Ratna mengepalkan kedua tangannya, menatap tajam kearah dara yang sudah menjauh, Rasa sakit di hatinya begitu dalam hingga membuatnya menangis.
"jadi selama ini kamu membohongiku, Mas.. tega kamu mas" ucap Ratna dalam tangisnya
Lela mendekat dan memeluk Ratna, yang kini tidak tahu untuk berkata apa-apa lagi
"Maafkan aku,, Seharusnya aku mengatakan ini dari awal," Ucap Lela sambil mengelus punggung Ratna
Ratna terisak dalam pelukan lela
"Ma.." panggilan dari Raka terdengar memanggilnya, membuat Ratna dengan cepat menghapus air matanya. Dia tidak ingin Raka melihatnya menangis dan bertanya apa yang terjadi.
Ratna melepas pelukan Lela dan berbalik ke arah Raka,
Ratna berusaha tetap tersenyum di depan putranya meski sakit yang iya rasa begitu kini menyiksanya
"Sayang kamu sudah puas mainnya? Tanya Ratna, sambil mengacak-acak rambut raka
"Iya ma," Jawab Raka
"Tante ayo kita pulang," Bimo memegang tangan Lela dan mengajaknya untuk pulang.
"Baik," Ucap Lela mengangguk
Lela yang begitu berat hati untuk meninggalkan Ratna, namun tetap menuruti permintaan keponakannya
"Ratna kami duluan," Lela menatap Ratna yang memasang wajah sedih, dan Dia pergi Tampa jawaban dari Ratna. karena Bimo sudah menariknya
Setelah Lela dan Bimo pergi, Ratna pun berjalan menuju mobil dan masuk dalam mobil di ikuti oleh Raka dan Surti.
Sesampainya di kediaman Santoso mereka turun dari mobil! Surti dan Raka mengerutkan keningnya melihat Ratna berjalan kearah mobil pribadinya.
"Sayang mama masih ada pekerjaan penting di luar, Kamu masuk bersama Surti ya!" Ucap ratna mengelus rambut putranya
"mama mau kemana? tanya Raka penasaran
Ratna tidak bisa menjawab pertanyaan dari putranya itu dan hanya melihat Surti. dengan tatapan mata Ratna, Surti pun mengerti.
"tuan muda kita masuk saja dulu, mama tuan ada urusan penting.
"baiklah" ucap raka
Raka mengangguk dan berlari masuk dalam rumah di ikuti oleh Surti
"Tuan muda pelan-pelan, Jangan berlari seperti itu." Kata Surti dan berjalan cepat mengikuti Raka
"Nyonya apa aku perlu mengantar anda?"
Tanya Anton sopir pribadi nya yang melihat Ratna sedang membuka pintu mobil pribadi nya yang terparkir.
"Tidak perlu, Aku akan menyetir sendiri,"
Ucap ratna dan masuk dalam mobil, Dan melajukan mobilnya
Didalam hati Ratna di selimuti dengan rasa marah, mengingat akan perkataan dara.
Air mata yang tak bisa terbendung terus mengalir membasahi pipinya, Sesekali dia menggelengkan kepalanya, Merasa tidak percaya, Namun hatinya terlanjur sakit, mengingat akan kepercayaan yang telah iya berikan pada santoso, Namun tetap menghianati nya dan melukainya dengan begitu dalam.
Ratna yang berniat untuk ke kantor Santoso tiba-tiba menghentikan mobilnya seketika dengan sekejap melihat dara ada di seberang jalan sana. Ratna mencoba memastikan, Dan benar dara yang tengah berdiri sendiri Tampa di temani siapapun.
"Apa dia sedang menunggu mas Santoso?"
Tanyanya dalam hati, Rasa penasaran dan curiga sudah terlanjur menghantui pikirannya, hingga membuatnya selalu berfikir negatif pada santoso
Dara yang berdiri di kejauhan sana, terlihat mengambil ponsel dari dalam tas, Dia terlihat mendekatkan ponsel di telinga dan berbicara dengan santai, Ratna tidak tahu siapa yang di ajaknya bicara dan apa yang iya bicarakan, Namun dalam pikiran ratna hanya satu kemungkinan itu adalah Santoso.
Dara berjalan kaki sendiri melangkah dan terus melangkah, Ratna yang di penuhi rasa curiga Turun dari mobil dan mengikuti dara dari kejauhan.
Dia melihat dara mendekat kan ponselnya lagi di telinga dan berbicara dengan seseorang di balik telfon.
Ratna yang sudah di penuhi rasa curiga dalam pikirannya, Mengambil ponsel dan mencoba untuk menghubungi Santoso.
(Maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk)
Ratna semakin yakin orang yang menelfon dara adalah santoso
***
"Erik bagaimana kamu sudah siap?" Tanya dara
"Dara apa perlu kita melakukan ini padanya? Aku rasa dia wanita yang baik."
Ucap Erik dari balik telfon
"Kenapa? Apa kamu mulai bersimpati padanya?" Tanya dara dengan kesal
"Untuk mencapai tujuan kita, Wanita itu harus disingkirkan. Dia harus keluar dari kediaman Santoso baru aku bisa masuk.
Sekarang jangan menunda lagi aku sudah ada di dekatmu" Jelas dara dan memutuskan panggilan erik.
Dara terus berjalan melewati Erik yang tengah duduk di bangku, Tampa melirik.
Mereka seperti orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain
Disisi lain Ratna yang tidak ingin kehilangan jejak dari dara berlari mengikutinya. Namun terhenti di saat lelaki yang duduk di bangku tiba-tiba berdiri dan tak sengaja di senggol olehnya hingga terjatuh di tanah.
"Tuan maaf, saya tidak sengaja" Ratna membantunya untuk berdiri
"Tidak apa-apa," ucap lelaki itu
"Tapi tuan anda terluka" Ratna melihat luka di lutut dan di telapak tangan Lelaki itu.
Lelaki yang tak lain adalah Erik, Tersenyum melihat Ratna
"Hei nona Sepertinya anda tidak asing bagiku, apa kita pernah bertemu sebelumnya? Tanya lelaki itu pada Ratna
Lelaki itu mengerutkan keningnya dan menyipitkan matanya, seakan sedang mengingat sesuatu
"Benar itu anda" Kata lelaki itu lagi
" Nona aku yang anda tolong saat di toko mainan itu, Apa anda masih ingat?" Ucap Lelaki itu dengan akrab
Ratna tersenyum dan mengangguk, dan sesekali melihat kearah yang dilewati dara, namun bayangan dara sudah tidak terlihat lagi. Ratna menarik nafas dan menghembuskan nya
"Nona ada apa? Apa anda mencari seseorang? Tanya lelaki yang ada di depannya
Ratna tersenyum lagi,
"Tidak, Tuan bagaimana jika saya membawa anda ke rumah sakit untuk mengobati luka anda." Tanya Ratna
"Tidak perlu, Jika ingin membantu, Bantu aku saja untuk berjalan pulang. Aku tinggal di hotel depan situ." Kata lelaki itu
Tampa berpikir panjang Ratna mengiyakan permintaan dari lelaki itu dan menggandeng lengannya membantunya untuk berjalan.
Tampa di sadari, Dari balik tembok yang ada di sampingnya dara menampakkan diri, Tersenyum jahat melihat Ratna yang sedang mendekati umpan.
Dara tak menunggu lama untuk mengambil kesempatan itu, Dia mengambil handphone dan menghubungi Santoso.
Beberapa kali dia mencoba untuk menghubunginya, Hingga akhirnya tersambung
"Halo mas" Dengan cepat dara menyapa Santoso saat panggilannya terjawab
"Mas apa kamu bisa ke hotel Amparo,
Ada yang ingin aku tunjukkan padamu, ucap dara
"Dara,, siasat apa lagi yang telah kamu rencanakan? Jika ini menyangkut dari foto Ratna yang kemarin kamu tidak perlu membuang waktu untuk mencampurinya.
Aku masih sibuk." tegas Santoso dari balik telfon
Dara mengubah panggilannya menjadi panggilan video
"Mas alihkan ke videonya, ini penting untuk mas ketahui," Ucap dara lagi
Namun Santoso tidak menghiraukan dara dan memutuskan panggilannya
Dara jadi geram, dan memikirkan sesuatu agar bisa membuat Santoso percaya padanya.
Dara hanya bisa merekam adegan dimana Erik dan Ratna masuk dalam hotel sambil bergandengan, Dan mengirim rekaman Vidio itu pada Santoso.
Dara tersenyum saat melihat Vidio yang dikirimnya mendapat respon dari si penerima.
"Ratna aku pastikan, dalam waktu dekat ini posisi mu akan menjadi milikku." Ucap dara dalam hati.
Saat Erik dan Ratna sudah di depan pintu kamar hotel, Ratna berpamitan untuk pergi
"Tuan anda sekarang sudah sampai, mungkin sebaiknya aku pergi, ini akan menimbulkan fitnah jika aku disini berlama-lama.
Erik tersenyum.
"Terimakasih, ini sudah yang kedua kalinya nona membantuku," Ucap Erik
Ratna membalas senyuman dari lelaki yang ada di depannya sekarang
"Oh iya kita belum saling kenal, tidak mungkin kan pertemuan untuk yang ketiga kalinya kedepannya aku terus memanggil anda dengan nama nona." Erik menjulurkan tangan
"Namaku Erik, Kedepannya panggil Erik saja, Jangan selalu memanggilku tuan,
Itu tidak enak di dengar"
Sekali lagi Ratna tersenyum. Dan menjabat tangannya,
"Aku Ratna, Baik aku pergi dulu" Ratna berbalik dan berjalan membelakangi Erik
Tiba-tiba dari belakang terdengar suara seseorang yang sedang terjatuh, Ratna dengan cepat menoleh, dan benar saja Erik yang terlihat memegang dada jatuh tersungkur di depan pintu, Ratna dengan cepat berjalan menghampirinya dan membantunya,
"Tuan,," Ratna mengangkat tangan Erik dan melingkarkan nya di leher dan satu tangannya mencoba untuk memegang pinggang Erik.
"Ratna obatku ada di dalam kamar, Tapi aku rasa tidak bisa masuk kedalam dengan keadaan seperti ini."
"Sebutkan kata sandi pintunya agar aku bisa membantu untuk membukanya" ucap Ratna
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments