Tok tok tok.
Pintu kamar Senja diketuk. Tak lama masuklah papanya yang bernama Andika Wijaya ke dalam kamar. Saat itu Senja tengah asik menulis diary berwarna pink nya sambil berbaring di atas kasur. Begitu papanya mendekat, cepat-cepat ia sembunyikan diary itu ke bawah bantal dan duduk di atas ranjangnya yang besar itu.
“Masih suka menulis diary di jaman secanggih ini?” tanya Andika yang diangguki oleh Senja.
“Padahal kau kan punya papa, mama atau sahabatmu kalau ingin berbagi cerita,” tambah Andika.
“Tapi kan tidak semua hal bisa kita ceritakan ke orang lain, Pa. Ada kalanya kita merasa nyaman untuk menyimpan cerita itu sendiri,” jawab Senja sambil bersandar di bahu papanya yang ikut duduk di sebelahnya.
“Apa ada yang mengganggu pikiranmu? Apa ini tentang Riko? Mamamu tadi marah-marah sambil cerita ke papa tentang Riko.”
“Benarkah? Mama cepat sekali terpancing emosi.” Senja terkekeh membayangkan bagaimana cerewetnya mamanya kalau sudah bercerita.
“Ya, begitulah mamamu. Jadi, apa Riko menyakitimu? Katakan pada papa apa yang terjadi tadi.”
“Papa tenang saja. Senja tidak apa-apa. Dia mana berani sama putri keluarga Wijaya ini,” ucap Senja dengan sombongnya sehingga Andika tak tahan untuk mencubit hidung putri kesayangannya itu.
“Tetap saja dia itu laki-laki. Kau harus hati-hati. Papa akan siapkan bodyguard untukmu kalau kau mau.”
“Tidak. Jangan. Papa kan tau Senja tidak suka seperti itu. Memang sih, tadi dia sempat tarik tangan Senja, tapi.....hmmmm....tadi itu.....” Senja tampak ragu bercerita tentang sosok Bumi yang menolongnya.
Andika menatap serius putrinya. Ia khawatir Riko sudah macam-macam pada Senja.
“Bilang sama papa, tadi itu kenapa?”
“Itu, Pa. Ada malaikat yang menolong Senja. Tapi Senja tidak tau namanya siapa. Lupa tanya. Hehehe.”
“Malaikat? Menolong?” tanya Andika penasaran.
“Iya. Waktu Riko tarik tangan Senja, tiba-tiba ada pria yang menolong Senja. Papa tau, dia itu nyaris sempurna di mata Senja. Dia berani lawan Riko. Dan yang paling penting dia mau melindungi Senja.”
“Kau baru pertama kali bertemu pria yang menolongmu itu?”
Sebenarnya dua kali sih, Pa. Waktu mobil kami saling berbenturan. Tapi tidak mungkin Senja cerita ke Papa soal ini. Bisa-bisa besok tidak boleh bawa mobil sendiri lagi.
Senja pun mengangguk saja.
“Kau sepertinya tertarik padanya.”
“Hmmmm mungkin.”
Andika mengacak rambut anak gadisnya itu. Tidak terasa gadis kecil yang manja itu sudah berubah menjadi gadis dewasa yang sudah mulai tertarik pada lawan jenis.
“Itu bukan mungkin, tapi memang tertarik padanya.”
“Tapi Senja tidak tau namanya.”
“Kalau memang berjodoh, pasti besok-besok akan bertemu lagi.”
“Hope so. Oh ya, papa sudah tau tentang perjodohan Kak Nesya dan anak Tuan Dirgantara?”
“Sudah. Sejak mereka masih kecil malah.”
“Ha? Kok bisa?” Jiwa keponya mulai meronta.
“Tantemu sama almarhum istri Tuan Dirga yang pertama itu sahabat baik. Waktu kecil Nesya sama Bumi sering main bersama, sampai akhirnya mereka dijodohkan.”
“Bumi?” tanya Senja sambil memiringkan kepalanya.
“Ya, nama anak Tuan Dirgantara itu Bumi. Bumi Langit Dirgantara.”
“Wah, bagus sekali namanya. Papa tau, gara-gara perjodohan mereka mama jadi sibuk mau menjodoh-jodohkan Senja juga.”
“Biasalah, namanya juga ibu-ibu. Tidak mau kalah sama orang lain. Ya sudah, sekarang istirahatlah. Besok kan kau harus ikut Papa ke kantor. Kebetulan besok ada undangan dari rekan bisnis Papa. Banyak pengusaha muda disana. Barangkali kau bisa bertemu jodohmu disana.”
“Papa....kenapa Papa jadi seperti mama?” protes Senja.
Andika terkekeh melihat Senja menekuk wajahnya. Lalu ia mencium kening putrinya itu.
“Tidurlah. Sudah malam. Papa kembali ke kamar dulu.”
“Oke. Good night, Papa.”
“Good night, Sayang.”
Senja masuk ke dalam selimutnya. Sebelum keluar dari kamar Senja, Andika menutup lampu dan pintu pelan-pelan.
Senja berbaring menatap langit kamarnya. Wajah pria yang tadi menolongnya kembali muncul di pikirannya.
Siapa namanya, ya? Ah, kenapa aku bisa lupa menanyakannya! Tapi kata Papa, kalau memang berjodoh pasti akan bertemu lagi. Dan saat itu, aku tidak akan lupa menanyakan namanya siapa.
Senja senyum-senyum sendiri di kamarnya, lalu menarik selimut hingga menutupi separuh wajahnya. Apa mungkin tebakan Andika benar bahwa Senja mulai tertarik pada Bumi yang ternyata calon suami kakak sepupunya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Titha Tantya
klo senja tau siapa yg menolongnya itu ternyata bumi yg jd jodohnya nesya, gmn perasaan senja.. ini mh layu sebelum berkembang😔
2022-11-09
0
Nanda Lelo
aduuh,, bisa perang kluarga nih
2022-09-24
0
Mommy K3
Layu sebelum berkembangkah?
2022-07-29
0