Antara Cinta Dan Kasih
Di malam yang dingin itu, Ratna wanita muda yang berusia 22 tahun merasakan sakit di perutnya yang sudah membesar,
berusaha untuk berjalan keluar dari kamar,
Dengan langkah kaki yang sepoyongan, mencari suaminya santoso.
Jarum Jam dinding yang telah menunjuk ke nomor 01.30 membuat rumah mewah dan besar yang di tinggali nya itu menjadi sangat sepi.
"Ini sudah hampir subuh tapi mas Santoso kemana?" Ucap wanita itu yang di kenal sebagai nyonya rumah yang bernama Ratna.
Dia menuruni tangga berharap menemukan suaminya di bawah sana namun tidak menemukan siapapun di bawah sana
"Mas,, Mas Santoso,," Teriaknya memanggil-manggil nama suaminya namun tidak ada jawaban,
Ratna melangkah selangka demi selangkah berjalan menuju ruang kerja suaminya
"Mas.. Kamu di mana?" Ucapnya dengan berat
Tiba-tiba air yang sedikit berlendir dan panas dirasakannya keluar dari sisi kewanitaannya
"Aaaahk.. Perutku.."Teriak Ratna
Ketuban Ratna pecah membuatnya menjerit dan memanggil pelayan di rumah itu
"Surti,, Surti,, Aaakkh..
Ratna terduduk dilantai, Tidak bisa menahan rasa sakit yang di alaminya
Kontraksi untuk melahirkan, ratna merasakan sakit yang tak bisa di tahannya. Ratna terus berteriak dan menjerit, Dan Para pelayan yang mendengar jeritan majikannya kaget dan membuat semuanya terbangun
Seorang pelayan berlari menghampirinya
"Nyonya,, Anda kenapa?"
Pelayan wanita muda sekaligus teman karib ratna, yang bernama Surti berlari menghampiri Ratna, yang kini menjadi nyonya di rumah tempat iya bekerja.
Dia memegang lengan Ratna dan
Melihat air ketuban yang mengalir membuatnya panik.
"Nyonya,, Nyonya Anda akan segera melahirkan, mohon untuk bertahan." Ucap Surti
"Cepat panggil ambulans nyonya akan melahirkan." Teriak Surti kepada pelayan lainnya, Para pelayan di rumah itu menjadi ramai Mondar-mandir tidak karuan akibat panik
"Baik-baik" Dengan segera seorang pelayang yang bernama Dali menghubungi pihak rumah sakit dan meminta ambulans untuk menjemput majikannya itu.
"To.. tololong nyonya ka.. kami akan melahirkan, tolong bawa ambulans untuk menjemputnya" Ucap Dali dengan terbata-bata,
Dali menutup telfon dan dengan cepat kembali berjalan ke arah Surti.
"Ambulans akan segera datang" Ucapnya
"Tuan,, Cepat hubungi nomor tuan besar, katakan padanya nyonya akan segera melahirkan," Kata Surti lagi kepada Dali.
Dali pun bergegas menuju telpon rumah lagi untuk menelfon tuan rumahnya
"Aaaahk... Aku sudah tidak tahan, Ini sangat menyakitkan" Ratna memegang erat tangan surti dan menangis kesakitan
"Nyonya tahan sebentar lagi, Tuan akan segera datang" Kata Surti berusaha untuk membuat majikannya itu bertahan
***
Derrr,, derrr,, derrr..
Suara getaran ponsel santoso terdengar di atas meja, Lelaki yang berusia 25 tahun,
Yang sedang asyik bercumbu dengan wanita lain di kamar hotel, Mendengus saat mendengar getaran ponselnya, Dia melepas pelukannya dari wanita yang kini ada di bawah nya dan meraih ponselnya, dan menekan tombol jawab dengan perasaan marah.
"Ada apa?" Tanyanya dengan nada dingin.
"Tuan,, tuan.. Nyonya akan segera melahirkan, Kami sudah menelfon pihak rumah sakit bahagia dan menyuruh agar mengirim Ambulans untuk menjemputnya,
Nyonya selalu memanggil nama anda." ucap Dali dengan panik
Mendengar perkataan itu, rasa marah di hati Santoso hilang seketika.
"Baik aku akan segera ke rumah sakit" Jawabnya dengan bahagia
Dia pun memutuskan panggilan itu, Dengan senyum bahagia, Santoso bergegas mengambil pakaian yang berserakan di lantai dan memakainya
"Ada apa mas?" Tanya wanita yang bernama Dara tak lain adalah selingkuhan Santoso yang kini bersamanya.
Wanita yang Tampa sehelai benang di tubuhnya itu memeluk punggung Santoso dari belakang dan mengecupnya berkali-kali.
"Telfon dari rumah,, Ratna akan segera melahirkan anakku, jadi aku harus bergegas ke rumah sakit untuk melihatnya," Kata Santoso sambil melepas pelukan dara dan berbalik melihatnya.
"Untuk apa mas? Biarkan dokter yang menanganinya" Ucap Dara dan menarik tangan Santoso melingkarkan di pinggangnya.
"Tidak..
Meskipun aku tidak mencintai Ratna, Tapi anak yang akan lahir adalah darah daging ku, Walaupun itu hanya kesalahan tapi aku tetap mendambakan anak itu untuk lahir, aku tak sabar untuk menimangnya di pangkuanku." Santoso melepas tangannya dari pinggang Dara dan mencium keningnya.
"Maaf untuk malam ini, aku harus meninggalkanmu," Ucap Santoso
Dara hanya terdiam mendengar kata-kata santoso, Rasa cemburu dihatinya pada Ratna membuatnya sakit, namun tidak bisa juga untuk menghentikannya
"Aku akan ke rumah sakit dulu, Lain waktu aku akan mengunjungimu lagi."
Dengan cepat langkah Santoso sudah melewati pintu kamar hotel, Tampa menoleh ke arah Dara yang masih duduk di kasur.
Dara mengepalkan kedua jemari tangannya, hingga kuku-kuku jarinya membuat telapak tangannya terluka,
"Ratna aku tidak akan membiarkan kamu merenggut kebahagiaan ku, Kamu hanya wanita biasa yang tidak pantas untuk mas Santoso, Lihat saja aku akan membuatmu dan anakmu itu keluar dari rumah besar itu,
Mas Santoso hanya milikku, dan selamanya hanya akan menjadi milikku."
Dara dengan senyum jahatnya terlihat.
Malam gelap yang di iringi dengan hujan deras dan angin kencang, membuat Santoso merasa kesulitan untuk melajukan mobilnya dengan cepat
Harapan untuk sampai ke rumah sakit dengan cepat jadi terhalang oleh badai.
Di dalam mobil dia bersandar di kursi mobil sambil menyetir dan tersenyum sendiri, membayangkan sosok bayi kecil dan mungil yang akan lahir.
***
"Nyonya bertahan ini tinggal sedikit lagi" Terdengar kata dokter yang sedang menyemangati Ratna yang mulai kelelahan.
Pandangan matanya mulai buram, tubuhnya lemas dan tidak memiliki tenaga lagi, keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya, Wajahnya memucat.
"Dokter aku tidak kuat lagi," jelas Ratna dengan meneteskan air mata
"Nyonya jangan putus asah, Ingat dengan bayi anda yang akan lahir, Anda harus kuat.
Ini tinggal sedikit lagi, dorong lebih kuat
Lebih kuat lagi nyonya" Ratna mendengarkan aba-aba dari dokter dan berusaha keras untuk melahirkan anak itu.
Dengan susah payah yang sangat lama, akhirnya suara tangisan bayi terdengar dari dalam ruang bersalin. Surti tercengang mendengarnya dan menangis bahagia.
Tak lama kemudian Santoso terlihat berjalan mengarah ke arah Surti.
Surti yang melihat kedatangan majikannya itu dengan cepat berjalan dan tersenyum bahagia.
"Tuan,, Nyonya sudah melahirkan."
Dengan semangat Surti mengabarkan hal itu pada Santoso.
Klek.. Pintu dari ruang bersalin terbuka Dan para perawat mendorong ranjang pasien untuk berpindah ruangan dimana ada Ratna di atasnya yang tengah terbaring tak sadarkan diri, Dan terlihat seorang dokter wanita keluar dari ruangan sambil menggendong seorang bayi yang baru lahir.
Dokter itu tersenyum melihat Santoso dan menundukkan kepala
"Selamat tuan, Nyonya melahirkan seorang putra yang Tampan dengan selamat dan sehat." Dokter itu menyerahkan bayi kecil yang baru lahir itu kepada Santoso.
Dengan segera Santoso menimangnya dengan tetesan air mata, dia tersenyum sambil mencium wajah kecil itu.
"Bagaimana dengan Ratna dokter?"
Tanya Santoso dan melihat ke arah perawat yang tengah mendorongnya
"Nyonya baik-baik saja, sekarang dia di pindahkan di ruangan vip anda bisa menjenguknya"
Dokter itu menunjukkan dan mempersilahkan Santoso untuk masuk ke dalam ruangan.
Ratna yang terbaring lemah, tersenyum saat melihat Santoso yang berjalan masuk menghampirinya, dengan seorang bayi yang di gendongnya.
"Mas,, Ratna berusaha bangun dan duduk.
"Tidak usah,, tetaplah untuk berbaring, kamu masih lemah. Santoso menahannya agar tidak bangun
"Terimakasih telah melahirkan seorang putra untukku, Ini adalah suatu kebahagian untukku." Santoso tersenyum dan duduk di sisi tempat tidur yang di tempati oleh Ratna.
Pintu kamar terbuka dari luar dan Surti masuk dengan wajah bahagia
"Selamat tuan,, Selamat nyonya,, Atas kelahiran tuan muda." Surti menunduk dengan hormat
"Surti kedepannya kamu adalah pengasuh tuan muda, kamu akan membatu Ratna untuk menjaganya." Ucap santoso
Surti sangat senang mendengar kata-kata dari majikannya itu
"Baik tuan dengan senang hati," Surti menghapiri santoso dan mengambil bayi yang ada di dalam gendongannya.
Ratna tersenyum melihat tingkah Surti yang begitu bahagia.
"Tuan muda, Mulai sekarang aku yang akan menjagamu, jadi jangan nakal,,,
Besar nanti dengarkan apa yang dikatakan oleh tuan besar dan nyonya, Jangan membantah yang mereka katakan."
Kata-kata Surti membuat Santoso dan Ratna tersenyum dan saling menatap.
Santoso memegang tangan Ratna yang masih terbaring
"Terimakasih," Ucapnya sekali lagi
"Mas jangan mengucapkan terimakasih terus, dia juga anakku. Dia anak kita." Jelas Ratna
Santoso terdiam dan memalingkan wajahnya tak berani melihat mata Ratna.
Dia berdiri dan melangkah menghampiri bayi yang dibaringkan Surti kedalam ayunan.
"Kamu sangat tampan. Aku akan memberimu nama Raka, Raka Santoso.
Bagaimana menurutmu? Santoso bertanya pada Ratna Tampa melihatnya, dia terlihat mengelus-elus pipi kecil itu.
"Raka,, Itu nama yang bagus mas, Aku suka." Jawab ratna
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Khoirun
p
2022-11-22
1
Husriati Ati
bagus..
2022-08-09
0