Ratna melihat jam di dinding dan terus menghubungi ponsel santoso, yang tidak memiliki jawaban. perasaan gelisah menyelimuti hati Ratna sejak sore tadi
"Mas,, kamu sekarang di mana? Ini tidak biasanya, selama beberapa tahun ini" Tanya Ratna dalam hati
"Sekarang sudah larut, tapi kamu masih belum pulang juga Kamu sekarang dimana?" Ratna ya sedang kuatir, mondar mandir tak karuan, dia terus memencet tombol handphonenya mencari nama yang bisa dia hubungi untuk menanyakan tentang keberadaan Santoso,
"Aku tidak mungkin menghubungi Veri,
Mas Santoso akan merasa aku sedang memata-matainya jika tahu tentang itu." ucap Ratna saat melihat nama Veri. Dia menggelengkan kepalanya.
"Tidak jangan Veri, aku tidak ingin mas Santoso merasa tidak nyaman jika tahu tentang itu"
Ratna melihat nama Lela dan mencoba untuk menghubungi Lela sekertaris Santoso
("Aku harap Lela bisa memberiku jawaban dari pertanyaanku"
ucap Ratna pada diri sendiri)
tidak menunggu lama panggilan Ratna terjawab
"Halo Ratna,, Ada apa menghubungiku tengah malam begini?" Tanya Lela dari balik telfon
"Lela,, Kamu tahu Santoso ada dimana sekarang?" Tanya Ratna balik
"Tuan direktur? Apa dia masih belum pulang?" nada suara penasaran Lela terdengar dari balik telfon
"Iya benar, sampai sekarang dia masih belum pulang juga, aku kuatir jadinya"
Jawab ratna, sambil menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya
"Jangan kuatir,, Tuan direktur tidak sama dulu lagi, Sekarang dia sangat menyukaimu, dan mencintaimu Dia tidak mungkin kelayapan di luar sana seperti Sembilan tahun yang lalu. Oh iya, terakhir kami bersamanya saat di restoran, Dia bertemu dengan teman lamanya, kalau tidak salah namanya irawan." jelas Lela mencoba untuk menenangkan hati temannya itu dari balik telfon.
Mendengar itu Ratna tersenyum
"Ternyata mereka bertemu? tutur Ratna dengan nada suara yang lega
"Apa kamu mengenalnya? Tanya Lela
"Iya, Tuan Irawan adalah teman karib
Mas Santoso, Mungkin karena lama baru bertemu jadi mereka bersenang-senang bersama." Jawab ratna
"Lela maaf telah mengganggumu tengah malam begini, Sekarang aku merasa lega"
Kata Ratna dan memutuskan panggilannya pada Lela
Senyum Ratna terlihat dan berjalan masuk ke kamar Raka, Dia mencium kening putranya itu dan berbaring di sampingnya.
***
Saat matahari telah cerah! Santoso membuka mata yang masih terasa berat,
Keningnya berkerut melihat pancaran cahaya dari luar jendela kamar hotel. Santoso mengamati ruangan dimana dia sekarang, dan bergegas bangun saat mulai tersadar.
Melihat dara yang tidur di sampingnya membuat Santoso melihat dirinya yang hanya menggunakan selimut, dan Tanpa sehelai benang di tubuhnya.
"Apa yang telah kulakukan?" Santoso mengusap muka dengan kedua tangannya
Dara membuka mata dan melihat Santoso telah duduk di dekatnya dengan perasaan bingung
"Mas,, kamu sudah bangun?" Dara bangun dan duduk di samping Santoso, Senyum manis dara di perlihatkan pada Santoso dan memeluk lengannya
"Mas semalam kamu benar-benar membuatku puas, Aku pikir kamu tidak menyukaiku lagi. Tapi kenyataannya sekarang aku percaya kamu masih sangat menyukaiku," ucap dara dan tersenyum Dara tersenyum
"Dara ini hanya salah paham, Aku sama sekali tidak tahu kenapa ini terjadi, dara aku melakukannya dengan tidak sadar, Maaf"
Dara menaikkan jari telunjuk dan menempelkannya di bibir Santoso
"Mas jangan minta maaf, Aku sama sekali tidak menyalahkan mu, Ini bukan pertama kalinya kita melakukannya, jadi jangan merasa bersalah" Kata dara dan mencium bibir Santoso
Dengan cepat Santoso mengelak dari ciuman dara, dan Turun dari ranjang mengambil semua pakaian yang berserakan dan memakainya. Dara hanya tersenyum melihat sikap santoso yang telah membelakanginya,
Dara pun ikut turun dari atas ranjang dan menghampiri santoso, melepas selimut yang menutupi tubuhnya, memeluk pinggang Santoso dari belakang
"Mas,, Apa kita bisa kembali seperti dulu?
Aku mencintaimu, sangat mencintaimu.
Selama 9 tahun ini aku merasa tersiksa karena jauh darimu" Kata dara sambil mengeratkan tangannya mengelus Elus perut hingga ke dada santoso.
Dara membalikkan tubuh Santoso yang tengah membelakanginya yang hanya terdiam. Dara memegang wajah Santoso dengan kedua tangannya.
dengan tatapan yang di berikan oleh darah membuat Santoso menjadi lengan. untuk sejenak Santoso membalas tatapan dari dara
"Mas aku mohon,, Beri aku kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang ku perbuat dulu, Aku janji tidak akan membuat kesalahan lagi, aku tidak akan membuatmu marah lagi." ucap dara
ucapan dara itu membuatnya kembali tersadar oleh lamunannya, Santoso melepas tangan dara dan melanjutkan memakai pakaiannya
"Maaf sekarang aku tidak bisa, Dara,,
Sekarang aku mencintai Ratna dia istriku yang sah, dan ibu dari anakku. Aku tidak ingin menghianati untuk yang kedua kalinya."
"Tapi mas bagaimana dengan perasaanku ini? Apa kamu tidak peduli sedikitpun?
Aku juga mencintaimu dan sudah menyerahkan segalanya padamu, apa itu belum cukup untuk membuatku sedikit punya arti di hatimu?" Dara memeluk Santoso dan menagis
"Mas aku rela jadi yang kedua, asalkan kau tetap bersamaku, Aku janji tidak akan mempermasalahkan hubunganmu dengan Ratna. Yang ku inginkan hanya bersama denganmu, meskipun itu hanya sekedar pelampiasan nafsu, Aku rela"
Kata-kata dara membuat hati Santoso mulai sedikit tersentuh, Dia melepas pelukan dara dan memegang wajahnya, menghapus air mata yang membasahi pipinya.
"Dara kamu selalu saja bisa membuat hatiku ini luluh," Santoso mengecup keningnya dan tersenyum.
"Aku harus pergi, Ratna akan kuatir karena semalam aku tidak pulang dan tidak memberinya kabar." ucap Santoso sambil menghapus air mata dara yang mulai menetes
Dara mengangguk, dan membiarkan Santoso pergi. Setelah Santoso sudah menghilang dari pandangannya! dara menghapus air mata palsu yang masih menetes di pipinya.
Dara tertawa bahagia,
"ha-ha-ha, sebentar lagi semuanya akan aku kendalikan." tawa yang penuh arti membuatnya terus menatap ke arah pintu yang tertutup,
Tiba-tiba pintu itu terbuka dan Erik berjalan masuk dengan senyum di bibirnya, melihat tubuh polos dara yang kini berdiri menghadapnya
"Sayang sepertinya semalam kamu bersenang-senang," ucap Erik dan mendekat pada dara, menarik pinggang ramping dara yang terlihat seksi
"Sebentar lagi semuanya akan aku kendalikan, semuanya akan berada dalam genggamanku." ucap dara
Erik memeluk tubuh polos dara dan menatap wajahnya yang cantik itu
"Kamu istri sah ku, tapi melakukan hubungan dengan pria lain, itu membuatku marah dan cemburu, Pagi ini kamu harus melakukan tugasmu dengan baik untuk melayaniku, Itu hukuman untukmu."
Erik mengangkat tubuh dara dan masuk dalam kamar mandi
"Aku tidak ingin menjilati bekas dari jilatan pria itu, Kamu harus membersihkannya terlebih dahulu," Erik menurungkan dara kedalam Bathtub Dan mengisinya dengan air, mereka berdua saling tertawa bahagia.
Dara menggosok seluruh tubuhnya dan melihat kearah erik yang dari tadi menatapnya, Mereka saling melempar senyuman
Erik membuka seluruh pakaiannya dan masuk kedalam bathtub,
Tubuh darah yang begitu menggoda membuatnya begitu bernafsu untuk merasakannya. Erik dengan nafsunya yang membara mencium bibir dara.
"Sayang rasakan hukuman dariku, kamu harus membuatku puas pagi ini" ucap Erik sambil terus melakukan aksinya dengan keras
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments