13. Ikut

"Hey Bro!!!" suara teriakan terdengar dari belakang Syuaib membuat semuanya menoleh dan terbelalak menatap Kristian, Ali dan Abirama yang kini tersenyum sambil menggendong tasnya masing-masing.

Mereka menatap dari ujung atas sampai ujung kaki Kristian, Ali dan Abirama yang penampilannya tak beda jauh seperti Islam.

"Astagfirullah," kaget Syuaib lalu berlari menjauhi keempat sahabat Islam itu.

"Gimana? Udah mau berangkat?" tanya Ali.

"Jadi dong," jawab Islam lalu meraih tas Ali dan membuka bagasi mobil disusul Kristian dan Abirama yang ikut memasukkan tasnya ke dalam bagasi.

"Duduk dimana saya ini?" tanya Abirama yang sudah membuka pintu mobil.

"Duduk di depan aja!" Tunjuk Islam dengan santainya sementara Mawar, Akbar, Syuaib dan Abah Habib melongo di belakang sana.

Abirama mengangguk lalu melangkah ke arah pintu depan mobil.

"Eh jangan!" tahan Syuaib yang kini berdiri di pintu mobil yang hampir dibuka oleh Abirama.

"kenapa sih kamu?" tanya Abirama.

"Antum tidak boleh duduk di sini! Ini kursi untuk Pak Kiai," ujarnya memberitahu.

"Loh emang ada masalah?" tanya Islam ketus.

"Tapi kan-"

"Ah berisik banget sih lo, udah minggir! Minggir!" pinta Islam lalu melangkah mendekati Syuaib dan menarik pergelangan tangannya dengan kasar.

"Islam!" tegur Abah Habib membuat Islam menoleh.

"Kemari?" panggilnya.

"Apa lagi sih? Gue kan udah mau masuk pesantren yah udah ayo!"

"Kemari! Abah mau bicara sesuatu."

"Yah udahlah ngomong aja! Apa susahnya sih?"

"Islam!" tegur Mawar membuat Islam menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Udah sana masuk! Lo semua nggak usah peduliin tuh sih janggut kambing," oceh Islam lalu melangkah menghampiri Abah Habib.

"Janggut kambing? Siapa yang kambing?" heran Syuaib.

"Kamu yang kambing, minggir sana!" ejek Abirama lalu mendorong Syuaib dan masuk ke dalam mobil.

Syuaib terdiam sejenak dan tak berselang lama ia menyentuh janggut di dagunya itu, apa ini yang mereka maksud? Pintu mobil terhempas membuat Syuaib menoleh dan mendapati Abirama yang sudah duduk manis di kursi yang biasa ditempati oleh Abah Habib.

"Itu kursinya Abah Habib!" teriak Syuaib.

Abah Habib menghembuskan nafas berat setelah melihat hal ini, ditambah lagi ketika Kristian dan Ali yang ikut masuk ke dalam mobil walau sudah dicegah oleh Syuaib.

"Apa ini Islam?" tanya Abah Habib.

"Apa?" tanya Islam berpura-pura tidak mengerti.

"Mengapa antum mengajak sahabat antum?"

Islam mendecapkan bibirnya sambil menopang pinggang.

"Emang kenapa sih? Nggak boleh?"

Abah Habib tersenyum lalu menggeleng.

"Yah terus apa? Jadi gini aja deh, kalau lo nggak mau sahabat gue ikut dan masuk ke pesantren berarti lo nggak mau gue masuk pesantren tapi kalau lo mau gue masuk pesantren itu tandanya sahabat gue juga harus ikut," jelas Islam.

"Jadi gimana? Lo mau sahabat gue ikut atau nggak?"

Abah Habib terdiam tanpa sepatah kalimat.

"Islam! Berhenti untuk-" tegas Akbar sambil melangkah menghampiri Islam namun langkahnya terhenti ketika Abah Habib mengangkat tangannya ke arah Akbar, mengisyaratkan agar Akbar berhenti untuk bicara.

"Sahabat Islam boleh ikut," ujar Abah Habib.

Mendengar hal itu membuat Islam tersenyum sinis lalu mengangguk. Rencana pertamanya gagal. Islam pikir dengan kehadiran sahabatnya akan membuat Abah Habib membatalkan dirinya masuk pesantren, ini tak sesuai rencana yang dirancang malam tadi.

...***...

"Gue punya rencana," ujar Ali.

"Apa?" tanya Islam.

"Lo mau kan kalau si tua itu nggak masukin lo ke pesantren?"

Islam mengangguk.

"Nah jadi gini, Besok lo siap-siap aja seolah-olah lo mau ikut ke pesantren dan ingat keluarga lo pasti akan ngasih pakaian yang bagus biar orang di pesantren itu kagum sama lo, jangan pakai pakaian itu!"

Islam mengangguk.

"Nah setelah itu lo pakai pakaian yang kayak gini aja!"

"Lo ngasih gue rencana apa sih? Lo ngomong seolah-olah gue harus pasrah masuk pesantren," kesal Islam.

"Yah sabar anjing, gue belum selesai ngomong."

Islam menghembuskan nafas panjang.

"Terus?"

"Nah setelah itu gue, Kristian dan Abirama bakalan datang dan pura-pura ikut ke pesantren."

"Kamu mau masuk pesantren?" tanya Abirama membuat Ali melirik sinis.

"Pura-pura anjing, lagian bukan cuman gue tapi kita semua yang akan pura-pura masuk pesantren," kesal Ali.

"Terus? Tujuan rencana apa?" tanya Islam.

"Jadi gini, kalau kita ikut otomatis si tua bangka itu bakalan risih sama kita semua dan negebatalin niatnya buat masukin kita pesantren," ujarnya dengan wajah menghasut sementara yang lainnya terlihat begitu sangat serius.

"Kalau nggak berhasil?" tanya Abirama.

"Lo yakin aja sama gue, ini udah rencana yang bagus. Gue yakin seratus persen kalau si tua bangka itu nggak mau kita ikut ke pesantren."

"Jadi cuman itu rencana lo?" tanya Islam.

"Nggak, gue punya dua rencana dan andaikan rencana yang pertama nggak berhasil kita ambil rencana yang kedua."

"Rencana apa?" tanya Kristian.

"Rencana yang kedua adalah kalau semisal kita beneran tetap masuk ke pesantren maka kita buat kekacauan di pesantren dan buat si tua bangka itu marah terus ngusir kita semua keluar dari pesantren tapi gue yakin sih rencana yang pertama dijamin berhasil," jelasnya.

"Bagus juga ide lo," ujar Islam.

"Siap?" tanya Ali.

"Siap," jawab semuanya dengan kompak.

"Hidup mogeren!!!" teriak Islam yang kemudian merentangkan tangannya ke depan disusul Kristian, Ali dan Abirama yang ikut meletakkan tangannya di atas punggung tangan Islam.

"Hidup!!!" teriak mereka dengan kompak.

...***...

Islam menghembuskan nafas panjang dan mengangguk pelan. Mengapa pria ini begitu sangat ingin dirinya masuk ke pesantren bahkan sampai mau membiarkan ketiga sahabatnya itu masuk ke pesantren.

"Okay, thanks," ujar Islam lalu berpaling berniat untuk melangkah.

"Abah, kenapa Abah mengisinkannya?" bisik Akbar yang tak terima.

"Islam!" panggil Abah Habib membuat langkah Islam terhenti dengan cepat membuat Islam tersenyum bahagia. Sepertinya pria tua itu berubah pikiran dan memutuskan untuk membatalkan Islam masuk pesantren.

"Iya? Kenapa mau membatalkan? atau berubah pikiran? Lo nggak mau kan kalau gue dan sahabat gue ikut terus masuk pesantren, iya kan? Gue kan udah bilang kalau gue itu nggak cocok masuk pesantren."

"Hey bro!!! Turun!!! Kita nggak jadi pergi!!!" teriaknya dengan rasa percaya diri lalu melangkah dan membuka bagasi mobil berniat untuk mengambil kopernya semetara Kristian, Ali dan Abirama segera turun dari mobil sambil tersenyum keberhasilan.

"Islam! Mau kemana? Keputusan Abah sudah tidak bisa diganggu gugat Islam akan tetap masuk ke dalam pesantren dan juga kalian," ujar Abah Habib membuat senyum Islam dan ketiga sahabatnya itu lenyap.

"Apa?" tanya Islam tak percaya.

"Ayo silahkan masuk lagi! Antum semua mau masuk pesantren kan? Ayo masuk!"

Kristian, Ali dan Abirama kini saling bertatapan seakan tak tahu harus berbuat apa, niatnya untuk masuk pesantren hanya untuk pura-pura.

"Ayo masuk!" pinta Abah Habib yang kemudian melangkah dan membuka pintu mobil.

Kristian, Ali dan Abirama kini saling memberi kode dengan mimik wajahnya seakan ingin menanyakan hal ini.

"Loh ayo masuk!" pinta Abah Habib membuat Kristian, Ali dan Abirama dengan terpaksa masuk ke dalam mobil dengan wajahnya yang kini menjadi tegang, tak ada wajah bercanda seperti tadi.

"Ayo semuanya masuk!" pinta Abah Habib membuat Syuaib dan Akbar segera masuk ke dalam mobil.

Abah Habib menoleh menatap Islam yang terlihat dipeluk oleh Mawar dengan pipi yang basah, yah Mawar menangis. Cukup lama Mawar berbisik di telinga Islam lalu mengakhiri pelukannya.

"Ayo Islam!" panggil Abah Habib.

Islam mendecapkan bibirnya dengan kesal lalu melangkah ke arah mobil. Islam menatap sorot mata Abah Habib dengan tajam. Sepertinya pria tua ini sedang menantangnya.

