Yun San berhenti dan memandang hamparan rumput hitam. Tempat yang melingkar dengan sebat pohon ditengahnya.
"wus,,, wus,,, wus" terdengar suara suara terbakar. Ternyata api ungu membakar racun disekeliling tubuhnya. Hampir mendekati pohon tersebut, Yun San melihat seseorang sedang bermeditasi dibawahnya.
"tak ada vitalitas yang keluar" guman Yun San dan terus mendekatinya. Saat tiba dibawah pohon besar, dia terkejut karena energi alam yang cukup padat dan bersih karena tidak terkontamitasi racun.
"seakan ada yang mengumpulkan energi ditempat ini" guman Yun San sambil berdiri tenang beberapa meter didepan orang bersila diatas batu persegi. Didepannya ada sebilah pedang yang menancap pada batu.
"dewa pembunuh" coretan yang terdapat dibatu tersebut.
"cincin ruang" batin Yun San yang terus memperhatikan dan melihat pada jari tangan sosok tak bergerak itu. Dia lalu maju dan berhenti dua meter didepan batu yang mana sosok itu duduk bersila.
Batinnya terus berperang antara mengambil atau membiarkan saja.
"keserakahan akan membinasakanmu" salah satu petuah kakeknya terngiang.
"untuk mrmbalaskan dendam, kau perlu senjata yang kuat,,,, ambillah" sisi lain hatinya berteriak
"tinggalkan saja tempat ini, tujuan utamaku menuju sekte yin yang" batin Yun San membulatkan tekad.
"yang muda ini bernama Yun San, mohon maaf telah mengganggu istirahat tetua" ucap Yun San sambil menangkupkan kedua tangannya dan membungkuk dengan hormat. Kemudian berdiri tegak dan hendak berbalik untuk pergi.
"hahahaha ,,,, baik ,,,, anak baik" tiba tiba terdengar suara dan sosok didepannya mulai diselimuti api lalu berdiri diatas batu. Anak muda dan masih lima belas tahun.
"orang tuamu pasti bangga" suara itu terdengar lagi. Diusia semuda ini, sudah berhasil menekan keserakahan dalam hatimu. Menghormati orang tua ini meskipun tak mengenalku. Suara itu terus terdengar sampai api merah menghilang dan siluet keemasan samar muncul diatas batu.
Cincin yang sebelumnya dijari tangan orang itu, melayang mendekati Yun San.
"ambillah" ucap siluet sosok tersebut. Dengan hati hati Yun San mengambilnya.
"terima kasih tetua" ucap Yun San
"aku hanya seutas jiwa yang tersisa, berkultivasilah diatas batu dan aku akan melatih sedikit dilautan jiwamu" ucap sosok itu. Yun San hanya diam tak bergerak, dia merasa bingung menerima atau tidak.
"kau tak perlu takut, teratai ungu dilautan jiwamu bisa membunuhku" ucapnya.
"tetua, mengetahuinya" balas Yun San terkejut
"iya" ucapnya
"baiklah tetua" jawab Yun San dan melompat keatas batu, setelah siluet itu menjauh.
"achhh,,," teriak Yun San saat mulai berkultivasi. Yang ternyata, sinar keemasan memasuki dahinya. Setelah tenang, jiwa Yun San menyusul sinar keemasan yang masuk kelautan jiwanya.
Sosok yang sebelumnya hanya siluet samar, kini menjadi sosok nyata didepan Yun San. Dia mulai menjelaskan jati dirinya. Dulu hidup dalam kegelapan dan dipenuhi dengan pembunuhan. Dikenal dengan nama Dewa Pembunuh, serta pendiri organisasi pembunuh darah.
Awalnya, dia hanya membunuh untuk menjaga keselamatan keluarganya. Hingga suatu saat keluarganya habis dibantai dalam semalam. Waktu itu dia sedang membantu seorang sahabatnya.
Mengetahui semua keluarganya tewas, dia hanya berkeliling kesemua tempat untuk mencari informasi tentang pembunuhnya. Sampai berbulan bulan tidak mendapatkan hasil, dia pun kembali kekotanya. Sahabatnya tahu dia pulang, kemudian berkunjung dan mengajak membentuk organisasi tersebut.
Tahun demi tahun berganti, organisasi yang didirikannya semakin besar dan tetap tersembunyi. Bahkan menjadi momok bagi semua klan dan sekte. Yang awalnya bertujuan untuk saling membantu melindungi anggota dan keluarganya. Kian lama menjadi mesin pembunuh bagi siapapun yang mampu membayar.
Tehnik utama yang digunakan organisasi itu adalah tehnik bayangan. Sedang tehnik beladiri pendukungnya, tergantung dari kemampuan masing masing anggotanya. Tehnik tersebut didapatkan saat dia menolong orang tua yang terluka parah. Sebelum meninggal, orang tua itu hanya memperkenalkan dirinya Dewa Pengelana Pada masa itu sangat dikenal sebagai pendekar yang suka menolong dimanapun dia singgah.
Sampai kesialan akhirnya mendatangi dewa pembunuh. Istrinya secara diam-diam memberikan racun pada setiap makanan yang disajikan untuknya. Racun yang tidak berbau dan sangat halus efeknya. Sehingga dia terlambat mengetahui semua itu.
Sahabatnya yang dimintai tolong juga memberikan pil yang justru mempercepat efek dari racun yang ada ditubuhnya. Meskipun telah mencapai tahap surgawi, dia tak berdaya dengan racun ditubuhnya. Kemarahan karena kondisi dan penghianatan istri serta sahabatnya memuncak saat keduanya memaksa dewa pembunuh menyerahkan kitab tehnik bayangan.
Dia lalu bertarung dengan sahabatnya sampai beberapa hari. Namun karena tubuhnya semakin melemah akibat racun, membuatnya terluka parah dan melarikan diri. Sampai ditanah rahasia sekte pedang langit dia membuangnya. Dengan harapan ada pendekar tangguh muncul dari sekte tersebut yang menguasai ketiga tehnik dalam kitab itu. Sehingga bisa membubarkan organisasi yang dibentuknya.
"selama ini hanya dia yang menguasai sampai tehnik ketiga, sedang sahabatnya dan anggota tertinggi hanya mengetahui dua tehnik saja" ucap dewa pembunuh memberikan penjelasan tentang dirinya. Tapi dia tetap menyembunyikan nama aslinya.
"lalu bagaimana dengan sahabat dan istri tetua" tanya Yun San
*istriku telah mati dan sahabatku mungkin jadi leluhur diklannya" ucap dewa pembunuh
"siapa dia" tanya Yun San penasaran
"selain wakil diorganisasi juga sebagai tetua di klan hong" jawabnya.
"klan hong" guman Yun San dan muncul fluktuasi kecil dalam lautan jiwanya.
"kau mengetahui klan hong dan dari namamu apa berasal dari klan yun" tanya dewa pembunuh.
"ayahku dibunuh oleh tuan muda klan hong, sedang aku dari klan lin dengan nama asli, Lin Yun San" jawab Yun San.
"bagus ,,,, anak pintar dan cerdik" ucap dewa pembunuh
"apa kau hendak balas dendam pada orang itu" lanjutnya sambil menatap tajam pada Yun San.
"tidak tetua, memang ada kemarahan saat mendengar klan tersebut" jawab Yun San, tapi dia ingin menjadi kuat agar bisa melindungi orang orang yang disayanginya. Dan selama klan itu tidak berbuat masalah dengannya maka tidak ada niatan untuk itu.
Memang sering muncul ide untuk sekedar melemahkan pengaruhnya, agar mereka tidak bertindak arogan dan semena mena.
"hahahaha,,,, pemuda yang menarik" tawa dewa pembunuh terdengar.
"baiklah,,, aku akan mewariskan ketiga tehnik bayangan kunci tersembunyi agar kau bisa menguasainya" lanjutnya.
"terima kasih, guru" ucap Yun San sambil membungkuk hormat.
"hahahaha,,, tak perlu seperti itu, mari mulai" ucap dewa pembunuh lalu mulai memperagakan tehnik langkah bayangan dan diikuti oleh Yun San.
###
Sementara itu didesa lembah batu terlihat ramai. Patriak Klan Xiang, Xiang Suan, Xiang Du dan puluhan pengawal mengunjungi desa tersebut. Lin Dong dan yang lain sempat bingung atas kedatangan orang orang itu.
Setelah Xiang Du menjelaskan kalau patriaknya ingin berterima kasih pada Lin Dong. Karena patriak sembuh dari racun yang dideritanya selama ini, yang disebabkan bahan utama diberikan oleh Yun San.
"hahahaha ,,,, anak itu terus membuat heboh" ucap Lin Dong sambil tertawa, dan disusul tawa senang semua orang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
mochamad ribut
up
2023-07-24
1
mochamad ribut
lanjut
2023-07-24
0
K4k3k 8¤d¤
👍👍👍👍👍
2023-02-24
1