Pagi ini tidak ada drama apa pun di rumah karena Minerva telah mempersiapkan segalanya dengan sangat baik dan tertata. Mami Peny juga tidak banyak ngomel seperti biasanya karena ia sedang menikmati ponsel baru milik Minerva. Bahkan saat Jovita sarapan pun Mami Peny masih bermain ponsel.
"Pagi ini aku tidak mau masuk bagasi mobil." ucap Minerva saat mereka akan berangkat sekolah.
"Hei babu, tempat kamu itu cuma di bagasi mobil. Kalo gak mau, silahkan berangkat sendiri." timpal Jovita yang langsung masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Minerva.
Minerva melihat jam di tangannya, tiga puluh menit lagi ia akan terlambat sampai di sekolah. Tapi Minerva langsung membuka system scorpio untuk membantunya tiba lebih awal di sekolah.
Minerva berjalan ke arah halte sambil mengoperasikan system miliknya. Baru tiga langkah keluar dari gerbang rumah, Minerva terkejut dirinya sudah sampai di halte bus yang ia tuju. Bahkan mobil yang dinaiki Jovita terlihat masih di belakangnya.
"Awesome." gumam Minerva. Tak lama busway ke arah sekolah Minerva pun tiba dan Minerva langsung masuk ke dalam.
"Minerva." sapa Emir yang melambaikan tangannya dan memberi kode agar Minerva duduk di sampingnya.
Minerva tersenyum dan duduk di samping Emir. "Kok naik busway? Bukannya Kak Emir biasanya bawa motor ya?" tanya Minerva.
"Kamu perhatian juga ya sama aku?" goda Emir membuat Minerva tersenyum simpul.
"Biasa aja kali kak." timpal Minerva.
"Hari ini perkiraan macet parah karena akan ada demo mahasiswa. Jadi daripada terlambat, mending naik busway." jawab Emir yang tidak mengalihkan pandangannya dari menatap Minerva. "Untungnya ketemu kamu."
"You're Mine, Right?" goda Emir.
Minerva mengerutkan dahinya dan kemudian tertawa. "Kak Emir nih bisa aja. Masa iya huruf er-vi- sama a nya dibuang." celetuk Minerva.
"Kamu tuh cantik banget. Tapi makin cantik kalo lagi senyum kayak gini." puji Emir membuat Minerva tersipu malu.
Emir langsung mengambil ponsel dari saku baju Minerva dan memasukkan nomor ponselnya.
"Pulang sekolah bareng yuk." ajak Emir. "Nanti aku chat kamu." Emir kembali mengembalikan ponsel Minerva ke saku bajunya.
"Diiiih, Kak Emir nih. Gak sopan tauk." gerutu Minerva.
"Ponselnya di kunci dong, biar gak sembarang orang bisa buka ponsel kamu." ucap Emir.
"Iya deh. Siap-siap turun yuk." Minerva langsung berdiri saat busway hampir sampai di halte sekolahnya.
...***...
Saat masuk ke dalam kelas, Dina langsung menanyakan dimana Princess Jovita.
"Babu, mana Princess Jovita?" tanya Dina tetapi diacuhkan oleh Minerva.
Minerva terus saja berjalan sampai duduk di bangkunya.
"Heh, Babu. Budeg ya? Apa bisu?" Lani menggebrak meja Minerva.
Minerva langsung menarik kerah Lani hingga ia berjingkit ke atas. "Kalo ngomong bisa sopan dikit gak?" gertak Minerva sambil menghempaskan Lani.
Untungnya Lani tidak menabrak meja meskipun sempat terhuyung ke belakang. Gertakan Minerva kali ini membuat Dina dan Lani mundur ke belakang.
"Siapa yang kalian maksud babu, Hah??!!!" tanya Minerva membuat Dina dan Lani ciut nyalinya.
"Kita tunggu Princess di luar aja yuk." ajak Adra sambil menggeret dua sahabatnya keluar kelas.
Minerva kini membuka buku pelajarannya untuk mempersiapkan materi pagi ini.
"Hai Minerva, kenalkan aku Tiara." salah satu teman satu kelas Minerva mengulurkan tangannya ke arah Minerva.
"Hai Tiara." Minerva membalas uluran tangan Tiara.
"Kamu keren pagi ini, pertahanin terus Miny. Jangan mau di monopoli sama genk gak jelas itu." puji Tiara.
"Bener tuh Miny, kita dukung. Ya kan temen-temen?" Kini Seila mulai buka suara dan di dukung oleh teman lainnya.
"Thanks ya Guys." ucap Minerva dan tidak lama kemudian bel masuk pun berbunyi.
Jovita masih belum menampakkan dirinya membuat Minerva cukup tenang melewati pelajaran jam pertama hari ini. Tiba-tiba di tengah pelajaran, Jovita datang tergopoh gopoh karena ia sudah sangat terlambat.
"Maaf, saya terlambat." ucap Jovita sambil duduk di tempat duduknya.
Meski guru yang mengajar di kelas Jovita belum mempersilahkannya untuk duduk, Jovita tidak ambil pusing lagi lagi karena ayahnya adalah komite tertinggi di sekolah.
Jovita sangat heran yang melihat Minerva sudah duduk manis di dalam kelas. Karena perhitungan Jovita, Minerva juga pasti terlambat karena jarak rumahnya dengan halte cukup jauh.
Setelah pelajaran pertama selesai, Jovita langsung ke meja Minerva dan menggebraknya. "Hei babu! beruntung banget kamu gak terlambat ya. Cepet tulisin PR aku, bentar lagi mau dikumpulin!" perintah Jovita.
Minerva diam saja dan tidak menggubris Jovita hingga membuat Jovita naik pitam. Ia menarik kerah belakang Minerva, tetapi dengan sigap Minerva memelintir tangan Jovita hingga ia memekik kesakitan.
"Minta tolong yang baik, Princess Jovita. Dan ingat, aku bukan babu!" ucap Minerva tegas.
"Awh sakit, lepasin!" rintih Jovita.
"Minta tolong yang baik!" gertak Minerva sedikit mengendurkan tangannya yang memelintir tangan Jovita.
"Ampun, Min Ner Va. To long lep pas kan. A a ku benar-benar kesakitan." rintih Jovita dan Minerva pun melepaskan tangan Jovita.
"Aku minta tolong buatkan PR aku, Dina, Lani, dan Adra ya Minerva." pinta Jovita yang kemudian meletakkan empat buku di atas meja Minerva.
Dengan santai Minerva mengerjakan tugas ke empat teman sekelasnya itu dan tepat saat guru masuk untuk pelajaran kedua, Minerva selesai mengerjakan ke empat tugas teman-temannya.
Jovita dan teman-temannya sangat terkejut Minerva dalam mengerjakan dengan sangat cepat di luar hitungan waktu mereka. Terlebih saat mereka membuka buku mereka, tulisan tangan Minerva sangat mirip dengan tulisan masing-masing mereka membuat Jovita makin curiga dengan Minerva.
Kini waktu istirahat tiba. Minerva memutuskan untuk pergi ke perpustakaan karena ia tidak begitu merasa lapar. Sampai di perpustakaan, tanpa sengaja ia menemukan buku yang membicarakan sistem dunia online. Karena penasaran, Minerva pun meminjam buku tersebut untuk di bawanya pulang.
Setelah kejadian Minerva memelintir tangannya, Jovita sedikit hati-hati untuk memerintah Minerva karena ia tidak mau terkena imbasnya.
Pulang sekolah, Jovita sudah menunggu Minerva di mobil. Sayangnya Minerva justru melewatinya begitu saja sambil memainkan ponsel dan memilih pulang menaiki busway.
Jovita pun meminta supirnya untuk langsung jalan saja tanpa menunggu Minerva. Betapa terkejutnya Jovita saat melihat Kak Emir sudah berdiri di halte dan berdiri di samping Minerva.
"Aaaarrrrgghhh!" pekik Jovita. "Turunin saya disini dan tunggu di halte dekat rumah." perintah Jovita.
Kini Jovita memutuskan untuk naik busway demi dekat dengan Emir dan Minerva pun sedikit menjauh untuk memberikan ruang untuk Jovita mendekati Emir.
"Kak Emir, lain kali pulang bareng aku aja." pinta Jovita.
"Bukannya kamu biasanya pulang pergi sama supir? Ini kebetulan motor aku lagi di bengkel makanya aku naik busway." jelas Emir membuat Jovita berbunga bunga dapat mengobrol dengan Emir.
Sepanjang perjalanan Emir dan Jovita saling mengobrol dan bercerita. Sedangkan Minerva terus saja memainkan ponselnya. Tujuan Emir mengobrol dengan Jovita tidak lain adalah membuat Minerva cemburu. Sayangnya Minerva terlihat sangat datar dan biasa saja. Bahkan tidak terlihat cemburu sedikitpun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Mama Muda
kenapa harus sama laki² itu laki2 nya aja lembek gak tengah dah tau cewek yang dia suka di sakiti didiamin aja cerita konyol itu namanya cerita terburuk yang pernah aku baca
2024-04-30
0
Ayu Andila
cantikan aku loh kak Emir, sini deh 🤭
2022-08-04
1
pat_pat
triple like ❤️
2022-05-11
5