Episode 10. Seorang Pecundang

Pagi hari seperti biasa. Aku dan kakakku sarapan berdua di meja makan. Aku pernah bertanya pada kakakku, Rizki. Apa yang terjadi pada kedua orang tua dan kakak tertua kami berdua?

Saat aku masih sekolah. Kedua orang tuaku tiba-tiba meninggal dan sudah dimakamkan saat aku baru saja pulang sekolah. Seminggu kemudian kakak tertua kami bernasib sama. Aku bertanya berkali-kali bahkan sampai sekarang kakakku tidak pernah menjawabnya.

"Bagaimana kau akan melakukannya, Syid?" Kakakku bertanya soal rencana untuk menghancurkan reputasi kelas 3 sihir itu.

"Kepo sekali kau!" Aku sedang malas berbicara dengan kakakku karena dia membawaku kembali ke urusan ini.

"Ya sudahlah. Aku yakin kau bisa melakukannya." Kakakku berdiri dari kursinya dan berangkat ke kantor.

Sepertinya sekarang aku sendirian lagi.

Merasa tidak ada yang bisa kulakukan, aku akhirnya memutuskan berangkat pagi.

 ***

Hari ini latihan tanding lagi. Aku dan murid-muridku berkumpul di arena.

Latihan hari ini sediki berbeda dari latihan yang kemarin. Kini kelas sihir yang diajar oleh Pak Vicky juga ikut serta dalam latihan ini.

Pria itu sekarang berdiri di sampingku sambil memegang pageblug yang ada di pinggangnya dengan bangga. Yang membedakan hari ini adalah kelas sihir bergabung dalam sesi latihan.

Bila memurut analisaku, senajata yang dia miliki merupakan senjata yang mengandalkan kekuatan sihir. Terdapat beberapa benang di sekitar pageblugnya, kemungkinan senjata itu melayang di belakang. Senjatanya tidak lain dan tidak bukan adalah senjata tajam yang melayang. Bisa pedang terbang, kapak terbang, atau senjata tajam sejenisnya.

"Hari yang indah untuk berlatih, benarkan, Pak Rasyid?"

"Hmm(mengangguk)..."

"Ngomong-ngomong bila dilihat-lihat, muridmu sepertinya tidak ada kemajuan sama sekali. Apa kau benar-benar bisa melatih mereka dengan benar? Lihat bahkan Maul tidak perlu bergerak sama sekali untuk menang"

Jika tidak sedang dalam pelajaran, bakal kubanting ini orang. Dia mencoba membuatku marah. Kemungkinan dia ingin menganalisa kemampuan bertarungku dengan memprovokasiku. Aku harus mengabaikannya dan fokus ke muridku yang sedang bertarung di arena.

Kini Hakam sedang bertarung dengan Maul.

Hakam terlihat kewalahan di sana. Dia tidak bisa mendekati Maul sama sekali, yang dia lakukan hanyalah menghindari sihir-sihir yang terbang ke arahnya. Keadaannya sangat parah, Hakam yang tidak mau menggunakan sihir harus berhadapan dengan lawan yang kekuatan utamanya adalah sihir.

Bola-bola api beterbangan mengikuti targetnya sementara Hakam hanya terus menghindari bola-bola itu sambil membawa senjatanya yang berat. Maul hanya tersenyum puas karena keadaannya menguntungkannya.

TEETTTTT.

Suara terompet berbunyi. Menandakan pertarungan latihan antara Hakam dan Maul telah selesai. Aku melihati daftar murid. Sebuah nama yang familiar kudapatkan. Aku coba memilih anak itu untuk berlatih kali ini.

"Gita! Sekarang waktumu!" Aku berteriak memanggilnya.

Gita berdiri dan mengangkat tangannya setelah aku memanggilnya. Dia langsung bergegas pergi ke tengah arena dan bergantian dengan Hakam.

Hakam yang habis bertanding langsung duduk ke kursi penonton dengan terdiam kecewa. Dia tidak terlihat senang karena tahu akan sangat mustahil melawan kelas sihir tanpa sihir.

Sungguh mengenaskan.

Aku yang melihatnya situasinya mencoba mendatanginya secara diam-diam dan duduk disampingnya tanpa ketahuan.

"Kenapa kau bertarung?"

Keberadaanku seketika membuatnya terkejut.

"Pak Rasyid, sejak kapan?"

