Ara merasa bersalah atas apa yang menimpa Mimia, seandainya penyamarannya lebih rapi, mungkin semua ini tak akan terjadi yang membuat dirinya dan juga Mimia terjebak di dalam situasi yang tak terprediksi sebelumnya.
Zivan menarik lengan Ara dengan kasar, menjauhkannya dari Mimia.
"Sudah habis waktunya, sekarang tanda tangani ini dan temanmu itu akan menjadi saksi, jika kamu sampai melanggar perjanjian, dia yang akan menanggung akibatnya." Ancam Zivan tanpa perasaan. Ara menatap tajam pria yang sudah menjebaknya itu dengan penuh kebencian.
"Apa maksudmu, jangan libatkan dia. Ini urusan kita berdua, jangan libatkan dia dalam masalah ini." Ara mempertegas ucapannya, tak terima jika dirinya di kekang.
Zivan bukanlah pria yang mudah di gertak, bagi Zivan ucapan Ara barusan hanyalah bentuk persetujuan.
Dengan terpaksa Ara pun menandatangani surat perjanjian tersebut tanpa membaca terlebih dahulu, perjanjian apa yang di inginkan zivan selain pernikahan dan itu artinya ia akan terikat dalam tiga bulan dengan laki-laki aneh dan misterius yang sangat kejam itu.
Setelah mendapatkan tanda tangan Ara, Zivan pun memberi kesempatan pada Ara untuk berbicara bersama Mimia.
"Aku beri waktu kamu untuk mengucapkan selamat tinggal padanya," ucap Zivan sambil menjambak rambut Ara dengan kasar lalu melepaskannya kembali.
Mimia melihat perlakuan Zivan pada Ara, membuat Mimia ingin marah dan ingin menghajar Zivan saat itu juga.
"Kenapa kamu lakukan? Mengikat perjanjian dengan laki-laki bedebah itu. Dia menjebakmu Ara, dia hanya memanfaatkan kamu untuk kepentingannya. Jangan lanjutkan Ara, aku tidak mau kamu kenapa-kenapa," ucap Mimia dengan nafas tersengal karena dadanya yang terasa sakit.
Ara hanya menggelengkan kepalanya, "Aku telah melakukan kesalahan fatal Mi, aku tidak ingin misi kita gagal, dan aku juga tidak mau melihat kamu seperti ini. Kita rekan yang harus saling melindungi. Berjanjilah padaku untuk tetap bertahan, dan aku janji akan segera meminta tuan Zivan membebaskan kamu. Mi juga tolong jangan katakan apapun pada Tuan Bold tentang ini, aku tidak ingin Tuan Bold menyampaikannya pada papa." Ara meraih tangan mimia yang masih berlumuran darah yang mulai mengering dan meletakkannya di atas kepalanya.
Mau tidak mau, Mimia pun berjanji dan akan menepati semua janjinya." Aku janji, tak akan mengatakan ini semua pada siapapun, tapi kamu juga harus janji, jika terjadi sesuatu atau pria bre*ngsek itu menyakitimu, kau harus katakan padaku, biar aku yang akan menghabisi nyawanya dengan tanganku."
Setelah keduanya saling berjanji, Mimia meminta Ara untuk pergi meninggalkan dirinya, agar Ara tak melihat dirinya yang berusaha menahan rasa sakit, akibat siksaan yang diberikan anak buah zivan.
Mereka tiba-tiba menyekap Mimia hanya untuk mendapatkan informasi tentang Ara, namun Mimia tak bungkam, tak membiarkan siapapun melukai Ara ataupun mengetahui identitasnya. Mimia tetap menutup mulut walaupun berkali-kali mendapatkan pukulan keras dari anak buah Zivan, Mimia tak perduli bahkan jika nyawanya terancam.
Dengan langkah terhuyung, Ara keluar dari gudang dan menghampiri Zivan yang sudah menunggu.
Tatapan mata Zivan yang seperti elang itu, seolah ingin mengintimidasi Ara saat itu juga.
"Aku sudah menandatangani perjanjian denganmu, bisakah kau bebaskan dia. Kau sudah terlalu kejam menyiksanya hingga dia terluka parah, dia harus segera di obati." Ara menatap Zivan dengan murka, kebenciannya membuat Ara ingin sekali membunuh zivan saat ini juga, namun ia tak bisa lakukan itu.
Plaaakkk ...
Sebuah tamparan dari tangan besar zivan melayang di pipinya untuk kedua kalinya, namun kali ini Ara tidak goyah, ia masih bisa berdiri tegap. Kebencian telah memberinya kekuatan untuk bertahan.
Zivan mencengkeram lengan Ara yang terluka dengan keras, memuat Ara merasakan kesakitan yang teramat sangat, namun ia hanya bisa menggigit bibir bawahnya untuk melawan rasa sakit itu.
"Dengarkan aku baik-baik, sampai detik ini tidak ada satu orang pun yang bisa memerintahku termasuk kamu, dan ingat satu hal, jika kamu ingin temanmu itu tetap bertahan hidup, jadilah wanita yang patuh." Ancam zivan, lalu melepas cengkramannya dan menarik paksa Ara ke dalam mobil.
Tak pernah terbayangkan dalam benak Ara, jika dirinya akan di pertemuan dengan seorang pria yang sangat arogan seperti zivan. Selama lima tahun terakhir menjalankan misi, udah banyak sekali Ara bertemu dengan laki-laki dengan berbagai macam sifat, namun mereka semua tidak seperti Zivan.
Saat sekilas Ara memperhatikan wajah zivan, Ara seolah terhipnotis dan melupakan apa yang baru saja zivan lakukan padanya.
"Tutup matamu dan jangan menatapku," ucap Zivan tanpa menoleh. Secepat kilat Ara langsung memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil dan segera menutup mata.
Dasar pria arogan, tak sesuai dengan ketampanan wajahnya. Siapa juga yang betah jadi istrinya kalau sikapnya sangat kasar. Ara menggerutu dalam hati mendapati sikap Zivan yang kasar.
Tak lama, mereka pun sampai di sebuah villa yang berada di dataran tinggi. Villa yang cukup luas dan juga dengan penjagaan ketat.
Ara kembali menatap zivan dengan tatapan penuh dengan kecurigaan. Menurut pengamatan Ara, laki-laki yang ada di sampingnya ternyata bukan orang sembarangan dan kemungkinan besar memiliki pengaruh besar di kota A.
Siapa sebenarnya Tuan Zivan ini? Kenapa Tuan Bold tidak memberitahuku tentang laki-laki ini, sangat mustahil jika kehidupannya dan kekuasaannya tidak di ketahui publik. Gumam Ara, sebelum akhirnya di tarik paksa keluar dari dalam mobil.
Aaaauuuhhhh ...
"Bisa sedikit lembut gak sih, aku ini bukan binatang," ucap Ara dengan kesal. Namun Zivan tak menanggapinya malah semakin kasar menarik Ara saat membawakan masuk kedalam villa.
Seorang wanita paruh baya tergopoh-gopoh menghampiri Zivan.
"Beri dia pakaian ganti, dan antarkan dia ke kamar!" perintah Zivan. Pelayan itu pun segera membawa ara pergi ke sebuah kamar ganti dan memberikan salah satu pakaian yang di ambil dari dalam lemari.
"Silahkan ganti pakaian Nona dengan ini. sebelumnya silahkan membersihkan diri dulu, airnya sudah saya siapkan." Dengan sopan wanita itu memberitahu apa yang harus ia lakukan.
Setelah membersihkan diri, ara mengganti pakaian yang sudah di berikan padanya untuk di kenakan, dan di persilahkan mengenakan make-up yang tersedia di atas meja rias. Semua make-up yang ada memiliki merk terkenal dengan harga yang mahal.
Ara Masih bingung dengan tujuan zivan sebenarnya, di tambah surat yang Ara tanda tangani sama sekali belum ia baca.
Ara pun menghampiri kamar Zivan, tanpa permisi Ara pun menerobos masuk, dan saat itu juga, zivan baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya.
Aaahhhh ....
Ara berteriak spontan saat melihat tubuh polos zivan tanpa sengaja dan buru-buru saja Ara membalikkan tubuhnya agar tidak melihat zivan yang tubuhnya terekspos.
Zivan tak sengaja mengukir senyum saat melihat tingkah aneh Ara, namun segera kembali ke ekspresi wajah dinginnya saat menyadari apa yang sudah ia lakukan.
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Anonymous
kirain yg namanya seorg agen jago bela diri…knp ditampar diem aja
2024-03-26
0
Yusuf Kalaha
pandangan pertama
2022-05-22
0
💮Aroe🌸
zivan sadis juga😅 itu ngilu pasti luka di teken😬
2022-05-11
0