Raka yang duduk termenung melihat keluar jendela kaca mobil,
di kejauhan terlihat seorang gadis kecil yang sedang menangis sendiri, duduk memeluk lututnya di pinggiran jalan. Raka menyipitkan mata dan mengerutkan keningnya melihat hal itu, rasa ingin tahunya membuatnya Turun dari mobil.
Anton menoleh kebelakang saat mendengar pintu mobil itu sudah tertutup dan melihat Raka telah berjalan pergi.
"Tuan muda.. Anda mau kemana?" Teriak Anton namun Raka tidak peduli dengannya
Anton yang ingin membuka pintu mobil untuk mengejar tuan mudanya itu, kaget saat mobil di belakangnya itu tiba-tiba membunyikan klakson, karena lampu hijau telah menyala.
Anton kembali masuk kedalam mobil menutup pintu dan menjalankan mobil menepi di pinggir jalan
Raka terus berjalan dan terlihat memasukkan tangan di saku celana dan mengambil sesuatu, berjalan menghampiri gadis kecil itu dan duduk di sampingnya, Karena sibuk menangis gadis kecil itu tidak menyadari Raka yang telah duduk disampingnya.
Rasa iba muncul dalam hati Raka melihat gadis kecil yang umur baru sekitar tujuh tahun tengah menangis di pinggir jalan sendiri.
"Apa kakak boleh duduk disini?" Tanya Raka
Gadis kecil itu hanya melihatnya sesaat dan kembali menundukkan kepalanya ke atas lututnya dan menangis
Raka menjulurkan tangan pada gadis kecil itu memberinya sesuatu
"Hai.. Kakak punya sesuatu, Apa kamu mau?" Ucap raka
Anak gadis itu tidak menghiraukan Raka dan tetap menangis
"Kalau tidak mau kakak makan sendiri saja," Ucap Raka lagi Sambil membuka kulit permen itu dan memakannya
"heeem... Ini rasanya sangat enak.
Jika ada yang mau mencobanya kakak masih punya satu lagi." ucap raka
Gadis kecil itu mengangkat kepala dan melihat Raka, Mata yang membengkak akibat terlalu banyak menangis membuat Raka bersimpati padanya
Raka dengan asyik menikmati permen yang di mulutnya, dan sengaja menggoda gadis kecil yang ada di dekatnya itu
"Bagaimana ini, Permen ku tinggal satu padahal aku masih mau." Kata Raka saat permennya hampir habis di mulutnya dan melirik gadis kecil itu
Anak kecil itu berhenti menangis dan terus menatap Raka yang menikmati permen di mulutnya, Dia terlihat menelan ludah namun tidak berani untuk meminta
Raka tersenyum, Dan menjulurkan tangan
" ini masih ada satu, Jika tidak di ambil, kakak yang akan memakan semuanya."
ucap Raka
mendengar ucapan raka Dengan cepat gadis kecil itu mengambil permen yang ada di tangan Raka dan menggenggam nya dengan kedua tangannya dengan erat.
Permen yang di berikan oleh Fiona di berikan pada gadis kecil yang kini duduk di sampingnya itu. Raka tidak peduli dari mana asal permen itu, saat melihat gadis kecil itu
Melihat tingkah lucu dari gadis kecil itu
Raka tersenyum
"Sini Kakak buka, Jangan kuatir kakak tidak akan memakannya." Ucap Raka dengan tersenyum
Gadis kecil itu menyerahkan permen itu pada Raka, Dan Raka membuka bungkusan dari permen dan memberikan pada gadis kecil itu lagi.
"Apa kakak boleh menanyakan sesuatu?"
Tanya Raka dengan tatapan penuh dengan tanda tanya
Gadis itu hanya menjawab dengan menganggukkan kepala
"Kenapa duduk disini sendiri dan menangis? Ada apa? Kenapa menangis?
Orang tua kamu kemana? Tanya Raka,
hampir semua pertanyaan di dalam kepalanya itu di pertanyakan pada gadis kecil yang ada di dekatnya
Mendengar pertanyaan Raka tentang orang tuanya, gadis kecil itu menangis lagi dan lebih keras.
Raka jadi bingung di buatnya
"Jangan menangis, Jika tidak ingin menjawab juga tidak apa," Ucap raka
"Cup..cup..cup.. Berhenti ya.. Jika tidak kakak akan di gebukin pada orang-orang yang lewat sini! Nantinya mereka berfikir kakak telah mengganggumu hingga membuatmu menangis" Ucap Raka lagi mencoba untuk menenangkan gadis kecil itu
"Apa kamu tega melihat kakak di pukuli?"
Tanya Raka, Dengan segala cara Raka lakukan agar membuat anak kecil itu berhenti menangis.
*Disisi lain Anton yang melihat Raka dari kejauhan, tersenyum bangga padanya.
Anak yang begitu dingin untuk beberapa tahun ini sangat perhatian dan peduli pada gadis kecil yang kini ada di sampingnya itu. Anton melihat bagaimana Raka mengelus rambut panjang anak kecil itu dengan penuh kasih.
