Memasuki penginapan besar, Yun San mendapat pengusiran dari penjaga didepan pintu masuk. Walaupun dia sudah berganti pakaian, tapi yang dipakainya hanya dari bahan kasar. Dia pun berlalu dari tempat itu, untuk mencari tempat lain.
"sial,,, dimanapun selalu ada orang yang seperti itu" batin Yun San lalu beranjak pergi untuk mencari penginapan lain.
"kau hendak mencari penginapan" sapa seorang pemuda yang menghentikannya saat hendak pergi.
"iya, dapatkah kau membantu" balas Yun San setelah menatap pemuda itu.
"bisa,,,, oh iya, namaku Sufan" ucapnya sambil memperkenalkan diri.
"orang tuaku punya penginapan kecil, tapi aku jamin bersih dan aman" ucap Sufan. Lalu mengajak Yun San menuju penginapan yang dimaksud.
Memasuki penginapan kecil, namun terlihat rapi dan bersih. Seorang wanita yang seusai bibinya, menyapa dengan ramah.Tanpa basa basi Yun San menanyakan harga sewa kamar. Selain itu juga hidangan yang disediakan oleh penginapan.
Wanita itu menjawab kalau dia bisa membelikan dirumah makan. Karena mereka tidak menyediakan fasilitas itu.
"tak apa, biar aku bermalam saja" ucap Yun San.
"tapi apakah bisa membantuku, memasakkan daging" lanjut Yun San.
"bisa" jawab wanita itu sedikit bingung.
"baiklah tolong masakkan untukku" ucap Yun San sambil mengeluarkan hasil buruannya. Yaitu seekor binatang buas tingkat dua dilantai.
"oh,,,, apa" teriak wanita itu terdengar keras, sambil dia mundur dan hampir terjatuh.
"ada apa bu" teriak Sufan terdengar dari ruang belakang.
"Sufan,,, anu,,, anu" jawab wanita itu yang ternyata ibu pemuda yang mengantar Yun San. Ucapannya yang terbata bata membuat Sufan bergegas keluar.
"ibu,,, ini binatang buas,,, ohhhh tingkat dua,,," ucap Sufan terkejut.
"itu ,,, itu dibawa tuan muda itu" masih dengan terbata bata, namun sebutan pada Yun San menjadi berbeda.
"panggilah paman pamanmu untuk membantu kita" lanjutnya.
"baiklah, tolong tunjukkan kamarku dulu" ucap Yun San menyela percakapan keduanya.
"biar aku yang mengantarkan" ucap Sufan, lalu mengantar Yun San menuju kamar untuknya.
Sampai dikamar, Yun San mulai merebahkan dirinya.
"ohhhh,,, aku terlalu lama didalam hutan, tapi Itu pun untuk peningkatannya dalam alkemis" batin Yun San.
"apakah pil kelas satu ini bisa dijual" lanjutnya sambil mengeluarkan beberapa botol pil didepannya. Tapi menyimpannya kembali dan dia beranjak untuk membersihkan badannya.
Malam semakin larut, Yun San keluar dari kamarnya. Dan mendapati beberapa orang yang masih sibuk menyiapkan hidangan disebuah meja besar. Sufan yang melihat Yun San mendekat, mengajaknya ngobrol sambil menunggu paman pamannya selesai.
Sufan menceritakan tentang keadaan kota dubei seperti permintaan Yun San. Situasi kota cukup kondusif, karena walikota tegas dalam menerapkan peraturannya. Tanpa pandang bulu, dalam menindak siapapun yang melanggar. Ada juga keringanan pajak, sesuai pendapatan para pengusaha dikota tersebut.
Selain itu, Yun San juga mengeluarkan peta untuk memulai perjalanan lagi esok pagi. Berdasarkan petunjuk di peta, keduanya merundingkan dua kota yang akan dilewati Yun San. Terlihat sedikit memutar dan membuat sedikit lebih jauh. Tetapi dia juga bisa melintas pegunungan agar lebih cepat, Itu pun jika menggunakan binatang buas yang bisa terbang.
Hampir setiap penguasa kota dan minimal klan tingkat satu memiliki binatang buas tingkat lima. Biasanya disebut binatang buas yang mulai berevolusi menjadi binatang buas iblis.
Dalam pengamatannya, terdapat tanda merah dipeta.
"kalau terus menghindari tantangan dalam perjalanan ini, bagaimana aku bisa menjadi lebih kuat" batin Yun San.
"didalam menerobos bahaya, mungkin kita mendapatkan suatu kesempatan atau keberuntungan" terdengar suara dibelakang keduanya.
"eh,,," guman Yun San
ehh,,, paman" ucap Sufan. Keduanya terkejut mendengar suara yang tiba tiba muncul.
"saat berkelana, tetaplah berhati hati dimanapun kau berada" jelasnya. Tetaplah untuk mengedarkan kekuatan jiwa. Selain untuk berjaga, juga berguna untuk meningkatkan kekuatan jiwanya.
Saat kekuatan jiwanya sering dikeluarkan, tanpa disadari akan melatih Yun San dalam mengendalikannya. Bahkan untuk seorang alkemis juga membantu dalam meningkatkan kekuatan jiwa yang berguna untuk mengendalikan api saat pembuatan pil.
"benar juga paman, tapi aku merasa nyaman ditempat ini" ucap Yun San.
"jadi aku melepas kewaspadaanku, seperti dirumah sendiri" lanjutnya
"baiklah, mari ngobrol sambil menikmati makanannya" ucap pria itu.
Yun San meminta orang tua Sufan dan ketiga pamannya untuk ikut menikmati hidangannya. Sempat canggung sebentar, tapi akhirnya cair juga. Sufan menceritakan kalau dia hanya hidup dengan ibunya. Sedang ayahnya meninggal saat dia masih kecil.
Yun San melihat ekspresi tegar pada wajah ibu dan anak itu. Selanjutnya obrolan mereka jadi kesana kemari dan dipenuhi canda tawa. Saat malam merangkak pagi, ibu Sufan mengundurkan diri dari pejamuan itu.
Kelimanya melanjutkan percakapan tersebut. Sampai tak sadar kalau pagi sudah menyapa, dan Yun San berpamitan untuk melanjutkan perjalanan.
"kami siapkan bekal untuk perjalananmu" ucap Sufan.
"bagikan untuk keluarga pamanmu" balas Yun San, lalu keluar dari penginapan itu.
Sepeninggalan Yun San, Sufan dan ketiga paman membereskan bekas pesta mereka.
"paman,,," teriak Sufan sambil menunjuk empat botol obat yang sebelumnya tidak mereka perhatikan.
"pil penguat kelas satu, ini lebih berharga daripada eleksir penguat tubuh" ucap seorang pamannya yang bisa berkultivasi dan telah ditahap penguatan tubuh.
"terima kasih, tuan muda" ucap keempatnya sambil membungkuk kearah pintu.
Disisi lain. Yun San telah menyusuri jalanan kota. Tiba didepan sebuah bangunan besar dia berhenti. 'Paviliun Pil' tulisan mencolok dipapan nama yang tergantung diatas pintu masuk. Pagi itu suasananya masih terlihat sepi.
Yun San memasuki paviliun pil. Sapa ramah seorang pegawai yang telah mendatanginya. Dia mengajak Yun San dan mengarahkan ke konter tempat untuk melayani pelanggan.
"pemuda pinggiran"
"pantas sepagi ini sudah datang"
"biarkan anak itu, mengawali hari dengan kesialan"
"hahaha" cibiran dan hinaan terdengar dari kerumunan beberapa pelayan yang masih memilih bersantai dipagi ini.
Selain ditujukan pada Yun San, juga kepada temannya. Mereka menganggap temannya mendapat sial karena melayani Yun San yang terlihat miskin. Meskipun pelan tapi Yun San bisa mendengar percakapan itu.
"aku pastikan kau menyesal" batin Yun San
Dibatasi oleh meja, pelayanan wanita tetap ramah pada Yun San.
"yang dipajang hanya sample saja" ucap wanita itu, sambil menunjuk pil yang ditutup oleh gelas kristal. Ada eleksir, pil kelas satu sampai tiga, yang diperlakukan sama baiknya.
"bisakah menjual pil kelas satu disini" tanya Yun San sambil mengeluarkan botol pil
"apakah kau, eh tuan muda seorang alkemis" ucap pelayan terkejut.
"bisa dibilang begitu, tapi jangan berbicara terlalu keras" balas Yun San
"maaf tuan muda, tapi kalau hendak menjual pil maka manajer yang bisa menentukan" jelasnya.
"kalau untuk menaikkan tingkat alkemis, apakah ada pengujinya" tanya Yun San
"hal Itu pun sama" jawabnya, lalu berpamitan untuk memberitahu manajernya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
K4k3k 8¤d¤
✌✌✌✌✌
2023-02-24
2
K4k3k 8¤d¤
lanjut terus thor
2023-02-24
1
Al^Grizzly🐨
ada yaa hanya bercerita sampai pagi menjelang..
ibu sufan juga begitu...hmmm..aneh...
saat masuk ke pavilyun pil..tidak ada dialok hanya tulisan sapa ramah...emang pelayan sudah menyapa mc ya...aneh ajah.
2022-12-14
2