ch~ 4 Ketahuan

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya ada kesempatan yang tepat untuk menggali informasi secara diam-diam dan juga untuk menggagalkan rencana salah satu kaki tangan dari seorang mafia yang sampai saat ini keberadaannya masih sulit di temukan.

Ara pun menggunakan penyamarannya untuk menjalankan misinya, perlengkapan pun sudah Ara siapkan serapi mungkin agar tidak ketahuan, pos*au dan Pes*tol pun sudah di simpan dengan rapi.

Ara masuk salah satu dalam ruang VIP yang di jadikan tempat terjadinya transaksi untuk menjual salah satu gadis belia pada seorang pria yang menginginkannya untuk menjadi budak.

Dalam ruangan tersebut terdapat orang tujuh. Orang yang bernama Bobi dengan tiga pengawalnya dan satu gadis belia itu dan dua orang lainnya merupakan pria tua bersama pengawalnya.

"Bagaimana gadis ini bos, apa bos menyukainya? Saya bisa menjamin kalau dia masih ting-ting," tanya Bobi, pria yang menjadi target Ara saat ini.

"Cantik, masih muda dan seksi. Aku suka, Berapa nominalnya?" tanya pria tua yang ingin membeli gadis belia itu.

"Sesuai kesepakatan sebelumnya, silahkan lakukan pembayaran dan gadis ini langsung jadi milik bos."

Gadis belia yang mengenakan dress mini, sedang menangis ketakutan namun ia tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.

Ara melayani mereka dengan hati-hati agar tidak di curigai, menjalankan tugasnya sebagai pelayan VIP, menyajikan beberapa macam minuman beralkohol dengan kadar yang tinggi. Ara menuangkan minuman beralkohol sesuai permintaan mereka dan melakukan semua perintah tamunya, termasuk menyaksikan dan memperhatikan trik mereka dalam melakukan transaksi yang di lakukan yang tidak mudah diungkap, Ara benar-benar merasa jijik melihat bagaimana mereka memperlakukan gadis yang di perjualkan untuk laki-laki hidung belang.

"Ini buktinya, gadis ini sekarang sudah menjadi milikku." Pria itu menunjukkan bukti transaksi pada Bobi dan akhirnya menyerahkan gadis itu pada lelaki tua.

Gadis itu terus memohon kepada Bobi untuk tidak menyerahkan dirinya pada lelaki tua itu, si  gadis itu paham apa yang akan terjadi setelah ini.

Ara nampak terbawa suasana, mendengar gadis itu terus memohon saat si pria tua itu tangannya mulai berkeliaran di tubuh belia itu.

Risih sekaligus ingin marah, saat melihat seorang wanita begitu direndahkan, seolah-olah wanita hanya bisa di pakai untuk kepuas*an semata.

Tanpa Ara sadari, sejak tadi gerak-gerik Ara di perhatikan oleh salah satu bodyguard Bobi. Saat pria itu yakin jika kalau Ara adalah mata-mata, pria itu pun segera menodongkan senjata tepat ke arah ara dan spontan Ara mengangkat kedua tangannya.

"Siapa kamu?" tanya salah satu pengawal Bobi yang merasa curiga dari awal.

Seketika suasana ruangan menjadi tegang dan saling menaruh curiga, mereka saling menodongkan senjata, namun Ara masih diam tak melakukan pergerakan apapun.

"Brengsek! Apa ini? kenapa kamu mengingkari kesepakatan tuan Endrow," tuduh Bobi.

"Bukan aku. Tapi kamu curang, dia pasti suruhan mu kan!" Tuduh balik Endrow.

Setelah semua tak tak saling mengakui, pestol pun mengarah semua ke arah Ara yang masih  belum melakukan pergerakan.

"Siapa kamu? Menyerah atau aku akan menembak mu," ucap Bobi dan seketika itu juga  Ara segera bergerak dengan membalikkan meja yang ada di hadapannya hingga semua botol yang ada di atas meja tersebut pecah, menyebabkan Mereka semua mundur beberapa langkah dan memberikan kesempatan pada Ara untuk mengambil senjatanya dan mengecoh keadaan agar dirinya bisa melakukan perlawanan sebelum kabur.

Dengan kemampuannya Ara memanfaatkan senjata yang ia miliki untuk menjatuhkan dan melumpuhkan mereka dengan melukai tangannya agar mereka menjatuhkan pestol milik mereka.

Dorrr ...!!!

Suara tembakan menggema di dalam ruangan, ternyata Endrow melepas platuk senjatanya untuk menembak Ara, namun Ara bisa mengelak hingga peluru menarik salah satu anak buah Bobi dan menjadikannya tameng, hingga akhirnya peluru itu menembus tubuh anak buah Bobi.

Perkelahian itu membuat lengan Ara terluka oleh sabetan pisau, dan dalam  situasi terdesak dan sudah tidak menguntungkan jika dirinya melawan lagi yang ada nyawanya pasti melayang. Satu melawan enam musuh memang tidaklah seimbang dengan perlengkapan pestol yang mengarah padanya cukup mustahil jika dirinya bisa menghindar dengan mudah.

Ara segera menarik dan membawa keluar gadis itu dari ruang VIP dan memintanya untuk segera pergi meninggalkan club tersebut, sedangkan Ara berlari berlawanan sambil terus memegangi tangannya yang terluka dan masih bercucuran darah.

Club malam tempat Ara bekerja adalah tempat pelarian terakhir kaum pria disela-sela waktunya, Selama Ara bekerja sudah biasa jika melihat hal seperti itu. Perkelahian dan pengrusakan sudah menjadi hal biasa bahkan sampai ada yang meninggal oun tetap di biarkan. Jadi orang-orang yang mengetahui apa yang terjadi akan pura-pura tuli dan buta  saja tanpa ada yang peduli.

Saat Ara berusaha berjalan cepat, lengan ara segera di tarik oleh tangan besar seorang pria dan segera membungkam mulutnya.

"Diam, atau kamu kamu akan mati di tangan mereka," ancam Zivan.

Tiba-tiba saja, kepala Ara terasa pusing pandangannya kabur dan berlahan semuanya menjadi gelap, seketika Ara ambruk dalam pelukan Zivan.

Akibat pendarahan di area lengan akibat pisau yang menggores lengannya cukup dalam, membuat Ara tak sadarkan diri. Zivan pun segera mambawa Ara meninggalkan XX dan membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Keesokan harinya Ara tersadar dari pingsannya dan mendapati dirinya sudah berada di rumah sakit dan luka robek di lengannya sudah di perban.

Ara mengedarkan pandangannya mencari orang yang bisa menjelaskan kenapa dia sampai berada di rumah sakit.

Tak lama, suster muda datang untuk melihat kondisi Ara, sekaligus mengantarkan sarapan untuknya.

"Selamat pagi Nona," sapa suster.

"Pagi. Oya sus, siapa yang memabawa saya ke sini?"

"Tuan Zivan, itu suami Nona kan." Jelas suster sambil memeriksa Ara.

'Apa! Suami dan siapa Tuan Zivan. Aku gak pernah kenal dengan nama Zivan dan lancang sekali dia mengaku-ngaku jadi suamiku.' Ara menggerutu dengan pria yang mengaku sebagai suaminya itu.

Ara pura-pura tersenyum dan tak bisa memberikan jawaban apa-apa, selain karena tak kenal, Ara juga belum terlalu jelas melihat wajah orang yang menyelamatkan dia malam itu.

Setelah selesai memeriksa Ara, suster itu pun pergi dan membiarkan Ara istirahat kembali.

Ara hanya bisa menunggu seharian dan berharap pria itu muncul dan memberikan penjelasan jika tidak, tak tahu lagi kapan akan bertemu dengannya lagi dan menjelaskan pengakuan palsunya itu.

_TBC....

Hallo readers, terimakasih sudah mau mampir di karya receh ini. Semoga kalian suka dengan kisah yang Author suguhkan.

jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, buat penyemangat buat update part selanjutnya.☺️☺️☺️☺️

Terpopuler

Comments

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

suami? suami dari Hongkong?🤣

2022-05-11

0

hidayat

hidayat

terlalu lama update bosku.

2022-04-23

3

🅱️EN🅾️ RI🅰️JI🇮🇩^_^

🅱️EN🅾️ RI🅰️JI🇮🇩^_^

up kamu kelamaan thor kalau bisa 1 hari 2 x up thor😁🙏

2022-04-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!