Setelah sembilan tahun berlalu, Ratna terlihat memegang pipi yang memerah berjalan menuju lemari dan membukanya, mengambil koper dan mengisi dengan pakaiannya.
Tampa berkata apapun dan dengan rasa marah ratna berjalan menuju pintu dan membukanya,
Dia melihat putranya Raka dan Surti yang tengah berdiri di balik pintu, Dengan segera, Ratna menghapus air matanya agar putranya itu tidak melihatnya menangis
"Ma,, ada apa? Apa yang terjadi? mama mau kemana?" Tanya Raka penasaran, karena melihat mamanya menarik koper
"Sayang.. mama akan pergi keluar kota,
mama ada urusan penting di sana, jadi Raka harus baik-baik disini selama mama tidak ada."
Ucap ratna sambil Memegang kepala putranya dan mengelus rambutnya
Raka menggelengkan kepalanya
"Ma Raka bukan anak kecil lagi Raka tidak percaya, Raka mendengar tadi kalau papa dan mama bertengkar," ucap Raka sambil melihat kearah santoso yang berjalan menghampirinya
"Pa.. Mama mau pergi, cepat hentikan dia! Jangan biarkan mama pergi" Ucap Raka sambil memegang tangan papanya dan menggoyang-goyangkannya
Santoso hanya terdiam, berdiri dan memandangi putranya.
"sayang.. mama tidak boleh tinggal disini lagi" ucap Santoso
"tapi kenapa pa?" tanya Raka
Santoso terdiam lagi dan melihat kearah Ratna.
Ratna memalingkan muka dan disaat Ratna ingin menuruni anak tangga. Dengan tiba-tiba, Dan Dengan santainya dara terlihat berjalan masuk kedalam kediaman Santoso,
Ratna yang melihatnya semakin marah dan segera Turun kebawah dan berjalan keluar dari rumah,
Dara tersenyum meledek dan puas akan apa yang dilihatnya sekarang kepada ratna.
Raka pun berlari menuruni tangga mengejar mamanya.
Raka terlihat menarik-narik tangan Ratna yang sedang berjalan keluar dari kediaman Santoso, Dengan koper yang ditangan.
"ma,, jangan pergi jangan tinggalkan Raka
Raka mohon,, Ma,, Raka janji tidak akan nakal lagi" Ucap Raka dan menangis
"Ma,, jangan pergi Raka tidak ingin tinggal dengan papa. Raka hanya ingin dengan mama, Ma,, bawa Raka bersama mama
Raka mohon" Raka terus merengek dan menarik tangan Ratna.
"Nyonya.. Ini tidak akan baik jika anda meninggalkan tuan muda begitu saja, kasian dia. Tuan mudah masih butuh kasih sayang dari anda Aku mohon jangan pergi"
Surti pun mencoba untuk mencegah kepergian Ratna
"Surti,, Ini sudah sembilan tahun kamu selalu menjaga dan merawatnya selama itu,
Aku percayakan dia padamu, Aku mohon jaga dia" Ucap ratna sambil memegang tangan surti dan memeluknya.
"Sekarang hanya kamu yang bisa melindunginya, menjaganya dan merawatnya. Wanita itu tidak akan membuat Raka tenang, Aku yakin dia memiliki banyak pikiran jahat untuk menyingkirkan Raka, Tapi meskipun tahu begitu, Aku pun juga tidak bisa tinggal di rumah ini lagi," ucap Ratna dan melepaskan pelukannya dari Surti, Dan melihat kearah Raka. Ratna membungkuk memegang wajah Raka dan menciumi keningnya.
"Sayang ..Kamu seorang laki-laki, jangan menangis Menurut lah untuk tinggal disini,
Itu akan jauh lebih baik dari pada ikut bersama mama"
Ratna menghapus air mata Raka yang sudah membasahi pipinya dan berlutut memeluknya.
"Tidak,, Raka ingin ikut dengan mama saja,
Raka janji tidak akan membuat mama susah"
Mendengar kata-kata Raka air mata Ratna makin deras Dia memeluk putranya begitu erat.
"Maafkan mama,, Maaf" Ratna menggeleng dan melepas pelukannya dari Raka.
Seorang wanita yang tak lain adalah dara terlihat keluar dari dalam rumah dan berjalan menghampiri Raka.
"Raka sayang,, Jangan menghalangi kepergian mamamu, Biarkan dia pergi jangan membuat papamu marah. Kedepannya aku yang akan menjagamu."
Kata dara yang sedang membungkuk memegang bahu Raka dan Melirik ke arah ratna dan berdiri
"Jangan kuatir,, Aku akan menjaga mas Santoso dengan sangat baik, Dan juga menjaga putramu ini seperti putra kandungku sendiri"
Senyum licik dara terlihat begitu sangat jelas, dan meletakkan tangannya di bahu Ratna. Dara terlihat memainkan rambut Ratna yang terurai
"Cceet.. cceet.. cceet.. Dara memeluknya dan berbisik ke telinga Ratna
"Ratna nasibmu sangat malang,
Suami dan anakmu sekarang menjadi milikku, dan kamu di usir pergi dari rumah yang semegah ini. Sekarang semuanya sudah menjadi milikku,"
Mendengar kata-kata itu, Ratna mendorong dara hingga terjatuh.
