Transmigrasi : Aku Antagonis?!
Rissa Arabella William, pemimpin mafia yang bersifat misterius, pemimpin dari 'Red Blood' ini tidak pernah diumbar siapa orangnya.
Namun, jangan sangka, ternyata Rissa selain misterius, kadang juga bisa bersifat bar-bar dan menjadi manja, tapi hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui nya. Bahkan anggota nya sendiri pun tidak tahu akan hal itu.
Rissa masih duduk di bangku kuliah sekarang, sifatnya kadang membuat orang merinding, apalagi jika sudah terpancing emosi.
Rissa saat ini sedang berjalan ke arah parkiran bersama tiga sahabat nya di tempat perkuliahan tersebut, sahabatnya juga belum mengetahui siapa Rissa sebenarnya, tapi walaupun begitu Rissa tetap menyayangi mereka.
"Guys! Gue duluan ya," Ujar Rissa saat sudah sampai di parkiran.
"Yahh!! Cepet banget, gak mau nongkrong dulu?" Tanya Kevin.
"Beberapa hari ini Lo gak pernah mau nongkrong atau jalan-jalan sama kita," sahut seorang cewek sambil mengerucutkan bibirnya, Amanda nama salah satu sahabat nya.
"Iya bener." Ujar Jane membenarkan.
"Sori ya guys, kapan-kapan lagi.. gue ada urusan soalnya. Bye!!" Lalu dengan tergesa-gesa Rissa menaiki motor nya, dan memasang helm full face nya.
"Dadahhh. Nanti kita nongkrong deh!" Lanjut nya sambil berteriak, karena ia sudah menjalankan motornya.
"Lu semua gak curiga?" Tanya Kevin pada Amanda dan Jane.
"Curiga apa?" Amanda balik bertanya, sedangkan Jane mengerutkan keningnya penasaran.
"Dia kayak nutupin sesuatu dari kita, tapi.. apa ya," jawab Kevin.
"Udah ah, positif thinking aja! Mungkin si Rissa memang ada urusan."
"Jangan-jangan.. dia.. mau berantem!" Pekik Jane mendramatisir.
"Hush! Udah lah, pulang aja kuy, gak mood gue," ajak Amanda.
"Iye deh, dasar nyonya," ejek Kevin dengan bergumam, untung saja Amanda sudah jalan duluan ke arah kendaraan nya.
"Lu berdua berantem terus dah! Pacaran aja dah!" Setelah mengucapkan itu, Jane langsung menyusul Amanda yang sudah berteriak memanggil nya.
"Idih gak ya laww!" Lalu Kevin berlari menyusul mereka.
...🌺🌺🌺...
Rissa turun dari motornya, dan berjalan dengan tergesa-gesa masuk ke dalam sebuah gedung, air muka nya sangat memerah menandakan bahwa ia sedang benar-benar marah.
Brakkk...
Ia membuka pintu dengan tidak santai, mata nya menyorot tajam.
"Siapa yang culik adek gue?" Tanya Rissa dengan wajah yang mengeras.
"Ma.. Maaf Bos. Tadi saya sedang berjalan ke supermarket, dan tidak sengaja melihat adik Bos dibawa masuk ke dalam Mobil. Lalu, saya kejar, tapi saya kehilangan, karena s.. saya tidak membawa kendaraan," jelas salah satu anggota nya.
"Roby," panggil Rissa dengan nada yang tajam.
"I.. iya bos," jawab orang yang menjelaskan tadi. Anggota lainnya ikut merinding mendengar panggilan itu.
"Kenapa, Lo sangat ceroboh!"
"Ma.. maaf bos." Roby menundukkan kepalanya ketakutan, karena ia tahu betapa kejamnya gadis di depan nya ini. Rissa menghela nafas berat.
"Untuk kali ini Lo lepas Roby, karena gue mau lepasin adek gue."
"Siapin anak-anak! Kita cari adek gue!" Perintah nya mutlak.
"Baik!"
"Mereka berani mengganggu kehidupan orang-orang tersayang gue, maka gue akan membalas nya, bahkan bisa lebih parah." Batin Rissa, ia tersenyum miring dengan tatapan menyorot tajam.
......🌺🌺🌺......
Ketikan di Laptop di lakukan oleh salah satu dari anggota Red Blood, mencari dan meng-hack beberapa lokasi yang sempat dilewati oleh mobil yang menculik adik dari Rissa.
Terpampang lokasi yang tepat di mana adik nya berada, kini Rissa dan pasukannya sedang bersiap untuk pergi. Rissa menutupi rambut dan wajah nya, agar identitas nya terjaga. Ada lebih dari 40 orang disiapkan untuk penyergapan itu.
"Seperti rencana, jadi ayo bergegas, jangan lama-lama!"
"Baik, Nona!" Sahut semua kelompok nya.
......🌺🌺🌺......
Saat, Rissa dan kelompoknya sampai di tempat yang dituju, Rissa yang terlebih dahulu masuk. Sendiri. Karena itu rencana yang ia buat, ia tahu kalau para penculik pasti berbuat nekat.
Anggota kelompoknya sudah stay di posisi masing-masing, menjaga sang pemimpin dan juga adik nya dari ancaman.
Rissa perlahan memasuki gedung terbengkalai itu, mata nya menelusuri setiap sudut, gedung ini tidak terlalu besar, bahkan gedung ini hanya memiliki satu lantai.
"Apa ini gak terlalu sepi ya?" Tanya Rissa dalam hatinya, ia berjalan semakin masuk ke dalam gedung tersebut.
"Lo berani juga datang ke sini!" Seru seseorang entah dari mana asalnya, karena gedung itu tidak memiliki pencahayaan yang cukup.
"KELUAR LO! JANGAN JADI SETAN, YANG BISA NYA GAK KELIATAN DOANG! CK! LEMAH!" Teriak Rissa dengan nada yang menusuk.
"Sialan kau bocah!!"
"Bocah!?? Lu kali bocah prik! Jangan biasain main hantu-hantuan deh, makanya lu sembunyi sembunyi gini!"
"Bacot! Lu gak mau apa liat adek kesayangan Lo ini?" Tanya seseorang yang lainnya, Rissa tahu yang ia hadapi ini bukan hanya satu dua orang saja. Ia bisa merasakan banyak mata yang memandang nya.
Patttss...
Lampu sorot menyala, menampilkan sang adik yang tengah di ikat di kursi, dengan wajah yang tertunduk, entah sedang pingsan atau tidak. Melihat pemandangan tersebut, mata Rissa semakin mengeras.
Lalu ia dengan cepat berlari, sembari memberikan kode pada anggotanya yang ada di tempat persembunyian mereka.
Rissa dengan cepat menggendong adiknya yang masih terikat di kursi, membuka ikatan nya sama saja membuang waktu. Disaat yang sama, baku tembak terjadi antara orang orang 'Red Blood', dengan orang-orang yang bahkan wajah nya tidak terlihat.
Setelah sedikit menjauh, Rissa membuka ikatan sang adik, lalu mendongakan wajah adik nya, betapa kaget nya wajah sang adik ada beberapa lebam, bahkan ada darah yang sudah mengering.
"Maafin kakak. Maafin kakak udah lalai ngejaga kamu, Keyla." Rissa memeluk adiknya sebentar lalu menguraikannya, yang hanya dibalas gelengan kepala adiknya, Keyla. Rissa menatap Roby yang berada di sampingnya.
"Tolong jagain Adik gue, Roby. Gue percayain dia ke Lo." Lanjut Rissa. Gadis itu berdiri dan berlari masuk kembali ke dalam gedung, untuk menuntaskan kemarahan nya. Orang-orang yang menculik Keyla sudah bersimbah darah karena bekas tembakan, namun masih bernafas walau terputus putus.
Rissa mengambil pisau belatinya, lalu mencabik-cabik badan orang-orang yang telah menculik adiknya. Darah bercucuran dari mana-mana, bahkan wajah dan tangannya penuh dengan darah.
"Maaf b.. bos," panggil salah satu dari anggota Red Blood, Giovani. Rissa berdeham, sambil memejamkan mata nya, untuk menetralkan amarahnya.
"Informasi mengenai nama kelompok yang menculik Nona Keyla, sudah di dapatkan. Um.. dan ada satu kabar buruk."
"Namanya dulu."
"Nama kelompok Shadow Legion."
"Berita buruk."
"Salah satu dari mereka masih berkeliaran disekitar gedung ini, kami sedang mencarinya," jelas Giovani dengan menundukkan kepalanya, takut akan respon sang pemimpin.
"APA YA—" Ucapan Rissa terpotong, karena sebuah timah panas menembus dada nya. Semua anggota Red Blood terkejut, sang penembak berhasil dibekuk, dan dibunuh secara habis-habisan.
"B.. BOS!" Rissa terjatuh dengan tangannya memegang dada nya, lalu terbatuk-batuk mengeluarkan darah, semua Red Blood langsung menganga tak percaya, sang pemimpin tertembak. Giovani dengan cekatan mengangkat tubuh Rissa dengan hati-hati, lalu membawanya keluar.
Di luar, Roby dan Keyla masih menunggu, Roby mengobati wajah Keyla dengan obat P3K yang ada dalam mobil. Tapi mereka dikejutkan dengan Rissa yang sedang di gendong Gio.
"KAKAK!" Teriak Keyla, dengan mata berkaca-kaca. Keyla segera menyusul Gio yang tengah masuk ke dalam mobil. "Kakak gue kenapa?!" Tahan Keyla.
"Gak usah tanya-tanya dulu! Gue mau ke rumah sakit, masuk cepetan!" Keyla langsung masuk ke mobil, mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi.
Roby yang melihat itu, langsung memerintahkan anak-anak untuk menghilangkan hasil pekerjaan mereka, dan ikut menyusul Gio.
...🌺🌺🌺...
"Kak! Lo yang kuat ya!! Jangan tutup mata Lo!" Bentak Keyla yang panik. "Kak, maafin Keyla. Maaf gak dengerin kakak! Harusnya gue ikutin saran kakak untuk bawa bodyguard, tapi tetep ngeyel." Keyla menahan air matanya.
"Kamu, gak perlu minta maaf. Kakak yang lalai jaga kamu, kakak gak kuat." Ujar Rissa terbata-bata. "Kakak mau tidur, jangan bangunin dulu ya," kata Rissa.
"GAK KAK! JANGAN TUTUP MATA KAKAK!" Rissa perlahan menutup matanya yang sedari tadi berusaha ia buka, namun tetap saja sakit yang dirasa membuat nya tidak kuat menahan.
Gio yang sedang menyetir, memandang penuh kekalutan. "Maaf Tante, aku gak bisa jagain mereka dengan benar."
"KAKAK!!"
...🌺🌺🌺...
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Tina
jejak
2023-12-01
0
Aze_reen"
hadir kk
2023-04-29
1
Niken Oktavia
,
2023-01-29
1