"dentian anak ini sudah terbentuk namun tersegel" gumannya
"anak yang langka lahir ditempat kecil seperti ini"
"semoga dia bisa berkembang dengan baik dan tetap rendah hati, agar tidak jadi rebutan orang orang serakah"
Sedangkan Yun San terus mencerna tehnik yang ada dipikirannya. Tanpa disadarinya, ada cairan hitam yang mulai keluar dari pori pori ditubuhnya.
"arggggg,,,,," erangan kesakitan terdengar, saat Yun San dibantu pria tua tersebut menembus segel yang dipasang didentiannya.
"boommm,,," letupan kecil dalam tubuhnya terdengar. Yun San terkulai tak sadarkan diri. Pria tua itu terus membantu Yun San membentuk dentiannya yang baru. Tubuh lunglai Yun San mengambang diselimuti cahaya keemasan. Tubuhnya terus berputar seiring permainan jari pria tua tersebut.
Tak begitu lama Yun San yang sudah diturunkan ditanah mulai sadar. Tubuhnya terasa ringan dan segar.
"tubuhku, ohhhh,,,, terima kasih kek" ucap Yun San setelah sadar dan mengetahui ada perubahan besar dalam tubuhnya. Kemudian dia bersujud untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya.
"anak baik, kau sudah menembus tahap penguatan tubuh" jelas pria tua. Tetapi diusiamu saat ini, hal tersebut akan membahayakan dirimu sendiri. Didalam pikiranmu ada tehnik menyembunyikan kultivasi. Dalam satu tahun harus bisa menguasainya. Karena segel yang terpasang ditubuhmu akan hilang dengan sendirinya.
"dengan terus belajar kedua tehnik yang aku berikan kau akan mengerti secara perlahan" lanjutnya. Sebelum berusia sepuluh tahun tetap sembunyikan tahap kultivasimu ditahap manusia. Setelah lima belas tahun baru bisa kau tunjukkan tahap penguatan tubuhmu.
Setelah menembus tahap bumi carilah inti binatang bertipe api untuk meningkatkan benih api teratai ungu yang ada ditubuhmu. Sementara benih itu belum berevolusi maka orang lain akan mengira itu api ungu bawaan. Jangan beritahu siapapun tentang hal ini, meskipun itu pada keluargamu.
"pelajari juga ilmu pengobatan ini" ucapnya mengakhiri penjelasan pada Yun San dan memberikan sebuah buku yang sedikit usang.
"terima kasih, bolehkah tahu nama kakek siapa" tanya Yun San.
"hahahaha,,, aku dapat penerus yang cerdas dan baik" ucapnya sambil menatap tajam pada Yun San. Tiba tiba tubuhnya terlihat samar dan menghilang.
"aku Tetua Xiao Tian dari klan kuno Xiao, jangan menyebut dirimu muridku namun jika suatu saat klan Xiao butuh bantuan, maka bantulah sesuai kemampuanmu" terdengar gema suara ditelinga Yun San
"murid berjanji untuk itu" ucap Yun San sambil bersujud tiga kali seperti yang dilihatnya saat bersama Lin San melihat penerimaan murid baru diakademi klan lin.
Setelah melihat sekitarnya dan tidak ada siapapun ditempat itu, Yun San kembali kejalan dan berlari kedesa lembah batu. Langkahnya kini semakin ringan, beban dipergelangan kakinya sudah tidak berpengaruh lagi.
Sampai didesa siang hari sudah mulai berlalu. Lin Dong dan keempat saudaranya sudah menunggu digerbang desa.
"kau darimana saja" tanya Lin Dong khawatir.
"eh,, aku bermeditasi dulu ditepi hutan" jawab Yun San
"ohhhh, hahahaha cucuku sudah ditahap manusia" teriak Lin Dong bersemangat, kekhawatirannya hilang dalam sekejap.
"kau,,,"
"adik,,,"
"hebat,,, hahahaha hebat" keempat saudaranya tertegun dan tertawa bersamaan.
"sudahlah ayo kerumah dulu, nenekmu sudah masak enak" ajak Lin Dong
Lin Dong mengajak kelimanya memasuki desa dan menuju rumah pemimpin desa itu. Kelima anak itu sudah dianggap sebagai cucunya sendiri. Bahkan Lin Dong tidak pernah membedakan anak anak didesa lembah batu. Keberadaannya semakin dihormati dan dicintai semua warganya.
Sampai dirumah mereka semua asyik menikmati makanan yang sudah disediakan. Bersamaan dengan itu juga bercanda riang.
"kau minta hadiah apa dari kakek" tanya Lin Dong pada Yun San
"Feifei kek, gadis kecil yang selalu diperhatikan adik"
"iya kek anaknya imut lho"
"bener kek" sahut kakak kakaknya.
"kalian ,,,, huh ,,," sahut Yun San sewot.
"hahaha"
"dia malu tuh kek" goda mereka semakin gencar.
"sudah sudah" sela Lin Dong
"aku mau kamar sendiri kek" ucap Yun San
"emang gak suka tidur sekamar denganku" sahut Lin Feng anak dari Lin San
"habis kalau tidur tingkahnya kemana mana, aku sering ditendang" balas Yun San
"hahahaha"
"whahaha" tawa yang lain terdengar.
"baiklah, kakek akan buatkan lima kamar buat kalian disini, tapi ijin dulu pada orang tua kalian" ucap Lin Dong
"horeee"
"asyikk"
"benar ya kek" ucap kelimanya senang.
"iya" jawab Lin Dong
Diluar terlihat Hutian tergopoh gopoh masuk rumah Lin Dong.
"tuan muda,,,, " ucapnya terkejut saat melihat Yun San.
"pantas kami tidak menemukanmu, ternyata sudah disini" lanjutnya. Dibelakang Hutian ada juga Lin San dan dua lainnya.
"sudah sudah, sini kita makan bersama dulu" ucap Lin Dong. Kecemasan keempatnya menghilang. Semuanya mulai duduk dan mengambil makanan yang telah tersedia. Disela makan mereka bercerita tentang kebingungannya mencari Yun San
Senyum mereka semakin terkembang saat Lin Dong menceritakan kejadian yang dialami Yun San. Bahkan diusia delapan tahun sudah menembus tahap manusia. Biasanya di klan lin baru bisa memecahkan tahap itu diusia dua belas tahun. Itu pun dalam pembangkitan bakat anak yang diawasi oleh tetua akademi.
Lin Dong juga menyampaikan kalau kelimanya ingin tinggal didesa. Lin San dan yang lain tidak keberatan, serta meminta Hutian untuk membimbing anak anak tersebut.
"wah, gajiku berapa nich" ucap Hutian
"sialan, kau hitung hitungan dengan kami" ucap Chuhan, ayah dari Chu Sin dan Chu Yan.
"hahahaha, bercanda saudaraku" jawab Hutian
Suasana penuh canda tawa tercipta dirumah tersebut. Bahkan saat senja mulai menghilang tak disadarinya. Lin San dan dua lainnya berpamitan untuk kembali, karena takut istri ketiganya terlalu khawatir akan berita hilangnya Yun San.
Hari hari terus merayap. Yun San setiap hari mengelilingi kebun tanaman obat untuk mengenal nama dan karakternya. Selain itu, dari buku yang dipelajarinya dia juga memberikan saran tentang cara perawatan yang berbeda ditiap jenis tanaman obat. Pada awalnya Lin dong juga terkejut tentang sikap dan pengetahuan cucunya. Suatu malam Yun San bercerita kalau pernah menolong kakek kakek yang terluka dan memberikan buku tersebut.
Yun San juga mengatakan kalau cairan obatnya habis diberikan pada orang itu.
"hahaha, cairan obat itu hanya senilai tiga ratus koin emas, sedang buku ini nilainya lebih dari pada itu" ucap Lin Dong senang.
"besok kakek akan ganti cairan obatmu, dan kalau kesulitan mempelajarinya kau bisa bertanya pada kakekmu ini" ucap Lin Dong lalu keluar dari kamar Yun San.
"apapun yang kau inginkan, kakekmu ini akan berusaha mewujudkannya" batin Lin dong saat keluar kamar Yun San. Melihat perkembangan cucu satu satunya, ada perasaan senang dan khawatir. Senang akan kejeniusan dan semangatnya dalam belajar. Namun khawatir kalau dia akan tenggelam dengan dendam saat mengetahui cerita sebenarnya tentang kedua orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
K4k3k 8¤d¤
👍👍👍👍👍👍
2023-02-23
1
K4k3k 8¤d¤
terus update thor
2023-02-23
1
Eros Hariyadi
always Like and Favorit 👍👍👍
2022-09-16
3