Episode 4. Mata dan Wajah Baru

Erghhh...!

Aku terbangun dari tidurku.

"Argh!" Sinar matahari yang menembus kaca jendela seakan membakar diriku yang lemah ini sampai melepuh.

Sial, aku teringat hal itu lagi(menggengam kedua tangan dengan penuh rasa marah dan penyesalan).

Setiap kali mengingat hal itu, entah kenapa aku tiba-tiba merasakan sakit yang luar biasa. Semua memori itu membakarku hidup-hidup di tengahnya kekosongan jiwaku.

"Hey Rasyid, kenapa kamu berteriak seperti itu?" Kakakku nyelonong masuk dan menatapku dengan tatapan bodoh.

Kedua tangannya memegang pinggangnya. Di tangan kanannya terdapat sebuah sepatula yang bila dipegang pasti akan langsung membakar kulit.

"Tidak ada(melempar muka)... Ka-kau sedang masak?"

"Ya(tersenyum melupakan masalahku)! Jadi, ayo makan!"

"Hmm(menunduk dengan lemah)..."

Aku mengikuti kakakku menuju meja makan.

Saat duduk di sana, aku menatapi keanehan yang sebenaenya sudah menjadi hal yang lumrah di rumah ini.

Apa keanehannya?

Tentu saja cara berpakaiannya.

Hari ini, tepat di depan mukaku. Dia memakai baju serba formal dan mahal.

Jas layaknya pengusaha muda yang sukses...

Omong kosong, kau mau gaet cewek lagi, kan? Untuk KESEPERSIKIAN kalinya!

Aku diam saja meskipun ingin sekali berteriak ke arahnya.

Karena itu adalah hal yang sia-sia jadi aku diam saja. Dia bukanlah orang yang suka diberitahu.

"Rasyid, apa kau tidak ada kegiatan di hari libur?"

Kakakku bertanya sambil memulai sarapannya.

"Nggak, nggak ada(nyam)..."

Ada sesuatu yang harus kulakukan(memperbaiki senjataku).

"Ah, yasudah... Kalo begitu kau jaga rumah, ya? Kakak akan ada urusan(tersenyum)."

Jijik...

Aku tahu kemana kau mau pergi.

Bahkan mataku saat ini sudah melihat targetmu.

Wanita itu sedang berdiri di depan rumah sambil mengecek hapenya.

Wanita yang malang.

***

Sarapan sudah selesai, kakakku mulai bergegas keluar rumah dengan terburu-buru. Meskipun begitu, dia tetap meluangkan waktu untuk membenarkan pakaiannya.

"Kakak pergi! Jaga rumah! Da!"

*Brak(suara pintu yang tertutup)!

Dengan begitu dia pergi meninggalkan rumah.

"Hah(menghela nafas)..."

Untunglah dia tidak tahu kalau aku merusak senjataku. Kalau dia sampai tahu, maka dia pasti akan memaksaku untuk membeli yang baru.

Mumpung dia sudah pergi, aku saat ini bisa memulai memperbaiki senjataku.

*Tulut(pesan masuk)!

Namun tidak semudah itu. Masalah baru telah datang.

Pesan dari nomor yang tidak diketahui?

Oh, bukan... Ini dari grup.

[Selamat pagi, Pak Rasyid!]

[Bagaimana kabar anda?]

[Apa anda sedang senggang?]

[Bila iya, kami dari para guru kelas 1 Fisik ingin anda menghadiri pesta selamat datang buat kalian berdua]

(Kalian berdua yang dimaksud adalah aku dan Tasya)

[Datanglah ke tempat yang sudah kutandai di pesan ini]

[Lokasi∆], pesan terkirim 1 menit yang lalu.

Sebenarnya ingin sekali aku melewatinya, namun dalam rangka memperbaiki hidupku.

Aku harus memberanikan diri untuk mengatakan ya pada mereka.

Anggap saja ini sebagai langkah untuk mengenal guru lain dengan baik.

Bagaimanapun juga aku sudah berjanji padanya(orang yang pentinga bagiku).

[Baiklah, aku akan datang]

[Aku akan datang sedikit lambat, tapi pasti datang], pesan dibalas.

Aku bergegas mengunci rumah dan meninggalkannya beserta pekerjaanku.

***

Saat berada di lokasi yang ditujukan.

Sebuah gedung besar berdiri di depanku.

'Ini mah lapangan sepak bola juga kalah.'

Lahan parkirnya saja juga luas. Tapi, meskipun begitu luas, lahan parkir ini terlihat sesak dipenuhi mobil-mobil.

Ini hari minggu.

Aku kembali menatap layar ponselku dan mencoba mengecek kembali lokasi pertemuannya secara detil.

[Foto∆], pesan baru.

*Klik!

Saat dibuka, foto itu memperlihatkan sebuah meja usang dan sofa usang dimana dua wanita yang familiar di ingatanku sedang duduk di sana.

Satu-satunya hal yang paling mudah kuidentifikasi dari gambar itu hanyalah hidran kebakaran dan seseorang yang sedang berdiri di dekatnya.

Jika tidak salah itu ada di~(aku mulai menengok dari kanan ke kiri).

Ah, itu!

Aku menemukannya!

"Ha-hai...(tersenyum polos)." Aku menyapa orang yang berdiri di dekat hidran kebakaran itu.

"Hmm?(menatapku dengan bingung)"

Orang ini, meskipun tua tapi dia terlihat keren. Wajahnya seperti seorang pangeran tampan antagonis yang ada di film-film.

"..."

"..."

Kenapa dia tetap menatapku seperti itu?

"..."

Ayolah katakan sesuatu!

"Aku, Rasyid..." Sebaiknya aku memperkenalkan diri dulu.

"Ah, jadi kau, ya, Rasyid(terkejut)?!"

Saat namaku disebut, seseorang dengan kulit hitam, bermata sipit, dan berbadan besar karena dipenuhi otot datang mendekati kami berdua.

"Ah, akhirnya kau datang juga, padahal kukira kau tidak akan datang tadi(tersenyum)."

Orang ini, meskipun berbadan kekar dan terlihat kuat, namun sifatnya berbeda dari yang kupikirkan. Dia lebih ke ceria menurutku.

"Siapa yang bilang aku pasti tidak akan datang?"

Lupakan soal itu, siapa yang ingin aku tidak datang?

"Dia(menunjuk ke arah Erika yang sedang duduk dengan tangan menyilang)..."

Dari tatapannya, aku merasakan aura permusuhan darinya. Dia seperti membenciku saat ini. Bahkan dia sampai tidak sadar kalau bibirnya terluka karena digigit terus menerus.

"Hai!" Aku menyapa seperti tidak ada yang terjadi di antara kami.

"Halo, Pak Rasyid!"

Suara ceria itu?!

Aku menoleh ke sumber suara.

Tidak salah lagi, dia adalah Tasya. Dia memang benar-benar orang yang berbeda 180° denganku. Aura positifnya terlihat dimana-mana.

"... Halo, Rasyid(buang muka)..." Erika sepertinya memang punya masalah dengan masalah kemarin.

"Lupakan soal dia, perkenalkan aku Samuel, Samuel Yucheng, panggil saja Samuel!"

Orang yang memperkenalkan diri sebagai Samuel ini sepertinya sadar kecanggungan kami berdua, jadi dia segera melempar topik ke arah lain.

Jika dia Samuel berarti...(menoleh ke arah pria yang terlihat seperti pangeran sombong) Menurut semua daftar anggota grup yang hanya berisi 6 orang, maka dia pasti adalah Earl Xander Xander.

Tunggu, itu artinya dia memang benar-benar pangeran?!

Apakah dia akan menjadikan orang yang menyusahkan di kehidupanku(menghela nafas)?

"Kenapa kau menatapku dengan tatapan putus asa seperti itu?!" (Xander)

"Bukan apa-apa, senang bertemu dengan anda, Xander..."

Untuk awalan, aku coba memanggilnya dengan sebutan biasa saja.

Aku ingin tahu bagaimana reaksinya saat kupanggil seperti itu.

"Oh, kau tahu namaku, ya?"

"Kau itu seorang pangeran, siapa yang tidak akan tidak kenal denganmu, Xander?" (Samuel)

Aku mengangguk mengikuti.

Sebenarnya aku tidak tahu sama sekali, tapi mumpung Samuel membantu maka aku sebaiknya tidak menyia-nyiakannya.

"Tch! Susah sekali menjadi terkenal..." Dia tidak senang.

"Ayo, ayo, lupakan masalah ini. Mumpung semua sudah pada ngumpul, ayo kita masuk dan bersenang-senang di dalam!"

Samuel memimpin gerombolan ini dengan berada di paling depan.

"Oke!" (Tasya)

"Hmm(mengangguk)..." (Xander)

"Apa yang akan kita lakukan?" Tanyaku.

"Masuk saja dan kau akan tahu!" (Samuel)

"Pak Rasyid, anda sepertinya tidak pernah masuk ke dalam arena hiburan?" (Tasya)

"Ya, tempat apa itu?"

Wanita pendek itu tersenyum kecut, "ini adalah tempatnya!"

Oh, benarkah?! Aku tidak sadar!

"Kalau begitu, ikuti saja kami, aku yakin wajah datar anda akan segera lentur saat masuk ke dalamnya!" Tasya berjalan mengikuti Samuel dan Xander yang sudah duluan.

Saat aku hendak mengikutinya. Tanganku ditahan oleh genggaman lembut yang mengunci cukup kuat.