"Aku tanya sekali lagi. Kenapa kau bertarung?"

"Hah?"

"Melawan musuh yang senjata utamanya adalah sihir hanya bermodalkan serangan fisik itu bagaikan melawan tank dengan pedang. Itu mustahil! Kenapa kau melakukannya?!"

"Aku hanya ingin kuat dan bisa melindungi adikku. Sayangnya aturan tempatku tinggal menolak para pengguna sihir. Setiap ada yang menggunakan sihir pasti akan diusir dari sana. Sihir disana masih dianggap pembawa nasib buruk dan akan mendatangkan musibah"

Bahkan di tahun 2052 masih ada orang yang percaya mitos-mitos seperti itu. Inilah kenapa aku bisa menjalankan misi-misiku saat masih bekerja di bawah komando Nova.

"Kenapa orang-orang tidak peduli dengan nasibku?! Padahal aku sudah melakukan apa yang mereka mau!"

"Kau tahu? Orang-orang tidak peduli dengan nasibmu. Seberapa banyak yang kau lakukan jika kau melanggar sekali, maka kau akan disebut tidak berguna. Jika kau tidak dihormati di sana, maka pindahlah!"

"Tidak mungkin! Aku dan adikku sudah tidak punya keluarga lagi"

"Apakah karena Musim Panas Api di tahun 2046?"

"Hmm(mengangguk)....Orang tua dan kerabat-kerabatku meninggal saat peristiwa itu. Aku bahkan tidak mau mengingat musim panas itu"

Ahh... Sudah kuduga pasti karena Insiden 'itu'. Musim Panas Api, insiden yang menewaskan banyak jiwa. Mayoritas korbannya adalah warga Kota Ningru yang tidak memakai Anitya. Banyak yang bilang kalau ini adalah ulah Nova untuk memaksa semua orang memakai karyanya. Karya yang kumaksud adalah Anitya. Nenek itu adalah penciptanya.

"Jika kau mendapat kesempatan untuk menerima rumah baru. Kau ingin tinggal di mana?"

"Kenapa bapak menanyakan itu?"

"Bukan apa-apa. Setidaknya kau harus punya tujuan untuk menggapai sesuatu. Melindungi adikmu adalah tujuan yang kabur bagiku."

"(Menunduk) Saya berharap saya bisa tinggal tanpa dikelilingi oleh orang-orang seperti itu."

"Lebih baik juga bila dekat dengan pasar." Tambahnya.

Aku mengelus kepalanya. Hidup tanpa orang tua dan saudara pastilah sulit. Terlebih di jaman dimana kasta benar-benar ada. Hakam pasti bekerja mati-matian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan adiknya. Sambil melihat Gita yang bertarung di arena, aku mencoba membuat keputusan.

"Aku ingin tahu apa kau benar-benar bisa menggunakan sihir apa tidak." Aku harus memastikannya

"Ya karena itu adalah keinginan bapak, ya mau bagaimana lagi."

Hakam sangat hormat pada gurunya. Dia menurutiku dan membuka telapak tangannya tanpa bertanya alasannya.

*Sussh!

Sebuah cahaya bewarna hijau membentuk di atas telapak tangannya. Aku bisa merasakan adanya pusaran angin yang memutari cahaya itu.

"Elemen sihirmu fokus pada tipe support.." Aku mengatakan itu dengan refleks. "Cahaya bisa mempercepatmu atau rekanmu, angin bisa memperkuat sihir kawanmu. Itu sihir yang bagus, kok."

Jika dia menggunakannya dengan baik, dia bisa menggunakan halberd-nya 10 kali lebih efektif. Sayang sekali bila kemampuan seperti ini tidak dipakaj dengan baik.

Seketika aku mengingat seseorang. Orang itu membutuhkan teman untuk bertarung. Mungkin anak ini adalah kandidat yang tepat.

Aku kembali ke mode diam-ku dan menyuruhnya berhenti. Tatapanku kembali ke Gita. Gaya bertarungnya sungguh tidak biasa. Menggunakan senjata berbentuk M4 apalah(aku tidak kenal persenjataan), Gita dengan mudah menghancurkan seluruh sihir-sihir lawannya dengan menembak setiap sisi lemahnya. Pertarungan berakhir dengan kemenangan Gita yang begitu cepat. Assaultt riffle memang mengerikan.

Teettttt!

Terompet berbunyi menandakan kemenangan Gita.

