Untuk seorang kultivator maka tidak tidur semalaman bukan suatu masalah. Kakeknya terlihat kelelahan, tapi tidak mau melepaskan kesempatan itu. Mereka tetap berbincang sampai pagi.
Mentari datang menghangatkan alam. Yun San memantapkan hatinya. Dilepas kakek, paman dan bibinya, dia mulai melangkah meninggalkan klan lin. Dengan memakai topeng dan memakai baju hitam sederhana, dia melangkah santai saat melewati desa yang masih diwilayah klan lin.
Cukup jauh dia telah meninggalkan kota tempat klan lin berada, saat siang memamerkan teriknya. Keluar batas desa, Yun San mulai memasuki hutan, tapi belum jauh dia melangkah dia merasakan ada enam orang yang sedang bersembunyi didepannya.
"mereka berada dipuncak penguatan tubuh" batin Yun San. Dia dapat merasakan dengan kekuatan jiwanya, yang semakin tumbuh seiring peningkatan tahapannya. Dengan santai dia mendekati tempat mereka bersembunyi, seolah olah tidak menyadarinya.
"berhenti ,,,," teriak salah satu dari orang orang itu.
"kenapa kalian menghentikan perjalananku"
"hahaha,,, jangan dikira kau berpenampilan berubah, bisa mengelabuhi kami"
"ooo,,, rupanya kalian sudah membuntutiku"
"tetua dua tidak ingin meninggalkan duri dalam hidupnya"
"ehh ternyata prajurit tetua dua"
"tak perlu banyak bicara, bunuh saja anak itu"
"hiaattttt,,,," teriakan mereka mulai melancarkan serangan. Yun San dengan serius menghadapinya. Tak lama pertarungan tersebut berlangsung. Karena Yun San menghadapi mereka dan ingin cepat menyudahi pertempuran tersebut.
Bukan sesuatu hal yang sulit untuk mengatasi keenamnya. Sehingga dalam sekejap mereka sudah terkapar. Melihat hasil dari perbuatannya, kaki Yun San gemetaran. Disebabkan oleh amarah dan gelapnya pikiran Yun San, orang orang itu sudah tak bernyawa.
"Yun San apa yang kau lakukan"
"kenapa kau bisa gelap mata"
"kau membunuh mereka"
"kau ,,,, pembunuh" batin Yun San berperang dengan hatinya.
Yun San segera melompat pergi dari tempat itu. Yang mana, tak lama dia pergi. Beberapa warga ditepi hutan datang. Mereka terkejut saat melihat enam mayat yang tergeletak. Dari pinggangnya, tergantung plakat prajurit klan lin.
Seorang warga segera berlari dan melaporkan pada prajurit yang berjarak digerbang kota. Sehingga proses evakuasi mayat tersebut berjalan dengan cepat. Tapi masih kalah cepat dari berita yang tersebar.
Dikediaman tetua dua.
"bajingan, dia sudah membunuh orang orangku" ucapnya marah.
"tuan jangan sampai ada yang tahu kalau itu perbuatan kita" ucap pengawal pribadinya
"adakah yang bisa menjadi saksi kalau itu dilakukan Yun San"
"tidak ada tuan"
"sialan,,,, sialan,,,"
"permisi tuan" tiba tiba seorang prajurit masuk
"ada apa,,," teriak tetua dua masih marah
"patriak klan meminta para tetua berkumpul"
"huhhh" gumannya sambil berlalu pergi dan menuju aula pertemuan klan.
Patriak klan yang memimpin pertemuan itu terlihat penuh emosi. Apalagi para tetua yang dikumpulkan tidak dapat mengdatangkan kesaksian yang memuaskan dalam masalah tersebut. Tetua dua yang menyeret nama Yun San juga kena damprat patriak klan.
"apa kau buta, pemuda penguatan tubuh tingkat tujuh melawan enam penguatan tubuh puncak" teriak patriak klan.
"kalau kau dendam dengan anak itu, jangan kau seret klan didalamnya" lanjut patriak
"aku ingatkan lagi padamu untuk tidak menyentuh Lin Dong dan orang-orangnya, karena paviliun pil ada dibelakang mereka" ucapan patriak yang terdengar masih dalam emosinya.
Setelah puas melampiaskan kemarahannya, patriak klan menyudahi pertemuan itu. Banyak pertanyaan yang berkecamuk dihati para tetua. Hanya tetua dua yang memahami peristiwa tersebut, karena dia yang telah merencanakan semua itu.
Xiang Du yang mendengar berita tersebut hanya tertawa puas diruang kerjanya. Sedang Lin Dong dan warganya merasa puas, seakan sakit hati mereka terbalaskan.
Ditepi hutan seorang pemuda duduk meditasi diatas dahan pohon besar. Akibat membunuh enam orang itu sempat menggoyahkan hatinya. Energi alam yang murni, mengalir terus kedalam tubuhnya. Memberikan kenyamanan pada Yun San. Bahkan hatinya yang sempat terganggu menjadi lebih tenang dan rileks.
