Keduanya berbincang tentang prasarat untuk mendirikan sekte. Terlalu asyik berbincang keduanya mengabaikan Hutian yang mendekatinya. Kedatangannya tidak membuat percakapan itu berhenti. Bahkan Yun San juga mengajak Hutian masuk didalamnya.
Pada kesempatan itu, Yun San juga memberikan kitab ilmu pengobatan pada kakeknya. Namun beberapa halaman terakhir diambilnya, karena tehnik tusuk jarum yang ada dihalaman itu masih perlu pemahaman yang sempurna.
Dia meminta Hutian mengajarkan pada para pemuda desa. Dengan harapan, ada pemuda yang beruntung dan mampu mempelajarinya. Semoga ada alkemis yang muncul dari salah satu pemuda desa.
Hari hari berlalu dengan begitu hidupnya didesa lembah batu. Tiap pagi mereka berlatih ilmu beladiri. Setelah itu membantu para wanita dikebun. Dengan terjun langsung, maka mereka cepat memahami jenis tanaman obat dan perawatannya.
Tiga tahun berlalu. Desa lembah batu semakin maju. Kebun obat mereka semakin luas. Sedang dibelakang desa terdapat tanah lapang yang luas. Diujungnya terdapat bangunan dari kayu dan berfungsi sebagai benteng dari serangan binatang buas yang kadang memasuki desa.
Selain itu para pemuda lebih tenang belajar ditempat itu. Mereka adalah pemuda yang tidak lolos dalam seleksi akademi. Atas kerja kerasnya dan bantuan eleksir dari pemimpin Lin Dong, mereka semakin kuat.
Sebenarnya, mereka yang gagal dalam seleksi masuk akademi bukan karena pemuda yang bodoh. Tetapi lebih karena kurangnya sumberdaya yang mereka dapatkan. Jadi jika dibina maka pemuda pemuda tersebut akan terus berkembang.
Pagi yang cerah. Tetapi raut wajah semua warga terlihat sedih. Bukan disebabkan musibah atau berita buruk.Tetapi karena Yun San akan mengikuti seleksi diakademi. Mereka beranggapan kalau tuan muda mereka pasti lolos.
Saat ini Yun San sudah menembus tahap bumi tingkat lima. Karena pil dan batu roh yang ditinggalkan ayahnya, dia terus meningkat dalam tiga tahun ini. Tetapi dia juga tidak terburu buru untuk terus menerobos. Sebab dia perlu menyesuaikan dengan kekuatan tubuh fisiknya. Saat orang lain melihat maka dia menyangka kalau dia ditahap penguatan tubuh tingkat tujuh.
Selain Yun San ada juga empat pemuda yang akan ikut seleksi hari ini. Tanpa menunggu persiapan yang lama, Lin Dong dan Hutian mengajak mereka berangkat. Tak memerlukan waktu yang lama mereka sampai dikota. Serta langsung menuju tempat seleksi.
Meskipun seleksi awal sudah dimulai, namun pendaftarannya belum ditutup. Setelah mendaftar, mereka menuju antrian yang panjang. Tak lama proses Itu pun selesai. Yun San dan keempat pemuda desa diterima menjadi murid luar akademi.
Selanjutnya ada seleksi lanjutan. Jika masuk sepuluh besar maka bisa menjadi murid dalam. Bahkan untuk mereka yang beruntung akan bisa dipilih oleh tetua akademi atau tetua tamu dari sekte lain yang saat ini melihat proses seleksi tersebut.
Hampir seratus pemuda masuk ke arena. Seorang tetua menjelaskan peraturan dalam pertandingan itu. Mereka dibagi menjadi dua puluh kelompok. Yun San terlihat dalam salah satu kelompok tersebut.
Menjadi peserta termuda dalam seleksi itu, membuat Yun San jadi pusat perhatian dari para tetua akademi dan tetua tamu dari sekte lain. Apalagi saat menanggapi hinaan dan cacian dari peserta lain, dia tetap tenang dan acuh tak acuh.
Lin Dan yang kebetulan juga ikut seleksi saat ini, semakin gencar dalam melancarkan hinaan pada Yun San. Beberapa pemuda dari keluarga inti klan lin ikut menambahkan bara api untuk memancing kemarahannya. Tetapi ada juga yang merasa kasihan padanya.