Sementara itu, jam pelajaran mau berakhir.

Aku merasakan ada sesuatu yang tidak beres sedang berjalan kemari(ketempatku duduk bersama Hakam).

"Habis lihat muridmu yang rata-rata kalah, apakah anda tidak kesal, Pak Rasyid?... Bagaimana kalau kau menyuruh muridmu untuk menyerah sebelum ujian akhir?"

Orang ini kenapa? Kenapa dia mengatakan omong kosong seperti itu?

Mendengar itu aku berdiri dan mencoba mendekatinya. Namun, seketika Sophia dan Gita mencoba menghentikanku.

Mereka mungkin mengira aku terprovokasi olehnya?

"Pak Rasyid jangan termakan omongannya!" Gita menahanku dari kiri.

"Pak Rasyid, kumohon jangan!" Sophia menahan bahuku dengan sangat erat dari kanan karena tahu seberapa mengerikannya aku sebenarnya. Mungkin saja dia berpikir aku akan mengakhiri orang ini seperti Fajri.

Aku mengatur nafasku lalu mengelus kedua kepala mereka. Tidak baik bila mereka salah paham padaku. Apalagi sampai mengira kalau aku ingin membunuhnya.

"Aku bertarung bukan karena termakan emosi. Aku hanya akan menjaga harga diri semua muridku," ucapku sambil mencoba tersenyum tipis.

Aku melepaskan kedua murid yang menahanku dan berdiri tegap ke arah Vicky.

"Kumohon tidak ada korban jiwa..." Sophia berbisik padaku.

Aku hanya bisa membalas dengan tatapan datar yang seakan mengatakan, 'kau kira aku ini binatang?'.

Aku mengeluarkan dan mengaktifkan pageblug-ku. Curved Sword yang kupegang memiliki satu mata yang sangat tajam dan sedang menunjuk ke arah Vicky yang berdiri di depanku dengan wajahnya yang kupikir menyebalkan.

"Dalam hidupku, ini pertama kalinya aku melihat orang aneh sepertimu."

"Siapa yang kau sebut aneh?!"

"..." Aku terdiam. Mataku menatap melas wajahnya yang kesal seakan mengatakan, 'coba tebak?'

"Kau akan bergabung dengan para muridmu sebagai bahan olok-olokan, Rasyid!"

"Aku terima... Tantanganmu."

Aku tidak bisa serius melawannya. Sesaat menatapnya dengan melas tadi, aku seketika tahu sampai mana kekuatannya. Bila aku sekarang menggunakan sedikit saja kekuatanku, maka dia tidak akan bertahan lama. Sepertinya aku harus bermain-main terlebih dahulu.

Pertarungan akan dimulai, kedua pengajar itu(aku dan dia) berjalan ke tengah arena dan saling berhadapan satu sama lain.

Penentuan wasit dipilih dengan lempar koin. Gita dan Maul adalah calonnya. Gita memilih angka dan Maul memilih gambar. Maul melempar koin itu dan mendapatkan angka. Dengan begitu, Gita menang untuk menjadi wasit.

Gita menuju tengah arena dan berdiri di antara kami dan bersiap memberi aba-aba.

"Ngomong-ngomong, kenapa kau tiba-tiba membenciku?"

"Itu... Bukan urusanmu."

Ada sesuatu yang disembunyikan olehnya.

"Ehm(berdehem)...!"

Wasit mengangkat tangannya untuk meminta perhatian.

"Pertarungan Antara Pak Rasyid dan Pak Vicky akan dimulai!"

"Kedua petarung harap mengambil kuda-kuda!"

Kami berdua bersiap. Pedangku kupegang erat-erat agar tidak terlempar saat terkena serangan kejutan. Vicky memperlihatkan keempat pedangnya yang melayang di belakangnya. Semua pedangnya terlihat seperti bisa terbang kemanapun dia mau.

"Pertarungan... DIMULAI!"

Vicky langsung mengeluarkan sekumpulan sihir air yang ditambah dengan sihir listrik untuk melapisi pedangnya. Sebuah kombinasi yang menakutkan bila terkena.

"One hit K.O!"

Vicky menjentikkan jarinya. Satu persatu pedang melesat ke arahku dengan cepat.

*Duar! *Duar! *Duar! *Duar! *Duar!

Hanya butuh waktu kurang dari 5 detik, seluruh tempatku berdiri tergenang oleh bekas sihirnya. Gita yang melihat adanya bahaya langsung mundur keluar arena.

"Kemenangan sudah ditentukan! WASIT!!!"

Vicky dengan sombongnya meneriaki Gita untuk segera menyatakan pemenangnya. Tapi Gita hanya bisa menggelengkan kepalanya, Vicky yang melihatnya kebingungan langsung menengok tempatku berdiri, disitulah ketidakpercayaan mulai keluar.

Kemenangan membuatmu lengah. Salah satu teknik dasar yang sering kugunakan. Sebuah lubang tertutup muncul di tengah arena. Tak selang lama setelah genangan air di sekitar surut, sebuah balok tanah naik ke atas seperti sebuah lift. Aku berdiri di atas balok itu dengan badanku yang kulumuri sihir tanah yang menyerupai zirah. Kombinasi air dan listriknya tidak bisa mencapaiku meskipun digabungkan sekalipun. Zirahku kebal pada keduanya karena aku sekali lagi main curang. Aku menggunakan sihir 'itu' untuk kesekian kalinya.

"Kau bodoh sekali." Aku melihat Vicky dengan wajah kecewa.

Aku langsung lompat dan mengayunkan pedangku kebawah menuju Vicky yang masih bengong melihatiku.

"Kenapa airku tidak efektif?" Ucapnya dengan pasrah.

SLASH!!!.

Sebuah tebasan lambat tapi kuat mengenai Vicky. Dengan ototnya yang masih kendur, dia akan dengan mudah merasakan sakit.

*Bruak!

Vicky tumbang seketika setelah ditebas secara vertikal dan tidak dapat melanjutkan pertarungan. Armorku yang sudah menjadi lumpur kunonaktifkan sebagai tanda lawan sudah K.O.

Meskipun bilang ingin bermain-main, tapi saat kulakukan. Aku malah menghabisinya dalam satu kali hit.

"Pemenangnya... Pak Rasyid!"

Arena menjadi sangat sunyi setelah mendengar nama pemenang. Baik dari kelasku maupun kelasnya Vicky terdiam. Aku mengabaikan mereka dan berjalan menuju Vicky yang masih terbaring. Aku menancapkan pedangku tepat di depan matanya. Dia reflek melihat ke mataku.

"Bila kau bisa menjaga mulutmu besok. Aku akan sedikit lebih lembut."

Aku sebenarnya ingin tahu alasannya membenciku, namun karena dia sedikit keras kepala dan telah menghina murid-muridku, jadi aku simpan saja dulu.

Setelah mengatakan itu aku menyuruh para muridku untuk meninggalkan arena. Aku bersiap meninggalkan arena mengikuti langkah murid-muridku. Namun, saat berada di pintu, aku dihadang oleh seorang siswi. Wajah Sophia terlihat lega sambil mengucapkan, "untunglah(menghela nafas), kukira tadi anda akan menghabisinya."

Aku tidak tahu itu sarkas atau memang isi hatinya.

"Pak Rasyid hebat sekali! Anda bisa bikin Pak Vicky terdiam seribu kata!"

Sophia langsung berjalan berdampingan denganku menuju kelas(sebenarnya dia mencoba merangkulku, namun kuhindari dengan cepat).

Sepanjang jalan Sophia menceritakan betapa menjengkelkannya orang bernama Vicky itu. Aku mencoba pura-pura mendengarkannya. Dia tidak bisa diam sama sekali.

Sampainya di tangga, Sophia mencoba menduluiku sambil berjalan mundur menatapku. "Ayo Pak Rasyid, saya menantikan pelajaran selanjutnya!"

Gadis ini sungguh berbeda dari pertama kutemui. Syukurlah dia sering tersenyum sekarang.

BAK!

Saat hendak berbelok menaiki tangga. Sophia menabrak seorang siswi yang baru saja keluar dari toilet.

"Aduh! Maaf, ya!" (Sophia)

"Tidak apa, aku baik-baik sa-..." Kalimatnya terhenti sesaat mereka saling bertatap-tatapan.

Mood ceria Sophia seketika hilang. Sisi pemalu gadis yang ditabraknya seketika berubah jadi pedas.

Rambut hijau itu?! 'Moka!!!.' Sebuah kebetulan yang tidak mengenakkan. Apa yang akan terjadi pada mereka berdua?