"Kau terlihat biasa saja setelah semua yang kau lakukan, apakah kemarin itu adalah hal yang sudah wajar kau lakukan? Bagaimana kau bisa melakukannya? Siapa KAU sebenarnya?!"

Wanita yang menutup rapat mulutnya seketika memborbardirku dengan banyak pertanyaan.

"Sudah kubilangkan, aku adalah adiknya wakil bupati, tidak lebih dari itu."

"Bukan begitu, maksudku-"

"Apakah hal itu dilarang?" Aku bertanya, kali ini nadaku sedikit datar. "Bila iya, maka aku tidak akan mengulanginya lagi."

"Bagaimana kau bisa mengatakannya se'enteng itu? Bagaimana juga aku akan percaya kalau KAU tidak akan melakukannya lagi?!"

Sepertinya kepercayaanku padanya sudah hancur sehancurnya.

Aku harus membuat kepercayaannya kembali setidaknya sedikit saja.

"Aku adalah orang yang hanya mengikuti perintah." Aku melepas genggaman tangannya. "Dan saat ini, kau adalah pengawasku. Bila kau melarangnya, maka aku juga akan berhenti melakukannya."

Aku berjalan mengikuti tiga orang yang sudah jauh itu.

Sementara itu, Erika menatap punggungku dengan mematung sambil tidak percaya dengan apa yang baru saja kukatakan.

***

Di dalam tempat yang disebut arena hiburan itu. Mereka bertiga terlihat sangat menikmati tempat ini. Senyum ceria di wajah mereka memperlihatkan kalau mereka saat ini seperti ABG yang tidak melihat masa depan mereka.

"Mereka terlihat seperti menikmatinya..." (Erika)

Aku menatap dari kejauhan.

Di sampingku ada Erika yang sedang memasang wajah kusam sambil meminum kopi hangat. Dia masih bingung dengan perkataanku.

Sepertinya aku harus mengatakan sesuatu, atau tidak, dia akan terus begini.

"Erika..." Aku menatapnya sambil memegang dadaku. "Aku minta maaf soal kemarin."

"Urkhhhhh(Dia tiba-tiba terkejut sampai tersedak)?!!! Uhuk! Uhuk! Apa katamu?"

"Ya, aku minta maaf soal kemarin...!"

"Bukan begitu, kenapa tiba-tiba?"

"Masalah harus segera diselesaikan... Tidak baik bila pengawasku memiliki rasa kesal padaku."

"Rasyid...?"

"Maaf, sedikit bergumam."

Tatapan Erika yang tadi penuh ketakutan dan kekesalan seketika berubah menjadi penuh pertanyaan dan kekhawatiran.

"A-aku akan anggap ini sebagai-"

Namun tepat sebelum Erika mengatakannya, seseorang tiba-tiba mengganggu ucapannya.

"Apa yang kalian berdua bicarakan? Kelihatannya serius." Xander tiba-tiba berada di antara kami.

"Ah?!" (Aku dan Erika)

"Xander, kenapa kau tiba-tiba ada di sini?!" (Erika)

"Aku pengguna elemen cahaya. Datang secara tiba-tiba adalah keahlianku!" Ucapnya dengan bangga.

"Lebih ke 'keahlianmu dalam menguping dan stalking orang tanpa ketahuan'." (Erika)

"Tajam sekali mulutmu, sama seperti biasa..."

Kedatangan Xander membuatku tersadar.

Bukan hanya dia yang sadar akan tingkah kami berdua, namun seluruh guru itu menyadarinya.

Mereka menatap kami dengan tatapan curiga dan malu-malu.

"Ah(menggarut rambutnya), tidak kusangka Erika rupanya pemangsa anak baru..." (Samuel)

"Hah?!"

"Sudahlah, tidak usah ditutup-tutupi! Semuanya sudah jelas di mata kami."

Samuel melirik ke arahku dengan senyumnya.

"Hey anak baru, sebaiknya hati-hati! Dia sangat ganas."

"Berhenti mengatakan yang aneh-aneh padanya!" Erika cemberut. "Tidak ada apa-apa di antara kami! Hanya ada pengawas dan orang yang di awasi, mengerti?!"

Dengan begitu Erika berjalan menjauh untuk menenangkan pikirannya. Dia pergi ke salah satu mesin arcade yang ada di dekat sebuah lapangan luas di dalam gedung itu.

Tempat itu... Tidak salah lagi, itu adalah arena bertarung.

Sling!

Entah kenapa setiap kali melihat arena pertarungan, aku malah mengingat hari pertamaku mengajar.

"Dia marah." Samuel tertawa kecil tanpa ada rasa bersalah.

"Huh?" Namun seketika dia melirik ke arahku. "Apa yang kau lihat, Syid?"

"Arena bertarung, kelihatannya tidak ada yang pakai."Xander berjalan mendekat ke arena.

"Matamu sungguh tajam, Syid! Hey Xander(berjalan mendekat), ayo kita tanding!"

"Tidak mau, kau sudah kalah berkali-kali tanpa menang sama sekali! Bila kau ingin mengetes kemampuanmu, sebaiknya coba lawan yang di bawahku seperti kedua anak baru itu(menunjuk ke arah aku dan Tasya)."

Perasaanku tidak enak.

Tatapan Samuel sepertinya sudah terkunci kepada kami berdua sejak dialihkan Xander.

"Tasya, bagaimana kalau kita tanding?"

Dia bahkan blak-blakan memintanya?!

"A-aku?! Tanding?! Ti-tidak bisa! Pageblug dan elemenku bukanlah lawan yang bisa menyetarai Pak Samuel!"

Oah, Tasya sudah mengetahui jenis senjata dan elemen Samuel meski belum bertemu. Dia kelihatannya sangat menantikan sambutan ini sampai-sampai dia menghafal baik-baik semua guru ini.

Perasaanku jadi tidak enak.

"Yah(menggaruk rambut), kalau Tasya tidak bisa, maka(menoleh ke arahku secara perlahan)..."

Tidak, aku benci ini.

"Rasyid, bagaimana bila kau yang menjadi lawan tandingku?!"

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri berharap ada bantuan.

(Menoleh ke kanan dan ke kiri)

Namun, semua itu sia-sia. Mereka semua sepertinya sudah berserah diri padaku.

Bagaimanapun, aku satu-satunya yang tersisa.

"Kalau begitu(meraba pageblug di saku-ku)..."

Hal itu seketika membuatku teringat.

"Ah, sepertinya pageblugku ketinggalan(tersenyum kecut)."

Untung saja sedang rusak.

Aku bisa kabur dari pertarungan ini dengan mudah.

"Tenanglah kau bisa pakai punyaku." (Xander)

Tapi semua tidak berjalan mulus.

Xander meminjamkan pageblug miliknya kepadaku. "Pageblug-ku adalah rapier, aku yakin hampir semua orang bisa menggunakannya."

"Eh..." Tidak bisa kabur lagi.

"Apa yang kau tunggu, Rasyid? Ayo kita ke arena!" (Samuel)

Sepertinya ini sudah takdir.

Bagaimanapun, saat ini aku tidak boleh terlalu berlebihan dalam bertarung.

Setahuku prinsip menjadi normal bukanlah menjadi yang kuat, namun yang berada di antara mereka.

Sebaiknya aku membuat diriku berada di antara Samuel dan Tasya dalam masalah kekuatan.

Kalau begitu...

Saat ini kami sedang berhadap-hadapan di tengah arena pertarungan.

Xander berdiri di antara kami sebagai wasit.

"Samuel, aktifkan pageblug-mu!" (Xander)

"Baiklah!"

Dia mengambil pageblugnya dari saku dan mengaktifkannya.

*Clink!

Pageblug itu membentuk sebuah senjata jarak jauh bertipe sniper riffle, atau lebih detilnya, itu adalah AWM.

"Rasyid, giliranmu!" (Xander)

Aku mengaktifkan pageblugku(meskipun pinjam).

Benda itu berubah menjadi sebuah senjata mirip pedang namun sangatlah tipis dan runcing.

"Kedua petarung sudah siap?"

Aba-aba akan dimulai.

Aku dan Samuel memulai posisi siap untuk maju dan bertarung.

Di sisi lain, Tasya yang menonton dari kejauhan mengepal kuat seperti menanti pertarungan kami berdua.

Erika di sisi lain, dia tampak tidak peduli, namun matanya bolak-balik melirik ke arah sini meskipun dia fokus ke game-nya.

"Mulai!"

Saat aba-aba diteriakkan.

Kami berdua maju dan saling menyapa satu sama lain dengan kekuatan penuh.

Pertarungan berjalan sedikit tidak imbang, aku yang menggunakan senjata seharusnya berada di posisi diuntungkan, namun sepertinya teori itu tidak berfungsi di sini.

Samuel dengan tangan kosongnya membuatku terpojok beberapa kali dan membuatku kewalahan.

Dia bahkan tidak memberikanku waktu untuk bernafas meskipun sedetik saja.

Pada akhirnya aku kalah karena terpental dan Samuel menembakku dengan sniper rifflenya di saat aku terlempar ke belakang sampai membuatku knock out di saat itu juga.

Jadi dia menggunakan senjatanya sebagai finisher, sedangkan untuk pertarungan jarak dekatnya dia lebih mengandalkan tinjunya.

Sungguh sesuatu yang tak terduga.

Untunglah aktingku sangatlah sempurna karena keterkejutanku pada serangannya.

***

Pertarungan di menangkan Samuel.

Sedangkan sang pecundang hanya bisa memberi selamat padanya.

"Samuel, kau hebat sekali!" Pujiku.

"Pak Samuel keren! Aku semakin semangat bekerja bersama kalian!" (Tasya)

"Akhirnya kau menang, Samuel(buang muka). Meskipun lawan anak baru." (Xander)

Satu persatu dari mereka memberi selamat pada sang pemenang, namun ada satu orang yang justru malah datang ke arahku.

"Kau, kenapa mengalah?" (Erika)

Aku berbalik dan menatapnya dengan tatapan bodoh.

"Menurutku lebih baik begitu."

Aku memberi penjelasan singkat.

Aku tidak tahu bagaimana harus mengatakannya, namun menjadi di puncak bukanalh sesuatu yang baik buatku.

Tentu saja perkataanku malah memberi lebih banyak pertanyaan pada Erika, namun aku tidak menggubrisnya dan pergi ke arah mereka(ke arah sang pemenang).

***

Semua itu tawa menyenangkan itu berakhir di saat matahari mulai terbenam.

Dan saat kami keluar gedung itu.

'sial, itu salah mantannya Rizki!'

Dia yang tidak sengaja melihat berjalan cepat ke arahku.

*PAK!

Tamparan keras mengenai pipiku.

"Anggap saja itu adalah pesanku buat kakakmu!" Wanita langsung pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

"Si-siapa dia?!" (Tasya)

"Korban dari ke playboy-an kakakku."

Mereka tiba bisa menolong selain tersenyum kasihan padaku.

Kakak, bisa kau hentikan ini?

Nyawaku berada dalam bahaya untuk kesekian kalinya!

Episodes
1 Episode 1. Aku dan Sekolah
2 Episode 2. Gesekan dari Pedang dan Busur
3 Episode 3. Senja Abadi
4 Episode 3.5 Kegelapan Abadi
5 Episode 4. Mata dan Wajah Baru
6 Episode 5. Kondisi Hari Pertama
7 Episode 6. Sesuatu yang Baru
8 Episode 7. Tanpa Sadar Kumiliki
9 Episode 8. Legenda Peledak, katanya
10 Episode 9. Mata dari Anitya
11 Episode 10. Seorang Pecundang
12 Episode 11. Semua Tidak Sesuai dengan yang Kau Lihat
13 Episode 11.5. Cahya tuk'ku
14 Episode 12. Simponi Petang
15 Episode 13. Sang Eksekutor
16 Episode 14. Peteng E Dino
17 Episode 15. Masalah x Masalah
18 Episode 16. Kesalahan yang Terus Kubuat
19 Episode 16.5. Kesalahan yang Terus Kubuat pt.2
20 Episode 17 Arc 1. Penilaian Guru pt.1
21 Episode 18 Arc 1. Penilaian Guru pt.2
22 Episode 19 Arc 1. Penilaian Guru pt.3
23 Episode 20 Arc 1. Penilaian Guru pt.4
24 Episode 21 Arc 1. Penilaian Guru Bersambung
25 Episode 22. Insiden Ledakan Sekolah, Sophia
26 Episode 23. Insiden Ledakan Sekolah, Bahar
27 Episode 24. Insiden Ledakan Sekolah, Tasya
28 Episode Spesial Lebaran. Hari Kemenangan Terakhirku
29 Episode 25. Insiden Ledakan Sekolah, Samuel dan Xander
30 Episode 26. Insiden Ledakan Sekolah End, Doni Kusuma
31 Episode 27. Manusia Normal
32 Episode 28 Arc 1. Penilaian Guru pt. 6
33 Episode 29 Arc 1. Penilaian Guru pt. 7
34 Episode 30 Arc 1. Penilaian Guru pt. 8
35 Episode 31 Arc 1. Penilaian Guru pt. 9
36 Episode 32 Arc 1. Penilaian Guru pt. 10
37 Episode 33 Arc 1. Penilaian Guru End
38 Episode 34. Dunia yang berbeda
39 Episode 35. Raja Kecantikan
40 Episode 36. Cìkè Nǚwáng / Queen of Assasin
41 Episode 37. Dokumen Musim Panas Api
42 Episode 38. Terpaksa Kencan
43 Episode 39. Pernyataan
44 Episode 40. Arjuna
45 Episode 41. Kunci Jawaban yang Sebenarnya
46 Episode 42. Profesionalitas adalah kuncinya
47 Episode 43. Hati yang Membeku
48 Episode 44. Kerjaan Malam
49 Episode 45. Sangkuni
50 Episode 46. Dokumen Musim Panas Api 2
51 Episode 47. Pangeran dalam Kurungan pt. 1
52 Episode 48. Pangeran dalam Kurungan pt.2
53 Episode 49. Pangeran dalam Kurungan pt.3
54 Episode 50. Pangeran dalam Kurungan pt.4
55 Episode 51. Pangeran dalam Kurungan pt.5
56 Episode 52. Pangeran dalam Kurungan pt.6
57 Episode 53. Pangeran dalam Kurungan pt.7
58 Episode 54. Pangeran dalam Kurungan pt.8
59 Episode 55. Pangeran dalam Kurungan pt.9
60 Episode 56. Pangeran dalam Kurungan pt.10
61 Episode 57. Pangeran dalam kurungan End
62 Episode 58. Waktu Guru
63 Episode 59. Politik VS Bisnis
64 Episode 60. Ujian Sekolah prologue pt.1
65 Episode 61. Ujian Sekolah prologue pt.2
66 Episode 62. Ujian Sekolah prologue pt.3
67 Episode 63. Ujian Sekolah prologue pt.4
68 Episode 64. Hati yang Berdebu
69 Episode 65. Di Balik Hari Itu
70 Episode 66. Bergerak
71 Episode 67. Kawan Masa Lalu
72 Episode 68. Wanita Sableng
73 Episode 69. Gagal Fatal
74 Episode 70. Emosi yang berlebih
75 Episode 71. Keluarga yang Tidak Terikat
76 Episode 72. Hadapi Kenyataan
77 Episode 73. Penipu yang Berhati
78 Episode 74. Sebaliknya
79 Episode 75. Selamat Jalan Podoagung
80 Episode 76. Cemaskah?
81 Episode 77. Benang Darah
82 Episode 78. Di Atas Debu Reruntuhan
83 Episode 79. Ratu Petarung yang Murung pt. 1
84 Episode 80. Ratu Petarung yang Murung pt.2
85 Episode 81. Ratu Petarung yang Murung pt.3
86 Episode 82. Ratu Petarung yang Murung pt.4
87 Episode 83. Ratu Petarung yang Murung pt.5
88 Episode 84. Ratu Petarung yang Murung pt.6
89 Episode 85. Ratu Petarung yang Murung pt.7
90 Episode 86. Ratu Petarung yang Murung pt.8
91 Episode 87. Ratu Petarung yang Murung pt.9
92 Episode 88. Ratu Petarung yang Murung END
93 Episode 89. Selamat Tinggal dengan Benar
94 Episode 90. Prologue sebelum Ujian Siege Battle
95 Episode 91. Si Kuning yang Meresahkan
96 Episode 92. Mental Masa Lalu
97 Episode 93. Paksaan
98 Episode 94. Sebuah Telur yang Berisi Telur
99 Episode 95. Pelayan yang Memimpin pt.1
100 Episode 96. Pelayan yang Memimpin pt.2
101 Episode 97. Pelayan yang Memimpin pt.3
102 Episode 98. Pelayan yang Memimpin pt. 4
103 Episode 99. Pelayan yang Memimpin pt.5
104 Episode 100. Pelayan yang memimpin pt.6
