12. Baju koko

Islam terbangun dari tidur lelapnya dengan menguap lebar sambil merentangkan kedua tangannya. Islam menoleh ke kiri dan kanan dengan kedua matanya yang masih mengantuk.

Islam bangkit dari kasur dan melangkah mendekati jendela yang memperlihatkan Syuaib yang kini mengangkat koper besar ke bagasi mobil. Kedua mata Islam menyipit sepertinya ia kenal dengan koper itu, itu seperti kopernya.

Dengan langkah tergesa-gesa Islam membuka lemari mendapati lemarinya yang telah kosong, tak ada lagi pakaiannya yang tersusun rapi.

"Letakkan di dalam sana!" Tunjuk Abah Habib ke arah sisi kanan bagasi mobil.

"Abah!" panggil Mawar membuat Abah Habib menoleh.

"Mawar ada sedikit uang untuk jajannya Islam, tolong dikasi ke Islam kalau dibutuh."

Abah Habib tersenyum lalu mendorong pelan uang yang berjumlah beberapa lembar itu.

"Tidak usah, Nak! Islam adalah cucu Abah dan Islam sekarang adalah tanggung jawab Abah jadi tidak usah!"

"Tapi Abah-"

"Tidak usah, Nak! Lebih baik ente simpan untuk keperluan ente saja."

Mawar mengangguk, ia berusaha untuk tersenyum walau sejujurnya ia tak rela jika Islam pergi dari rumah.

"Syuaib!" panggil Abah Habib membuat Syuaib menoleh dan mendekat.

"Iya pak Kiai?"

"Naik ke atas dan suruh Islam mandi!"

"Saya Abah?" Tunjuk Syuaib ke arah wajahnya.

"Iya, siapa lagi kalau bukan ente, cepat naik!"

Syuaib menghela nafas berat, rasanya ia sangat takut jika harus berhadapan dengan pria yang telah membungkusnya dengan kain selumit besar semalam.

"Syuaib!"

"Iya kiai?"

"Ayo cepat!"

"Iy-"

"Biar ana saja Abah," ujar Mawar.

Abah Habib mengangguk sambil tersenyum membuat Mawar kini melangkah masuo ke dalam rumah menuju kamar Islam.

Mawar menghentikan langkahnya setelah is tiba di depan pintu kamar Islam. Baru saja Mawar ingin mengetuk pintu kamar Islam, pintu itu nampak sudah terbuka membuat Mawar kini memegang ganggang pintu dan mendorongnya pelan.

"Islam!" ujar Mawar yang kini mendapati Islam yang tengah berbicara lewat ponsel yang masih berada di telinganya.

Islam yang medengar suara itu dengan cepat menoleh dan menurunkan telpon dari telinganya.

"Kenapa?"

"Cepat mandi dan siap-siap Nak! Abah, Abi dan Akhi Syuaib akan berangkat," ujarnya.

"Em," sahut Islam lalu melangkah menuju kamar mandi setelah meraih handuk dari gantungan di dinding kamar.

"Iya, gue yakin ini berhasil...."

Mawar menghembuskan nafas panjang. Ia menarik ganggang pintu dan menutupnya dengan rapat.

"Oh iya Islam!" panggil Mawar yang kembali membuka pintu menatap suasana kamar Islam yang sunyi, hanya ada suara Islam yang terdengar masih bicara lewat telponnya.

"Islam!" panggil Mawar dengan nada lembutnya.

"Iya, Umi?" sahut Islam yang memunculkan kepalanya di balik pintu kamar mandi.

"Pakai baju yang di atas meja yah, Nak!" pintanya sambil menunjuk ke arah lemari belajar Islam.

"Iya," jawab Islam lalu kembali menutup pintu.

Mawar tersenyum lalu kembali menutupi pintu dengan rapat.

Di lantai bawah kini Abah Habib dan Akbar sedang duduk di kursi teras rumah sambil menatap Syuaib yang sedang memeriksa ban mobil. Yah perjalanan menuju pesantren sekaligus tempat kelahiran Akbar memakan waktu enam jam ditambah lagi sebagian jalanan menuju pesantren kurang mendukung. Jika musim hujan makan perjalanan bisa sampai 10 jam lamanya.

Abah Habib menunduk menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul delapan, ini sudah lewat dari waktu yang telah ditentukan semalam.

"Mawar!"

"Iya, Abah," jawab Mawar.

"Panggil Islam!" pintanya membuat Mawar menganggu lalu berbalik badan.

"Em Mawar!"

"Iya, Abah?" tanya Mawar yang kini menoleh.

"Sudah dikasih pakaiannya?" tanya Abah Habib.

"Sudah Abah," jawab Mawar.

Di tempat yang sama kini Akbar mengekerutkan alisnya tak mengerti.

"Pakaian apa yang Abah maksud?" tanya Akbar.

...⚜️Ruangan Kamar⚜️...

Kedua mata Islam membulat menatap baju koko berwarna putih yang kini Islam angkat tinggi ke arah wajahnya. Islam menunduk menatap peci hitam dan sarung putih yang masih berada di atas meja.

"Baju apaan nih? Gede banget," kesal Islam yang kini melempar baju koko itu ke atas kasur.

"Nah ini juga nih," ujarnya sambil menegang sarung putih.

"Emang nggak ada baju yang lain apa selain ini? Kayak nggak ada celana aja pakai sarung kayak gini," ocehnya.

Islam kembali meletakkannya di atas meja sambil mendecapkan bibirnya dan menggeleng. Apakah ia harus berpakaian seperti ini? Entah bagaimana nampak Islam jika berpakaian seperti itu.

Islam terdiam sejenak, entah apa yang ia pikirkan namun tak berselang lama ia tersenyum, yah tentu saja senyum yang terlihat aneh.

...⚜️Teras rumah ⚜️...

"Cepat panggil Islam!" pinta Abah.

"Baik, Abah," jawab Mawar lalu kembali berbalik badan dengan niatnya yang ingin memanggil Islam namun tiba-tiba langkah itu terhenti dengan cepat mendapati seseorang yang melangkah ke arah pintu dimana Mawar masih berdiri di sana dengan kedua mata yang terbelalak kaget serta bibirnya yang terbuka sempurna.

"Astagfirullah, Islam!" kaget Mawar yang kini melangkah mundur membuat Abah Habib dan Akbar ikut terbelakak dan segera bangkit dari kursinya.

Sepatu hitam dengan aksesoris mirip duri, celana lepais hitam dengan robekan besar di bagian lutut, rantau besi di pinggang, jaket hitam gambar motor dengan tengkorak, ciri khas geng motor mogeran. Di bagian tangan Islam terdapat besi putih, anting tindik berwarna hitam di bagian telinga serta kalung yang bertuliskan rocker, Ini yang mereka lihat hingga terkejut bukan main.

"Gimana penampilan gue? Bagus nggak?" tanya Islam sambil merentangkan kedua tangannya ke sisi kiri dan kanan seakan ingin memperlihatkan penampilannya lebih jelas kepada Mawar, Abah Habib dan Akbar.

"Astagfirullah, apa ini Islam?" tanya Abah Habib yang kemudian menggeleng tak menyangka.

"Apa sih?" tanya Islam.

"Kenapa berpakaian seperti ini, Nak?" tanya Abah Habib sambil menyentuh kepalanya yang terasa sakit, lebih tepatnya pusing melihat Islam.

"Duduk dulu, Abah!" ujar Akbar sambil membantu Abah Habib duduk di kursi.

"Islam, Umi kan sudah siapkan pakaian untuk Islam, kenapa tidak dipakai?" tanya Mawar dengan nada lembutnya.

"Islam nggak suka, Umi."

"Tapi itu pemberian Abah untuk kamu."

"Islam kan udah bilang, Islam nggak suka. Emang harus gitu pakai baju itu? Kalau mau suruh aja dia yang pakai sendiri, gitu aja kok ribet sih," ocehnya.

"Islam!!!" bentak Akbar membuat Mawar dan Islam menoleh, begitu juga dengan Syuaib yang terkejut setelah dari tadi sibuk memeriksa ban mobil.

"Kalau orang tua bilang sesuatu maka dengar dan patuhi!!! Sekarang masuk dan ganti pakaian kamu!!!" teriaknya sambil menunjuk.

"Akbar!" tegur Abah Habib yang kemudian bangkit dari kursi.

"Tidak usah diperpanjang!"

"Tapi Abah-"

"Tidak usah!"

Akbar menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu segera duduk di kursi untuk merendahkan amarahnya.

"Ayo kita berangkat sekarang! Perjalanan kita sangat panjang," ajak Abah Habib.

"Tunggu!" ujar Islam yang kini meraih ponselnya.

"Ada apa lagi?" tanya Akbar yang kini sudah membuka pintu mobil.

"Gue tunggu sahabat gue dulu.".

"Sahabat?" tanya mereka dengan kompak dan saling bertatapan tidak mengerti.

"Nah itu dia tuh," ujar Islam lalu menunjuk ke arah Syuaib.

"Hey Bro!!!" suara teriakan terdengar dari belakang Syuaib membuat semuanya menoleh dan terbelakak menatap Kristian, Ali dan Abirama yang kini tersenyum sambil menggendong tasnya masing-masing.

Terpopuler

Comments

Anak_umak

Anak_umak

lah kalo sih Ali ngikut islam mah kaga napa napa , kan dia juga agama Islam , tapi tuh kristian sama sih yang hindu itu , mereka kan non muslim

2022-05-05

1

Siska Ika

Siska Ika

Nah loh pada kaget liat penampilan si Islam hahaha

2022-04-15

1

lihat semua
Episodes
1 1. Islam Ramadhan
2 2. Puasa ?
3 3. Tidak?
4 4. Puasa itu apa?
5 5. Katrin Putri Wijaya
6 6. Preman?
7 7. Islam?
8 8. Pesantren
9 9. Harus?
10 10. Bimbang
11 11. Keluar!
12 12. Baju koko
13 13. Ikut
14 14. Perjalanan
15 15. Sholat
16 16. Pesantren
17 17. Peraturan
18 18. Peraturan part 2
19 19. Malam
20 20. Sholat Subuh
21 21. Tidur
22 22. Hukuman
23 23. Kelas
24 24. Dia
25 25. Antri Dan Sholat
26 26. Besok Puasa
27 27. Sahur!!!
28 28. Puasa Itu?
29 29. Puasa Pertama
30 30. Puasa Pertama~Hukuman~
31 31. Lari!!!
32 32. Buka
33 33. Tarawih
34 34. Telpon
35 35. Pulang
36 36. Sendiri
37 37. Kabur
38 38. Diskotik
39 39. Jangan Lari!!!
40 40. Siapa gue?
41 41. Bangku Di Atas Bukit.
42 42. Cadar
43 43. Kangkung
44 44. Bayangan
45 45. Pasar
46 46. Kisah Pasar
47 47. Antara Ia dan dia
48 48. Bantuan
49 49. Kembali Bertengkar
50 50. Wudhu
51 51. Bacaan Sholat
52 52. Hapalan
53 53. Buku Dan Santriwati.
54 54. Al-Qur'an.
55 55. Hijaiyah
56 56. Kisah Sarifuddin.
57 57. Dijodohkan.
58 58. Setuju?
59 59. Al-Fatihah
60 60. Setuju
61 61. Cemburu.
62 62. Tujuh
63 63. Sudah bisa?
64 64. Imam Masjid
65 65. Imam Masjd part 2
66 66. Rayu Hati Allah
67 67. Lailatul Qadar
68 68. Dia Islam?
69 69. Kata Maaf
70 70. Bubur.
71 71. Vidio Call
72 72. Vidio Call Part 2
73 73. Perjodohan Dibatalkan
74 74. Mencintai Khadijah
75 75. Melamar Khadijah?
76 76. Lamaran
77 77. Cadar
78 78. Ini Hati, Khadijah
79 79. Sakit Dan Persahabatan
80 80. Bintang dan Matahari
81 81. Cemburu
82 82. Menolong Siapa?
83 83. Undangan
84 84. Persiapan Pernikahan
85 85. Katrin! Bukan Islam!
86 86. Malam Takbiran
87 87. Hari Raya Idul Fitri
88 88. Pernikahan
89 89. Akad Nikah
90 90. Sah!!!
91 91. Malam Pertama
92 92. Kapan?
93 93. Jakarta
94 94. Siapa yang menggoda?
95 95. Hari Yang Indah
96 96. Welcome
97 Dari Emak Untuk Para Pembaca
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Islam Ramadhan
2
2. Puasa ?
3
3. Tidak?
4
4. Puasa itu apa?
5
5. Katrin Putri Wijaya
6
6. Preman?
7
7. Islam?
8
8. Pesantren
9
9. Harus?
10
10. Bimbang
11
11. Keluar!
12
12. Baju koko
13
13. Ikut
14
14. Perjalanan
15
15. Sholat
16
16. Pesantren
17
17. Peraturan
18
18. Peraturan part 2
19
19. Malam
20
20. Sholat Subuh
21
21. Tidur
22
22. Hukuman
23
23. Kelas
24
24. Dia
25
25. Antri Dan Sholat
26
26. Besok Puasa
27
27. Sahur!!!
28
28. Puasa Itu?
29
29. Puasa Pertama
30
30. Puasa Pertama~Hukuman~
31
31. Lari!!!
32
32. Buka
33
33. Tarawih
34
34. Telpon
35
35. Pulang
36
36. Sendiri
37
37. Kabur
38
38. Diskotik
39
39. Jangan Lari!!!
40
40. Siapa gue?
41
41. Bangku Di Atas Bukit.
42
42. Cadar
43
43. Kangkung
44
44. Bayangan
45
45. Pasar
46
46. Kisah Pasar
47
47. Antara Ia dan dia
48
48. Bantuan
49
49. Kembali Bertengkar
50
50. Wudhu
51
51. Bacaan Sholat
52
52. Hapalan
53
53. Buku Dan Santriwati.
54
54. Al-Qur'an.
55
55. Hijaiyah
56
56. Kisah Sarifuddin.
57
57. Dijodohkan.
58
58. Setuju?
59
59. Al-Fatihah
60
60. Setuju
61
61. Cemburu.
62
62. Tujuh
63
63. Sudah bisa?
64
64. Imam Masjid
65
65. Imam Masjd part 2
66
66. Rayu Hati Allah
67
67. Lailatul Qadar
68
68. Dia Islam?
69
69. Kata Maaf
70
70. Bubur.
71
71. Vidio Call
72
72. Vidio Call Part 2
73
73. Perjodohan Dibatalkan
74
74. Mencintai Khadijah
75
75. Melamar Khadijah?
76
76. Lamaran
77
77. Cadar
78
78. Ini Hati, Khadijah
79
79. Sakit Dan Persahabatan
80
80. Bintang dan Matahari
81
81. Cemburu
82
82. Menolong Siapa?
83
83. Undangan
84
84. Persiapan Pernikahan
85
85. Katrin! Bukan Islam!
86
86. Malam Takbiran
87
87. Hari Raya Idul Fitri
88
88. Pernikahan
89
89. Akad Nikah
90
90. Sah!!!
91
91. Malam Pertama
92
92. Kapan?
93
93. Jakarta
94
94. Siapa yang menggoda?
95
95. Hari Yang Indah
96
96. Welcome
97
Dari Emak Untuk Para Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!