CH~19 Kabar tak terduga

Ara sedang terbaring di ruang perawatan, setalah menjalani operasi pasca tembakan yang mengenai lengan tangannya.

Obat bius yang masih bereaksi di dalam tubuh Ara membuatnya belum sadarkan diri.

Seorang wanita tengah bersimpuh, di depan Malboro yang sedang berdiri di samping Ara.

"Tuan, tolong berikan aku kesempatan berada disisi putriku. Tak masalah jika tuan tak mengizinkan untuk mengakui aku sebagai ibunya, bahkan jika Tuan menjadikan aku pelayan atau pun apapun itu tak masalah, asalkan aku bisa melihatnya setiap hari, itu sudah cukup untuk mengobati rasa rinduku pada Amela," ucap Victoria di sertai Isak tangis.

Ternyata penembak jitu, yang menembak lengan Ara dari jarak jauh adalah Victoria yaitu ibu dari Amela dan Aurora. Ia diperintahkan Malboro saat mengetahui putrinya dalam bahaya, bahkan Malboro lah yang mengirim orang-orang khusus untuk menyelamatkan Ara dan membawanya kembali ke kota C.

Malboro pun menghembuskan nafas kasar lalu meminta Victoria untuk berdiri.

"Aku mungkin bisa membiarkan kamu berada di dekat putriku, tapi untuk mengungkap siapa kamu, aku tidak bisa. Dia putriku, Walaupun dia terlahir dari rahimmu tapi kamu tidak membesarkan dia. Kau yang memilih untuk bersama Amela sedangkan Aurora kau serahkan padaku."

"Ta-"

Pintu ruang pasien pun terbuka, dokter datang bersama perawatan untuk memeriksa keadaan Ara dan menjelaskan kondisinya.

"Bagaimana putri saya, tidak ada yang fatal kan dok?" tanya Malboro dengan cemas.

"Tidak ada luka yang serius, peluru yang menembus lengannya tidak sampai menghancurkan tulang lengannya. O-iya Tuan, setelah putri Tuan di bawa pulang, tolong jaga kondisinya kerena kandungannya sangat lemah, untung saja tidak sampai mengalami ke gugur." jelas dokter membuat Malboro benar-benar syok tak percaya jika putrinya hamil.

"Apa dok? hamil! lalu siapa yang sudah menghamili putri saya? siapa bapaknya?" tanya Malboro di sela keterkejutannya.

"Silahkan tanya pada putri Tuan, nanti kalau dia sudah sadar. Yang jelas usia kandungannya sudah memasuki tujuh Minggu." Setelah dokter menjelaskan, dokter tersebut itu pun pergi. Malboro terduduk di kursi sambil memijit-mijit kepalanya.

"Aku gagal Victoria, aku gagal menjaga anakku! Aku gagal menjadi seorang papa!"

Victoria mengusap rambut Ara dan mencium keningnya sebelum kembali bicara dengan Malboro.

"Aku mohon padamu tuan, tolong jangan desak Ara untuk mengaku dengan paksa, Ajak dia bicara baik-baik agar ia mau terbuka." ucap Victoria pasrah.

Tak lama kemudian, Ara mulai tersadar. perlahan Ara mulai membuka mata, dan samar-samar terlihat wajah laki-laki yang sangat ia kenal, yaitu sang papa.

"Pa-pa, aku dimana?" tanya Ara pelan.

"Kamu sedang dirawat di rumah sakit nak. Mulai sekarang kamu tidak akan ninggalin papa lagi dan papa juga tidak akan memberikan izin kamu lagi untuk pergi." Malboro pun memeluk putrinya dengan penuh kerinduan.

"Bagaimana Tuan penam-" ucap Victoria saat keluar dari kamar mandi dengan penampilan baru, agar tidak di kenali Ara.

"Siapa dia pa?" tanya Ara yang penuh tanda tanya, seumur hidup Ara belum pernah melihat papanya membawa wanita.

Eeemmmm....

"Kenalkan Nona, saya Victoria, Tuan meminta saya untuk menjaga Nona," jelas Victoria.

"Pa-pa, Ara sudah besar, kenapa masih harus mencari orang buat jagain Ara."

"Karena kamu sedang mengandung cucu papa, jadi kamu harus di jaga," ucap Malboro.

"Apa pa? bisa papa ulang sekali lagi!"

"Kamu hamil anak siapa? dokter mengatakan jika di dalam rahimmu ada janin yang sudah berusia tujuh Minggu."

"Tidak! tidak mungkin aku hamil. Tidak mungkin ini anak Tuan Zivan. Tidak! ini tidak mungkin." Ara pun langsung histeris dan dan memukul-mukul perutnya.

"Hentikan Ara, jangan bunuh anak itu, dia tidak berdosa, papa akan tetap merawatnya walaupun tidak tahu siapa ayah biologisnya. Papa tidak akan biarkan kamu menyakitnya."

Dengan berat hati, Malboro pun harus mengakui anak yang ada di kandungan putrinya adalah cucunya.

*

*

*

"Papa, akhirnya papa kembali sadar. Penantianku selama ini tidak sia-sia pa, akhirnya papa bisa kembali membuka mata." Zivan pun sangat bahagia. Setelah bertahun-tahun lamanya merawat Vios yang mengalami koma, dan akhirnya hari ini penantian Zivan membuahkan hasil. Papanya kembali bersamanya kembali.

"Zivan. Ternyata papa masih di berikan kesempatan untuk melihatmu kembali. Papa benar-benar bahagia. Dimana Amela? apa kalian sudah memberikan papa cucu?" tanya Vios saat tersadar dari koma. Zivan hanya bisa terdiam, tak bisa menjawab pertanyaan papanya.

Akhirnya, Vios pun berangsur-angsur membaik dan sudah mulai bisa mengerjakan anggota tubuhnya.

****

Disisi lain, Ara pun sudah di izinkan pulang. Victoria pun berhasil meyakinkan Ara agar mau menerima dirinya.

Di awal kehamilan Ara sangat menderita, tubuhnya semakin kurus, karena kehamilannya yang membuatnya sulit makan. Namun lambat laun semua berubah dan mulai kembali normal dengan bertambahnya usia kandungan Ara.

Sampai kehamilannya usah besar, Ara juga belum memberitahu kepada keluarganya, jika ayah dari anak yang dikandungnya itu ada, namun Ara tak ingin menjalin hubungan kembali dengan dengan Zivan.

Ara berfikir mungkin Zivan sudah menandatangani surat cerai tersebut, dan sudah di hapus namanya dalam ingatan, tentang dirinya yang pernah menjadi istrinya.

"Ara, jangan dibiasakan melamun sendirian, jika sesuatu atau ada masalah atau perutnya sakit, bilang sama papa, atau sama bi Victoria. Papa tidak mau putri dan juga cucu papa kenapa-kenapa." tegur Malboro saat mendapati putrinya sedang melamun di pinggiran pantai.

"Eh, papa kok masih di rumah, katanya mau pergi?" tanya Ara balik, ia tak ingin menjawab pertanyaan dari papanya.

"Memangnya papa gak boleh pulang? kan papa sudah pergi tadi."

Ara hanya cengengesan, sambil menggaruk kepalanya, ternyata dirinya lah yang sudah terlalu lama menyendiri, hingga tak menyadari papanya sudah pulang.

Malboro begitu menyayangi putrinya lebih dari dirinya sendiri. Sejak kehadiran Ara, Malboro berhenti dari pekerjaannya dan menyerahkan posisi ketua Mafia Gron kepada Vios dan memilih meninggalkan kota A dan pindah ke kota C kerena ingin fokus membesarkan putrinya tanpa ada yang mengganggunya.

Sedangkan Victoria berhenti mengikuti Malboro dan melepaskan ikatan pernikahan di antara keduanya sesuai perjanjian. Victoria fokus membesarkan Amela dan menjadi penjual bunga untuk menambah biaya hidup dalam membesarkan Amela.

"Ara, apa kamu ingin bertemu dengan ibumu? papa yakin kamu merindukannya karena sebentar lagi kamu juga akan menjadi seorang ibu." tanya Malboro.

"Tidak pa, aku itu sudah tidak lagi terobsesi untuk bisa bertemu Mama. Aku sadar, mungkin keputusan papa dan mama itu adalah yang terbaik, dan aku sebagai putrinya hanya bisa menerima apapun keputusannya. Sama halnya dengan putriku yang akan lahir tanpa ayah. Bukan aku egois, hanya saja aku tidak ingin anakku kenal papanya, karena suatu alasan, mungkin dia juga akan mengerti alasan itu." Ara pun memeluk papanya.

To Be Continued

Terpopuler

Comments

Yusuf Kalaha

Yusuf Kalaha

sudah hamil sebentar lagi akan melahirkan

2022-05-24

1

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

yg sehat ya, Ara dan babynya🙏 biar belum sadar, yg penting dah ada ibu di sampingnya😇

2022-05-24

3

Aprillia Lita

Aprillia Lita

next

2022-05-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!