"Tuan muda, Aku percaya, dalam hatimu itu sangat baik." Ucap Anton pada diri sendiri*
Anak kecil itu berhenti menangis mendengar apa yang di katakan oleh Raka.
Dia menggelengkan kepala
"Aku tidak akan membiarkan mereka memukuli kakak" Ucapnya dengan nada yang lantang
Untuk waktu lama akhirnya gadis kecil itu mulai bicara pada Raka
"Kakak... mereka bilang, karena ayah dan ibuku tidak menyayangiku, Dia pergi meninggalkan ku." Ucapnya lagi
"Kenapa bisa begitu? Siapa yang memberitahu mu?" Tanya Raka
Raka terus menatap gadis kecil yang ada di sampingnya! Gadis kecil yang begitu kurus kulit dekil, Penampilan yang lusuh dan kotor menandakan gadis kecil itu tidak ada yang merawat, Raka menyentuh kepala gadis kecil itu dan mengelus-elus rambutnya
"Paman dan bibi yang bilang, Katanya Karena aku anak pembawa sial, Ayah dan ibu naik ke atas langit karena tidak ingin bertemu dengan ku. Paman dan bibi juga meninggalkan ku disini, karena tidak ingin seperti dengan ayah dan ibu
Kata yang di dengar Raka membuatnya geram, dia tidak menyangka jika seseorang tega membuang anak yang masih kecil ini
Raka kembali menyentuh rambut gadis kecil itu dan mengelusnya
"Apa kamu lapar?" Tanya Raka dengan lemah lembut
Mendengar pertanyaan itu, gadis kecil itu mengangguk dengan cepat, Tatapan matanya pada Raka begitu membuatnya merasa bersyukur.
Raka tersenyum dan mengajaknya ke sebuah rumah makan yang dekat dari tempat dia berada.
"Mari kita ke warung sana,"bRaka berdiri dan di ikuti oleh gadis kecil itu. Raka memegang tangannya dan berjalan bersama.
"Oh iya kakak belum tahu namamu siapa?
Tanya Raka dan melihat gadis kecil yang ada disampingnya sambil berjalan.
"Nama ku Shasa" Dengan cepat gadis itu menjawab
Raka mengangguk-anggukkan kepala.
"Namanya bagus. Kalau kakak.. namanya Raka." Raka pun ikut memperkenalkan dirinya
Mereka berdua masuk dalam sebuah warung dan duduk.
"Mau makan apa?" Tanya Raka
Shasa menggelengkan kepalanya,
Dan menaikkan bahunya, Raka hanya tersenyum melihat jawaban yang di berikan oleh gadis kecil itu.
"Baiklah, biar kakak yang memilih. Tunggu disini.
Raka berdiri dan berjalan mengambil piring dan memilih lauk pauk untuk anak kecil itu,
Sesekali Raka menoleh pada Shasa dan tersenyum kepadanya
"Makanan sudah datang," Raka menyimpan piring yang berisi makanan di depan Shasa.
Dengan cepat gadis kecil itu menyantapnya dengan lahap, sesekali melihat ke arah Raka yang terus memandangnya.
Shasa melahap makanan dengan mata yang berkaca-kaca, Sudah beberapa hari dia kelaparan, Hanya mengandalkan sisa makanan di tong sampah untuk mengganjal perutnya yang kosong.
"Makan pelan-pelan, Nanti tersedak"
Raka mengelus pipinya dengan lembut,
Dengan penuh Rasa kasihan, dan mengelus rambut Shasa
"Apa kamu tahu alamat rumah paman dan bibimu? Jika mau Kakak bisa mengantarmu ke sana," Tanya Raka
Shasa menggelengkan kepalanya.
"Rumahnya sangat jauh, Kami naik mobil sangat lama. Kata Paman dan bibi,
Aku tidak pantas tinggal dirumahnya itu
Karena sudah membuat ayah dan ibu pergi" Jawab Shasa dan sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya
Karena tidak tega untuk meninggalkan gadis sekecil Shasa, Tinggal di jalanan sendiri, Raka berniat untuk membawanya ke panti asuhan.
"Ya sudah, Habiskan makanannya, Jika masih ingin tambah lagi, Kamu bilang saja sama kakak, Biar kakak yang memberikannya" jelas Raka.
Shasa mengangguk dan makan dengan lahap Tampa bersuara. Tatapan mata Raka yang selalu melihatnya membuat anak gadis kecil itu merasa tidak nyaman
dan sesekali melihat kearahnya, Shasa menunduk dan menyantap makanannya.
Raka tersenyum melihat tingkahnya dan kembali mengelus rambutnya
"Makanlah,, Kakak tidak akan mengganggumu". Raka merubah posisi duduknya, Dia duduk menyamping agar tidak mengganggu anak gadis itu yang sedang makan dengan lahap
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments