 153.
160
Episode 154.
161
Episode 155.
162
Episode 156.
163
Episode 157. Target Mereka
164
Episode 158. Menuju Sang Pangeran(Tuhan) Palsu
165
Episode 159.
166
Episode 160. Sang Pangeran
167
Episode 161.
168
Episode 162.
169
Episode 163. Berdiri di Atas Tumpukan Nyawa
170
Episode 164.
171
Episode 165. Selisih bagaikan Romansa Tiga Kerajaan
172
Episode 166.
173
Episode 167.
174
Episode 168.
175
Episode 169. Jatuhnya sang Pangeran
176
Episode 170.
177
Episode 171. Mereka yang Berakal
178
Episode 172. Mereka yang ada di Langit(Epilogue)
179
Episode 173. Extra Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!