105 Episode 101. Pelayan yang Memimpin pt.7
106 Episode 102. Pelayan yang Memimpin pt.8
107 Episode 103. Pelayan yang Memimpin pt.9
108 Episode 104. Pelayan yang Memimpin End
109 Episode 105. Dunia?
110 Episode 106. Keirian
111 Episode 107. Sadis dan Masokis Bertemu
112 Episode 108. Rapat Mencurigakan
113 Episode 109. Topeng
114 Episode 110. Sisi
115 Episode 111. Kesepakatan
116 Episode 112. Maaf? Tapi Teknologi Baru?!
117 Episode 113. Semakin Tahu Siapa itu Haran
118 Episode 114.
119 Episode 115.
120 Episode 116.
121 Episode 117.
122 Episode 118.
123 Episode 119.
124 Episode 120.
125 Episode 121.
126 Episode 122.
127 Episode 123.
128 Episode 124.
129 Episode 125.
130 Episode 126.
131 Episode 127.
132 Episode 128. Manipulasi bertepi dengan Kebohongan
133 Episode 129. Ikatan yang Rusak
134 Episode 130. Letupan Tugas di antara Salju
135 Episode 131. Resolve
136 Episode 132.
137 Episode 133. Akhir dari Rivalitas Satu Sisi
138 Episode 134.
139 Episode 135.
140 Episode 136.
141 Episode 137.
142 Episode 138.
143 Episode 139.
144 Episode 140.
145 Episode 141. Ikatan Keluarga
146 Cuman Referensi Wajah Karakter
147 Episode 142.
148 Episode 143.
149 Episode 144.
150 Episode 145.
151 Episode 146.
152 Episode 147.
153 Episode 148. Anitya
154 Ringkasan cerita 148
155 Episode 149.
156 Episode 150.
157 Episode 151. Jalan Akhir dari Para Petarung di Podoagung
158 Episode 152.
159 Episode 153.
160 Episode 154.
161 Episode 155.
162 Episode 156.
163 Episode 157. Target Mereka
164 Episode 158. Menuju Sang Pangeran(Tuhan) Palsu
165 Episode 159.
166 Episode 160. Sang Pangeran
167 Episode 161.
168 Episode 162.
169 Episode 163. Berdiri di Atas Tumpukan Nyawa
170 Episode 164.
171 Episode 165. Selisih bagaikan Romansa Tiga Kerajaan
172 Episode 166.
173 Episode 167.
174 Episode 168.
175 Episode 169. Jatuhnya sang Pangeran
176 Episode 170.
177 Episode 171. Mereka yang Berakal
178 Episode 172. Mereka yang ada di Langit(Epilogue)
179 Episode 173. Extra Chapter
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Episode 1. Aku dan Sekolah
2
Episode 2. Gesekan dari Pedang dan Busur
3
Episode 3. Senja Abadi
4
Episode 3.5 Kegelapan Abadi
5
Episode 4. Mata dan Wajah Baru
6
Episode 5. Kondisi Hari Pertama
7
Episode 6. Sesuatu yang Baru
8
Episode 7. Tanpa Sadar Kumiliki
9
Episode 8. Legenda Peledak, katanya
10
Episode 9. Mata dari Anitya
11
Episode 10. Seorang Pecundang
12
Episode 11. Semua Tidak Sesuai dengan yang Kau Lihat
13
Episode 11.5. Cahya tuk'ku
14
Episode 12. Simponi Petang
15
Episode 13. Sang Eksekutor
16
Episode 14. Peteng E Dino
17
Episode 15. Masalah x Masalah
18
Episode 16. Kesalahan yang Terus Kubuat
19
Episode 16.5. Kesalahan yang Terus Kubuat pt.2
20
Episode 17 Arc 1. Penilaian Guru pt.1
21
Episode 18 Arc 1. Penilaian Guru pt.2
22
Episode 19 Arc 1. Penilaian Guru pt.3
23
Episode 20 Arc 1. Penilaian Guru pt.4
24
Episode 21 Arc 1. Penilaian Guru Bersambung
25
Episode 22. Insiden Ledakan Sekolah, Sophia
26
Episode 23. Insiden Ledakan Sekolah, Bahar
27
Episode 24. Insiden Ledakan Sekolah, Tasya
28
Episode Spesial Lebaran. Hari Kemenangan Terakhirku
29
Episode 25. Insiden Ledakan Sekolah, Samuel dan Xander
30
Episode 26. Insiden Ledakan Sekolah End, Doni Kusuma
31
Episode 27. Manusia Normal
32
Episode 28 Arc 1. Penilaian Guru pt. 6
33
Episode 29 Arc 1. Penilaian Guru pt. 7
34
Episode 30 Arc 1. Penilaian Guru pt. 8
35
Episode 31 Arc 1. Penilaian Guru pt. 9
36
Episode 32 Arc 1. Penilaian Guru pt. 10
37
Episode 33 Arc 1. Penilaian Guru End
38
Episode 34. Dunia yang berbeda
39
Episode 35. Raja Kecantikan
40
Episode 36. Cìkè Nǚwáng / Queen of Assasin
41
Episode 37. Dokumen Musim Panas Api
42
Episode 38. Terpaksa Kencan
43
Episode 39. Pernyataan
44
Episode 40. Arjuna
45
Episode 41. Kunci Jawaban yang Sebenarnya
46
Episode 42. Profesionalitas adalah kuncinya
47
Episode 43. Hati yang Membeku
48
Episode 44. Kerjaan Malam
49
Episode 45. Sangkuni
50
Episode 46. Dokumen Musim Panas Api 2
51
Episode 47. Pangeran dalam Kurungan pt. 1
52
Episode 48. Pangeran dalam Kurungan pt.2
53
Episode 49. Pangeran dalam Kurungan pt.3
54
Episode 50. Pangeran dalam Kurungan pt.4
55
Episode 51. Pangeran dalam Kurungan pt.5
56
Episode 52. Pangeran dalam Kurungan pt.6
57
Episode 53. Pangeran dalam Kurungan pt.7
58
Episode 54. Pangeran dalam Kurungan pt.8
59
Episode 55. Pangeran dalam Kurungan pt.9
60
Episode 56. Pangeran dalam Kurungan pt.10
61
Episode 57. Pangeran dalam kurungan End
62
Episode 58. Waktu Guru
63
Episode 59. Politik VS Bisnis
64
Episode 60. Ujian Sekolah prologue pt.1
65
Episode 61. Ujian Sekolah prologue pt.2
66
Episode 62. Ujian Sekolah prologue pt.3
67
Episode 63. Ujian Sekolah prologue pt.4
68
Episode 64. Hati yang Berdebu
69
Episode 65. Di Balik Hari Itu
70
Episode 66. Bergerak
71
Episode 67. Kawan Masa Lalu
72
Episode 68. Wanita Sableng
73
Episode 69. Gagal Fatal
74
Episode 70. Emosi yang berlebih
75
Episode 71. Keluarga yang Tidak Terikat
76
Episode 72. Hadapi Kenyataan
77
Episode 73. Penipu yang Berhati
78
Episode 74. Sebaliknya
79
Episode 75. Selamat Jalan Podoagung
80
Episode 76. Cemaskah?
81
Episode 77. Benang Darah
82
Episode 78. Di Atas Debu Reruntuhan
83
Episode 79. Ratu Petarung yang Murung pt. 1
84
Episode 80. Ratu Petarung yang Murung pt.2
85
Episode 81. Ratu Petarung yang Murung pt.3
86
Episode 82. Ratu Petarung yang Murung pt.4
87
Episode 83. Ratu Petarung yang Murung pt.5
88
Episode 84. Ratu Petarung yang Murung pt.6
89
Episode 85. Ratu Petarung yang Murung pt.7
90
Episode 86. Ratu Petarung yang Murung pt.8
91
Episode 87. Ratu Petarung yang Murung pt.9
92
Episode 88. Ratu Petarung yang Murung END
93
Episode 89. Selamat Tinggal dengan Benar
94
Episode 90. Prologue sebelum Ujian Siege Battle
95
Episode 91. Si Kuning yang Meresahkan
96
Episode 92. Mental Masa Lalu
97
Episode 93. Paksaan
98
Episode 94. Sebuah Telur yang Berisi Telur
99
Episode 95. Pelayan yang Memimpin pt.1
100
Episode 96. Pelayan yang Memimpin pt.2
101
Episode 97. Pelayan yang Memimpin pt.3
102
Episode 98. Pelayan yang Memimpin pt. 4
103
Episode 99. Pelayan yang Memimpin pt.5
104
Episode 100. Pelayan yang memimpin pt.6
105
Episode 101. Pelayan yang Memimpin pt.7
106
Episode 102. Pelayan yang Memimpin pt.8
107
Episode 103. Pelayan yang Memimpin pt.9
108
Episode 104. Pelayan yang Memimpin End
109
Episode 105. Dunia?
110
Episode 106. Keirian
111
Episode 107. Sadis dan Masokis Bertemu
112
Episode 108. Rapat Mencurigakan
113
Episode 109. Topeng
114
Episode 110. Sisi
115
Episode 111. Kesepakatan
116
Episode 112. Maaf? Tapi Teknologi Baru?!
117
Episode 113. Semakin Tahu Siapa itu Haran
118
Episode 114.
119
Episode 115.
120
Episode 116.
121
Episode 117.
122
Episode 118.
123
Episode 119.
124
Episode 120.
125
Episode 121.
126
Episode 122.
127
Episode 123.
128
Episode 124.
129
Episode 125.
130
Episode 126.
131
Episode 127.
132
Episode 128. Manipulasi bertepi dengan Kebohongan
133
Episode 129. Ikatan yang Rusak
134
Episode 130. Letupan Tugas di antara Salju
135
Episode 131. Resolve
136
Episode 132.
137
Episode 133. Akhir dari Rivalitas Satu Sisi
138
Episode 134.
139
Episode 135.
140
Episode 136.
141
Episode 137.
142
Episode 138.
143
Episode 139.
144
Episode 140.
145
Episode 141. Ikatan Keluarga
146
Cuman Referensi Wajah Karakter
147
Episode 142.
148
Episode 143.
149
Episode 144.
150
Episode 145.
151
Episode 146.
152
Episode 147.
153
Episode 148. Anitya
154
Ringkasan cerita 148
155
Episode 149.
156
Episode 150.
157
Episode 151. Jalan Akhir dari Para Petarung di Podoagung
158
Episode 152.
159
Episode 153.
160
Episode 154.
161
Episode 155.
162
Episode 156.
163
Episode 157. Target Mereka
164
Episode 158. Menuju Sang Pangeran(Tuhan) Palsu
165
Episode 159.
166
Episode 160. Sang Pangeran
167
Episode 161.
168
Episode 162.
169
Episode 163. Berdiri di Atas Tumpukan Nyawa
170
Episode 164.
171
Episode 165. Selisih bagaikan Romansa Tiga Kerajaan
172
Episode 166.
173
Episode 167.
174
Episode 168.
175
Episode 169. Jatuhnya sang Pangeran
176
Episode 170.
177
Episode 171. Mereka yang Berakal
178
Episode 172. Mereka yang ada di Langit(Epilogue)
179
Episode 173. Extra Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!