Episodes
1 Episode 1. Aku dan Sekolah
2 Episode 2. Gesekan dari Pedang dan Busur
3 Episode 3. Senja Abadi
4 Episode 3.5 Kegelapan Abadi
5 Episode 4. Mata dan Wajah Baru
6 Episode 5. Kondisi Hari Pertama
7 Episode 6. Sesuatu yang Baru
8 Episode 7. Tanpa Sadar Kumiliki
9 Episode 8. Legenda Peledak, katanya
10 Episode 9. Mata dari Anitya
11 Episode 10. Seorang Pecundang
12 Episode 11. Semua Tidak Sesuai dengan yang Kau Lihat
13 Episode 11.5. Cahya tuk'ku
14 Episode 12. Simponi Petang
15 Episode 13. Sang Eksekutor
16 Episode 14. Peteng E Dino
17 Episode 15. Masalah x Masalah
18 Episode 16. Kesalahan yang Terus Kubuat
19 Episode 16.5. Kesalahan yang Terus Kubuat pt.2
20 Episode 17 Arc 1. Penilaian Guru pt.1
21 Episode 18 Arc 1. Penilaian Guru pt.2
22 Episode 19 Arc 1. Penilaian Guru pt.3
23 Episode 20 Arc 1. Penilaian Guru pt.4
24 Episode 21 Arc 1. Penilaian Guru Bersambung
25 Episode 22. Insiden Ledakan Sekolah, Sophia
26 Episode 23. Insiden Ledakan Sekolah, Bahar
27 Episode 24. Insiden Ledakan Sekolah, Tasya
28 Episode Spesial Lebaran. Hari Kemenangan Terakhirku
29 Episode 25. Insiden Ledakan Sekolah, Samuel dan Xander
30 Episode 26. Insiden Ledakan Sekolah End, Doni Kusuma
31 Episode 27. Manusia Normal
32 Episode 28 Arc 1. Penilaian Guru pt. 6
33 Episode 29 Arc 1. Penilaian Guru pt. 7
34 Episode 30 Arc 1. Penilaian Guru pt. 8
35 Episode 31 Arc 1. Penilaian Guru pt. 9
36 Episode 32 Arc 1. Penilaian Guru pt. 10
37 Episode 33 Arc 1. Penilaian Guru End
38 Episode 34. Dunia yang berbeda
39 Episode 35. Raja Kecantikan
40 Episode 36. Cìkè Nǚwáng / Queen of Assasin
41 Episode 37. Dokumen Musim Panas Api
42 Episode 38. Terpaksa Kencan
43 Episode 39. Pernyataan
44 Episode 40. Arjuna
45 Episode 41. Kunci Jawaban yang Sebenarnya
46 Episode 42. Profesionalitas adalah kuncinya
47 Episode 43. Hati yang Membeku
48 Episode 44. Kerjaan Malam
49 Episode 45. Sangkuni
50 Episode 46. Dokumen Musim Panas Api 2
51 Episode 47. Pangeran dalam Kurungan pt. 1
52 Episode 48. Pangeran dalam Kurungan pt.2
53 Episode 49. Pangeran dalam Kurungan pt.3
54 Episode 50. Pangeran dalam Kurungan pt.4
55 Episode 51. Pangeran dalam Kurungan pt.5
56 Episode 52. Pangeran dalam Kurungan pt.6
57 Episode 53. Pangeran dalam Kurungan pt.7
58 Episode 54. Pangeran dalam Kurungan pt.8
59 Episode 55. Pangeran dalam Kurungan pt.9
60 Episode 56. Pangeran dalam Kurungan pt.10
61 Episode 57. Pangeran dalam kurungan End
62 Episode 58. Waktu Guru
63 Episode 59. Politik VS Bisnis
64 Episode 60. Ujian Sekolah prologue pt.1
65 Episode 61. Ujian Sekolah prologue pt.2
66 Episode 62. Ujian Sekolah prologue pt.3
67 Episode 63. Ujian Sekolah prologue pt.4
68 Episode 64. Hati yang Berdebu
69 Episode 65. Di Balik Hari Itu
70 Episode 66. Bergerak
71 Episode 67. Kawan Masa Lalu
72 Episode 68. Wanita Sableng
73 Episode 69. Gagal Fatal
74 Episode 70. Emosi yang berlebih
75 Episode 71. Keluarga yang Tidak Terikat
76 Episode 72. Hadapi Kenyataan
77 Episode 73. Penipu yang Berhati
78 Episode 74. Sebaliknya
79 Episode 75. Selamat Jalan Podoagung
80 Episode 76. Cemaskah?
81 Episode 77. Benang Darah
82 Episode 78. Di Atas Debu Reruntuhan
83 Episode 79. Ratu Petarung yang Murung pt. 1
84 Episode 80. Ratu Petarung yang Murung pt.2
85 Episode 81. Ratu Petarung yang Murung pt.3
86 Episode 82. Ratu Petarung yang Murung pt.4
87 Episode 83. Ratu Petarung yang Murung pt.5
88 Episode 84. Ratu Petarung yang Murung pt.6
89 Episode 85. Ratu Petarung yang Murung pt.7
90 Episode 86. Ratu Petarung yang Murung pt.8
91 Episode 87. Ratu Petarung yang Murung pt.9
92 Episode 88. Ratu Petarung yang Murung END
93 Episode 89. Selamat Tinggal dengan Benar
94 Episode 90. Prologue sebelum Ujian Siege Battle
95 Episode 91. Si Kuning yang Meresahkan
96 Episode 92. Mental Masa Lalu
97 Episode 93. Paksaan
98 Episode 94. Sebuah Telur yang Berisi Telur
99 Episode 95. Pelayan yang Memimpin pt.1
100 Episode 96. Pelayan yang Memimpin pt.2
101 Episode 97. Pelayan yang Memimpin pt.3
102 Episode 98. Pelayan yang Memimpin pt. 4
103 Episode 99. Pelayan yang Memimpin pt.5
104 Episode 100. Pelayan yang memimpin pt.6
105 Episode 101. Pelayan yang Memimpin pt.7
106 Episode 102. Pelayan yang Memimpin pt.8
107 Episode 103. Pelayan yang Memimpin pt.9
108 Episode 104. Pelayan yang Memimpin End
109 Episode 105. Dunia?
110 Episode 106. Keirian
111 Episode 107. Sadis dan Masokis Bertemu
112 Episode 108. Rapat Mencurigakan
113 Episode 109. Topeng
114 Episode 110. Sisi
115 Episode 111. Kesepakatan
116 Episode 112. Maaf? Tapi Teknologi Baru?!
117 Episode 113. Semakin Tahu Siapa itu Haran
118 Episode 114.
119 Episode 115.
120 Episode 116.
121 Episode 117.
122 Episode 118.
123 Episode 119.
124 Episode 120.
125 Episode 121.
126 Episode 122.
127 Episode 123.
128 Episode 124.
129 Episode 125.
130 Episode 126.
131 Episode 127.
132 Episode 128. Manipulasi bertepi dengan Kebohongan
133 Episode 129. Ikatan yang Rusak
134 Episode 130. Letupan Tugas di antara Salju
135 Episode 131. Resolve
136 Episode 132.
137 Episode 133. Akhir dari Rivalitas Satu Sisi
138 Episode 134.
139 Episode 135.
140 Episode 136.
141 Episode 137.
142 Episode 138.
143 Episode 139.
144 Episode 140.
145 Episode 141. Ikatan Keluarga
146 Cuman Referensi Wajah Karakter
147 Episode 142.
148 Episode 143.
149 Episode 144.
150 Episode 145.
151 Episode 146.
152 Episode 147.
153 Episode 148. Anitya
154 Ringkasan cerita 148
155 Episode 149.
156 Episode 150.
157 Episode 151. Jalan Akhir dari Para Petarung di Podoagung
158 Episode 152.
159 Episode 153.
160 Episode 154.
161 Episode 155.
162 Episode 156.
163 Episode 157. Target Mereka
164 Episode 158. Menuju Sang Pangeran(Tuhan) Palsu
165 Episode 159.
166 Episode 160. Sang Pangeran
167 Episode 161.
168 Episode 162.
169 Episode 163. Berdiri di Atas Tumpukan Nyawa
170 Episode 164.
171 Episode 165. Selisih bagaikan Romansa Tiga Kerajaan
172 Episode 166.
173 Episode 167.
174 Episode 168.
175 Episode 169. Jatuhnya sang Pangeran
176 Episode 170.
177 Episode 171. Mereka yang Berakal
178 Episode 172. Mereka yang ada di Langit(Epilogue)
179 Episode 173. Extra Chapter
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Episode 1. Aku dan Sekolah
2
Episode 2. Gesekan dari Pedang dan Busur
3
Episode 3. Senja Abadi
4
Episode 3.5 Kegelapan Abadi
5
Episode 4. Mata dan Wajah Baru
6
Episode 5. Kondisi Hari Pertama
7
Episode 6. Sesuatu yang Baru
8
Episode 7. Tanpa Sadar Kumiliki
9
Episode 8. Legenda Peledak, katanya
10
Episode 9. Mata dari Anitya
11
Episode 10. Seorang Pecundang
12
Episode 11. Semua Tidak Sesuai dengan yang Kau Lihat
13
Episode 11.5. Cahya tuk'ku
14
Episode 12. Simponi Petang
15
Episode 13. Sang Eksekutor
16
Episode 14. Peteng E Dino
17
Episode 15. Masalah x Masalah
18
Episode 16. Kesalahan yang Terus Kubuat
19
Episode 16.5. Kesalahan yang Terus Kubuat pt.2
20
Episode 17 Arc 1. Penilaian Guru pt.1
21
Episode 18 Arc 1. Penilaian Guru pt.2
22
Episode 19 Arc 1. Penilaian Guru pt.3
23
Episode 20 Arc 1. Penilaian Guru pt.4
24
Episode 21 Arc 1. Penilaian Guru Bersambung
25
Episode 22. Insiden Ledakan Sekolah, Sophia
26
Episode 23. Insiden Ledakan Sekolah, Bahar
27
Episode 24. Insiden Ledakan Sekolah, Tasya
28
Episode Spesial Lebaran. Hari Kemenangan Terakhirku
29
Episode 25. Insiden Ledakan Sekolah, Samuel dan Xander
30
Episode 26. Insiden Ledakan Sekolah End, Doni Kusuma
31
Episode 27. Manusia Normal
32
Episode 28 Arc 1. Penilaian Guru pt. 6
33
Episode 29 Arc 1. Penilaian Guru pt. 7
34
Episode 30 Arc 1. Penilaian Guru pt. 8
35
Episode 31 Arc 1. Penilaian Guru pt. 9
36
Episode 32 Arc 1. Penilaian Guru pt. 10
37
Episode 33 Arc 1. Penilaian Guru End
38
Episode 34. Dunia yang berbeda
39
Episode 35. Raja Kecantikan
40
Episode 36. Cìkè Nǚwáng / Queen of Assasin
41
Episode 37. Dokumen Musim Panas Api
42
Episode 38. Terpaksa Kencan
43
Episode 39. Pernyataan
44
Episode 40. Arjuna
45
Episode 41. Kunci Jawaban yang Sebenarnya
46
Episode 42. Profesionalitas adalah kuncinya
47
Episode 43. Hati yang Membeku
48
Episode 44. Kerjaan Malam
49
Episode 45. Sangkuni
50
Episode 46. Dokumen Musim Panas Api 2
51
Episode 47. Pangeran dalam Kurungan pt. 1
52
Episode 48. Pangeran dalam Kurungan pt.2
53
Episode 49. Pangeran dalam Kurungan pt.3
54
Episode 50. Pangeran dalam Kurungan pt.4
55
Episode 51. Pangeran dalam Kurungan pt.5
56
Episode 52. Pangeran dalam Kurungan pt.6
57
Episode 53. Pangeran dalam Kurungan pt.7
58
Episode 54. Pangeran dalam Kurungan pt.8
59
Episode 55. Pangeran dalam Kurungan pt.9
60
Episode 56. Pangeran dalam Kurungan pt.10
61
Episode 57. Pangeran dalam kurungan End
62
Episode 58. Waktu Guru
63
Episode 59. Politik VS Bisnis
64
Episode 60. Ujian Sekolah prologue pt.1
65
Episode 61. Ujian Sekolah prologue pt.2
66
Episode 62. Ujian Sekolah prologue pt.3
67
Episode 63. Ujian Sekolah prologue pt.4
68
Episode 64. Hati yang Berdebu
69
Episode 65. Di Balik Hari Itu
70
Episode 66. Bergerak
71
Episode 67. Kawan Masa Lalu
72
Episode 68. Wanita Sableng
73
Episode 69. Gagal Fatal
74
Episode 70. Emosi yang berlebih
75
Episode 71. Keluarga yang Tidak Terikat
76
Episode 72. Hadapi Kenyataan
77
Episode 73. Penipu yang Berhati
78
Episode 74. Sebaliknya
79
Episode 75. Selamat Jalan Podoagung
80
Episode 76. Cemaskah?
81
Episode 77. Benang Darah
82
Episode 78. Di Atas Debu Reruntuhan
83
Episode 79. Ratu Petarung yang Murung pt. 1
84
Episode 80. Ratu Petarung yang Murung pt.2
85
Episode 81. Ratu Petarung yang Murung pt.3
86
Episode 82. Ratu Petarung yang Murung pt.4
87
Episode 83. Ratu Petarung yang Murung pt.5
88
Episode 84. Ratu Petarung yang Murung pt.6
89
Episode 85. Ratu Petarung yang Murung pt.7
90
Episode 86. Ratu Petarung yang Murung pt.8
91
Episode 87. Ratu Petarung yang Murung pt.9
92
Episode 88. Ratu Petarung yang Murung END
93
Episode 89. Selamat Tinggal dengan Benar
94
Episode 90. Prologue sebelum Ujian Siege Battle
95
Episode 91. Si Kuning yang Meresahkan
96
Episode 92. Mental Masa Lalu
97
Episode 93. Paksaan
98
Episode 94. Sebuah Telur yang Berisi Telur
99
Episode 95. Pelayan yang Memimpin pt.1
100
Episode 96. Pelayan yang Memimpin pt.2
101
Episode 97. Pelayan yang Memimpin pt.3
102
Episode 98. Pelayan yang Memimpin pt. 4
103
Episode 99. Pelayan yang Memimpin pt.5
104
Episode 100. Pelayan yang memimpin pt.6
105
Episode 101. Pelayan yang Memimpin pt.7
106
Episode 102. Pelayan yang Memimpin pt.8
107
Episode 103. Pelayan yang Memimpin pt.9
108
Episode 104. Pelayan yang Memimpin End
109
Episode 105. Dunia?
110
Episode 106. Keirian
111
Episode 107. Sadis dan Masokis Bertemu
112
Episode 108. Rapat Mencurigakan
113
Episode 109. Topeng
114
Episode 110. Sisi
115
Episode 111. Kesepakatan
116
Episode 112. Maaf? Tapi Teknologi Baru?!
117
Episode 113. Semakin Tahu Siapa itu Haran
118
Episode 114.
119
Episode 115.
120
Episode 116.
121
Episode 117.
122
Episode 118.
123
Episode 119.
124
Episode 120.
125
Episode 121.
126
Episode 122.
127
Episode 123.
128
Episode 124.
129
Episode 125.
130
Episode 126.
131
Episode 127.
132
Episode 128. Manipulasi bertepi dengan Kebohongan
133
Episode 129. Ikatan yang Rusak
134
Episode 130. Letupan Tugas di antara Salju
135
Episode 131. Resolve
136
Episode 132.
137
Episode 133. Akhir dari Rivalitas Satu Sisi
138
Episode 134.
139
Episode 135.
140
Episode 136.
141
Episode 137.
142
Episode 138.
143
Episode 139.
144
Episode 140.
145
Episode 141. Ikatan Keluarga
146
Cuman Referensi Wajah Karakter
147
Episode 142.
148
Episode 143.
149
Episode 144.
150
Episode 145.
151
Episode 146.
152
Episode 147.
153
Episode 148. Anitya
154
Ringkasan cerita 148
155
Episode 149.
156
Episode 150.
157
Episode 151. Jalan Akhir dari Para Petarung di Podoagung
158
Episode 152.
159
Episode 153.
160
Episode 154.
161
Episode 155.
162
Episode 156.
163
Episode 157. Target Mereka
164
Episode 158. Menuju Sang Pangeran(Tuhan) Palsu
165
Episode 159.
166
Episode 160. Sang Pangeran
167
Episode 161.
168
Episode 162.
169
Episode 163. Berdiri di Atas Tumpukan Nyawa
170
Episode 164.
171
Episode 165. Selisih bagaikan Romansa Tiga Kerajaan
172
Episode 166.
173
Episode 167.
174
Episode 168.
175
Episode 169. Jatuhnya sang Pangeran
176
Episode 170.
177
Episode 171. Mereka yang Berakal
178
Episode 172. Mereka yang ada di Langit(Epilogue)
179
Episode 173. Extra Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!