Mentari hangat menyapa, tapi Yun San masih tenggelam dalam meditasinya. Kicauan burung dan suara binatang hutan membangunkannya. Dia lalu melompat dari pohon ke pohon yang lain.
Matahari semakin terik, tapi Yun San malah semakin masuk kedalam hutan. Dua binatang hutan yang telah naik ke binatang buas tingkat satu telah masuk dicincin ruangnya.
"sepertinya aku tersesat" batin Yun San saat berdiri didahan pohon. Didepannya terdapat segerombolan serigala yang sedang mengerubuti hasil buruannya.
Meskipun ditingkat satu, tapi saat bergerombol bisa mengalahkan binatang tingkat dua. Persatuan yang kuat akan dapat menutupi kelemahannya. Lalu dia duduk dan mengeluarkan peta yang dibawanya. Setelah menyadari kesalahannya, Yun San merubah arahnya.
Tanpa menghiraukan keberadaannya saat ini, dia terus menyusuri hutan sesuai arah yang ditunjukkan petanya. Saat senja dia menemukan sebuah pohon besar yang menjulang tinggi. Melompat didahan yang cukup besar, dia lalu duduk santai seakan menunggu malam.
Tak begitu lama berdiam diri, dia kemudian mengeluarkan tungku pil. Memulai pelatihannya membuat pil. Tanaman obat dikeluarkan sesuai resep yang diinginkannya. Satu persatu kegagalan menemuinya diawal pembuatan pil. Setiap kali gagal dia bermeditasi mencerna apa yang dikerjakan dan menyesuaikan dengan ilmu yang telah dipelajarinya.
Hari terus berjalan. Yun San mulai berhasil membuat pil. Ketika bahan untuk pil kelas satu habis, dia membuat pil kelas dua. Meskipun hanya berhasil membuat pil kelas dua tingkat rendah, Yun San cukup merasa puas akan peningkatannya.
Merasa cukup lama ditempat tersebut, Yun San kemudian turun lalu berjalan dan menyusuri hutan lebat itu dengan santai. Beberapa tanaman obat langka ditemukan olehnya. Ada anggrek hitam, anggrek darah, rumput api dan bahan lainnya. Selain tanaman langka, Yun San juga memetik bahan pil kelas dua keatas dan bahan pelengkapnya.
Dirasa cukup dalam perburuannya dia berencana menuju kota terdekat untuk memastikan arah yang tepat. Saat dia bisa melayang sebentar diudara. Kemampuannya juga didapat tanpa sengaja. Saat melompat dari pohon ke pohon dia merasakan kalau tubuhnya melayang sesuai dengan qi yang dikerahkannya.
Saat malam, dia melompat tinggi dan berdiri diudara untuk melihat sekelilingnya. Dikejauhan terlihat titik cahaya seakan menari nari.
"seperti itu sebuah kota" batin Yun San. Lalu melesat menuju tempat itu.
Saat pagi menampakkan sinarnya, Yun San telah didekat sebuah desa sejak tadi malam. Dengan menyembunyikan kultivasinya ditahap penguatan tubuh tingkat satu, dia dengan santai memasuki desa. Lalu menyusuri jalan desa dibawah tatapan para warga. Menda sebuah kedai yang sudah buka, dia memasuki tempat itu.
Mendapati dirinya ditatap pemilik dan pengunjung kedai, membuatnya bingung.
"ada apa paman" tanya Yun San
"kau darimana, karena bajumu bisa rusak begitu" tanya pemilik kedai
"oh,,," gumannya sambil memperhatikan dirinya sendiri.
"aku dari akademi klan lin, saat ini sedang menjalani pelatihan diluar sekte" jawab Yun San
"tempat yang cukup jauh" ucap pemilik kedai.
"lumayan paman" balas Yun San
"silahkan duduk" lanjut pemilik kedai
"baik, aku pesan makan dan air putih" ucap Yun San
"iya" jawab pemilik kedai lalu menyiapkan pesanan itu
Sambil menikmati makanan sederhana, Yun San berbincang dengan pengunjung yang ada didekatnya. Dia menanyakan kota dubei seperti yang tertulis dipeta. Menurut penuturan pengunjung itu, Yun San hanya perlu melintasi hutan kecil sebelum sampai di kota itu.
Siang semakin menggeliat. Yun San mulai melanjutkan perjalanannya. Di hutan kecil itu ada juga warga yang melintas, membuatnya hanya melenggang santai. Saat mendekati senja dia sudah memasuki kota. Lalu mencari penginapan untuk sekedar bersantai malam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
K4k3k 8¤d¤
💪💪💪💪💪💪
2023-02-24
2
K4k3k 8¤d¤
lanjut terus thor
2023-02-24
0
Andri Taufi Juanda
sampai tamat thor semangat
2022-08-27
0