Pacar? Apakah Islam punya pacar? Tentu saja iya. Islam punya pacar namun bukan hanya satu tapi ada banyak dan tak bisa dihitung dengan jari tangan saja.
"Islam!" jerit seorang gadis membuat Islam dan tiga sahabatnya itu menoleh menatap seorang gadis dengan rok sebatas paha yang terlihat seksi itu berlari mendekati Islam.
Katrin Putri Wijaya, gadis seksi itu adalah salah satu pacar Islam yang entah keberapa. Jika kamu mengira Islam lah yang mengejar-ngejar Katrin maka itu salah besar. Kenyataan yang sebenarnya terjadi adalah Katrin lah yang mengejar-ngejar Islam. Islam memutuskan untuk menerima ajakan Katrin berpacaran karena Islam lelah setiap hari harus mendengar rengekan Katrin.
"Wah, ada lagi tuh si bohay," ujar Ali.
"Islam!!!" jerit gadis itu lagi dan sesampainya ia langsung menggeliat di lengan tangan Islam seperti monyet yang menggelantung di dahan pohon.
"Islam, aku rindu," ujarnya manja sementara Islam terlihat hanya mematung dengan tangannya yang berusaha untuk melepas pegangan gadis itu.
"Aduh, lo ngapain sih?"
"Islam, aku rindu. Kamu nggak balas chat aku udah dua hari, kenapa?"
"Si Islam udah ada yang baru," sahut Abirama membuat gadis berambut pirang berwarna ungu itu melirik sinis.
"Islam, kamu kenapa sih?" tanyanya sambil kembali menggeliat di lengan tangan Islam yang masih berusaha untuk melepaskan genggaman tangan Islam.
"Udah deh lepas!" pinta Islam dengan wajah malas.
"Kok lo kayak gitu sih?" kesal gadis itu sambil memasang wajah cemberut.
Islam menghela nafas panjang. Sekuat apa pun ia berusaha melepas pegangan tangan Katrin yang memegangnya maka sekuat itu juga Katrin menggeliat dan melekat seperti linta sawah.
"Gue tunggu di basecamp yah, Lam," ujar Abirama sambil menepuk bahu Islam yang kini menoleh menatap tiga sahabatnya yang kini melangkah pergi.
"Loh mau kemana, Ram?"
"Basecamp!" teriak Ali.
"Loh tungguin gue!" teriak Islam yang kini melangkah namun baru selangkah tangannya kembali ditarik oleh Katrin.
"Ih yayang Islam!!!" jerit Katrin manja membuat langkah Islam tertahan.
"Lo itu kenapa sih?"
"Lo harus jawab dulu!"
"Jawab apa sih?"
"Lo kenapa nggak balas chat gue? Hah? kenapa?" oceh nya sementara Islam hanya terdiam dengan wajah datar seakan malas untuk berbicara atau bahkan sekedar menatap Katrin.
"Islam! Ayo jawab!" kesal Katrin sambil mengguncang tangan Islam.
"Atau bener yang Abirama bilang kalau lo itu udah ada yang baru? Iya? Lo udah punya pacar baru?"
"Ayo jawab!"
"Kalau emang iya kenapa?!!" teriak Islam sambil menunduk menatap wajah ketakutan Katrin yang terlihat mendongak menatap wajah marah Islam.
Tubuh Katrin gemetar hebat. Baru kali ini Katrin melihat Islam marah dan ini terlihat sangat menakutkan. Bukan hanya Katrin yang terkejut tapi semua orang yang ada di sekitar mereka juga ikut terkejut dan semuanya ini menoleh menatap keduanya dengan saling berbisik.
"Gue emang udah punya pacar."
"Tapi kan gue-"
"Apa?" tanya Islam membuat ujaran Katrin terhenti.
Kedua mata Katrin memerah dan tak berselang lama pipi gadis cantik itu basah, Katrin menangis.
"Lo udah punya pacar yang baru?"
Islam mengangguk membuat Katrin melepaskan tangisannya sambil mengusap pipinya yang basah itu dengan punggung tangannya.
"Kok tega sama gue?"
"Lo denger!" Tunjuk Islam ke arah wajah Katrin dengan jari telunjuknya.
"Dalam hidup gue, gue nggak punya satu cewek. Lo bisa tanya sama Kristian, Abirama, Ali atau bahkan lo bisa tanya sama teman sekelas lo sendiri, apa jok motor gue pernah kosong?"
"Gue punya banyak pacar dan bentuk yang kayak lo ini udah pasaran dalam kamus gue. Lo sama aja sama yang lainnya."
