Ch~ 2 Terjebak

Setelah seminggu lebih Ara bekerja, tak menemukan tanda-tanda yang mencurigakan, bahkan pria yang menjadi targetnya tak terlihat batang hidungnya, yang membuat Ara dan Mimia kesulitan mengumpulkan barang bukti untuk menjeratnya dan memaksanya agar memberitahu otak di balik sindikat perdagangan wanita yang sudah mendapatkan korban ratusan gadis belia.

Ara mulai menikmati penyamarannya, menemani pria-pria tajir, dari yang mudah sampai yang tua. Mereka datang ke club dengan berbagai alasan. Mulai lari dari masalah, sekedar bersenang-senang dengan teman atau rekan kerja, dan ada juga yang datang dengan tujuan lain. Karena pelayanannya yang baik, Ara sering kali mendapatkan tip yang lumayan untuk jajan bersama Mimia.

Namun Ara tak menyadari, apa yang dia lakukan telah menimbulkan rasa iri dan benci dari Lola dan kedua temannya. Karena Ara, mereka jarang sekali mendapatkan tip lagi dari para tamu, selain itu tamu-tamu VIP lebih sering meminta Ara menemaninya.

Saat suasana belum terlalu ramai pengunjung, Ara di panggil dan di ajak bergabung dengan Lola dan lainnya untuk merayakan ulang tahun salah satu temannya.

"Tumben, kalian ngajak aku gabung dengan kalian," ucap Ara. Kecurigaan langsung muncul, Ara bukanlah orang yang bodoh, trik murahan seperti yang sedang di lakukan Lola sangat mudah di tebak.

"Ara, jangan berfikir macam-macam, kamu 'kan sudah menjadi bagian dari club XX ini, jadi wajar dong kami mengajakmu. Apa kamu keberatan?" tanya Lola. Pura-pura bersikap baik terhadap Ara.

"Eeemmm, tentu saja tidak. Terimakasih sudah mau menerimaku bergabung dalam keluarga besar club XX," ucap Ara. Ara pun mengukir senyum dengan terpaksa agar tidak terlihat jika dirinya tak percaya dengan ucapan Lola.

'Kalian para wanita licik, aku yakin kalian sedang merencanakan sesuatu untuk menjebak ku 'kan.' gumam dalam hati.

'Sebentar lagi permainan di mulai anak baru, kau sudah berani menentang aturan yang sudah aku buat, Kamu harus tahu apa yang bisa aku lakukan untuk menghancurkan kamu malam ini juga. aku pastikan kamu akan di pecat," gumam Lola lalu tersenyum menyeringai.

Mereka pun merayakan pesta bersama sebelum kembali bekerja dan sedikit melakukan permainan konyol.

(Ara, apa kau dengar. Target muncul bersama seorang gadis belia dan juga beberapa bodyguard, menuju ruang VIP kosong enam.) ucap Mimia yang melihat targetnya namun tidak bisa membuntuti.

Ara yang terkejut dengan apa yang di dengarnya. Informasi yang diberikan Mimia secara mendadak membuat Ara tak fokus dengan Lola yang ada di sampingnya bahkan tak menyadari jika Lola telah mencampur minuman yang akan di berikan kepada Ara dengan serbuk obat penambah gairah.

"Aku harus kembali bekerja sekarang." ucap Ara dan hendak melangkah pergi.

"Eeetttsss, habiskan dulu minumannya." Tahan Lola dan memberikan segelas minuman yang ada ditangannya yang berisi jus.

Lola terus memaksa Ara untuk meminumnya, dan dengan terpaksa pula Ara menghabiskan minuman tersebut agar bisa segera pergi menghampiri target dan melupakan dengan apa yang direncanakan Lola pada dirinya.

"Mampus kau Ara, sudah berani-beraninya melawan aku. Malam ini adalah malam hancurnya kamu dan besok kamu pasti akan di pecat." Ucap Lola penuh kepuasan. Mereka pun pergi menuju loker tempat Ara menyimpan baju gantinya. Dengan jahatnya Lola menggunting pakaian ganti Ara hingga hancur sambil tertawa penuh kepuasan.

"Kasian sekali kamu Ara, kamu kan terkejut melihat pakaian mu yang sudah hancur ini." Ucap Lola sambil tertawa penuh kepuasan, begitu juga dengan teman-temannya yang tak suka dengan Ara.

Ara berlahan mulai merasakan perubahan yang ada dalam dirinya. tubuhnya mulai kepanasan, nafasnya mulai memburu, dan pandangannya mulai kabur bahkan kehilangan fokusnya.

'Apa yang terjadi, kenapa aku tiba-tiba begini, kenapa terasa panas sekali.' gumam Ara sambil berusaha fokus dan mencari salah satu ruangan untuk mencari orang yang sudah di incarnya. Ara pun berhenti di ruang kosong sembilan.

Ara masuk ke ruang VIP tersebut dan di dalam Ara melihat seorang pria sedang mabuk seorang diri, dan nampak seperti orang yang sedang frustasi.

Ara berjalan menghampiri, dan mengedarkan pandangannya mencari wanita yang dimaksud Mimia.

'Dimana mereka? aku merasa tidak ada aktivitas apapun di sini. Apa aku terlambat? atau Mimia ngerjain aku.' gumam Ara yang masih tak yakin.

Kehadiran Ara ternyata mengusik pria itu, hingga membuatnya marah dan mulai membangkitkan emosi yang sedari tadi di pendam pria itu.

Ara yang sudah kacau pikirannya tak menanggapi ocehan pria itu dan terus menghampiri, berharap pria itu bisa membantunya meredakan sesuatu yang sudah menyiksanya, walaupun batinnya terus melawan dan berusaha menyadarkan namun minuman itu telah membuatnya kacau.

Tamparan keras mendarat di pipi kiri Ara dari pria itu, membuat Ara langsung tersungkur ke lantai dan Ara benar-benar dibuat terkejut. Pipinya terasa panas, hingga membuatnya terus memegangi pipinya. Air mata sudah membendung di pelupuk matanya dan tinggal menunggu lolosnya saja.

"Dasar wanita ja****, gak punya harga diri, dan kau sangat menjijikkan. Wajah polosmu ternyata hanya kedok belaka, untuk mendapatkan keuntungan dariku. Janji manis mu semuanya palsu, sumpah setiamu hanya di bibir saja." Umpatan keluar dari mulut Zivan (nama pria tersebut).

"Apa salahku, kenapa perkataan yang kau keluarkan itu sangat merendahkan. Aku tidak mengenalmu, bahkan melihat kamu saja aku tidak pernah," sela Ara yang tak terima dirinya di rendahkan.

"Apa kamu bilang? tidak pernah. Dasar munafik. Kau itu Istriku lalu kenapa kamu bisa selingkuh dengan sahabatku di dalam kamar hotel." jelas Zivan membuat Ara sadar jika dirinya hanya jadi pelampiasan dari penghianatan istrinya yang dia sendiri tidak kenal. Mungkin pengaruh alkohol membuat pandangannya buram hingga mengira Ara adalah istrinya.

Tak lama pintu ruangan itu terbuka. Mimia mendapati Ara yang masih di lantai dengan wajah memerah.

"Mi... ." panggil Ara dan Mimia langsung menghampiri dan memeluk tubuhnya.

"Ara... apa yang terjadi?" tanya Mimia yang nampak cemas, tak memperdulikan jika ada orang lain dalam ruangan itu.

"Aku sudah tidak kuat, mereka ngerjain aku." jelas Ara. Mimia pun langsung paham dengan maksud Ara. Mimia sederhana membawa pergi Ara agar bisa segera menolongnya, namun sebelum pergi Mimia sempat mengancam Zivan.

"Wajahmu sudah aku kenali, aku akan buat perhitungan denganmu, karena sudah melakukan kekerasan dengan sahabatku." ancam Mimia dengan mengeluarkan suara laki.

Mendengar nama Ara, Zivan pun baru sadar jika wanita yang sudah menjadi sasarannya itu bukanlah istrinya, melainkan orang lain. Kesedihan yang mendalam dalam penyesalan membuatnya tak bisa melupakan sosok istrinya yang sebenarnya sudah meninggal.

"Astaga... apa yang sudah aku lakukan. Aku sudah melakukan kekerasan pada wanita yang sama sekali tak ku kenal. Tapi kenapa dia sangat mirip sekali dengan Amela." Zivan pun semakin kacau di buatnya. Zivan pun memutuskan untuk pergi meninggalkan club dan meminta asistennya yang menunggu di luar untuk mencari tahu tentang Ara.

To Be Continued

Terpopuler

Comments

~Kaipucino°®™

~Kaipucino°®™

vip 06 krnapa masuk di vip 09 thor???

2022-08-11

0

Yusuf Kalaha

Yusuf Kalaha

perubahan sama muka

2022-05-22

0

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

udah di jebak, korban salah sasaran pulak😪

2022-05-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!