Ch ~ 5 Ancaman

Setelah seharian istirahat di rumah sakit, Ara pun memutuskan ingin segera pulang, walaupun belum di izinkan oleh dokter.

Ara hendak melepas selang infus yang ada di tangannya dengan paksa. Tanpa Ara sadari seseorang muncul dalam ruangan dan langsung menegur tindakan Ara yang sudah sembarangan.

"Apa yang kamu lakukan? Apa kamu ingin kabur dari sini tanpa mengganti rugi biaya rumah sakit yang sudah aku keluarkan," ucapan Zivan. Ara benar-benar di buat terkejut dan suasana hatinya berubah kesal karena dirinya dituduh ingin kabur.

Ara ingin menjawab perkataan pria itu, namun setelah di perhatikan wajah pria yang berdiri tak jauh darinya, dengan mengenakan pakaian formal seperti orang kantoran, terlihat tampan dan dewasa. Ara merasa tak asing dengan pria itu dan merasa Ara pernah melihatnya.

Setelah mengingat-ingat sejenak, 'Bukankah dia pria yang pernah menamparku? Ngapain dia di sini? Atau jangan-jangan dia orang yang mengaku-ngaku sebagai suamiku?!' gumam Ara hingga matanya terbelalak.

Zivan melangkahkan kakinya  menghampiri Ara yang gagal melepas selang infusnya.

Tangan Zivan langsung meraih dagu Ara dan mencengkeramnya dengan kuat, membuat Ara meringis kesakitan dan berusaha melepaskan tangan Zivan dari dagunya, namun cengkraman di dagunya terlalu kuat hingga sangat sulit dilepaskan.

"Apa yang kamu lakukan, lepaskan!" bentak Ara dan setelah beberapa kali melakukan perlawanan akhirnya berhasil menepis tangan Zivan.

"Aku tidak akan melepaskan kamu begitu saja. Aku sudah tahu siapa kamu dan aku memiliki kartu As kamu, jadi kamu tidak akan bisa menghindari ku. Aku beri dua pilihan untuk menyelamatkan nyawamu dari kematian dan kamu tinggal putuskan." Zivan menyeringai setelah mengeluarkan ancaman yang dirasakannya akan mempan untuk mengendalikan Ara.

"Apa maksudmu, aku tidak kenal kamu dan juga tidak ada keterlibatan apapun diantara kita, jadi jangan pernah menggertak, aku tak takut! Aku pun tak yakin kalau kamu mengetahui siapa diriku," saut Ara, berusaha melawan.

"Apa kamu yakin, baiklah kalau begitu aku akan memberitahu mereka jika kamu ada di sini dan meminta mereka segera membunuhmu sekarang juga karena kamu sudah berani memata-matai mereka," ancam Zivan.

"Kau ...!" Ara menunjuk zivan dengan jari telunjuknya, mengungkapkan kekesalannya.

"Kau ingin menjebakku? atau jangan-jangan kamu salah satu dari mereka?" terka Ara dengan kesal.

"Tidak perlu aku jelaskan apapun, aku menyelamatkan kamu karena aku membutuhkan kamu, paham."

"Sampai kapanpun aku tidak akan sudi membantumu, lebih baik menjauh dariku atau kamu akan merasakan akibatnya sudah berani mengertak seorang wanita." Ara pun melepas infusnya dengan paksa dan bergegas untuk keluar dari ruang rawat.

Namun sayangnya saat hendak membuka pintu, ternyata pintu tersebut di kunci dari luar.

"Sialan ... kenapa pintunya tidak bisa di buka." Gerutu Ara sambil berusaha menarik kenop pintu.

"Kamu tidak akan bisa pergi sebelum kamu menyetujuinya. Lihatlah ini ... ." Zivan menunjukkan sebuah video mengenai kondisi Mimia yang sedang di sekap.

Mata Ara langsung terbelalak melihat video yang di perlihatkan Zivan.

Ara tak percaya dengan apa yang di lihatnya dan tak menyangka pria yang ada di depannya bisa melakukan berbagai cara untuk mengancam dirinya.

"Apa yang sudah kamu lakukan, lepaskan dia, sekarang juga!" Teriak Ara frustasi.

"Kamu tinggal putuskan dengan dua pilihan yang aku berikan, Menikah kontrak denganku dan aku janji akan melindungi kamu dan membebaskan temanmu itu atau aku akan membunuh dia dan menyerahkan kamu pada mereka juga membongkar identitas asli kamu pada mereka, aku butuh jawabanmu sekarang," ucap Zivan penuh ancaman.

Ara pun kini terjebak dalam situasi yang menyulitkan, pilihan Zivan sama sekali bukan solusi yang bisa dipilih Ara, keduanya memiliki konsekuensi yang berbeda, selain itu Ara tidak ingin identitasnya di ketahui umum yang bisa menghancurkan misinya yang sudah berjalan setengah jalan dan Ara tidak ingin terjadi sesuatu pada rekan kerjanya itu.

"Oke... Aku akan mengikuti kemauan kamu, tapi lepaskan dia, aku tidak ingin dia terlibat dalam urusan kita," jawab Ara pasrah.

Ara benar-benar di buat bingung, untuk apa Zivan begitu  menginginkan dirinya dan dari mana dia mengetahui tentang identitasnya yang membuatnya harus terjebak dalam hubungan yang sama sekali belum ia inginkan yaitu menikah. Walaupun hanya sebatas kontrak, tapi Ara benar-benar belum siap memiliki hubungan dengan pria, apa lagi pria yang menginginkan dirinya jauh lebih dewasa dan lebih cocok di panggil Om olehnya.

"Keputusan bagus." Zivan segera menarik Ara dan meminta seseorang yang menjaga pintu untuk membukanya.

Ara hanya bisa menurut, mengikuti langkah Zivan yang membawanya pergi meninggalkan rumah sakit.

Di mobil Ara di minta untuk tanda tangan kontrak pernikahan selama tiga bulan setelah itu mereka akan bercerai.

Zivan tak memberikan jawaban apa-apa setiap kali Ara menanyakan alasannya menginginkan dirinya untuk menikah kontrak.

"Aku akan membebaskan temanmu yang aneh itu setelah kita menikah besok. Ingat jangan pernah bertindak macam-macam atau kamu akan menyesal." Ancam zivan lagi.

Ara menghentikan pergerakan tangannya yang tengah memegang pena untuk menandatangani kontrak. Ara menatap Zivan yang terlihat dingin dan angkuh.

"Aku tidak akan menandatangani ini, sebelum aku memastikan kalau Mimia baik-baik saja, aku tak yakin dengan perkataanmu sebelum aku mastikannya sendiri." Ancam balik Ara. Membuat Zivan menunjukkan tatapan mengerikan seperti elang yang sedang terusik.

"Kamu memang benar-benar pintar, memutar ancaman. Baiklah kalau begitu kita akan menemui teman kamu itu sekarang juga, dan ingat ini untuk pertama dan terakhir kalinya ada orang lain yang berani mengancam ku." Zivan pun segera meminta supir membawa mereka menuju tempat dimana Mimia di sekap.

Sebenarnya siapa pria ini dan apa tujuannya menjebak ku, dari data yang aku dapatkan aku tidak menemukan namanya dalam daftar target, tapi kenapa dia bisa mengenal mereka? lalu bagaimana dia bisa mendapatkan informasi tentang diriku? sepertinya pria ini bukan pria sembarangan, aku kan menyelidikinya nanti. Sekarang yang lebih penting saat ini Mimia selamat, rencana selanjutnya bisa di pikirkan nanti.'gumam Ara dalam hati sambil memalingkan wajahnya dari tatapan Zivan yang tajam itu.

Tak lama kemudian, mereka pun sampai di tempat tujuan. Ara bergegas keluar dan meminta Zivan segera membawanya menemui Mimia

Zivan pun menggandeng tangan Ara dan mengajaknya masuk kedalam gudang untuk memenuhi keinginannya.

Ara benar-benar syok saat melihat keadaan Mimia yang tak seperti yang ia bayangkan, jauh lebih parah kondisinya. Wajahnya berlumuran da*rah, dan tubuhnya di penuhi lebam dan dalam posisi terikat.

Ara langsung berlari memeluk Mimia, Air mata langsung tumpah membanjiri pakaian Mimia yang sudah berlumuran dengan darah.

"Maafkan aku." Kata yang mampu Ara ucapkan di sela tangisnya.

"A-ara, kamu disini," ucap Mimia dengan menahan rasa sakit.

"Maafkan aku yang tak bisa membebaskan kamu sekarang, tapi aku janji kamu akan bebas besok setelah aku menikah."

"Menikah?!" Mimia terkejut dengan pernyataan Ara.

To Be Continued

jangan lupa tinggalkan jejak ☺️☺️☺️

Terpopuler

Comments

Yusuf Kalaha

Yusuf Kalaha

terjebak dalam pernikahan

2022-05-22

0

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

ter jebak pernikahan kontrak ni😆

2022-05-11

0

Usana

Usana

cerita bagus.lanjut

2022-04-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!