Karena perkelahian yang di buat oleh raka, Santoso mendapat panggilan dari sekolah,
Dan Dia marah besar akan hal itu.
Santoso tidak memenuhi panggilan itu dan hanya menyuruh Surti yang mewakilinya untuk hadir.
Raka berdiri bersama teman yang berkelahi dengannya di samping meja, di mana para orang tua Mereka telah hadir selain orang tua dari raka
"Pak kepala sekolah ini tidak bisa di biarkan, Ini hari pertama mereka masuk sekolah dan sudah seperti ini, Apa tidak ada tanggung jawab dari pihak sekolah ini?"
"Benar, anakku selalu nya bersikap baik tapi karena anak ini sudah memberinya pengaruh buruk,, Lihat sekarang apa yang terjadi padanya"
Mendengar perkataan dari para orang tua, yang berkelahi dengan Raka, Surti pun buka suara
"Maaf para nyonya tuan muda kami,, Tidak akan melakukan perkelahian jika tidak ada yang memulainya,
Surti ikut bicara untuk membela, anak majikannya itu
"Jadi menurutmu! Anak aku yang yang mempengaruhinya, sampai mengakibatkan perkelahian ini?"
Salah satu orang tua anak itu marah dan menghentakkan telapak tangan ke meja, dan berdiri.
"Maaf nyonya,, Bukan itu maksudku" Kata Surti mencoba untuk mengklarifikasi masalah itu
"Aku sangat mengenal tuan muda, dia hanya akan membela diri jika ada yang mengusiknya." Ucap Surti lagi
"Kamu,, Kamu itu hanya seorang pembantu,
tapi Berbicara sudah seperti layaknya orang tuanya, Apa kamu sudah mendapatkan perlakuan khusus dari majikan mu itu?" Tanya kasar dari wanita salah satu orang tua dari murid yang sudah berkelahi dengan raka
Surti tak terima dengan ucapan itu dan membela diri
"Nyonya anda adalah orang yang berpendidikan tapi ucapan nyonya sama sekali tidak berkelas, Meski Aku hanya sekedar pengasuhnya tapi aku yang membantu orang tuanya untuk membesarkannya, Tentu saja akan membelahnya. Aku yang merawatnya hingga menjadi sekarang, pasti tahu akan bagaimana dengan sifatnya" ucap Surti
Kata-kata Surti membuat Raka menatap padanya
"Dasar pembantu sialan" ucap dari orang tua murid dengan penuh emosi
Wanita dari orang tua murid yang berdebat dengan Surti berdiri menghampiri Surti dan menamparnya dengan keras
Semuanya kaget dan berdiri dari tempat duduknya
"Nyonya tenang, jangan membuat keributan di depan anak-anak," Pak kepala sekolah menenangkan wanita itu
Surti yang merasakan perih diwajahnya akibat tamparan itu memegang wajahnya
"Nyonya,, Aku hanya seorang pengasuh dan mungkin tidak akan bisa melawan anda dengan materi, Tapi aku juga punya perasaan, yang bisa merasakan sakit, Anda menamparku di depan anak-anak itu sama sekali tidak baik, apa itu bukan contoh yang buruk? Itulah perilaku yang anak anda tiru, dari orang tuanya sendiri" Ucap Surti
"Apa katamu?"
Wanita itu hendak memukul Surti lagi tapi di tahan oleh kepala sekolah
Tok..tok.. tok.. Tiba-tiba ketukan dari pintu terdengar, dan seseorang telah membuka pintu dari luar, Terlihat Fiona dan mamanya masuk kedalam ruangan.
Fiona dan wanita bersamanya masuk dan tersenyum pada semua orang yang ada di dalam ruangan itu
"Maaf anda siapa?" Tanya salah satu orang tua dari murid itu
Mama Fiona tidak menghiraukan orang yang telah bertanya padanya, Dia hanya melihat pak kepala sekolah yang tengah berdiri di samping Surti yang memegang pipinya dan tersenyum.
"Maaf telah mengganggu, Aku Farah mama dari Fiona! Kedatanganku kemari itu karena soal perkelahian mereka"
Kata Farah sambil melihat ke arah para murid itu, dan menyuruh Fiona untuk menceritakan semua yang terjadi pada pak kepala sekolah,
Setelah Fiona selesai menceritakan semuanya, para orang tua murid yang terlibat dalam perkelahian itu saling menatap,
"Apa anak ini bisa di percaya?" Ucap salah satu dari orang tua murid
"Aku sudah melihat di mana tempat mereka berkelahi dan kebetulan, disitu terdapat cctv yang bisa di jadikan bukti" Ucap farah
Surti tersenyum mendengar kata-kata dari Farah,
"Jadi sudah jelas semua, Tuan muda kami tidak melakukan kesalahan, Bahkan dia melakukan hal yang benar karena melindungi adik kelasnya ini." ucap Surti dengan nada puas
"Nyonya bagaimana dengan menurut kalian?" Tanya Surti
Para orang tua tidak ada yang menjawab pertanyaan Surti, mereka hanya saling menatap
Dan akhirnya kepala sekolah yang hanya diam buka suara
"Dari pihak sekolah kami hanya menyarankan, Sebaiknya berdamai, Itu juga demi kebaikan anak-anak," Ucap pak kepala sekolah.
Setelah semua diselesaikan mereka bubar dan meninggalkan ruangan
Surti yang keluar bersama Farah, saling melemparkan senyum
"Nyonya terimahkasih sudah membantu kami untuk berbicara" ucap Surti dan menundukkan kepalanya kepada Farah
"Ini sudah tugasku menjadi orang tua" balas Farah sambil melihat kearah Raka yang berdiri di samping Fiona.
"Kamu Raka? Sambil membungkuk menyentuh wajah Raka
Raka hanya menjawab dengan anggukan
Farah yang melihatnya tersenyum manis padanya
"Fiona selalu membicarakan soal dirimu,
Kamu anak yang baik, Terimakasih sudah menolong Fiona hari ini," ucap Farah sambil mengusap rambut Raka dan berdiri,
"Kakak Raka,, terimakasih karena sudah membatu Fiona tadi"
Fiona memegang tangan Raka
"Kamu juga sudah membantu kakak, Jadi aku juga berterimakasih padamu" balas raka
Mendengar percakapan dua anak kecil itu Farah tersenyum
"Baiklah sayang kita harus pulang," ucap Farah pada Fiona
Fiona mengangguk
"Kakak,, Fiona pulang dulu,"
Raka pun mengangguk
Fara dan Fiona berjalan menuju mobil yang sudah menunggunya dari tadi, Sebelum masuk dalam mobil! Farah menoleh melihat ke arah Raka dan Surti, Melihat itu Surti tersenyum padanya dan menunduk dengan rasa hormat.
Didalam mobil Raka melihat Surti yang duduk di samping pengemudi memegang Wajahnya yang terlihat memerah,
"Apa itu sakit?"
Mendengar tuan mudanya bertanya padanya, Surti langsung menoleh begitupun dengan pak sopir, Dia tidak menyangka jika Raka akan bertanya padanya,
setelah kepergian nyonya rumah, dia tidak pernah berbicara dengan siapapun di dalam rumah yang iya tinggali
"Ini,, ini,, Sudah tidak sakit lagi tuan," Jawabnya dengan sangat senang.
Sesampai di depan rumah Surti dan anton bergegas turun dari mobil dan anton langsung membuka pintu mobil untuk Raka, dan membatunya untuk Turun dari mobil,
"Hati-hati tuan"
Raka Turun dan tidak menghiraukan anton,
Raka berjalan membuka pintu rumah dan masuk di ikuti oleh Surti, Di dalam rumah santoso sudah menunggunya dan memegang sebuah rotan di tangannya
"Dasar anak nakal,,, Siapa yang mengajarimu berkelahi?" Rasa marah di hati santoso membuatnya hilang kendali
"Kau masih kecil tapi sudah berani mempermalukan orang tuamu, Kau mau jadi apa ha..?" tanya Santoso dengan nada tinggi
Santoso memukul Raka dengan rotan yang di tangannya, Tampa peduli lagi siapa yang tengah di pukulinya. Raka menerima pukulan itu Tampa perlawanan dan Tampa satu katapun yang di ucapkan.
Surti yang tidak tega melihat Raka di pukuli Tampa Ampung berjalan cepat menghampiri dan melindungi Raka dari amukan Santoso
"Tuan besar tolong hentikan, Kasian dengan tuan muda dia masih kecil," ucap Surti sambil memeluk raka
Surti menjerit kesakitan saat rotan itu mengenai tubuhnya
"Surti ingat disini kamu hanya seorang pengasuh, jangan melewati batasan mu,
hanya karena kamu itu teman baik dari mamanya." ucap santoso sambil berbalik dan melempar rotan itu ke lantai
"Sekarang kunci dia di kamar jangan biarkan dia keluar, jika ada yang membantah kalian semua akan saya pecat" ucap Santoso dengan marah dan berjalan masuk dalam ruang kerjanya
saat Santoso sudah berlalu, Surti dengan cepat melepas pelukannya
"Tuan muda anda baik-baik saja?" tanya Surti dengan kuatir dan memeriksa tubuh raka
Surti membantu Raka untuk berdiri meski dirinya juga kesulitan. Raka melihat Surti yang begitu peduli padanya sampai meneteskan air mata
"Dasar bodoh" Ucap Raka pada surti dengan nada dingin dan pergi menuju kamar meninggalkan Surti sendiri.
Saat Surti tinggal sendiri dan masih terduduk di lantai, Dali dengan cepat berjalan kearahnya, membantunya untuk berdiri.
"Kamu baik-baik saja?" Tanya Dali
"Dengan pukulan seperti itu,bapa kamu pikir aku akan baik saja?" Jawab Surti dengan senyum di bibirnya
"Kamu itu, sudah seperti ini masih sempat-sempatnya untuk bercanda, Cepat berdiri biar aku mengobati lukamu" Ucap Dali.
Dali pun membantu Surti untuk berjalan menuju kamarnya.
Raka sama sekali tidak menangis meski merasa sakit, karena luka yang ada di tubuhnya, Dia berjalan memasuki kamar dan membanting pintu kamar dengan sangat keras saat menutupnya.
Santoso yang terlihat duduk di kursi memegangi dahi dan mengingat akan Raka yang baru saja dipukulinya, Ada rasa menyesal di hatinya, karena akan hal itu,
dia berdiri dan berjalan keluar dari ruangan kerjanya, Dia berjalan menuju kamar Raka ,
Ada rasa ingin untuk masuk dan melihat keadaannya tapi tiba-tiba handphonenya berbunyi, Santoso melihat nama yang sedang menghubunginya dia tersenyum , Berbicara dengan begitu bersemangat hingga lupa akan keadaan Raka. Dia berjalan meninggalkan pintu kamar Raka dan pergi keluar rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments