20. Memergoki Bumi Mengantar Senja Pulang

Setelah selesai melihat matahari terbenam, Bumi dan Senja berencana pulang ke rumah masing-masing. Tak seperti hari biasanya, kali ini Bumi menyetir mobilnya sendiri tanpa asistennya.

“Senja,” panggil Bumi sebelum Senja masuk ke dalam mobilnya. Kebetulan mereka memarkirkan mobil bersebelahan.

“Ada apa?” tanya Senja.

“Hati-hati menyetir mobilnya. Langsung pulang ke rumah,” kata Bumi berpesan pada Senja.

“Iya, Tuan Muda,” sahut Senja sambil terkekeh.

Mereka pun masuk ke dalam mobil masing-masing. Bumi belum menyalakan mesin mobilnya. Ia sengaja menunggu Senja terlebih dahulu. Senja menyalakan mobilnya, tapi mesinnya tiba-tiba mati sendiri. Senja mencoba menghidupkan lagi mesin mobilnya. Hasilnya tetap sama saja. Mobilnya tak mau jalan juga.

Bumi sadar mobil Senja sepertinya mogok. Ia pun keluar menghampiri mobil Senja. Senja menurunkan kaca mobilnya saat Bumi datang padanya.

“Kenapa mobilmu?” tanya Bumi.

“Entahlah. Tidak bisa nyala mesinnya,” jawab Senja.

“Bensinmu tidak habis kan?” tanya Bumi lagi.

“Hei, tentu saja tidak! Bikin malu saja kalau mobilku sampai kehabisan bensin,” gerutu Senja.

“Ya siapa tau,” ucap Bumi.

Kemudian Bumi mencoba membuka kap depan mobil Senja. Ia memeriksa bagian mesin mobil Senja. Senja hanya bersandar pada mobil Bumi sambil memperhatikan pria itu bekerja.

Dia memang tampan. Kalau sedang memperbaiki mobil seperti ini, ketampanannya meningkat tiga kali lipat. Puji Senja dalam hati.

“Mesinnya rusak, tidak ada alat memperbaikinya. Harus dibawa ke bengkel,” kata Bumi sambil menutup lagi kap mobil Senja.

“Lalu bagaimana aku pulang?” tanya Senja dengan wajah sedih.

“Aku akan mengantarmu. Mobilmu nanti biar Jef yang mengurusnya. Ayo ikut ke mobilku!” ajak Bumi.

Dengan berat hati terpaksa Senja meninggalkan mobil kesayangannya disana. Mereka pun pulang bersama dengan mobil Bumi.

Di sepanjang jalan menuju ke rumah Senja, mereka lebih banyak diamnya. Senja yang biasa banyak bicara kini lebih diam. Ia sedang menutupi rasa canggungnya saat satu mobil dengan Bumi, apalagi saat ini mereka hanya berdua saja. Sejujurnya, dari tadi jantungnya berdegup lebih kencang saat duduk di sebelah Bumi. Sesekali ia akan curi-curi pandang melihat Bumi yang fokus menyetir mobilnya.

“Ngomong-ngomong kenapa kau tidak bertanya alamatku? Memangnya kau tau aku tinggal dimana?” tanya Senja memecah kesunyian di antara mereka.

“Tau,” jawab Bumi singkat.

“Dimana coba?” tanya Senja lagi mengetes Bumi.

“Lihat saja nanti kita akan sampai dimana,” jawab Bumi.

“Jawab dulu dimana! Nanti kau salah alamat lagi,” desak Senja.

“Tidak akan, aku pernah kesana dengan ayahku,” kata Bumi.

“Kapan kau kesana? Kenapa aku tidak tau?”  

“Waktu itu kau masih kuliah di luar negeri, makanya kau tidak tau.”

“Ohhh....” ucap Senja sambil manggut-manggut.

Tak lama mobil pun tiba di kawasan rumah Senja. Rencananya Bumi ingin mengantarkan Senja sampai ke depan rumahnya, tapi Senja menolak. Ia meminta Bumi mengantarnya sampai depan gerbang saja, tidak perlu masuk ke dalam.

“Kenapa kau tidak ingin aku masuk?” tanya Bumi yang aneh dengan sikap Senja.

Nanti kalau mama lihat bisa bahaya. Pasti akan banyak pertanyaan yang mama ajukan, kenapa aku bisa diantar pulang dengan calon Kak Nesya. Tidak mungkin aku jawab karena kita habis melihat matahari terbenam bersama. Batin Senja.

“Tidak apa-apa. Aku ke dalam sendiri saja. Kau cukup mengantarku sampai disini saja. Terimakasih ya, sudah mengantarku. Aku berhutang budi padamu. Lain kali aku traktir kau makan, deh,” kata Senja dengan sumringah.

“Baiklah, terserah kau saja.”

“Aku turun dulu. Hati-hati di jalan, langsung pulang ke rumah, ya,” kata Senja meniru perkataan Bumi.

Ia pun segera turun dari mobil itu lalu masuk ke dalam gerbang rumahnya. Setelah memastikan Senja masuk ke rumahnya, barulah Bumi meninggalkan tempat itu.

Dari belakang ada sebuah mobil berwarna merah yang memperhatikan mobil Bumi sejak mobil itu sampai di depan rumah Senja. Pengemudi mobil di dalamnya dapat melihat dengan jelas Senja turun dari mobil Bumi. Pengemudi mobil itu adalah Nesya.

Nesya hendak ke rumah Senja untuk bertemu dengan Liliana. Ia berencana mengantarkan langsung tas dan sepatu koleksi butiknya yang sudah dipesan oleh Liliana, ibu Senja.

Nesya cukup terkejut melihat Senja turun dari mobil Bumi. Bumi bukanlah orang yang sering menyetir mobilnya sendiri. Biasanya ia selalu bersama sang asisten. Tapi kini, mengapa dia bisa berduaan saja dengan Senja di dalam mobil? Lalu apa yang membuat Bumi meluangkan waktunya yang sangat padat itu untuk mengantar Senja pulang ke rumah? Terlintas rasa curiga di benak Nesya pada sepupunya itu. Ia harus mencari tau ada hubungan apa di antara mereka berdua.

Nesya pun melanjutkan niatnya untuk datang ke rumah Senja bertemu Liliana. Kalau memungkinkan, ia ingin cari tau sekalian kenapa Senja bisa diantar pulang oleh Bumi barusan.

"Hai, Tante. Ini aku bawakan pesanan, Tante," kata Nesya sembari memberikan paper bag berisi tas dan sepatu pesanan Liliana.

"Ya ampun, kau sampai repot-repot mengantarnya. Padahal kau kan bisa suruh pekerjamu yang mengantarnya, Sayang." Liliana pun mengambil paper bag yang diberikan oleh Nesya.

"Tidak apa-apa, Tante. Sekalian mengunjungi Tante. Oh iya, kok sepi sekali? Apa Om Andika dan Senja masih di kantor?" tanya Nesya berpura-pura. Padahal dia sudah tau kalau Senja sudah pulang ke rumahnya.

"Om Andika masih di kantor. Masih ada urusan kerjaan katanya, Sayang. Kalau Senja baru saja pulang. Kau tidak bertemu dia tadi di depan?"

"Tidak, Tante. Saat aku masuk kesini, aku tidak lihat ada mobil Senja di depan. Makanya aku pikir Senja belum pulang dari kantor."

"Masa sih tidak ada mobilnya? Lalu anak itu naik apa? Hmm...mungkin mobilnya sudah dimasukkan security ke dalam garasi mobil."

"Mungkin, Tante."

Jelas saja mobilnya tidak ada. Tadi kan dia pulang diantar Bumi. Umpat Nesya dalam hati.

***

Sementara itu Senja di kamarnya baru selesai mandi. Setelah berpakaian ia merebahkan dirinya ke atas tempat tidur untuk meregangkan otot-ototnya yang sudah lelah.

Selintas ingatannya tentang Bumi kembali muncul di pikirannya. Ia masih tidak menyangka saja mereka sudah dua kali menghabiskan waktu bersama untuk menyaksikan matahari terbenam. Siapa sangka, pria yang bertemu dengannya secara tidak sengaja itu kini menjadi semakin dekat dengannya.

"Dulu saja kita saling bermusuhan dan tak mau bertemu lagi di lain waktu, sekarang kita malah menyempatkan diri bertemu untuk melihat matahari terbenam. Betapa lucunya takdir ini."

Senja berguling ke samping dengan posisi menelungkup. Kedua tangannya ia letakkan di dagu untuk menopang wajahnya. Bagaimanapun posisinya, tetap saja yang ia ingat adalah Bumi Langit Dirgantara.

"Malaikat Pelindungku? Ah, konyol sekali! Bagaimana mungkin saat itu aku menyebutnya sebagai Malaikat Pelindungku?"

Senja tergelak sendiri mengingat kekonyolannya waktu itu. Saat dimana Bumi menyelamatkannya dari Riko, lalu dia secara spontan menyebut Bumi sebagai Malaikat Pelindungnya.

Entah bagaimana nasib Riko setelah kejadian malam itu, Senja pun tidak tau. Yang jelas semenjak kejadian itu, Riko sama sekali tidak pernah mengganggu Senja lagi. Sepertinya ancaman Bumi berhasil membuat Riko ketakutan.

Tok tok tok.

Pintu kamar Senja diketuk dari luar. Senja pun bangkit lalu membuka pintu kamarnya.

"Maaf, Nona. Nyonya meminta Nona Senja turun ke bawah. Kebetulan di bawah ada Nona Nesya juga," kata salah seorang asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya.

"Kak Nesya ada di bawah? Sejak kapan?" tanya Senja mulai was-was.

"Sepertinya tidak lama setelah Nona pulang, Nona Nesya pun sampai," jawab asisten rumah tangga itu.

"Oh, baiklah, Bi. Katakan pada mama, aku akan segera turun."

"Baik, Nona. Permisi."

Senja pun menutup kamarnya kembali. Ia menyandarkan punggungnya di pintu. Tiba-tiba saja ia merasa was-was. Apakah tadi Nesyq sempat melihatnya turun dari mobil Bumi? Lalu untuk apa Nesya malam-malam begini datang ke rumahnya? Rasanya ia tidak ada janji sebelumnya dengan sepupunya itu.

Akhirnya Senja pun memutuskan untuk turun ke bawah. Ia mendapati ibunya dan Nesya sedang mengobrol di ruang tamu.

"Hai, Kak. Kapan datang?" sapa Senja pada Nesya. Ia pun menghampiri Nesya dan memeluknya sebentar. Kemudian ia duduk di samping ibunya.

"Barusan sampai. Kata Tante Lili, sebelum aku kesini kau baru saja sampai di rumah," jawab Nesya.

Deg.

Senja terkejut dengan jawaban Nesya. Apa itu artinya Nesya memang sempat melihatnya turun dari mobil Bumi?

"Benarkah? Wah, maaf aku tidak sadar Kak Nesya di belakangku tadi," kata Senja berusaha tenang. Ia tidak mau kelihatan sedang menutupi sesuatu.

"Iya. Tapi tadi kata Nesya, dia tidak melihat ada mobilmu di depan. Seingat mama tadi pagi kau berangkat ke kantor dengan mobilmu sendiri kan? Apa security sudah menyimpan mobilmu di garasi mobil?" tanya Liliana kemudian.

Senja langsung terdiam sejenak. Ia sedang memikirkan alasan apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan ibunya. Ia tidak mau salah menjawab. Salah menjawab bisa panjang urusannya.

Saat ini baik Nesya maupun Liliana sedang melihat ke arah Senja. Mereka sedang menunggu jawaban seperti apa yang akan keluar dari mulut Senja.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Titha Tantya

Titha Tantya

nesya mulai curiga.. aigoo.. kayak senja tuh selingkuhan nya bumi tau. padahal kan blm ada ikatan apapun bumi sama nesya

2022-11-09

0

Nanda Lelo

Nanda Lelo

bilang aja mobilmu mogok pas setelah ada pertemuan dg bumi karena kalian ada proyek bareng 😁

2022-09-24

0

Mommy K3

Mommy K3

Jawabannya agak dipoles aja tapi gak usah bohong
Gimna coba

2022-07-29

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemuan Pertama
2 2. Kejadian di Restoran
3 3. Melindungimu
4 4. Mengadukan Perbuatan Riko
5 5. Curhat dengan Papa
6 6. Putri Keluarga Wijaya
7 7. Berbelanja di Mall
8 8. Balas Dendam Riko
9 9. Malaikat Pelindungku
10 10. Persiapan Acara Makan Malam Keluarga
11 11. Makan Malam Keluarga
12 12. Dilema
13 13. Atasan Yang Baik
14 14. Kebaikan Hati Senja
15 15. Menikmati Matahari Terbenam Bersama
16 16. Makan Siang Bumi dan Nesya
17 17. Nasehat Ayah
18 18. Bertemu Lagi Saat Rapat
19 19. Menunggu Matahari Terbenam Bersama
20 20. Memergoki Bumi Mengantar Senja Pulang
21 21. Sebatas Rekan Bisnis
22 22. Kedatangan Teman Senja dari Luar Negeri
23 23. Pertemuan Marcel dan Nesya
24 24. Dimas di Kantor Senja
25 25. Apa Dia Cemburu?
26 26. Kenapa Bukan Kau Yang Menjadi Jodohku?
27 27. Apakah Ini Termasuk Kencan?
28 28. Apa Papa Mencurigaiku?
29 29. Menjaga Nama Baik Keluarga
30 30. Ajakan Makan Malam Dari Nesya
31 31. Penolakan Bumi
32 32. Marcel Datang Lagi
33 33. Rencana Membangun Rumah Sakit
34 34. Dimas Berkunjung Ke Rumah Senja
35 35. Menjodohkan Senja dengan Dimas
36 36. Tidak Pantas Bersanding Dengan Bumi
37 37. Mengantar Kue Ke Rumah Nesya
38 38. Nesya Bertengkar Dengan Ayahnya
39 39. Berhenti Membahas Masalah Pribadi
40 40. Mendatangi Apartemen Nesya
41 41. Perselingkuhan Marcel dan Nesya
42 42. Kebahagiaan Terakhir Nesya dan Ibunya
43 43. Menghindar Dari Bumi
44 44. Menunggu Senja
45 45. Pertengkaran Adrian dan Tari
46 46. Orang Ketiga
47 47. Dimas Mengikuti Senja
48 48. Kekecewaan Bumi
49 49. Cinta Dalam Hati
50 50. Merasa Asing
51 51. Diary Jadi Saksi
52 52. Rencana Pertunangan Bumi dan Nesya
53 53. Nesya Berpesta di Club Malam
54 54. Rumah Sakit
55 55. Bumi Menjenguk Nesya
56 56. Saling Cemburu
57 57. Tanda Bibir Senja.
58 58. Ingatan Masa Kecil
59 59. Haruskah Aku Khianati Janji Ini?
60 60. Berita di Media
61 61. Menanti Sebuah Jawaban
62 62. Jawaban Senja
63 63. Patah Hati
64 64. Menunggu Kedatangan Senja
65 65. Berusaha Tegar
66 66. Tingkah Aneh Bumi
67 67. Ungkapan Perasaan Marcel
68 68. Menari di Tengah Rindu
69 69. Keripik Pisang dan Surat dari Arman
70 70. Siapa Pria Itu?
71 71. Pria Itu Dipanggil "Daddy"
72 72. Informasi dari Jefri
73 73. Senja Menyelinap Masuk
74 74. Gadis Nekat!
75 75. Menyelamatkan Senja
76 76. Karena Aku Malaikat Pelindungmu
77 77. Kekecewaan Adrian
78 78. Kecemburuan Nesya
79 79. Permohonan Maaf
80 80. Cinta Pertama Senja
81 81. Tak Dapat Bertemu Senja
82 82. Sengaja Menghindar
83 83. Memastikan Senja Baik-Baik Saja
84 84. Harusnya Aku
85 85. Salah Paham
86 86. Karena Aku Merindukanmu
87 87. Semua Cintaku Sudah Kau Ambil
88 88. Tidak Akan Ada Yang Memisahkan Bumi dan Senja
89 89. Siapa Yang Memata-mataiku?
90 90. Bonus Untuk Jefri
91 91. Seperti Raga Yang Kehilangan Jiwanya
92 92. Mendatangi Apartemen Marcel
93 93. Tak Bisa Mengelak
94 94. Banyak Hal Yang Ditutupi
95 95. Cherry dan Strawberry
96 96. Pengakuan Nesya dan Marcel
97 97. Pertunangan Resmi Dibatalkan
98 98. Rencana Menikahkan Nesya dan Marcel
99 99. Hadiah Dari Bumi
100 100. Nesya Makin Sakit Hati
101 101. Hasutan Teman-Teman Nesya
102 102. Mengabulkan Keinginan Senja
103 103. Firasat Bumi
104 104. Menjebak Senja
105 105. Jangan Ambil Senjaku!
106 106. Mata Yang Tertutup Rapat
107 107. Dihantui Rasa Takut
108 108. Dia Penyebabnya
109 109. Bumi Yang Merindukan Senja
110 110. Diary Senja
111 111. Sudah Lama Mencintaiku
112 112. Bumi Tanpa Senja
113 113. Coffee Shop
114 114. Jujur Pada Andika
115 115. 30 Hari Berlalu
116 116. Kopi Sesuai Suasana Hati
117 117. Butuh Seorang Teman
118 118. 60 Hari Berlalu Tanpamu
119 119. Sakit Menanggung Rindu
120 120. Bumiku, Langitku, Dirgantaraku
121 121. Masih Ada Kesempatan
122 122. Memperebutkan Senja
123 123. Setia Menemanimu
124 124. Peresmian Rumah Sakit
125 125. Permintaan Senja
126 126. Sebuah Penyesalan
127 127. Kita Adalah Keluarga
128 128. Tak Sabar Lagi
129 129. Semesta Mempersatukan Kita
130 130. Bermacam Cerita Yang Terjadi di Pesta
131 131. Menghabiskan Malam Pertama Bersama
132 132. Pindah Ke Rumah Baru
133 133. Memilikimu Seutuhnya
134 134. Memastikan Kebenaran
135 135. Bukan Seperti Yang Ku Kenal
136 136. Pernikahan Sederhana
137 137. Telat Makan Lagi
138 138. Suami Yang Sempurna
139 139. Sebatas Puisi
140 140. Cinta Bumi dan Senja
141 PENGUMUMAN GIVEAWAY & SURAT CINTA PENULIS UNTUK PEMBACA
142 Sembari Menunggu, Yuk dibaca!
143 Yang kangen sama Jefri, yuk kumpul disini!
144 Novel Baru: Gadis Penyelamat Tuan Biru
145 Siapa Toni?
Episodes

Updated 145 Episodes

1
1. Pertemuan Pertama
2
2. Kejadian di Restoran
3
3. Melindungimu
4
4. Mengadukan Perbuatan Riko
5
5. Curhat dengan Papa
6
6. Putri Keluarga Wijaya
7
7. Berbelanja di Mall
8
8. Balas Dendam Riko
9
9. Malaikat Pelindungku
10
10. Persiapan Acara Makan Malam Keluarga
11
11. Makan Malam Keluarga
12
12. Dilema
13
13. Atasan Yang Baik
14
14. Kebaikan Hati Senja
15
15. Menikmati Matahari Terbenam Bersama
16
16. Makan Siang Bumi dan Nesya
17
17. Nasehat Ayah
18
18. Bertemu Lagi Saat Rapat
19
19. Menunggu Matahari Terbenam Bersama
20
20. Memergoki Bumi Mengantar Senja Pulang
21
21. Sebatas Rekan Bisnis
22
22. Kedatangan Teman Senja dari Luar Negeri
23
23. Pertemuan Marcel dan Nesya
24
24. Dimas di Kantor Senja
25
25. Apa Dia Cemburu?
26
26. Kenapa Bukan Kau Yang Menjadi Jodohku?
27
27. Apakah Ini Termasuk Kencan?
28
28. Apa Papa Mencurigaiku?
29
29. Menjaga Nama Baik Keluarga
30
30. Ajakan Makan Malam Dari Nesya
31
31. Penolakan Bumi
32
32. Marcel Datang Lagi
33
33. Rencana Membangun Rumah Sakit
34
34. Dimas Berkunjung Ke Rumah Senja
35
35. Menjodohkan Senja dengan Dimas
36
36. Tidak Pantas Bersanding Dengan Bumi
37
37. Mengantar Kue Ke Rumah Nesya
38
38. Nesya Bertengkar Dengan Ayahnya
39
39. Berhenti Membahas Masalah Pribadi
40
40. Mendatangi Apartemen Nesya
41
41. Perselingkuhan Marcel dan Nesya
42
42. Kebahagiaan Terakhir Nesya dan Ibunya
43
43. Menghindar Dari Bumi
44
44. Menunggu Senja
45
45. Pertengkaran Adrian dan Tari
46
46. Orang Ketiga
47
47. Dimas Mengikuti Senja
48
48. Kekecewaan Bumi
49
49. Cinta Dalam Hati
50
50. Merasa Asing
51
51. Diary Jadi Saksi
52
52. Rencana Pertunangan Bumi dan Nesya
53
53. Nesya Berpesta di Club Malam
54
54. Rumah Sakit
55
55. Bumi Menjenguk Nesya
56
56. Saling Cemburu
57
57. Tanda Bibir Senja.
58
58. Ingatan Masa Kecil
59
59. Haruskah Aku Khianati Janji Ini?
60
60. Berita di Media
61
61. Menanti Sebuah Jawaban
62
62. Jawaban Senja
63
63. Patah Hati
64
64. Menunggu Kedatangan Senja
65
65. Berusaha Tegar
66
66. Tingkah Aneh Bumi
67
67. Ungkapan Perasaan Marcel
68
68. Menari di Tengah Rindu
69
69. Keripik Pisang dan Surat dari Arman
70
70. Siapa Pria Itu?
71
71. Pria Itu Dipanggil "Daddy"
72
72. Informasi dari Jefri
73
73. Senja Menyelinap Masuk
74
74. Gadis Nekat!
75
75. Menyelamatkan Senja
76
76. Karena Aku Malaikat Pelindungmu
77
77. Kekecewaan Adrian
78
78. Kecemburuan Nesya
79
79. Permohonan Maaf
80
80. Cinta Pertama Senja
81
81. Tak Dapat Bertemu Senja
82
82. Sengaja Menghindar
83
83. Memastikan Senja Baik-Baik Saja
84
84. Harusnya Aku
85
85. Salah Paham
86
86. Karena Aku Merindukanmu
87
87. Semua Cintaku Sudah Kau Ambil
88
88. Tidak Akan Ada Yang Memisahkan Bumi dan Senja
89
89. Siapa Yang Memata-mataiku?
90
90. Bonus Untuk Jefri
91
91. Seperti Raga Yang Kehilangan Jiwanya
92
92. Mendatangi Apartemen Marcel
93
93. Tak Bisa Mengelak
94
94. Banyak Hal Yang Ditutupi
95
95. Cherry dan Strawberry
96
96. Pengakuan Nesya dan Marcel
97
97. Pertunangan Resmi Dibatalkan
98
98. Rencana Menikahkan Nesya dan Marcel
99
99. Hadiah Dari Bumi
100
100. Nesya Makin Sakit Hati
101
101. Hasutan Teman-Teman Nesya
102
102. Mengabulkan Keinginan Senja
103
103. Firasat Bumi
104
104. Menjebak Senja
105
105. Jangan Ambil Senjaku!
106
106. Mata Yang Tertutup Rapat
107
107. Dihantui Rasa Takut
108
108. Dia Penyebabnya
109
109. Bumi Yang Merindukan Senja
110
110. Diary Senja
111
111. Sudah Lama Mencintaiku
112
112. Bumi Tanpa Senja
113
113. Coffee Shop
114
114. Jujur Pada Andika
115
115. 30 Hari Berlalu
116
116. Kopi Sesuai Suasana Hati
117
117. Butuh Seorang Teman
118
118. 60 Hari Berlalu Tanpamu
119
119. Sakit Menanggung Rindu
120
120. Bumiku, Langitku, Dirgantaraku
121
121. Masih Ada Kesempatan
122
122. Memperebutkan Senja
123
123. Setia Menemanimu
124
124. Peresmian Rumah Sakit
125
125. Permintaan Senja
126
126. Sebuah Penyesalan
127
127. Kita Adalah Keluarga
128
128. Tak Sabar Lagi
129
129. Semesta Mempersatukan Kita
130
130. Bermacam Cerita Yang Terjadi di Pesta
131
131. Menghabiskan Malam Pertama Bersama
132
132. Pindah Ke Rumah Baru
133
133. Memilikimu Seutuhnya
134
134. Memastikan Kebenaran
135
135. Bukan Seperti Yang Ku Kenal
136
136. Pernikahan Sederhana
137
137. Telat Makan Lagi
138
138. Suami Yang Sempurna
139
139. Sebatas Puisi
140
140. Cinta Bumi dan Senja
141
PENGUMUMAN GIVEAWAY & SURAT CINTA PENULIS UNTUK PEMBACA
142
Sembari Menunggu, Yuk dibaca!
143
Yang kangen sama Jefri, yuk kumpul disini!
144
Novel Baru: Gadis Penyelamat Tuan Biru
145
Siapa Toni?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!