Episodes
1 1. Islam Ramadhan
2 2. Puasa ?
3 3. Tidak?
4 4. Puasa itu apa?
5 5. Katrin Putri Wijaya
6 6. Preman?
7 7. Islam?
8 8. Pesantren
9 9. Harus?
10 10. Bimbang
11 11. Keluar!
12 12. Baju koko
13 13. Ikut
14 14. Perjalanan
15 15. Sholat
16 16. Pesantren
17 17. Peraturan
18 18. Peraturan part 2
19 19. Malam
20 20. Sholat Subuh
21 21. Tidur
22 22. Hukuman
23 23. Kelas
24 24. Dia
25 25. Antri Dan Sholat
26 26. Besok Puasa
27 27. Sahur!!!
28 28. Puasa Itu?
29 29. Puasa Pertama
30 30. Puasa Pertama~Hukuman~
31 31. Lari!!!
32 32. Buka
33 33. Tarawih
34 34. Telpon
35 35. Pulang
36 36. Sendiri
37 37. Kabur
38 38. Diskotik
39 39. Jangan Lari!!!
40 40. Siapa gue?
41 41. Bangku Di Atas Bukit.
42 42. Cadar
43 43. Kangkung
44 44. Bayangan
45 45. Pasar
46 46. Kisah Pasar
47 47. Antara Ia dan dia
48 48. Bantuan
49 49. Kembali Bertengkar
50 50. Wudhu
51 51. Bacaan Sholat
52 52. Hapalan
53 53. Buku Dan Santriwati.
54 54. Al-Qur'an.
55 55. Hijaiyah
56 56. Kisah Sarifuddin.
57 57. Dijodohkan.
58 58. Setuju?
59 59. Al-Fatihah
60 60. Setuju
61 61. Cemburu.
62 62. Tujuh
63 63. Sudah bisa?
64 64. Imam Masjid
65 65. Imam Masjd part 2
66 66. Rayu Hati Allah
67 67. Lailatul Qadar
68 68. Dia Islam?
69 69. Kata Maaf
70 70. Bubur.
71 71. Vidio Call
72 72. Vidio Call Part 2
73 73. Perjodohan Dibatalkan
74 74. Mencintai Khadijah
75 75. Melamar Khadijah?
76 76. Lamaran
77 77. Cadar
78 78. Ini Hati, Khadijah
79 79. Sakit Dan Persahabatan
80 80. Bintang dan Matahari
81 81. Cemburu
82 82. Menolong Siapa?
83 83. Undangan
84 84. Persiapan Pernikahan
85 85. Katrin! Bukan Islam!
86 86. Malam Takbiran
87 87. Hari Raya Idul Fitri
88 88. Pernikahan
89 89. Akad Nikah
90 90. Sah!!!
91 91. Malam Pertama
92 92. Kapan?
93 93. Jakarta
94 94. Siapa yang menggoda?
95 95. Hari Yang Indah
96 96. Welcome
97 Dari Emak Untuk Para Pembaca
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Islam Ramadhan
2
2. Puasa ?
3
3. Tidak?
4
4. Puasa itu apa?
5
5. Katrin Putri Wijaya
6
6. Preman?
7
7. Islam?
8
8. Pesantren
9
9. Harus?
10
10. Bimbang
11
11. Keluar!
12
12. Baju koko
13
13. Ikut
14
14. Perjalanan
15
15. Sholat
16
16. Pesantren
17
17. Peraturan
18
18. Peraturan part 2
19
19. Malam
20
20. Sholat Subuh
21
21. Tidur
22
22. Hukuman
23
23. Kelas
24
24. Dia
25
25. Antri Dan Sholat
26
26. Besok Puasa
27
27. Sahur!!!
28
28. Puasa Itu?
29
29. Puasa Pertama
30
30. Puasa Pertama~Hukuman~
31
31. Lari!!!
32
32. Buka
33
33. Tarawih
34
34. Telpon
35
35. Pulang
36
36. Sendiri
37
37. Kabur
38
38. Diskotik
39
39. Jangan Lari!!!
40
40. Siapa gue?
41
41. Bangku Di Atas Bukit.
42
42. Cadar
43
43. Kangkung
44
44. Bayangan
45
45. Pasar
46
46. Kisah Pasar
47
47. Antara Ia dan dia
48
48. Bantuan
49
49. Kembali Bertengkar
50
50. Wudhu
51
51. Bacaan Sholat
52
52. Hapalan
53
53. Buku Dan Santriwati.
54
54. Al-Qur'an.
55
55. Hijaiyah
56
56. Kisah Sarifuddin.
57
57. Dijodohkan.
58
58. Setuju?
59
59. Al-Fatihah
60
60. Setuju
61
61. Cemburu.
62
62. Tujuh
63
63. Sudah bisa?
64
64. Imam Masjid
65
65. Imam Masjd part 2
66
66. Rayu Hati Allah
67
67. Lailatul Qadar
68
68. Dia Islam?
69
69. Kata Maaf
70
70. Bubur.
71
71. Vidio Call
72
72. Vidio Call Part 2
73
73. Perjodohan Dibatalkan
74
74. Mencintai Khadijah
75
75. Melamar Khadijah?
76
76. Lamaran
77
77. Cadar
78
78. Ini Hati, Khadijah
79
79. Sakit Dan Persahabatan
80
80. Bintang dan Matahari
81
81. Cemburu
82
82. Menolong Siapa?
83
83. Undangan
84
84. Persiapan Pernikahan
85
85. Katrin! Bukan Islam!
86
86. Malam Takbiran
87
87. Hari Raya Idul Fitri
88
88. Pernikahan
89
89. Akad Nikah
90
90. Sah!!!
91
91. Malam Pertama
92
92. Kapan?
93
93. Jakarta
94
94. Siapa yang menggoda?
95
95. Hari Yang Indah
96
96. Welcome
97
Dari Emak Untuk Para Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!