Melihat Raka yang menyedihkan membuat Fiona mencari cara agar Raka melupakan kesedihannya
Gadis kecil itu mengajak Raka bermain
Di bawah pohon besar yang berada tak jauh darinya.
Ajakan seperti itu bagi anak yang baru berusia sembilan tahun akan membuatnya senang
Raka mengangguk dan mengikuti langkah Fiona dari belakang, Sesampai di bawah pohong, gadis kecil itu duduk dan mengambil sesuatu dari batang pohon yang memiliki lubang.
"Ini untukmu," Fiona memberikan Raka satu permen yang di pegang nya.
Raka kebingungan melihatnya dan tetap menerima permen itu
"Mamaku melarang ku untuk makan permen, tapi papa sangat baik padaku,
Sesekali, dia membelikan ku, jika dia pulang kerja, Karena tidak ingin ketahuan oleh mama, Dari itu aku menyembunyikannya disini." Ucap gadis kecil itu.
Raka tersenyum namun isakan tangisnya masih sesekali terdengar
"Kakak namamu siapa? Kalau aku Fiona."
Gadis kecil yang begitu menggemaskan terus berbicara pada Raka
"Aku Raka" Raka menjawab pertanyaan dari fiona
"Adik kecil kamu baru ya,, di kompleks ini? Sepertinya kakak baru melihatmu!"
"Benar,, Fiona baru pindah beberapa hari yang lalu, Itu rumahku yang di belah sana" Gadis kecil itu menunjuk kearah rumahnya
"Oh,, Kalau rumah kakak yang itu," Raka pun ikut menunjukkan rumahnya
Sejak hari itu Raka dan Fiona menjadi akrab dan selalu bermain bersama
***
Semenjak kepergian Ratna, Raka menjadi dingin dan tidak berbicara pada orang siapapun di kediaman Santoso, Tidak terkecuali papanya.
Dia menjadi nakal dan suka seenaknya.
Beberapa hari kemudian Fiona melihat raka yang sedang di marahi oleh papanya
Raka di kunci dalam kamar dan tidak di biarkan untuk keluar
Karena dia telah mengerjai wanita yang kini sedang bersama papanya, Wanita yang mengaku akan menjadi ibu tirinya, Raka sama sekali tidak menyukai wanita itu! Jadi mencoba untuk mengusiknya
"Raka kamu memang benar-benar kelewatan, Dara adalah calon istri papa sekarang, Dan Calon mama kamu! Jadi mulai sekarang kamu harus hormat dan patuh padanya, Papa tidak ingin kamu melakukan hal seperti ini lagi" ucap Santoso dengan marah.
"Surti bawa dia ke dalam kamar dan kunci dia" ucap Santoso lagi
"Tapi tuan!"
"Apa,,? sekarang kamu juga ingin membantahku?"
"Tidak tuan" ucap Surti dan membawa Raka kedalam kamar yang dari tadi hanya terdiam menatap sinis papanya, Melihat papanya dengan tatapan penuh dengan rasa benci,
Raka berjalan sendiri masuk dalam kamar dan duduk di tempat tidur, Sedangkan Surti telah menguncinya dari luar, Raka meraih bingkai foto yang ada di atas meja, memandang foto papa dan mamanya yang terpajang dengan penuh kemarahan, Dia melempar bingkai foto itu Ke arah pintu,
Alhasil kaca bingkai pecah berkeping-keping dan berserakan di lantai.
Tak.. tak.. tak.. tiba-tiba Suara ketukan cermin dari kaca jendela terdengar, Raka menoleh, dan melihat Fiona telah berdiri di sana
Senyum di wajah Raka terlihat, Dia berdiri dan menghampiri Fiona yang ada di balik kaca jendela
"Fiona!" panggil Raka
"Ssstt.. jangan berisik! Kakak,,, apa kakak ingin keluar? Fiona bisa bantu kakak," Bisik Fiona sambil menggerakkan tangannya melakukan pembicaraan isyarat pada raka
Senyum raka pun terlihat lagi, Dan mengangguk
"Kakak buka kunci jendelanya" ucap Fiona sambil menunjuk kearah kunci jendela
Dengan cepat Raka mengangguk dan membuka kunci jendela, Dan menarik jendela, Fiona membantu mendorong dari luar! Sampai akhirnya jendela itu terbuka
Raka naik dan keluar melalui jendela
Mereka berlari menuju pohon besar dimana mereka berdua sering bermain
"Kakak siapa wanita yang sedang bersama papamu itu? Apa dia mamamu?" tanya fiona
"Bukan,, dia adalah nenek sihir yang sudah mempengaruhi papaku! Sehingga tidak memperdulikan ku lagi, dan karena nenek sihir itu mamaku jadi pergi dari rumah"
"Nenek sihir? Apa dia memiliki tongkat sihir?" tanya fiona lagi dengan sifat polosnya
"Iya benar, Nenek sihir itu punya tongkat sihir, Kakak akan berusaha untuk merebut tongkat sihirnya itu, Agar dia tidak bisa melakukan hal seenaknya yang iya mau"
ucap Raka dengan nada yang meyakinkan dan penuh percaya diri.
"Kakak,, Mama bilang Fiona besok mulai masuk sekolah lagi Apa kakak juga besok masuk sekolah?"
"Benar,,nHari ini hari terakhir libur, Dan besok mulai sekolah lagi"
"Kalau begitu kita akan bertemu di sekolah besok," ucap fiona
Raka mengangguk
Mereka berdua terlihat sangat senang bermain bersama
Pagi menjelang sore Raka dan Fiona kembali ke rumah masing-masing
Raka membuka pintu dari luar, Dan mendapati papanya tengah duduk di kursi sedang menunggunya
"Kamu dasar anak nakal, Beraninya kamu kabur, Saat papa menghukum mu!
Raka apa kamu ingin belajar melawan papa?" tanya Santoso dengan nada keras
Raka tidak peduli dengan kata-kata papanya, Dan tatap Berjalan masuk,
Sambil berjalan dia meraih vas buka yang terpajang rapi, menjatuhkannya di lantai dan berlari masuk dalam kamar
Aaaahk.. Wanita yang sedang bersama papanya kaget dan berteriak Memegangi lengan calon suaminya itu
"Suara apa itu?" Tanya dara yang tidak sadar akan vas bunga yang telah di jatuhkan oleh Raka
Para pelayan rumah yang melihat kejadian itu, bergegas membersihkan pecahan vas bunga yang sudah berserakan di lantai
"Anak itu benar-benar diluar kendaliku, Aku tidak tau bagaimana untuk membuatnya, Menjadi patuh padaku! Sejak mamanya pergi dia tidak pernah berbicara denganku lagi. Dara untuk hari ini maaf karena Raka sudah mengagetkan mu, Dan untuk kedepannya aku harap kamu bisa mengambil hatinya, Bagaimanapun juga dia anak semata wayangn ku
Dia adalah penerus ku" ucap Santoso, dengan nada marah namun tetap peduli pada putranya raka
"Jangan kuatir mas Cepat atau lambat dia akan setuju dengan hubungan kita, Aku akan membuatnya agar dia menerimaku dengan senang hati" Ucap dara dengan senyum jahatnya
***
Pagi-pagi Raka sudah siap untuk berangkat ke sekolah, Sopir pribadi nya anton telah menunggu di luar untuk mengantarkan nya,
Raka keluar dari kamar, dia berjalan tanpa menyapa papanya yang tengah berjalan menuju meja makan untuk sarapan,
"Tuan muda, Sebaiknya anda sarapan dulu, dari semalam anda belum makan"
Raka tetap berjalan Tampa menghiraukan Surti yang menyuruhnya untuk sarapan.
"Tuan besar, Tuan muda belum makan apapun dari semalam, dia masih kecil aku takut dia akan kelaparan."
Surti menghampiri Santoso yang sudah duduk di kursi meja makan dan menundukkan kepala dengan hormat
Heemm..
Santoso menarik nafas dan menghembuskannya
"Anak itu membuatku pusing," ucap Santoso
Meski Santoso terlihat keras, namun kasih sayangnya pada Raka melibihi apapun,
Hanya saja dia tidak bisa menunjukkan nya dengan cara baik-baik
"Parto buatkan Raka kartu yang bisa iya gunakan untuk kebutuhannya, jangan membuatnya kekurangan apapun, Jika dia tidak makan di rumah dia bisa makan di luar. Jangan membatasinya! Apapun yang iya inginkan biarkan dia memilikinya" ucap Santoso pada parto
"Baik tuan" jawab parto
*Parto adalah kepala pelayan rumah mereka, dia yang bertanggung jawab atas semua keperluan di rumah itu*
Raka masuk kedalam mobil dan di bantu oleh Anton sopir pribadinya
Setelah Raka duduk di kursi belakang, anton pun membuka pintu depan dan masuk, Dia menjalankan mobil dengan Pelang
"Tuan muda,, Apa kita akan langsung ke sekolah atau tuan ingin ketempat lain dulu"
Raka tidak menjawab pertanyaan sopirnya itu, dia duduk santai dengan melipat kedua tangannya ke depan
Sambil melihat lurus ke depan
Anton menggelengkan kepala, melihat tuan mudanya itu, Dan dia memutuskan untuk membawanya langsung ke sekolah
Sesampai di sekolah Anton dengan cepat turun dari mobil dan membukakan pintu untuk raka
"Tuan muda kita sudah sampai"
Raka yang hanya diam membuka sabut pengaman dan Turun dari mobil di bantu oleh anton, Dia berjalan masuk menuju kelas
Sesampai di dalam ruang sekolah dia menaruh ransel dan duduk di bangku
Saat jam istirahat Raka berjalan menuju kantin sekolah untuk membeli beberapa snack! Namun Di kejauhan sana dia melihat beberapa anak yang mungkin adalah kakak kelasnya, sedang membuli gadis kecil yang sedang berdiri di depannya.
Raka diam-diam menghampirinya
"Gadis kecil,, Kamu itu anak baru, peraturan kami setiap anak baru harus menyerahkan semua uang yang di berikan oleh orang tua mu kepada kami," ucap salah satu murid sekolah itu
"Tidak,, Aku tidak akan memberikannya pada kalian, sana pergi jangan ganggu aku" Ucap gadis kecil itu yang tak lain adalah fiona
Raka memastikan apa yang dia lihat, terus melihat kejadian yang ada di depannya itu.
Saat tahu gadis kecil itu adalah Fiona,
Raka mengepalkan tangan, Dia berjalan cepat dan meninju pipi kakak kelasnya itu dari belakang
"Jangan mengganggunya" Ucap Raka dengan marah
Aaauhkk... Anak itu jatuh tersungkur di tanah, Teman yang ada di dekatnya langsung membantu temannya itu membantunya untuk berdiri
"Hey,, kamu siapa berani memukuliku?" ucap murid yang baru saja kena tinju dari raka
Fiona menghampiri Raka yang tengah berdiri di depan anak pengganggu itu
"Kakak kamu tidak apa-apa?" tanya fiona
"Iya tidak apa-apa, Ayo kita pergi" Raka memegang tangan Fiona dan menariknya untuk pergi
"Kalian mau kemana? Cepat serahkan uang kalian baru boleh pergi" Kata sih penganggu itu
"Cepat halang mereka berdua" Ucap si penggangu
"Tidak kami tidak akan memberimu uang
Sekarang minggir," Raka mendorong anak laki-laki yang sedang menghadangnya
Sampai jatuh
Karena tidak menerima akan hal itu
Anak itu berdiri dan memukul Raka dan akhir mereka berkelahi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments