Gadis Scorpio
Byuuuurrr!!!
Mami Peny mengguyur tubuh Minerva yang masih meringkuk di dalam selimutnya. Ini adalah hari ke lima, Minerva tinggal di Rumah Pejabat Tinggi Negara yang bernama Tuan Aris Nagara.
Beberapa hari yang lalu, Papi Aris membawa Minerva dari Panti Asuhan untuk tinggal dalam keluarga kecilnya karena Papi Aris menabrak Minerva saat sedang berjualan di pinggir jalan dan Minerva mengalami cidera yang parah. Sebagai rasa tanggung jawab dan permintaan maaf pada Minerva, Papi Aris mengambil hak asuh Minerva dari panti asuhan.
Mami Peny dan Jovita, putri semata wayang Papi Aris awalnya menolak mentah-mentah saat Minerva hendak tinggal bersama mereka. Tapi demi nama baik Papi Aris di Kantor Pusat Negara, mereka akhirnya menerima Minerva untuk tinggal bersama mereka.
"Hei, gadis pembawa sial! Cepat bangun! Kau sudah sembuh bukan? Bereskan rumah ini dan memasak!" perintah Mami Peny membuat Minerva terperanjat dari tempat tidurnya.
Betapa terkejutnya Minerva mendapati Mami Peny yang terlihat kejam pagi ini. Beberapa hari yang lalu, Mami Peny selalu bertutur kata yang baik dan lembut padanya.
Minerva mengucek ngucek matanya, berharap pagi ini dia sedang bermimpi buruk.
"Hei, jangan buang-buang waktu. Segeralah berberes rumah dan siapkan sarapan untuk aku dan Jovita." pekik Mami Peny tepat di telinga Jovita dengan suara yang melengking.
Kali ini Minerva benar-benar tersadar bahwa dirinya sedang tidak bermimpi. "Mami, aku tidak salah dengar kan?" tanya Minerva membuat Mami Peny melayangkan tangannya dan menampar pipi Minerva.
"Jangan panggil aku, Mami! Aku bukanlah Mamimu. Panggil aku Nyonya dan kau adalah pembantuku saat Papi Aris tidak ada di rumah." jelas Mami Peny sambil meninggalkan Minerva sendirian di kamar.
Satu bulir air mata langsung jatuh membasahi pipi Minerva. Ia benar-benar tidak menyangka, ternyata istri dari Tuan Aris sebenarnya tidak menerima dirinya. Akhirnya Minerva segera bergegas untuk menjalankan perintah Nyonya besarnya.
Minerva sudah terbiasa membersihkan rumah dan memasak saat di panti asuhan. Jadi kegiatan pagi ini tentu tidak merepotkan baginya. Selesai memasak dan menyiapkan makanan, Minerva segera membersihkan dirinya di kamar mandi.
"Hei, babu. Hari ini kau mulai masuk ke sekolahku. Jangan sok dekat denganku, karena kamu tetap akan menjadi babuku selama di sekolah." ucap Jovita saat Minerva keluar dari kamar mandi.
"Hemmm." jawab Minerva singkat. Ia bersegera masuk ke dalam kamarnya, memakai seragam barunya dan menyisir rambutnya.
Minerva tidak memiliki make up seperti gadis pada umumnya, tetapi bulu matanya yang lentik, alisnya yang sedikit tebal, dan bibirnya yang sudah memerah alami membuatnya terlihat cantik natural.
Setelah menyiapkan keperluan sekolahnya, Minerva keluar dari kamarnya untuk sarapan. Sayangnya, Jovita yang sudah siap lebih awal langsung memerintahkan Minerva untuk berangkat sekolah tanpa menyantap sarapan sedikit pun.
"Lama banget sih kamu, ayo buruan keburu terlambat! Dasar lelet!" ucap Jovita saat Minerva baru saja keluar dari kamarnya.
"Tapi Jo, aku belum sarapan." keluh Minerva mengingat semalam dirinya juga makan hanya sedikit.
"Heeeeh! Kamu bantah Jovita?" gertak Mami Peny dan Minerva langsung menggelengkan kepalanya. "Buruan ikuti perintah Jovita!" pekik Mami Peny dan Minerva langsung berjalan di belakang Jovita.
Saat Minerva hendak masuk ke dalam mobil, Jovita langsung menahannya. "Tempat kamu bukan disini. Bisa kotor mobil aku kalau kamu duduk di dalam." ucap Jovita.
Kini Minerva mulai menggigit bibir bawahnya. "Trus aku dimana?" tanya Minerva.
"Pak, tolong buka bagasi mobil. Kasih tempat buat anak pungut ini!" perintah Jovita pada supir pribadinya.
"Tapi Non ___."
"Jangan membantah atau gaji bapak saya potong!" ancam Jovita.
Supir pribadi Jovita langsung membukakan bagasi belakang dan Minerva pun langsung masuk meringkuk di bagasi mobil.
"Maafkan saya ya Non." supir pribadi Jovita meminta maaf pada Minerva karena merasa tidak enak.
"Gak usah minta maaf sama dia. Buruan!" pekik Jovita yang kesekian kalinya.
Akhirnya Pak supir menutup bagasi dan segera mengemudikan mobilnya.
Sesampainya di sekolah, Jovita keluar dari mobil dan seperti biasa, ia langsung disambut oleh ganknya yang tidak lain ialah Lani, Dina, dan juga Adra.
"Hai Princess Jovita." sapa Lani, Dina, dan Adra sambil melambaikan tangan mereka ke arah Jovita seperti biasanya.
Tak lama kemudian, Minerva membuka bagasi mobil dan keluar dari sana membuat semua pandangan siswa di sekolah memandang ke arah mobil Jovita. Tepat saat Emir (Senior paling keren di sekolah) memarkirkan motornya, Minerva sudah berdiri di belakang bagasi mobil.
"Ya ampuun Princess Jovita, siapa yang kamu bawa?" tanya Adra menunjuk ke arah Minerva.
"Surpriseeee, dia adalah babu kita di sekolah. Kalian bebas ngelakuin apa aja sama dia." jawab Jovita.
Minerva memejamkan matanya dan menarik nafasnya perlahan. "It will be okey, Minerva." batin Minerva.
"Hei, buruan bawa tas kita!" perintah Jovita yang kemudian memberikan tasnya dan milik ketiga temannya pada Minerva.
Minerva menerimanya sampai terhuyung dan hampir terjatuh. Emir yang baru saja turun dari motornya langsung mendekat ke arah Minerva dan membantunya.
"Are you okey?" tanya Emir pada Minerva membuat Jovita meradang.
"Kak Emir, ngapain perhatian sama cewek babu kayak dia sih?" tanya Jovita geram.
"Jovita, emang kamu gak kasihan? Kamu gak seharusnya memperlakukan dia seperti ini." tukas Emir menunjuk ke arah Minerva.
Minerva hanya diam saja dan berlalu membawa tas Jovita dan teman-temannya.
"Tuh, Kak Emir lihat sendiri kaan. Ini memang tugas dia. Kak Emir kalo mau minta dibawain juga boleh kok." Jovita mulai mendekat ke Emir dan memegang lengannya. Sayangnya Emir langsung menepis tangan Jovita dan meninggalkannya begitu saja.
"Si*l!" umpat Jovita yang kemudian berjalan menuju kelasnya bersama dengan teman-temannya.
Semua pandangan siswa di sekolah masih ke arah Minerva, ada beberapa dari mereka yang mencibir dan mengesampingkan Minerva. Ada juga yang memandang ke arah Minerva dengan pandangan iba.
Setelah mengantarkan tas milik Jovita dan teman-temannya, kini Minerva menuju ruang kepala sekolah untuk menghadap.
"Minerva Bee. Putri angkat Tuan Aris Nagara. Pindahan dari SMA Negeri 121 ya. Benar begitu?" tanya Pak Roni, kepala sekolah di SMA Cahaya Pelangi.
"Benar Pak."
"Kelas kamu di ujung koridor ini. Tuan Aris meminta kami untuk memberikan kelas yang sama dengan Jovita agar kamu mudah untuk beradaptasi dengan yang lain."
Kata kata Pak Roni justru membuat Minerva terus menjadi bulan bulanan Jovita menindasnya. Lagi lagi Minerva harus menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Terima kasih pak, kalau begitu saya permisi dulu."
"Selamat belajar Minerva. Enjoy your class." ucap Pak Roni dan Minerva langsung undur diri dari hadapan kepala sekolah.
Minerva langsung masuk ke kelas barunya dengan perasaan tidak karuan. Ia merasa kali ini masuk ke dalam neraka paling dalam di dunia. Benar saja dugaan Minerva, baru saja ia melangkahkan kakinya ke dalam kelas, Jovita langsung membuatnya sangat malu.
"Hai Guys. Perkenalkan itu babu aku." ucap Jovita pada teman-teman kelasnya. Semua mata memandang ke arah Minerva yang sedang menundukkan kepalanya.
"Babu kamu cantik banget, Jo." celetuk salah satu siswa laki-laki di kelas Jovita dan disusul keriuhan di dalam kelas.
"Kalian juga boleh menganggap dia babu kalian, tapi harus dikomunikasikan lebih dulu denganku." lanjut Jovita membuat seisi kelas bersorak ramai.
Tapi keriuhan itu langsung berubah saat guru kelas mereka datang. Bu Silvi langsung memperkenalkan Minerva di depan kelas. Setelah memperkenalkan diri, Minerva duduk tepat di depan Adra.
Dengan sengaja Adra menarik kursi Minerva dan membuat Minerva terjerembab hingga rok yang dipakai Minerva terbuka ke atas.Untungnya Minerva memakai short pants. Buru - buru Minerva menutup Rok bawahnya dan membenarkan seragamnya.
Seisi kelas menahan tawa melihat Minerva terjatuh. Tak ada satu pun yang berani membantu Minerva.
"Lain kali hati-hati, Minerva! Saya tidak mau pelajaran saya tertunda karena kecorobohanmu." ucap Bu Silvi.
"Maafkan saya bu." ucap Minerva dan Bu Silvi memulai pelajarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Nirwana Asri
tulisannya rapi 😍
2022-10-27
0
Eka Nurmila
ini guru adabnya salah juga nih.
kok seperti itu berucap
2022-09-24
1
yanktie ino
hai sayangku
yanktie hadir dengan setangkai mawar untukmu
2022-08-13
0