Putaran pertama dimulai. Dua puluh kelompok akan menyisakan satu orang dalam dari tiap kelompok itu. Pertarungan yang seru terlihat dimasing masing kelompok. Yun San terlihat santai menghadapi persaingan dikelompoknya. Dia menggunakan ilmu pedang tingkat dasar yang dikuasainya dengan sempurna. Dia juga menggabungkan dengan tehnik bayangan, yaitu tehnik langkah dan gerak tubuh yang membuatnya bisa bergerak cepat dan gesit.
Lawan lawannya menyerah karena tidak bisa menyentuh dan mengikuti pergerakannya, membuat dia menjadi wakil dalam kelompok tersebut. Disisi lain sudah bermunculan wakil dari tiap kelompok. Ada juga Lin Dan yang masih melancarkan hinaannya.
"pemuda yang menarik"
"ilmu pedang dasar yang sempurna"
"tehnik gerakannya juga menarik"
"juga ketika menghadapi hinaan, dia terlalu tenang"
"sekte yin yang akan merekrutnya terlepas dia kalah atau menang" percakapan para tetua terdengar membahas Yun San.
Putaran kedua dimulai. Secara kebetulan Yun San berhadapan dengan Lin Dan. Saat mulai, Lin Dan langsung melancarkan serangan ganasnya. Serangan yang diluncurkan terlihat kejam. Yun San menanggapi serangan tersebut dengan gerakan yang lincah.
Tetap menggunakan ilmu dan tehnik yang sama. Dia terus mengimbangi serangan itu. Merasa serangannya tidak berpengaruh, maka Lin Dan segera mengubah serangannya. Tehnik tingkat tinggi mulai diperagakannya. Siluet naga keluar dari pedang Lin Dan. Melihat serangan yang mengancam, Yun San segera mengalirkan api teratai ungu untuk menyelimuti pedangnya.
"itu api yang nyata"
"meskipun seperti selimut energi, tapi hal itu tak bisa menipu mata kita"
"api bawaan yang kuat"
"seandainya dia mau menjadi alkemis maka perkembangannya pasti tak terbatas"
"aku jadi ingin merekrutnya"
"huh,,, sekte yin yang sudah membidiknya dari awal"
"sabar tetua, kita tidak akan bersaing dengan sekte yin yang" percakapan ditempat tetua terdengar.
"hiattt,,,," teriakan Lin Dan terdengar. Bersamaan dengan serangan yang dilancarkannya. Yun San juga melancarkan serangan balasan. Siluet naga dan bilah pedang dari api ungu bertabrakan. Meskipun bilah pedang itu terlihat lemah namun bisa menghancurkan siluet naga Lin Dan.
Bilah pedang ungu tersebut terus maju dan melabrak tubuh Lin Dan. Dia pun segera diterbangkan keluar arena dengan luka parah. Tetua dua klan lin segera menghampiri anaknya. Setelah Lin Dan dibawa para penjaga untuk dirawat, tetua dua lalu menatap Yun San.
"kau berani melukai anakku" teriak tetua dua sambil mengeluarkan tahap buminya.
"terluka dalam pertandingan adalah hal biasa, kenapa tetua harus marah seperti itu" ucap tetua sekte yin yang, setelah turun ditengah arena.
"dia hanya rakyat biasa, beraninya melukai anakku" teriak tetua dua keras
"jadi kalau keluarga utama klan boleh melakukannya" ucap tetua sekte tenang.
"iya, bahkan jika membunuhnya itu tak jadi masalah" balas tetua dua semakin marah
Tanpa diduga teriakan tetua dua, memicu emosi semua orang ditempat seleksi. Para murid juga terlihat mengepalkan tangannya. Bisik bisik diantara semua orang lama kelamaan menjadi gaduh. Ketua akademi berdiri dari duduknya untuk meredakan kegaduhan.
"para tetua silahkan kembali, kecelakaan dalam pertandingan tidak perlu diperpanjang" ucap ketua akademi dari atas panggung kehormatan. Selanjutnya dia mengumumkan kemenangan Yun San.
Selepas kejadian itu, suasana seleksi menjadi kurang menarik. Yun San juga memicu percepatan proses seleksi tersebut. Dia tiba tiba menyerah diputaran berikutnya, karena lawannya tiga tingkat diatasnya. Peserta lainnya yang mendapat lawan diatasnya, juga tidak merasa malu untuk menyerah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
K4k3k 8¤d¤
✌✌✌✌✌
2023-02-23
1
K4k3k 8¤d¤
thor ditunggu updatenya
2023-02-23
0
Andri Taufi Juanda
ayo crazy up
2022-08-27
0