"Aaauhk.. Dara menjerit kesakitan.
Santoso yang dari tadi duduk terdiam sambil memegangi keningnya di dalam rumah, berdiri dan bergegas keluar mendengar jeritan itu.
"Kamu memang wanita murahan, Apa kamu cukup bangga karena sudah menghancurkan rumah tanggaku?
Suatu saat rubah dalam dirimu itu akan terlihat jadi jangan terlalu bahagia" Ucap Ratna
"Ratna apa yang kamu lakukan?" Santoso yang sudah berada di depannya membantu dara untuk berdiri
"Mas,,Dia mendorongku" Kata dara manja
Dara memeluk lengan Santoso dan mencoba untuk memperlihatkan kemesraannya pada Ratna
"Mas tanganku sakit, Ratna mendorongku sangat keras.
Dara memperlihatkan tangannya yang tergores
"Kenapa masih disini? Apa kamu tidak rela untuk pergi? Apa kemewahan yang sudah kamu dapatkan disini, membuatmu untuk susah meninggalkan nya? Ucap Santoso dengan nada yang kasar dan tinnggi
"Mas,, Kata-kata mu itu sangat kasar,
Aku tahu diri, Tapi mas aku tetap mengelak, semua itu fitnah, Ini semua akal-akalan darinya," Ratna menunjuk ke arah dara
"Fitnah? Dengan semua bukti yang ada,
apa lagi yang ingin kamu katakan? Ratna selama ini aku merasa kamu yang terbaik,
meninggalkan Dara hanya untukmu, Karena kamu adalah istri dan ibu dari anakku, Dulu aku mengaku salah,, karena berselingkuh di belakangmu, Tapi semuanya sudah aku bayar dengan meninggalkannya, Tapi apa balasan mu? "
"Tapi mas,,"
"Apa ingin menyalahkan ku lagi?" Dara memotong pembicaraan Ratna dengan cepat, yang sudah tahu arah dan maksud dari ucapan Ratna yang ingin dia katakan.
Mata Ratna berkaca-kaca, Dia menatap mata Santoso yang sama sekali tidak melihat dirinya lagi di dalam sana. Ratna menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya.
"Sudahlah,, Sebaiknya kamu pergi dari sini, tidak ada gunanya lagi kamu mengelak."
Ucap Santoso.
Mendengar itu senyum bahagia Dara terlihat
"Pa,, jangan mengusir mama. Jangan biarkan mama pergi" Raka menangis dihadapan Santoso dan berbalik memeluk Ratna
"Raka ingin ikut mama"
"Tidak sayang, Tetaplah disini papamu tidak akan membuatmu kekurangan apapun," Kata Ratna dan berjalan pergi menuju mobil yang sudah menunggunya.
"Jangan jangan pergi, Pa,, jangan biarkan mama pergi" Raka menarik-narik tangan Santoso menyuruh untuk menghentikan Ratna.
"Raka,, biarkan dia pergi. Mari kita masuk,"
Santoso membujuk Raka agar tidak peduli dengan kepergian Ratna
"Tidak,, Raka benci papa, karena menyuruh mama pergi, Raka tidak ingin tinggal dengan papa" Raka memukul-mukul tangan Santoso yang sedang memegannya
"Surti bawa dia masuk," Ucap Santoso pada Surti dan melepaskan tangan Raka dan berjalan masuk dalam ke rumah.
" Baik tuan besar" ucap Surti dengan kepala menunduk
Surti melihat Santoso Yang sudah masuk dalam rumah di ikuti oleh Dara di belakangnya, Surti Menghampiri Raka
"Tuan muda sebaiknya kita masuk, Jangan membuat tuan besar lebih marah lagi.
"Tidak,, Raka membentak Surti dengan keras.
"Aku membenci papa dan juga membencimu, Raka membenci kalian semua,," Teriak Raka dengan keras
Raka melepaskan tangan surti dan berlari mengejar mobil yang sudah mulai berjalan
"Ma tunggu,, Jangan pergi, jangan tinggalkan Raka,," Teriak Raka dan terus terus berlari
"Tuan muda, Jangan berlari seperti itu anda akan terjatuh," Teriak Surti sambil berjalan cepat menghampiri Raka yang sudah berjongkok di jalanan.
"Aku benci mama,, Aku benci mama Dan aku benci papa.. Kalian semua jahat
Tidak ada yang peduli pada Raka."
Raka menangis,
"Tuan muda justru karena nyonya peduli pada Anda jadi dia pergi, Tuan muda jangan membencinya"
Surti mengelus punggung Raka
"Aku juga membencimu,, Pergi dari sini, aku tidak ingin kamu ada disini. Pergi,,"
Raka berteriak pada Surti dan menyuruhnya untuk pergi
Surti pun pergi karena tidak ingin membuat Raka semakin marah.
Melihat Surti telah menjauh, Raka kembali berdiri dan berlari menuju ke arah mobil di mana mobil yang di kemudikan oleh anton membawa Ratna, meskipun mobil itu tidak terlihat lagi.
Di halaman rumah yang tidak jauh dari jalan yang di mana Raka berada, Seorang gadis kecil yang berusia delapan tahun, memperhatikan Raka dari tadi Tampa sepengetahuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments