Ch~ 8 ancaman demi keuntungan

Kedatangan Ara dalam hidup zivan, membawa ancaman tersendiri bagi Anima dan juga Melani. Perbuatannya di masa lalu telah membuat keduanya  ketar ketir jikalau Ara benar-benar adalah Amela.

"Mah, wajahnya benar-benar sangat mirip sekali dengan Amela. Mama yakin kalau Amela itu sudah mati, atau jangan-jangan mama salah orang?" tanya Melani penuh keraguan.

"Apa kamu meragukan mama? Dengan mata mama sendiri, mama melihat langsung wajah Amela yang sudah tidak bernyawa terbaring di peti mati." Pekik Anima pada putrinya yang sudah meragukan perkataannya.

"Dia harus segera keluar dari tempat ini atau rumah ini akan di kuasanya," imbuh Anima.

"Benar ma, jika memang itu Amela kita kan buat dia mati untuk kedua kalinya."

Di masa lalu, Anima yang merupakan ibu tiri Zivan melakukan pembunuhan terencana pada Amela istri Zivan yang saat itu. Kehadiran Amela dalam keluarga membuat kesenangan Anima dan juga Melani terusik, sebab Amela selalu mengadu pada Zivan apapun yang di lakukan mereka.

Hingga tiga bulan pernikahan Zivan dan Amela mulai, mulai ada api dalam rumah tangga yang membuat keduanya saling bertengkar, hal itu di manfaatkan Anima untuk mengeluarkan Amela dari rumah. Namun usahanya selalu gagal, hingga niat jahat pun terpikirkan hingga membuat Amela meninggal dunia.

Anima dan melina pun kembali merencanakan sesuatu untuk menyingkirkan Ara sesegera mungkin, tak perduli jika harus melakukan hal licik lagi.

*

*

*

Ara berdiri mematung sambil membawa bantal dalam pelukannya, mencari tempat yang nyaman untuk tidur.

"Sungguh terlalu, aku harus tidur dimana sekarang? Apakah aku harus tidur di lantai?"ucap lirih Ara.

"Kemarilah tidur tidur di sebelahku," ucap zivan sambil menepuk bagian kasur yang masih kosong.

"Apa? Kau ingin aku tidur satu ranjang denganmu! Jangan mimpi. Sampai kapanpun aku tidak akan mau tidur bersanding denganmu walaupun kamu sudah memberimu dana kompensasi untuk tiga bulan ke depan sebagai bayarannya, aku tetap tidak akan mau dekat-dekat denganmu." Celetuk Ara.

"Kalau mau ya sudah, jangan panjang lebar penolakannya. Ini ambil buat selimut. Terserah kamu mau tidur dimana." Zivan menyerahkan selimut pada Ara dan zivan pun pura-pura kembali tidur.

Ara pun membuka sebagian selimutnya untuk alas tidur dan sebagian untuk selimut. Ara memilih tidur di lantai ketimbang tidur di atas kasur bersama laki-laki yang sudah berstatus suaminya itu.

Astaga ..., Kenapa hidupku makin hari makin kacau, kira-kira apa aku mampu menjalani ini semua selama tiga bulan. Ah, sudahlah ... Jalani saja dulu, anggap saja ini adalah sebuah misi. Berusaha memejamkan mata untuk tidur.

Zivan yang sedari tadi pura-pura tidur, segera membuka mata untuk memastikan jika Ara sudah tertidur.

Zivan pun mengambil bir dari dalam lemari pendingin yang ada di kamarnya dan memilih duduk di sofa tunggal sambil memperhatikan wajah Ara yang tengah tertidur pulas.

Sambil meneguk bir, ia menghubungi salah satu anak buahnya untuk membebaskan Mimia sesuai janjinya pada Ara.

📞Bebaskan dia dan berikan pekerjaan baru untuknya, jangan biarkan dia kembali bekerja di club XX, ancam dia untuk tidak menemui Ara lagi. " Perintah zivan dengan tegas.

📞Baik bos, akan segera saya laksanakan. Oya bos, saya sudah mendapatkan info jika mereka hanyalah suruhan saja bos, mereka sama seperti kami, hanya anak buah." Jelas seseorang dari balik panggilannya.

📞 Eeemmm.

Zivan pun segera mematikan panggilannya dan kembali meneguk bir.

Sungguh besar nyalinya, berani bekerja di dunia hitam. Siapa dia sebenarnya? Aku harus tahu identitas aslinya sebelum dia mengetahui yang sebenarnya jika aku hanya membohongi dirinya untuk mengancam dan mendapatkan keuntungan dari wanita yang sangat mirip dengan istriku yang sudah pergi dan juga menjadikan dirinya pelampiasan.

Semakin larut malam, Ara mulai menggigil karena kedinginan, alas yang ia kenakan untuk tidur di lantai terlalu tipis tak mampu menyekat dinginnya lantai di tambah pendingin ruangan yang terlalu dingin membuat Ara benar-benar menggigil.

Zivan yang merasa kasihan ingin sekali memindahkan tubuh wanita yang ada di depannya itu ke atas pembaringan, namun saat mengingat jika Ara sudah kekeh tidak mau tidur satu ranjang dengan dirinya, membuat Zivan mengurungkan niatnya dan membiarkan semua keputusan ara.

Tak lama setelah Zivan memejamkan mata, ia merasa ada yang masuk dalam selimut yang di pakainya, saat ia membuka mata dan menoleh ke samping, Zivan mendapat Ara ada di sampingnya. Wajahnya begitu dekat hingga nafas yang di hembuskan Ara langsung menerpa wajah Zivan.

Tak tahu bagaimana Ara mengingkari ucapannya, namun ia sekarang berada di samping Zivan bahkan memeluk tubuh Zivan.

Zivan hanya bisa membiarkannya dan menata posisi kepala Ara agar lebih nyaman tidur.

*

*

*

Keesokan harinya saat Ara terbangun, ia terkejut dengan dirinya sendari yang tertidur di atas ranjang, dan seingatnya, ia tadi malam tidur di lantai hanya dengan beralaskan selimut.

Apa yang terjadi, kenapa aku bisa tidur di sini, bukankah tadi malam aku- .Oh tidak jangan-jangan pria itu, maksudku suami dadakan ku itu sudah menyentuh tubuhku. Oh ... tidak.

Ara pun memeriksa tubuhnya dan merasa lega saat semuanya masih terlihat utuh tak ada tanda-tanda yang aneh.

Ara kembali di buat terkejut saat Zivan keluar dari kamar mandi dan hanya melilitkan handuk di pinggangnya. Mata Ara tertuju pada leher Zivan yang memiliki tanda yang cukup jelas di beberapa bagian.

"Itu ... tanda itu dapat dari mana?" tanya Ara spontan sambil menunjuk ke arah leher Zivan sedangkan Ara masih duduk di atas kasur.

Zivan memegang leher yang memiliki tanda yang di maksud Ara.

"Ini maksudmu? Aaahhh ... apa kamu lupa? ternyata kamu cukup nakal, aku kira kata-katamu sesuai dengan sikapmu, ternyata aku salah. Kamu lihat ini, ini, dan ini, semuanya itu ulahmu. Kamu sudah seperti vampir yang haus darah tidak bisa di cegah," jelas Zivan.

Ara langsung menutup mulutnya saat mendengar apa yang sudah ia lakukan. Ara benar-benar tak percaya jika dirinya bisa berbuat begitu pada seorang pria yang ia benci.

"Kau pasti mengarang cerita kan, mana mungkin aku yang melakukan itu padamu sampai tiga tempat. Aku yakin itu pasti tanda bohongan, hanya untuk mempermalukan aku," sela Ara.

Zivan pun menghampiri dan mendekati Ara hingga keduanya begitu dekat. Ara yang ingin menghindari Zivan pun terjengkang kebelakang.

"Perhatian baik-baik, apa ini terlihat palsu? jelas-jelas kamu yang melakukannya. Jangan naif ternyata kamu suka dengan pria yang lebih dewasa sampai kamu Begitu ganasnya melakukan itu tanpa sadar." Ejekan Zivan membuat Ara tersinggung dan langsung mendorong tubuh Zivan yang berada di atas Ara untuk segera menjauh darinya, wajah Ara langsung memerah karena malu, jika yang diomongkan Zivan benar, tak tahu lagi bagaimana membayangkan hal yang terdiri tadi malam.

TBC......

jangan lupa tinggalkan jejak.*****

Terpopuler

Comments

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

aku ngakak bayanginya😂 apa Ara ngigau jail🤣

2022-05-11

0

vir@ erick

vir@ erick

Lanjut thorr.. Seru

2022-05-05

2

Lastiar Hasibuan

Lastiar Hasibuan

authorr ma number one klu ngarang cerita . aku masih penasaran siapa tu Ara???. kembaran amela kah?
dan apa tujuan zivan nikahi Ara??.
lanjut kakak authorrrr

2022-05-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!