"Nggak! Gue beda," ujar Katrin.
Islam tersenyum sinis.
"Lo sama aja. Lo sama kayak perempuan lain yang datang dan ngejar-ngejar gue dan memohon untuk jadi pacar gue, itu yang lo sebut beda? Jadi apa bedanya lo sama yang lain ? Nggak ada kan?"
Katrin kini terdiam, semua yang dikatakan oleh Islam memang benar. Selama ini yang selalu memohon hanya Katrina, memohon untuk dijadikan pacar.
"Udah! Gue mau cabut!" ujarnya lalu melangkah.
"Islam-" Tahan Katrin yang kini kembali memegang erat tangan Islam.
"Apa lagi sih?!!" bentak Islam membuat Katrin kembali tersentak kaget setelah mendapat bentakan dari Islam.
"Tapi gue cinta sama lo."
"Gue nggak," jawabnya santai lalu kembali melangkah.
"Islam!" Tahan Katrin membuat langkah Islam kembali tertahan.
Islam menghela nafas berat lalu menunduk menatap Katrin dengan wajah datarnya. Katrin tersenyum, wajah Islam sangatlah tampan jika seperti ini.
"Melinda!"
"Melinda?" tanya Katrin.
"Bukanya itu nama lo?"
Katrin menggeleng.
"Mesya?" tebak Islam membuat Katrin menggeleng.
"Putri?"
Katrin kembali menggeleng.
Islam menghembuskan nafas berat. Ia tak hapal semua nama pacarnya.
"Terus nama lo siapa sih?" kesal Islam.
"Katrin!!!" teriak Katrin.
"Nah iya, sekarang lepas!"
"Nggak."
"Lepas gue bilang!" geram Islam lalu pergi setelah menghempas tangan Katrin membuat Katrin terhempas ke lantai.
"Aaaa!!! Sakit!!!" jerit Katrin dengan manja sambil membuat suara tangisan.
"Islam! Tolongin gue!!!" jerit Katrin yang kini masih duduk di lantai sambil menatap harap pada Islam yang masih berjalan dan semakin jauh dari Katrin.
"Islam!!! Islam!!! Gue kesakitan! Yuhu!!!" jeritnya sambil melambaikan kedua tangannya seperti orang yang sedang tenggelam.
"Islam!!! Masa lo nggak kasian sama gue? Gue ini udah tulus cinta sama lo!!! Lo nggak bisa dong ngesia-siain pengorbanan cinta gue!!!"
"Islam!!!" jeritnya cukup kencang dengan kedua mata tertutup.
Katrin menghentikan teriakannya dan mendecapkan bibirnya dengan kesal. Islam tak peduli dengannya walau hanya sedikit saja.
"Islam!!! Masa gue nggak ditolongin sih?!!" jerit Katrin yang begitu sangat kesal.
Bibir Katrin kini mengerucut dan wajah tangisnya lenyap dari wajahnya cantik itu. Percuma saja ia berpura-pura menangis tetap saja Islam tak peduli dengannya.
"Ih kesel banget sih!!! Gue kurang cantik apa sih sampai-sampai Islam nggak mau sama gue?" kesal Katrin yang kini meremas jari-jari tangannya.
"Sok ganteng," kesal Katrin lalu mendengus kesal.
"Yah emang Islam ganteng sih," ujar Katrin lagi.
Katrin yang masih kesal itu kini menoleh menatap semua orang yang kini sedang menatapnya bahkan Katrin tak sadar jika ia baru saja mempermalukan dirinya di hadapan semua orang. Apa yang akan dipikirkan oleh semua orang setelah melihat hal ini, dimana seorang gadis yang dinobatkan sebagai gadis tercantik di universitas ini memohon-mohon dicintai kepada seorang pria.
Dengan cepat Katrin bangkit dari lantai lalu merapikan roknya yang agak berantakan.
"Ngapain lo liatin gue?!!" bentak Katrin membuat semuanya dengan cepat mengalihkan tatapannya dan melanjutkan aktifitasnya.
Katrin kini menghela nafas lega setelah semuanya tak lagi menatapnya. Katrin kini kembali menatap koridor yang telah dilewati oleh Islam.
"Kenapa sih lo nggak bisa suka sama gue?"
"Gue jadi penasaran sebenarnya tipe pacar Islam itu kayak gimana sih?"
Katrin menghela nafas lalu tersenyum sinis.
"Islam, Islam. Gue yakin suatu saat nanti lo pasti bakalan suka sama gue dan nggak akan ada perempuan mana pun yang bisa jad milikin lo kecuali gue, cuman gue."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments