Lela berjalan cepat menuju ruang sekertaris, masuk dan duduk.
Cukup lama terdiam dan akhirnya dia bergerak dan mengambil ponsel dari dalam saku celana panjang yang di kenakannya, Lela terlihat menatap ponselnya itu dan dengan berat hati, dia tetap bertekad dan menekan tombol untuk menghubungi seseorang.
Tak menunggu lama jawaban dari panggilannya tersambung
"Halo,," Terdengar suara dari balik telfon mendapat jawaban
Lela terdiam lagi
"Halo,," Suara dari balik telfon terdengar lagi
Dengan nada yang berat Lela membuka suara
"Surti,, Ini aku Lela," Ucapnya dengan perasaan yang tidak menentu Antara mau dan tidak mau dua pilihan itu, membuat Lela menjadi tidak bisa
Membuat pilihan
"Iya ada apa?" Tanya Surti dari balik telfon
"Heeemm.." Suara tarikan nafas Lela terdengar jelas di telinga Surti.
"Ada apa? Kamu memiliki masalah?"
Tanya Surti lagi dengan penasaran
Dan pada akhirnya Lela pun memutuskan untuk menceritakannya pada Surti
"ada kabar penting, tapi aku tidak tahu harus memberitahu Ratna, Atau tidak"
Ucap Lela dengan tidak percaya diri
"Kabar penting apa?" Tanya Surti lebih penasaran
"Ini mengenai tuan direktur" Lela berdiri berjalan menuju pintu membuka dan mengeluarkan kepala menengok kanan kiri. Melihat tidak seorang pun di sana Lela menutup pintu kembali, dan mulai bercerita tentang kejadian hari ini pada surti, Lela menceritakan semuanya Tampa meninggalkan satu kata pun.
"Wanita itu bernama Dara" Bisiknya "Bagaimana menurutmu? apa perlu kita memberitahu Ratna?" Tanya Lela sambil terus berbisik
Surti terdiam dan tidak habis pikir,
Santoso akan menghianati Ratna yang sudah begitu baik padanya. Surti terdiam sejenak.
"Biar aku yang memberitahunya, Aku akan cari waktu yang tepat. Untuk mengatakan masalah ini padanya" Ucapnya dengan nada yang berat Tarikan nafas Surti sangat jelas terdengar di telinga Lela Hingga membuat Lela jadi tidak enak hati karena memberinya berita terkait perselingkuhan atasannya Santoso
(Lela dan Surti adalah teman karib ratna dimasa sekolah, Lela dan Ratna terlahir dari keluarga sederhana, sedangkan Surti lahir di keluarga yang serba kekurangan, Surti yatim piatu saat masih kecil, dia sekolah karena adanya biaya dari kelurga Ratna, Surti tinggal bersama dengan Ratna saat kedua orang tua ratna sudah meninggal.
Dan memilih menjadi pelayan di rumah Santoso Di saat Ratna dan Santoso sudah menikah)
Lela memutuskan panggilannya dan duduk bersandar di kursinya. Rasa geram di hatinya membuat Lela jadi begitu membenci Dara.
Dia mengingat akan wajah Dara yang begitu membuatnya marah, Lela mengelus pipi bekas tamparan darinya itu Dan mengepalkan tangannya.
"Aku tidak akan melupakan tamparan mu hari ini, awas saja jika kita bertemu lagi"
Ucap Lela pada diri sendiri
***
Didalam ruang direktur, Santoso terlihat berdiri menghadap dinding kaca jendela,
Dengan satu tangan di dalam saku celana dia terlihat sedang mengamati Dara, yang ada di bawah sana. Santoso menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar
"Heeemm
"Maaf,, Aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita lagi, Ratna adalah istriku dan telah menjadi ibu dari putraku, aku tidak mungkin menghianati nya lebih jauh lagi, Sebaiknya hubungan kita sampai disini saja. Itu yang terbaik untuk kita"
Ucap Santoso dalam hati.
Ada rasa bersalah di hati Santoso, Namun dia juga tidak bisa lagi bersamanya, Mengingat Ratna yang begitu baik padanya membuat Santoso rela melepaskan Dara, yang hanya berstatus selingkuhannya
***
Disisi lain Dara berjalan keluar kantor, dengan wajah yang memerah akibat tamparan dari Santoso dan akibat rasa panas di tubuhnya karena marah. dia berbalik dan melihat kedua petugas keamanan yang terus mengikutinya dari tadi
"Untuk apa kalian masih mengikuti ku,?
Sekarang aku sudah keluar dari kantor, sekarang kamu tidak punya hak lagi untuk mengusirku dari sini" Ucap dara dengan marah
"Ingat jangan menginjakkan kakimu lagi di kantor ini, Jika terlihat lagi kami akan mengusir mu lagi. Itu adalah perintah dari atasan kami" Ucap salah satu petugas itu.
Keduanya saling menatap dan tertawa
"Ha-ha-ha, hanya wanita dari kelas bawah ingin mendapatkan tuan direktur, Percaya diri wanita ini sangat besar" Ucap salah satu petugas keamanan itu lagi sambil berjalan meninggalkan Dara.
Suara tawa petugas itu terdengar menyakitkan di telinga Dara, Dia terlihat menghapus air matanya.
Dan memperlihatkan senyuman jahat dari bibirnya
"Mas Santoso, hari ini kamu membuat kesalahan melakukan ini padaku, Aku berjanji suatu saat akan merusak kebahagiaan mu dan merebut semua yang kau banggakan sekarang, Akan ku buat kamu menyesali perbuatan mu hari ini" Ucap Dara penuh dengan siasat dalam hatinya
Dara berjalan pergi dari pekarangan kantor, dan terlihat membuka tas dan mengambil ponsel di dalamnya. Dara mengetik sesuatu dan memencet tombol untuk menghubungi seseorang yang bernama Erik.
Tidak menunggu lama panggilan yang terhubung mendapat jawaban
"Halo.." Jawaban panggilan telfon Dara Terdengar.
"Aku sudah mentransfer uang yang kau minta dan dengan jumblah yang kau inginkan, Dan seterusnya aku akan memberimu uang jika ingin membantuku." Ucap Dara Tampa basah basi
"Ha-ha-ha" Suara tawa lelaki yang ada di balik telfon Terdengar saat mendengar kata-kata dari Dara.
"Apa yang terjadi? Sekarang kamu butuh bantuan ku? Ha-ha-ha" Lelaki itu terus menertawai Dara
"Aku akan ke sana untuk menengok Dila, tetap untuk selalu menjaga dan merawatnya aku yang akan menjamin hidupnya ke depan." Ucap Dara lagi
"Ada apa? Kenapa begitu tiba-tiba ingin menemui anak yang sudah kau buang?
Jangan-jangan kamu sudah di campakkan?
Ha-ha-ha Dara,, Dara,,Kamu meninggalkanku begitu saja dan mengejar laki-laki kaya. Setelah di campakkan kamu ingin kembali lagi padaku apa kamu waras?" ucap lelaki itu
"Jangan meledekku. Aku akan membalas semua yang telah menyakitiku, Mungkin itu aku akan membutuhkan bantuan darimu.
Hari ini aku putuskan untuk hidup bersamamu, Karena aku yakin kamu masih sangat mencintaiku" ucap Dara dengan sangat yakin dan percaya diri
Tawa lelaki itu terdengar lagi dari balik telfon
"Sayang.. Kamu memang benar-benar licik sangat licik, setelah membuang ku, dengan putrimu kamu ingin bersama denganku lagi?" Ucap Erik sambil terus menertawai Dara
"Tapi itu tidak apa aku suka itu Dan Kamu benar, aku masih sangat mencintaimu."
Ucapnya lagi
Mendengar kata-kata Erik, Dara tersenyum,
"Terimakasih karena masih mau menerimaku, aku janji tidak akan meninggalkanmu lagi." Ucap Dara dan memutuskan panggilannya
Dara tersenyum jahat Dia berbalik dan melihat bangunan tinggi yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Memandangnya dengan tatapan penuh Dengan kebencian
"Suatu saat itu semua akan menjadi milikku! Mas Santoso tunggu saja, kamu akan menangis di hadapan ku kelak" Kata Dara penuh dengan pikiran jahat di kepalanya.
"Anak dan istrimu kelak akan meninggalkan dan menjauhi mu. Aku akan membuat mereka membencimu, Untuk membalas sakit hatiku saat ini." Ucap Dara
Dara memberhentikan taksi yang sedang berjalan, Dia masuk dalam mobil dan menyuruh pak sopir mengantarnya di suatu tempa.
Pak sopir terlihat mengangguk dan melajukan mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments