Saat klan lin sedang sibuk dengan pejamuannya, namun di desa lembah batu terlihat memperketat keamanannya. Sementara dipinggiran kota terdapat sebuah kedai yang cukup besar. Bagian belakang kedai terdapat ruang luas yang dikelilingi oleh enam kamar.
Lin San dan dua temannya tinggal ditempat itu. Ketiganya juga mengajak anak dan istrinya. Malam yang telah larut, ketiga pasangan tersebut sedang duduk mengelilingi meja. Secarik kertas pindah dari satu tangan ketangan lainnya sebelum dibakar oleh Lin San
"nama anak itu Lin Yun San. Dia anak saudara kalian Lin Fan. Rawat dan rahasiakan identitasnya, sebab ada klan Hong dan klan yun yang sedang mencarinya. Jika suasana sudah membaik aku akan mengunjungi kalian. (Lin Dong)"
"kesempatan hidup keduaku diberikan Paman Lin Dong dan sekaligus tuanku, apapun yang terjadi aku akan merawat dan menjaga tuan muda kecil" ucap Lin San pelan.
"kami juga" balas kedua temannya.
"kami mendukungmu" ucap istri ketiganya.
Hari hari berlalu dengan ketegangan dihati ketiga pasangan tersebut. Setelah sebulan Lin Dong berkunjung ke kota untuk menjual tanaman obat. Seperti biasanya dia menjualnya ke kios milik klan lin. Sebab tidak bisa langsung ke paviliun pil karena tidak punya koneksi didalamnya.
Selanjutnya Lin Dong yang ditemani Hutian berbelanja untuk kebutuhan desanya. Tak lupa dia mengunjungi kedai tempat cucunya dirawat oleh ketiga orang kepercayaannya.
Butir airmata tidak dapat dibendung saat menggendong bayi yang berumur dua bulan itu.
"kakek akan lebih bersemangat dalam hidup ini karenamu" guman Lin Dong sambil mencium cucunya.
"nenekmu menitipkan ciuman untukmu" guman Lin Dong yang didengar oleh Hutian dan ketiga pasang sahabatnya.
Tanpa sengaja airmata mereka juga menetes. Keharuan dan rasa kasihan pada tuan besar mereka semakin memadat dihatinya. Ketekatan merawat tuan muda kecilnya semakin menguat.
Bulan dan tahun berganti. Desa lembah batu semakin berkembang dan terkenal. Tiap tahun ada beberapa anak usia dibawah tujuh belas tahun yang masuk di akademi klan lin. Mereka sudah mencapai tahap penguatan tubuh. Ada juga anak jenius dari desa tersebut, namun Lin Dong selalu berpesan untuk tidak menonjolkan diri.
Selain itu Lin Dong juga membekali mereka dengan tehnik menyembunyikan kultivasinya. Tehnik tersebut didapat Lin Fan yang dibawakan oleh Tetua Hong Cu. Bersamaan dengan tehnik dan ilmu beladiri lainnya. Minimal mereka yang masuk akademi sudah menguasai ilmu pedang dan pukulan meskipun tingkat dasar.
Lin Yun San, anak berusia delapan tahun sudah menunjukkan bakatnya sejak kecil. Sejak usia dua tahun dia selalu ingin berendam dalam rebusan tanaman obat seperti keempat anak lainnya dikedai tempat tinggalnya.
Ketiga pasangan tersebut mempunyai empat anak yang berusia tiga sampai tujuh tahun lebih tua dari Lin Yun San. Perlakuan kelima anak tersebut disamakan oleh ketiga pasangan itu. Bahkan setengah dari keuntungan kedai digunakan untuk mendidik dan meningkatkan kultivasi kelimanya.
Setiap hari kelimanya berlari untuk melatih fisiknya. Dari pinggir kota menuju desa lembah batu yang berjarak sepuluh kilometer. Lin Yun San sebagai anak paling kecil sering tertinggal dari yang lainnya. Namun keempatnya selalu menunggu didepan dan terus memberikan semangat padanya.
Pernah juga dia pulang dengan babak belur saat bermain dikota. Seorang anak keluarga utama klan lin menghajarnya karena merasa Lin Yun San tidak menghormati nya. Anak pinggiran, anak penjual arak, anak kasta rendah jadi julukan saat dia memasuki kota.
Lin San terus menasihati kelima anak tersebut untuk tidak membalas perlakuan mereka. Dia juga menguatkan hati mereka, kalau nanti ada saatnya bagi mereka berlima untuk menuntut balas perlakuan tersebut.
"teruslah semangat dalam pelatihan kalian" ucap Lin San. Berusaha masuk ke akademi klan dan setelah itu berjuanglah untuk memasuki salah satu sekte atau akademi militer. Karena disanalah kelimanya bisa menunjukkan kualitas sebenarnya dari diri mereka. Ditempat seperti itu, anak keluarga utama klan lin tidak punya dukungan yang kuat.
Klan lin hanya klan kelas dua, masih ada klan kelas satu dan klan bangsawan. Untuk anak dari klan bangsawan sebaiknya untuk menghindari masalah dengan mereka.
"apa kalian mengerti" ucap Lin San
"mengerti yah"
"mengerti paman" jawab kelimanya dengan panggilan masing-masing.
Pagi yang cerah, Lin Yun San duduk sendirian, karena keempat saudaranya membantu istri Lin San berbelanja.
"kenapa tidak berlatih" tanya Lin San
"menunggu kakak yang lain" balasnya
"apa kau takut berlatih sendiri" lanjut Lin San
"tidak ayah" sahutnya.
"kalau begitu berlatihlah sendiri, nanti kau bisa menunggu kakak kakakmu dirumah kakek Lin Dong" ucap Lin San
"baiklah yah, Yun San berangkat dulu" jawabnya bersemangat lagi.
Lin Yun San mulai berlari kecil menyusuri jalanan menuju desa lembah batu. Sebuah gelang besi seberat tiga kilogram diikat seperti biasanya dipergelangan kakinya. Pola latihan fisik yang diterapkan Lin San untuk menguatkan pondasi dasarnya.
Tanpa rasa takut Yun San terus berlari, sebelum tiba didesa lembah batu. Dia akan melintasi hutan kecil yang tidak begitu lebat. Sudah jarang binatang buas yang muncul. Karena sekali muncul akan diburu oleh manusia. Namun dia tiba tiba berhenti ditengah jalan. Erangan kesakitan mengusik pendengarannya.
"siapa itu" bisik Yun San. Lalu masuk kearea hutan yang tidak begitu lebat.Seorang pria tua dengan penuh luka bersandar dibawah pohon besar. Ada lubang didadanya bekas tancapan pedang. Sebuah pedang juga tergeletak disampingnya. Sepasang matanya menatap kedatangan Yun San.
Dengan rasa iba, Yun San mengeluarkan kantong penyimpanan yang didapat dari kakek Lin Dong. Tiga botol giok berisi cairan obat diberikan pada pria tersebut. Tanpa basa basi pria tua itu menghabiskannya lalu bermeditasi.
Yun San dengan serius memperhatikannya. Samar samar tubuh pria tua itu diselimuti cahaya kuning. Dari lukanya sudah tidak mengeluarkan darah lagi, meskipun belum sepenuhnya tertutup.
"siapa namamu" tanya pria itu
"Lin Yun San, kek" jawab Yun San
"nama yang bagus dan anak yang baik" balas pria tua
"ulurkan tangan kananmu" lanjutnya. Yun San sedikit canggung dan penasaran mengulurkan tangannya. Pria tua tersebut menangkap pergelangan tangan kanan Yun San dan memasukkan api ungu kecil pada telapak tangan kecil yun san.
"arggg,,,, panas,,,," teriakan Yun San terdengar. Pria tua itu lalu memainkan jari jemarinya membuat sebuah segel yang mengisolasi mereka berdua. Tubuh Yun San berguling ditanah menahan panas yang dideritanya.
"duduklah bersila dan rasakan energi dalam tubuhmu" ucap pria tua sambil menjentikkan energi keemasan yang memasuki dada Yun San. Tak mengetahui apa maksudnya, namun Yun San duduk bersila seperti sedang bermeditasi. Energi panas mengalir keseluruh tubuhnya. Semakin lama menjadi hangat dan bersahabat dengan tubuhnya.
"itu tehnik kultivasi sembilan nadi dewa" lanjutnya sambil menjentikkan sinar keemasan memasuki kening Yun San.
"arg,,," erangan Yun San sambil memegang kepalanya.
"tetap posisi semula dan rasakan sesuatu yang ada dipikiranmu" ucap pria itu
Yun San kembali diposisi meditasi, meskipun belum mengerti apa yang dilakukannya. Dia selama ini hanya dilatih ilmu pedang dan menguatkan fisiknya. Namun saat malam hari dia sering melihat kedua kakaknya berlatih diposisi seperti itu setelah meminum cairan obat.
"anak baik yang cerdas" guman pria tua saat melihat Yun San tenggelam dalam meditasinya. Dia lalu membantu mengalirkan energi dalam tubuh Yun San.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
K4k3k 8¤d¤
💪💪💪💪💪💪
2023-02-23
4
K4k3k 8¤d¤
mantab thor
2023-02-23
1
Akbar
lanjutkan karyanya jangan putus di tengah2
2022-07-02
3