Ratna tersenyum bahagia melihat putra kecilnya itu dan suaminya begitu senang.
Hidupnya terasa sempurna melihat keduanya.
Mungkin di masa lalu hubungan mereka tidak begitu akrab namun setelah kelahiran Raka, selama sepuluh bulan ini Santoso terlihat sedikit memberinya perhatian.
Di dalam benak Ratna dia memiliki cinta untuk suaminya itu, Namun dia tidak dapat mengatakannya karena Santoso tidak terlihat memiliki perasaan yang sama dengannya.
Tapi Ratna percaya akan bergulirnya waktu, dia akan membuat Santoso untuk mencintainya.
Dan satu satunya harapan Ratna saat ini membuat suaminya itu tetap pada sikap dan sifatnya saat ini, di mana selama sepuluh bulan ini dia merasakan sosok suami yang memberinya sedikit perhatian padanya.
"Mas matahari sudah tinggi apa mas tidak ingin ke kantor?" Tanya Ratna yang terus menatap suaminya itu dengan tatapan bahagia
"Ingin,, Tapi tunggu setelah aku puas bermain dengan jagoan kecilku ini," Ucap Santoso sambil terus meladeni putra kecilnya itu untuk bermain.
satu jam kemudian Santoso bersiap untuk berangkat kekantor.
Dia sarapan bersama dengan Ratna, sedangkan Raka di jaga oleh Surti.
Setelah sarapan Santoso bergegas untuk kekantor, dan tidak lupa untuk mencium kening putranya sebelum berangkat.
"Papa akan ke kantor dulu, Tunggu papa sampai kembali dan kita akan bermain bersama lagi." Ucap Santoso pada putranya
Ratna yang mengantar Santoso sampai pintu menyalami tangan suaminya dan mencium tangan suaminya itu.
"Hati-hati mas" Ucap ratna yang masih berdiri di ambang pintu rumahnya.
Santoso mengangguk, dan berjalan menuju arah mobil yang sudah menunggunya, Veri sang asisten berdiri, dengan tegak menundukkan kepala dengan hormat, saat melihat Santoso, berjalan ke arahnya.
Dengan cepat Veri membuka pintu mobil .
"Silahkan tuan" Ucapnya mempersilahkan Santoso.
Setelah Santoso sudah berada dalam mobil, Veri pun dengan segera masuk dalam mobil dan duduk di kursi pengemudi.
Veri menghidupkan mesin dan seperti biasa melajukan mobil dengan pelan.
"Tuan.. Dara terus menghubungiku, meminta untuk mengaturkan waktu untuk anda agar bisa bertemu dengannya,
Nona Dara ingin menemui anda,
Katanya ada hal yang penting untuk di katakan" Jelas Veri dan melihat Santoso yang tengah duduk santai di kursi belakang lewat cermin.
Santoso menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya saat mendengar perkataan dari Veri asistennya.
"Apakah menurutmu aku sudah bersalah, karena telah memiliki hubungan dengan Dara?" Tanya Santoso pada Veri, hingga membuat Veri tidak dapat menjawab pertanyaannya itu.
Cukup lama Veri terdiam, dia melihat atasannya mengangkat kening dan menatapnya melalui cermin.
"Tuan itu di luar perivasi ku, aku tidak berhak untuk menilai, Aku sama sekali tidak berhak untuk mencampuri urusan pribadi anda. Tugasku hanya untuk menjalankan semua pekerjaan yang anda berikan, Bukan untuk memberi anda pendapat." Ucapnya dengan penuh hormat
"Veri sebagai asisten ku, aku memberi mu ijin untuk itu, Karena bagaimana pun juga kamu sudah tahu segalanya." Ucap Raka
"Tuan, jika anda ingin bertanya tentang pendapat ku, Jangan menyalahkan ku jika aku mengatakan bahwa Yonya,, sangat baik pada anda dan bagaimana pun juga dia ibu dari tuan muda raka" Jelas veri dengan nada yang sedikit takut.
"Heeemm.. Kamu benar,
Ratna sangat baik, Tapi Dara.." Santoso pun menarik nafasnya dan menghembuskannya dengan kasar.
"Sekarang aku tidak tahu harus bagaimana.
Untuk sementara ini, jangan membiarkan Dara untuk menemui ku. Beri alasan seperti biasanya, untuk menghindarinya."
Ucap Santoso dengan tegas
"Tapi tuan ini sudah sepuluh bulan,
Jika anda ingin mendengar saran dariku bagaimana jika anda memutuskannya saja." Ucap Veri
"Tidak semudah itu! Bagaimana pun juga, aku pernah bersama dengannya.
Dan lagi pula di antara aku dan Ratna masih belum memiliki ikatan rasa cinta di antara kami."
"Apa itu berarti tuan bisa saja meninggalkannya nyonya suatu hari nanti?"
Tanya Veri
Santoso terlihat menaikkan tangan dan terlihat memijit keningnya, dia tidak merespon ucapan veri yang barusan
"Tuan maaf jika aku lancang, Nyonya akan merasa di hiyanati jika tahu tentang ini.
Sifat nona Dara sangat keras, Bagaimana jika dia...
"Itu tidak akan terjadi,"
Dengan cepat Santoso memotong ucapan Veri dan menggelengkan kepalanya.
"Ratna tidak akan mengetahuinya, dan Dara aku percaya padanya. Kecuali kamu yang akan membocorkan semuanya. Ucap Santoso sambil melihat kearah Veri
"Aku tidak akan berani tuan" Ucapnya dengan cepat
"Bagus.. Itu yang terbaik"
Setelah mendengarkan perkataan dari atasannya itu, Veri jadi terdiam, begitupun dengan Santoso.
Sesekali Veri menatap Santoso dari cermin. Melihat atasannya yang kini duduk bersandar dan memikirkan sesuatu,
Dia tidak berani untuk mengatakan apapun lagi.
Setelah beberapa menit menyetir Veri pun memarkirkan mobil saat telah sampai di kantor PT santoso jaya abadi.
Veri bergegas keluar dari mobil dan dengan cepat membuka pintu untuk atasannya itu.
"Tuan silahkan" Ucapnya.
Santoso keluar dari dalam mobil, dia merapikan jas dan berjalan masuk.
"Pagi tuan" Sapa para karyawan yang melihatnya
Santoso hanya membalas sapaan dari mereka dengan anggukan. Santoso terus berjalan memasuki lift di ikuti oleh Veri.
Saat telah sampai di lantai yang mereka tekan, Santoso dan Veri berjalan keluar.
Pagi tuan direktur" Sapa sekertaris Santoso yang bernama Lela.
Santoso berhenti dan melihat Lela yang sedang menundukkan kepalanya
"Laporan yang aku minta apa sudah selesai" Tanya Santoso pada sekertarisnya Lela
"Sudah tuan," Jawab Lela dengan cepat
"Antar keruangan ku"
"Baik tuan" Jawabnya lagi
Santoso melanjutkan langkahnya berjalan menuju ruangan kantornya. Saat melihat Santoso masuk dalam ruangannya, Lela bergegas mencari berkas yang di minta oleh atasannya itu.
***
Disisi lain, Dara yang sudah tidak bisa diam dan menunggu lagi, dia yang merasa Santoso sudah melupakannya, Membuatnya memiliki niat untuk menemui Santoso di kantornya.
Dara berdiri dan memesan taksi, Meski Tampa janji, Dara nekat untuk ke kantor menemui Santoso, yang selama sepuluh bulan ini selalu menghindarinya.
"Mas kamu benar-benar sudah membuatku marah, Kamu tega, Selama ini aku sudah memberi segalanya padamu, tapi apa balasan mu?. Hanya karena istrimu itu melahirkan seorang putra untukmu kamu dengan begitu cepat untuk melupakanku."
Ucap Dara dalam hatinya
"Aku tidak akan membiarkan mu untuk meninggalkanku, hanya karena dia!
kamu adalah milikku," Ucap Dara lagi dalam hatinya.
Dara berjalan menuju mobil taksi yang di pesannya kini sudah Tibah. Dara duduk di kursi penumpang, dia melihat jam yang ada di pergelangan tangannya.
"Pak bisa lebih cepat?" Ucap Dara pada pak sopir
Sopir itu mengangguk dan menambah kecepatan mobilnya.
"Mas aku harap kamu ada di kantor hari ini, " Ucap Dara lagi dalam hatinya.
Saat sampai di kantor Dara berjalan masuk,
Dara menghampiri petugas keamanan yang sedang berdiri, Dara terlihat sedang menanyakan sesuatu dan melanjutkan langkahnya saat petugas keamanan itu memberinya petunjuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments