6. Preman?

...⚜️Basecamp⚜️...

Suara petikan gitar terdengar disebuah tempat dengan dinding yang bertuliskan Mogeren. Yap ini adalah basecamp geng motori milik Islam beserta ketiga sahabatnya. Tempat inilah yang dijadikan rumah kedua bagi keempat pria ini. Tempat inilah yang menjadi saksi persahabatan mereka yang begitu indah.

"Jadi gimana?" tanya Ali yang kemudian berhasil membuat petikan gitar yang dimainkan oleh Islam terhenti.

"Apanya yang gimana?"

"Hubungan lo sama Katrin?"

Islam tersenyum dengan sudut bibirnya yang terangkat.

"Gue nggak peduli, gue juga nggak pernah serius kalau pacaran."

"Yah gimana lo mau serius kalau objeknya itu banyak," sahut Abirama yang kini menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

"Nih yah, menurut gue nggak ada yang namanya cinta dan yang ada itu hanya nafsu," ujar Islam.

"Setuju," sahut Kristian, Abirama dan Ali dengan kompak.

"Ke rumah gue yuk!" ajak Islam yang kini bangkit dari kursi lalu melangkah menuju motornya.

"Ide bagus tuh," jawab Kristian yang kini menunjuk Islam dan ikut bangkit.

"Sambil minum yuk, gue punya uang lebih nih," ujar Ali.

"Nggak usah, nanti nyokap gue liat!" tolak Islam yang kini sedang memasang helm hitam ke kepalanya.

"Nggak bakalan kok kalau botolnya disembunyiin, iya kan?" tepuk Ali ke bahu Abirama yang kini ikut mengangguk.

"Terserah," jawab Islam lalu menancapkan gas meninggalkan basecamp.

20 Menit kemudian....

Empat motor hitam berukuran besar itu nampak memasuki area pekarangan rumah diiringi suara keras kanlpot motor. Islam menghentikan dan mematikan mesin motornya sebelum ia turun dari jok motornya.

"Islam, di rumah lo ada tamu yah?" tanya Kristian sambil menatap Islam yang sedang membuka helm dari kepalanya.

"Hah?" heran Islam tak mengerti.

"Itu!" Tunjuk Kristian membuat Islam berbalik menatap sebuah mobil hitam terparkir di garasi.

"Lo udah beli mobil? Sejak kapan?" tanya Abirama.

Islam terdiam heran. Siapa pemilik mobil yang sedang terparkir di garasi rumahnya. Islam melangkah mendekati mobil hitam itu dan menatapnya dengan serius. Islam tak pernah melihat mobil ini sebelumnya. Apakah mobil ini milik kerabat jauh dari Umi atau Abi nya?

"Nggak ada orang di dalam," ujar Kristian setelah mengintip di jendela mobil.

"Heh! Mau mencuri kalian?!!" bentak seorang pria sambil menyentuh bahu Islam yang membuat Islam menoleh.

Dahi Islam mengernyit heran menatap pria berpeci putih, berjanggut dan berpakaian kondura berwarna putih sebatas pergelangan tumit kaki yang kini sedang berdiri di depan Islam.

Pria dengan dua titik berwarna hitam di dahinya itu kini menatap dari ujung kaki sampai ujung rambut Islam. Wajah tampan dengan telinganya yang beranting hitam, jaket hitam dan celana yang robek di bagian lutut yang membuat kulit paha putih Islam terlihat.

Pria berpeci putih itu kemudian menoleh menatap Kristian yang penampilan tak beda jauh dari Islam. Pria itu melebarkan kedua matanya menatap kalung salib yang ada di leher Kristian.

Yang lebih membuat pria berpeci putih itu terbelalak adalah tato naga yang ada di lengan tangan Ali. Bagi pria itu mereka semua sudah jelas adalah preman.

"Mau mencuri yah antum?" Tunjuk pria berpeci itu.

Islam menoleh ke kiri dan kanannya menatap ketiga sahabatnya yang kini saling menatap dengan tatapan saling bertanya.

"Siapa yang pencuri?" tanya Islam.

"Antum semua," jawabnya.

"Antum saha?" tanya Kristian.

"Maksudnya kamu semua," jawab pria itu.

"Heh!!! Jaga mulut lo!!!" teriak Ali yang kini melangkah maju dengan dua botol minuman alkohol yang telah ia beli sebelum ia menuju rumah.

"Astagfirullah," ujar pria itu ketika menatap apa yang sedang di pegang oleh Ali.

"Antum ini preman yah? Mau mencuri mobil ini?" Tunjuk pria itu.

"Enak aja lo kalau ngomong. Heh! Kalau ngomong tuh dipikir dulu!" geretak Islam membuat pria itu tersentak kaget.

"Sudah jadi preman terus suka ngebentak lagi, istigfar antum semua! Tobat biar nggak masuk neraka," jelasnya.

"Wah kurang ajar nih si tua bangka," sahut Ali yang kini sudah makin emosi. Jika saja Kristian tidak memegang pergelangan tangannya mungkin Ali sudah memukul pria berpeci itu.

Islam melangkah maju mendekati pria berpeci itu dengan tatapan tajamnya membuat pria itu mendongak sambil menelan salivanya.

"Gue nggak kenal lo siapa dan lo datang tanpa ada janji sama yang punya rumah. Bawa mobil lo dan pergi dari sini!" ujar Islam dengan suara beratnya membuat pria berpeci itu gemetar.

Islam kini terdiam kini ia mengingat Uminya, entah bagaimana keadaan Uminya. Apakah Uminya baik-baik saja di dalam sana. Islam lihat betul pria asing dengan penampilan aneh itu keluar dari rumah.

"Umi," bisik Islam yang dengan cepat melangkah melewati pria berpeci itu.

"Heh!!! Mau kemana antum!" Tahan pria berpeci itu sambil menyentuh bahu Islam membuat langkah Islam tertahan.

...⚜️Ruangan Tamu⚜️...

"Islam sekarang sudah besar, dia menjadi anak yang baik dan sholeh. Mawar yakin Abi dan Abah akan mengenalinya hanya dengan melihatnya tanpa Islam memperkenalkan dirinya lebih dulu," jelas Mawar dengan nada lembut.

Habib mengangguk, pria dengan tubuh kurus, rambut putih beruban yang tertutup sorban, janggut putih dan panjang itu mengangguk sambil tersenyum setelah mendengarkan penjelasan menantunya. Habib tak sabar ingin segera bertemu dengan cucu satu-satunya itu yang terakhir kali ia lihat saat Habis berusia 14 tahun.

"Apa yang Akbar bilang pada Abah benar kan kalau Mawar bisa mendidik Islam menjadi anak yang sholeh," ujar Akbar lalu melirik Mawar yang kini tersenyum malu.

"Alhamdulillah, Abah sangat bahagia mendengarnya. Sebenarnya Abah ingin mengajak Islam ke pesantren di bulan ramadhan nanti."

"Ke pesantren?" tanya Mawar.

"Mawar!"

Mawar menoleh menatap Akbar yang kini menatapnya dengan lembut.

"Abah ingin menghabiskan waktu sebulan suci itu bersama dengan cucu satu-satunya, Islam," jelas Akbar.

"Benar, benar yang dikatakan oleh Akbar. Abah ingin bersama dengan cucu Abah," jawab Habib.

Mawar mengangguk tanda setuju.

"Oh iya ngomong-ngomong Islam dimana?" tanya Habib dengan raut wajah gembira dan tak sabarnya.

Mawar menoleh menatap jam yang menunjukkan pukul tiga sore.

"Islam masih di kampus dan mungkin-"

"Pak Kiai!!!" teriak pria berpeci itu yang kini berlari masuk ke dalam rumah dan menutup pintu utama dengan cepat seakan takut jika Islam dan ketiga sahabatnya itu masuk ke dalam rumah.

Suara teriakan dan hempasan pintu yang cukup keras membuat Mawar, Akbar dan Abah Habib menoleh. Habib bangkit dari kursi dengan wajah kaget menatap wajah Syuaib yang terluka di bagian bibir hingga terlihat berdarah.

Syuaib berlari sambil berteriak-teriak memanggil Abah Habib dan memeluknya dengan erat.

"Ada apa?" tanya Habib khawatir.

Syuaib mendongak menatap Habib membuat wajah babak belur itu terlihat jelas.

"Apa yang terjadi kepada mu, Syuaib?" tanya Akbar yang kini berlari menghampiri Syuaib yang gemetar.

"Ada preman!" Tunjuk Syuaib ke arah pintu yang tertutup itu.

"Preman?" tanya Abah Habib dengan heran.

Bruak

Pintu yang tertutup itu seketika terbuka dengan suara hempasan pintu yang menggema di dalam ruangan rumah membuat mereka terkujut bukan main. Syuaib berlari, memeluk dan bersembunyi di balik tubuh Abah Habib.

"Premannya datang!!!" teriak Syuaib ketakutan.

"Umi!!!" teriak Islam saat pintu itu terbuka lebar.

Abah Habib, Akbar dan Mawar menoleh menatap empat pria yang berdiri di pintu masuk dengan penampilannya yang seperti preman pasar yang siap untuk memalak pedagang pasar.

"Siapa mereka?"

Episodes
1 1. Islam Ramadhan
2 2. Puasa ?
3 3. Tidak?
4 4. Puasa itu apa?
5 5. Katrin Putri Wijaya
6 6. Preman?
7 7. Islam?
8 8. Pesantren
9 9. Harus?
10 10. Bimbang
11 11. Keluar!
12 12. Baju koko
13 13. Ikut
14 14. Perjalanan
15 15. Sholat
16 16. Pesantren
17 17. Peraturan
18 18. Peraturan part 2
19 19. Malam
20 20. Sholat Subuh
21 21. Tidur
22 22. Hukuman
23 23. Kelas
24 24. Dia
25 25. Antri Dan Sholat
26 26. Besok Puasa
27 27. Sahur!!!
28 28. Puasa Itu?
29 29. Puasa Pertama
30 30. Puasa Pertama~Hukuman~
31 31. Lari!!!
32 32. Buka
33 33. Tarawih
34 34. Telpon
35 35. Pulang
36 36. Sendiri
37 37. Kabur
38 38. Diskotik
39 39. Jangan Lari!!!
40 40. Siapa gue?
41 41. Bangku Di Atas Bukit.
42 42. Cadar
43 43. Kangkung
44 44. Bayangan
45 45. Pasar
46 46. Kisah Pasar
47 47. Antara Ia dan dia
48 48. Bantuan
49 49. Kembali Bertengkar
50 50. Wudhu
51 51. Bacaan Sholat
52 52. Hapalan
53 53. Buku Dan Santriwati.
54 54. Al-Qur'an.
55 55. Hijaiyah
56 56. Kisah Sarifuddin.
57 57. Dijodohkan.
58 58. Setuju?
59 59. Al-Fatihah
60 60. Setuju
61 61. Cemburu.
62 62. Tujuh
63 63. Sudah bisa?
64 64. Imam Masjid
65 65. Imam Masjd part 2
66 66. Rayu Hati Allah
67 67. Lailatul Qadar
68 68. Dia Islam?
69 69. Kata Maaf
70 70. Bubur.
71 71. Vidio Call
72 72. Vidio Call Part 2
73 73. Perjodohan Dibatalkan
74 74. Mencintai Khadijah
75 75. Melamar Khadijah?
76 76. Lamaran
77 77. Cadar
78 78. Ini Hati, Khadijah
79 79. Sakit Dan Persahabatan
80 80. Bintang dan Matahari
81 81. Cemburu
82 82. Menolong Siapa?
83 83. Undangan
84 84. Persiapan Pernikahan
85 85. Katrin! Bukan Islam!
86 86. Malam Takbiran
87 87. Hari Raya Idul Fitri
88 88. Pernikahan
89 89. Akad Nikah
90 90. Sah!!!
91 91. Malam Pertama
92 92. Kapan?
93 93. Jakarta
94 94. Siapa yang menggoda?
95 95. Hari Yang Indah
96 96. Welcome
97 Dari Emak Untuk Para Pembaca
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Islam Ramadhan
2
2. Puasa ?
3
3. Tidak?
4
4. Puasa itu apa?
5
5. Katrin Putri Wijaya
6
6. Preman?
7
7. Islam?
8
8. Pesantren
9
9. Harus?
10
10. Bimbang
11
11. Keluar!
12
12. Baju koko
13
13. Ikut
14
14. Perjalanan
15
15. Sholat
16
16. Pesantren
17
17. Peraturan
18
18. Peraturan part 2
19
19. Malam
20
20. Sholat Subuh
21
21. Tidur
22
22. Hukuman
23
23. Kelas
24
24. Dia
25
25. Antri Dan Sholat
26
26. Besok Puasa
27
27. Sahur!!!
28
28. Puasa Itu?
29
29. Puasa Pertama
30
30. Puasa Pertama~Hukuman~
31
31. Lari!!!
32
32. Buka
33
33. Tarawih
34
34. Telpon
35
35. Pulang
36
36. Sendiri
37
37. Kabur
38
38. Diskotik
39
39. Jangan Lari!!!
40
40. Siapa gue?
41
41. Bangku Di Atas Bukit.
42
42. Cadar
43
43. Kangkung
44
44. Bayangan
45
45. Pasar
46
46. Kisah Pasar
47
47. Antara Ia dan dia
48
48. Bantuan
49
49. Kembali Bertengkar
50
50. Wudhu
51
51. Bacaan Sholat
52
52. Hapalan
53
53. Buku Dan Santriwati.
54
54. Al-Qur'an.
55
55. Hijaiyah
56
56. Kisah Sarifuddin.
57
57. Dijodohkan.
58
58. Setuju?
59
59. Al-Fatihah
60
60. Setuju
61
61. Cemburu.
62
62. Tujuh
63
63. Sudah bisa?
64
64. Imam Masjid
65
65. Imam Masjd part 2
66
66. Rayu Hati Allah
67
67. Lailatul Qadar
68
68. Dia Islam?
69
69. Kata Maaf
70
70. Bubur.
71
71. Vidio Call
72
72. Vidio Call Part 2
73
73. Perjodohan Dibatalkan
74
74. Mencintai Khadijah
75
75. Melamar Khadijah?
76
76. Lamaran
77
77. Cadar
78
78. Ini Hati, Khadijah
79
79. Sakit Dan Persahabatan
80
80. Bintang dan Matahari
81
81. Cemburu
82
82. Menolong Siapa?
83
83. Undangan
84
84. Persiapan Pernikahan
85
85. Katrin! Bukan Islam!
86
86. Malam Takbiran
87
87. Hari Raya Idul Fitri
88
88. Pernikahan
89
89. Akad Nikah
90
90. Sah!!!
91
91. Malam Pertama
92
92. Kapan?
93
93. Jakarta
94
94. Siapa yang menggoda?
95
95. Hari Yang Indah
96
96. Welcome
97
Dari Emak Untuk Para Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!