Ch~3 pembalasan

Sesampainya di apartemen, Mimia langsung membawanya ke kamar mandi dan meletakkan tubuh Ara di dalam bathtub dan mengguyur tubuhnya dengan Air dingin. Itulah salah satu cara yang bisa Mimia lakukan untuk menghilangkan pengaruh dari obat pe*rang*sang yang diminum Ara.

"Sadar Ara... jika aku tidak tepat waktu datang, kamu pasti sudah jadi santapan pria kesepian itu." Oceh Mimia dan terus mengguyur Ara mengunakan shower sampai Ara benar-benar menggigil kedinginan.

Ara terus meronta, berusaha mengambil shower yang sedang di pegang Mimia. Namun Mimia tetap tidak berhenti, ia terus mengguyurnya, hingga baju yang dikenakannya basah kuyup dan menyebabkan bagian tubuh Ara tercetak jelas dari luar baju.

Mimia berusaha memalingkan wajahnya, Ia sadar sebagai seorang pria tulen, Mimia bisa saja tergoda dengan bentuk tubuh Ara yang benar-benar membuat pria menginginkannya.

Mimia pun meninggalkan Ara di kamar mandi dan menjauhkan dirinya. Ia pun segera mengusap wajahnya dan beberapa kali menampar wajahnya sendiri pelan menyadarkan dirinya dari pikiran kotor yang baru saja menyelimuti pikirannya.

"Kau benar-benar keterlaluan Mi. Aku kedinginan, aku menggigil." Ucap Ara dengan bibir gemetar saat sudah sepenuhnya sadar. Ara segera membersihkan diri dan mengganti pakaian dengan pakaian yang lebih hangat.

Mimia yang sudah kembali normal pun, menjawab dan berkata, "seharusnya kamu berterimakasih padaku, kalau saja aku tidak datang tepat waktu, entahlah apa yang akan terjadi padamu. Lagian aku bilang kan ruang nomor kosong enam kenapa kamu masuk di ruang kosong sembilan. Angkanya yang terbalik, atau kamunya yang terbalik." Mimia terus mengomel karena Ara gagal mendekati target dan juga kesal karena telah membangkitkan sesuatu yang membuatnya tersiksa.

"Maaf, aku benar-benar kacau. Aku gak tahu, apa yang sudah dimasukkan Lola dalam minumanku yang tiba-tiba membuatku kepanasan seperti ulat. rasanya aku ingin di sentuh dan di belai. Hah... godaan berat, bekerja di klub malam ya begini." Jelas Ara setelah sadar dan kembali normal.

"Apa yang akan kamu lakukan dengan Lola dan yang lainnya, jangan sampai kamu di pecat dari pekerjaan itu. Aku yakin, mereka sengaja ngerjain kamu biar kamu bisa di pecat. Lagian kamunya juga terlalu ke asik membuat mereka jadi tersisihkan dan banyak tamu yang candu denganmu dan hanya mau kamu yang menemani mereka. Tapi bagaimana triknya padahal kamu gak pernah memberikan plus-plus pada mereka, kenapa mereka selalu mencari kamu." tanya Mimia panjang lebar.

"Entahlah aku juga tidak tau, buat Lola dan juga yang lain, mereka harus mendapatkan pelajaran yang setimpal, jika saja kamu tidak menemukan aku. Aku pasti sudah ternoda dengan laki-laki gila itu. Benar-benar gila, jika aku bertemu dengannya akan aku balas perbuatannya yang dengan ringannya menampar wajahku tanpa perasaan." menatap tubuhnya di cermin dan juga pipinya yang masih merah bekas tamparan.

"Aku setuju, dan aku akan membantu membalas perbuatan mereka, kau harus buktikan pada mereka jika kamu bukanlah wanita lemah dan mudah di gertak apa lagi di kerjain, kalau bisa jangan kasih ampuh, buat dia biar di pecat sekalian."

Ara pun akhirnya bisa melewati malam yang hampir menjadi malam yang buruk. Inilah alasan sebenarnya kenapa Ara tidak mau menyamar di club malam, karena begitu banyak godaan yang bisa saja menghancurkan masa depannya.

Namun misi ini memaksanya untuk tetap masuk ke dalam night club yang menjadi tempat transaksi ilegal orang-orang yang menjadi target, Terutama seseorang yang sebenarnya sudah Ara incar, Namun sayang, ia belum punya cukup bukti untuk menjeratnya dan membuktikan jika ia terlihat dan merupakan otak di balik transaksi ilegal itu.

*

*

*

Keesokan harinya, Ara mendapatkan informasi jika malam nanti akan ada transaksi ilegal. Ara dan Mimia pun segera ambil siasat baru agar tidak kecolongan lagi.

Namun sebelumnya, Ara ingin memberikan sedikit pelajaran pada Lola dan kedua temannya itu yang sudah berani ngerjain dirinya.

Ara menggunakan skill make-upnya dengan membuat lebam diwajahnya.

"Bagaimana Mi, apa ini sudah terlihat seperti lebam sungguhan?" tanya Ara saat memperlihatkan hasil make-upnya.

"Sempurna. Bagaimana apa kita bisa mulai? waktu kita sangat terbatas." tanya Mimia.

*****

Saat Ara memulai rencananya, dengan berbagai akting untuk menyudutkan Lola, Mimia yang menyaksikan pun terheran-heran, melihat cara Ara membuat jera Lola. Aktingnya sangat luar biasa yang mampu menyudutkan Lola.

"Apa-apaan kamu Ara, kapan aku melakukan kekerasan padamu, aku hanya mencampurkan minuman mu dengan obat pr**Ng." Ucap Lola yang gugup karena tersudut hingga tanpa sadar berkata jujur.

"Bapak dengarkan, dia melakukan itu padaku. Apa salahku, aku tidak pernah mengganggunya, tapi kenapa dia jahat sekali padaku bahkan baju kesayanganku hancur karena ulahnya." ucap Ara membela diri dan mengeluarkan air mata palsu.

"Lola, kenapa kamu jadi begini? aku mempercayai kamu kerena kamu karyawan senior di sini, dan pantas saja, karyawan baru di sini tidak ada yang betah, ternyata ulah kalian yang mengusik mereka." ucap manager.

"Kali ini sepertinya kalian gagal untuk mengeluarkan Ara dari pekerjaan ini, karena kalianlah yang akan aku pecat." Ucap tegas sang manager dan membuat mereka ternganga tak bisa berkata apa-apa.

"Tapi pak ...!"

"Tidak ada tapi-tapian, aku lebih baik mengeluarkan kalian bertiga dari pada mengeluarkan Ara yang memiliki kinerja dalam melayani tamu lebih baik."

Perangkap yang awalnya untuk menjebak Ara kini berbalik menjerat Lola yang membuatnya harus di pecat dari pekerjaan.

"Kamu benar-benar hebat Ara, baru kali ini aku melihat gadis secerdas kamu, memakai trik-trik halus tapi mematikan. "Puji Mimia yang kagum dengan tindakan yang dilakukan Ara.

"Sudahlah jangan memujiku terus, nanti kepalaku tambah besar. Kita fokus kembali dengan target kita, biar misi kita segera selesai."

Ara dan Mimia kembali fokus bekerja tanpa mendapat gangguan lagi dari Lola.

Tak lama kemudian, Pria yang menjadi target pun muncul dengan membawa seorang gadis belia bersama dengan beberapa bodyguard, Ara mulai mengawasi setiap pergerakannya dan berharap kali ini dia bisa mengorek informasi dan juga bisa menggagalkan rencana mereka.

Namun saat Ara hendak pergi, dirinya di kejutkan dengan kedatangan pria yang tak asing dan seperti pernah ia lihat sebelumnya, sedang berjalan menuju meja bartender.

Jantung Ara seakan-akan berhenti berdetak saat melihat pria tersebut, seolah ada sesuatu yang sangat sulit di ungkapkan.

Ara pun mendapat teguran dari Mimia untuk kembali fokus dan segera masuk ke ruangan tempat mereka transaksi untuk memata-mata dan mencari informasi sedetail mungkin dengan penyamarannya sebagai pelayan.

To Be Continued

Terpopuler

Comments

David lendi

David lendi

good

2022-06-27

0

Mak Aul

Mak Aul

lanjut

2022-05-23

2

Yusuf Kalaha

Yusuf Kalaha

pria itu

2022-05-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!