Setelah pelajaran Bu Silvi, kini kelas Minerva adalah jam pelajaran olahraga. Seluruh siswa langsung mengganti seragam mereka dengan seragam olahraga. Minerva kini harus mawas diri agar tidak kembali dikerjai oleh Jovita. Ia cepat cepat mengganti seragamnya saat Jovita dengan ganknya masih di dalam kelas.
Brukkk!!!
Karena terburu-buru, Minerva tidak sengaja menabrak seseorang. "Maaf, aku gak sengaja." Minerva menangkupkan kedua telapak tangannya dan langsung pergi tanpa menunggu balasan dari orang yang ditabraknya.
Emir yang ditabrak Minerva akhirnya menunggunya selesai mengganti baju dan bersandar di dinding luar kamar mandi. Segerombolan gank Jovita melihat Emir bersandar di dinding langsung memberi kode pada Jovita.
"Cieee, ditungguin tuh sama abang Emir." goda Dina pada Jovita sambil menunjuk ke arah Emir berdiri.
"Waaaaah, kayak nya akan ada pesta jadian nih antara Emir sama Jovita." timpal Lani menggoda ketua ganknya.
"Udah, kita jangan ganggu Princess. Mendingan kita ganti baju duluan aja yuk." ajak Adra pada kedua temannya.
Jovita langsung berjalan mendekati Emir. "Hai kak, mau main basket ya." sapa Jovita melihat Emir yang sudah mengenakan kaos basketnya.
"Iya." jawab Emir singkat.
"Pulang sekolah kita jalan yuk kak. Kemana gituh." ajak Jovita.
Bukan menjawab ajakan Jovita, Emir justru mengamit lengan Minerva yang melewatinya begitu saja. Minerva yang tidak menjaga keseimbangannya pun hampir terjatuh jika Emir tidak menahannya.
Emir memandangi Minerva secara intens membuat Minerva sedikit gugup. Melihat Emir dan Minerva berpelukan membuat Jovita makin geram dengan Minerva. "Minerva!!!" pekik Jovita membuat Minerva melepaskan tangan Emir.
"Oooooh, jadi nama kamu Minerva. Nama yang cantik, secantik orangnya." ucap Emir membuat Jovita makin meradang.
Jovita ingin sekali menjambak rambut Minerva, tapi langsung dicegah oleh Emir. "Aku ada perlu sebentar dengan Minerva." ucap Emir.
"Tidak bisa!" Jovita langsung mencengkeram lengan Minerva dan menariknya menjauh dari Emir. "Dia tidak boleh berbicara dengan siapa pun tanpa izin dariku." tukas Jovita tidak suka.
"Baiklah, bagaimana jika nanti malam kita bertemu di Cafe Newbie?" Emir memberi penawaran pada Jovita.
"Okey, as your wish Kak Emir." jawab Jovita melepaskan cengkeramannya dan segera masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah lengannya terbebas dari cengkeraman Jovita, Minerva langsung melangkahkan kakinya menuju ke kelas.
"Tunggu Minerva." Emir mengejar Minerva dan menghadangnya. "Kau menabrakku tadi."
"Maaf Kak." ucap Minerva tanpa memandang Emir sedikit pun.
"Minerva, aku _"
"Aku tidak ingin buat masalah dengan Jovita, permisi." Minerva langsung pergi meninggalkan Emir yang mematung di depan kamar mandi.
Tiba tiba gank Jovita keluar dari kamar mandi dan membicarakan perihal Emir yang mengajak Jovita ke Cafe Newbie.
"Congratzz yaa Princess Jovita, akhirnya nanti malam dating sama pangeran Emir." celetuk Adra membuat pipi Jovita merona.
"Waaaaah, kayaknya nanti malam seru nih." Lani menambahkan.
"Nanti malam kalian pasti aku kabarin deh perkembangannya." ucap Jovita.
"Jovita." panggil Emir membuat Jovita makin merona. "Nanti malam ternyata aku gak bisa. Maaf ya." lanjut Emir yang langsung pergi meninggalkan Jovita.
Deg. Jovita terdiam menatap punggung Emir yang meninggalkannya. Ada rasa sesak yang menyeruak di dalam dadanya. Tak terasa air mata Jovita menetes di pipinya.
Adra, Lani, dan Dina langsung mengusap bahu Jovita dan menghiburnya.
"Aku yakin, ini pasti gara-gara babu kamu, Princess Jovita." ucap Dina menghibur Jovita.
Jovita kini teringat saat meninggalkan Emir bersama Minerva sebelum mengganti seragamnya. Ia pun langsung melangkahkan kakinya menuju ke lapangan dan menemui Minerva.
Plak!
Satu tamparan keras mendarat di pipi mulus Minerva sampai pipinya memerah dan tertanda cap tangan Jovita.
"Apa yang kamu katakan sama Kak Emir? Kamu pasti menghasut dia kan tadi?" tanya Jovita yang kini menjambak rambut Minerva.
"Aku gak bilang apa-apa sama Kak Emir." Minerva terus berusaha melepaskan tangannya dari rambutnya.
Untungnya Pak David selaku guru olahraga datang dan langsung melerai keduanya.
Priiiiit!!!!
"Apa yang kalian berdua lakukan?" gertak Pak David. Jovita langsung melepaskan tangannya dari rambut Minerva sambil bersungut-sungut.
Melihat siswa baru dengan keadaan yang sangat berantakan membuat Pak David iba. Sayangnya ia tidak berani menghukum Jovita, karena ayahnya adalah komite tertinggi di sekolah.
"Kamu anak baru ya?" tanya Pak David dan Minerva mengangguk sambil merapikan rambutnya. "Siapa nama kamu?"
"Minerva pak."
Tanpa basa basi lagi Pak David memulai pelajaran olahraga. Pemanasan kali ini dipimpin oleh ketua kelas. Baru lima menit pemanasan, Minerva langsung jatuh pingsan membuat semuanya ramai.
Pak David segera membawa Minerva ke UKS sedangkan siswa yang lain masih melakukan pemanasan. Emir yang memperhatikan Minerva dari lapangan basket, langsung berlari ke arah UKS mengejar Pak David.
"Princess, lihat tuh Kak Emir. Kayaknya dia kena guna-guna deh sama babu kamu." bisik Adra.
Jovita yang melihat Emir berlari ke UKS pun makin marah dan benci pada Minerva.
"Lihat aja ntar, aku akan bikin babu itu menyesal." gumam Jovita.
Sedangkan Pak David langsung merebahkan Minerva di ranjang UKS dan memberinya minyak aromatherapy untuk membantunya siuman.
"Biar saya saja Pak yang menjaga Minerva. Bapak bisa lanjutkan mengajar." ucap Emir dan Pak David pun menitipkan Minerva padanya.
Emir pun memesankan teh hangat dari kantin dan membantu membuat Minerva siuman.
Tak berapa lama, Minerva membuka matanya. Emir langsung membantu Minerva untuk duduk dan meminumkan teh hangat yang sudah dipesan olehnya.
"Thanks." ucap Minerva singkat.
"Kamu belum sarapan ya? Mau aku pesankan makanan dari kantin?" tanya Emir dan Minerva langsung menggelengkan kepalanya.
"Gak usah. Aku gak mau cari masalah." jawab Minerva yang terdengar sangat dingin di telinga Emir.
Kriuk kriuk! Bunyi perut Minerva membuat Emir melebarkan senyumnya dan langsung mengetik pesanan bubur ayam ke kantin.
Saat pesanan tiba, Emir langsung menyuapi Minerva. Sayangnya Minerva langsung menolaknya.
"Kamu harus makan, Minerva!"
Minerva masih saja membuang mukanya. "Buka mulutmu, sedikit saja." Emir tetap menyuapkan bubur yang ia pesan ke mulut Minerva.
"Biar aku makan sendiri." ucap Minerva yang langsung mengambil mangkok bubur ayam dari tangan Emir.
Emir terus memandangi Minerva yang menyantap bubur ayam sampai membuat Minerva kikuk.
"Terima kasih." ucap Minerva singkat.
"Aku hanya _"
"Pergilah, kehadiranmu hanya menjadi neraka untukku." tukas Minerva membuat Emir mendengus kesal.
Bukannya pergi, Emir justru memberikan ponselnya pada Minerva. "Ketikkan nomor ponselmu, maka aku akan pergi."
"Aku tidak punya. Pergilah." jawab Minerva.
"Bagaimana jika aku tidak pergi?" tanya Emir.
"Aku yang akan pergi." Minerva menurunkan kakinya dari tempat tidur.
"Oke oke. Aku akan pergi." ucap Emir yang akhirnya mengalah. "Speedy Recovery, Minerva."
Minerva hanya menjawab dengan deheman dan menghabiskan bubur ayamnya.
Bel pulang sekolah berbunyi. Waktu yang sangat tidak diinginkan Minerva, yaitu kembali ke Nerakanya di dunia. Benar saja, Jovita sudah berdiri tegap di pintu UKS bersama teman-temannya.
"Dasar babu penyakitan. Cepat pulang, atau kau mau jalan kaki?" gertak Jovita dan Minerva langsung berjalan ke arahnya untuk membawakan tas milik Jovita dan teman-temannya.
Saat berjalan menuju parkiran, semua mata tertuju pada Minerva yang terlihat sangat lemas di belakang Jovita and the gank. Emir yang melihat Minerva kerepotan langsung berlari dan merebut barang bawaan Minerva.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Ayu Andila
nah loh, pangeran berkuda putih sudah datang 😍
2022-07-28
2
Ryoka2
Ihh😔
2022-05-16
1
Ryoka2
Wkwkwk🤭
2022-05-16
1