Senja berjalan cepat menuju ke mobilnya. Ia tidak ingin bertemu dengan Riko lagi dan berencana langsung pulang ke rumah. Ia ingin mengadukan perbuatan Riko kepada mamanya. Saat sudah berada di depan mobilnya, ia baru teringat kalau tasnya masih tertinggal di dalam.
“Ya ampun, kenapa aku sampai lupa mengambil tasku dan meninggalkan Viona disana? Ini semua gara-gara si Riko brengsek itu,” umpat Senja sambil menepuk jidatnya.
Saat ia membalikkan badan hendak kembali lagi ke restoran, tiba-tiba Riko sudah muncul di depannya dengan wajah menyeringai. Senja agak terkejut dengan keberadaan Riko, tapi dia berpura-pura untuk tetap tenang.
“Siapa tadi yang kau bilang brengsek?” tanya Riko dengan menatap tajam ke arah Senja.
“Siapa lagi kalau bukan kau!” jawab Senja ketus.
“Wah, wah, wah, kau wanita pertama yang mengataiku. Aku jadi semakin penasaran denganmu, Senja,” ucap Riko sambil memperhatikan Senja dari atas hingga bawah, membuat Senja memutar bola matanya dengan malas.
“Aku tidak ada urusan lagi denganmu, jadi lebih baik menyingkir dari hadapanku!” titah Senja.
Tapi bukan Riko namanya kalau dia menuruti permintaan Senja. Semakin galak Senja, malah semakin tertantang dirinya untuk mendekati Senja.
“Bicara denganmu hanya buang-buang waktu,” kata Senja lagi lalu berencana pergi dari hadapan Riko.
Saat Senja baru melangkahkan kakinya, Riko tiba-tiba menarik tangan Senja dengan kasar. Mendapat perlakuan seperti itu membuat Senja meronta minta dilepaskan, tapi permintaannya tidak digubris oleh Riko.
“Lepaskan aku! Aku bisa berteriak biar orang-orang memukulimu,” ancam Senja.
“Silahkan saja, aku akan bilang kau pacarku yang sedang ngambek. Gampang kan? Lagipula kalau kau teriak-teriak disini apa kau tidak malu kalau mereka tau kau putri Tuan Andika Wijaya?”
“Aku tidak peduli. Lepaskan aku atau aku akan benar-benar berteriak sekarang!”
Bukannya melepaskan malah Riko makin erat mencengkeram pergelangan tangan Senja hingga memerah. Sampai akhirnya ada suara yang menghampiri mereka.
“Lepaskan dia!”
Senja dan Riko menoleh ke sumber suara. Ternyata itu adalah suara Bumi yang meminta Riko melepaskan Senja. Bumi mendekati mereka dan menatap Riko dengan penuh intimidasi.
“Aku tidak suka mengulang perkataanku. Jadi lepaskan dia dan kau pergi sekarang!” titah Bumi.
Loh, dia kan pria tadi? Kenapa dia ada disini juga? Kenapa dia ikut campur urusanku dengan Riko? Apa dia ingin melindungiku? Tanya Senja dalam hati.
“Kau pikir kau siapa? Jangan ikut campur urusanku dan dia! Dia ini calon istriku,” kata Riko.
“Tidak. Kau jangan mengarang cerita! Jangan mimpi punya calon istri sepertiku!” bantah Senja dengan cepat.
Bumi melihat Riko masih memegang tangan Senja dengan erat sampai wanita itu meringis kesakitan. Tanpa banyak bicara lagi, Bumi menepis kasar tangan Riko hingga cengkeramannya terlepas lalu menarik Senja dengan sebelah tangannya dan merangkulnya.
Gerakan Bumi sangat cepat hingga membuat Senja yang sekarang berada dalam dekapannya jadi tercengang. Senja dapat menghirup aroma maskulin yang harum dari Bumi. Aroma itu sungguh menenangkannya. Ia merasa nyaman berada dalam dekapan Bumi. Tanpa sadar ia melingkarkan tangannya di pinggang Bumi.
Deg. Bumi agak terkejut saat merasakan tangan Senja yang melingkar di pinggangnya. Ini kali pertama ia dipeluk oleh seorang wanita selain ibunya. Tapi ekspresi wajahnya biasa saja. Mungkin Senja hanya sedang ketakutan, pikirnya.
Riko sendiri dibuat bingung dengan dua manusia di depannya. Bisa-bisanya sekarang Senja berpindah dalam dekapan Bumi. Setaunya Senja baru pulang dari luar negeri dan tidak punya kekasih. Lalu siapa pria yang dia peluk itu?
“Hei kau! Dia calon istriku. Jangan ikut campur urusan kami!” teriak Riko.
Bumi hanya mendengus mendengar ucapan Riko. Riko makin kesal dengan perlakuan Bumi kepadanya. Dia merasa diacuhkan. Riko yang selalu merasa hebat tidak terima dirinya diperlakukan seperti itu. Ia pun mencengkeram kerah jas Bumi dengan satu tangannya dengan sangat kuat.
Senja terkejut lalu mengeratkan tangannya di pinggang Bumi. Bumi dapat merasakan ketakutan Senja. Ia pun membalasnya dengan mengeratkan dekapannya. Seolah sedang memberikan ketenangan untuk Senja.
Begitu Riko terlihat mencengkeram kerah jas Bumi, dengan gerakan cepat lima orang bodyguard Bumi yang bertubuh tinggi dan berbadan kekar mengelilingi mereka. Dan salah satu di antara mereka adalah Jefri sang asisten Bumi.
Riko tercekat melihat sudah banyak pria bertubuh kekar yang mengelilinginya. Ia menelan salivanya dengan berat. Tapi ia berusaha untuk tidak takut dan tetap tenang.
“Lepaskan tangan kotormu dari jas Tuan Muda! Pergi dari sini kalau kau masih sayang nyawamu!” kata Jefri dengan penuh intimidasi.
“Kau pikir aku takut dengan kalian? Hah? Aku juga punya anak buah yang mampu menghabisi kalian,” kata Riko balik mengancam tapi cengkeramannya di jas Bumi sudah mengendur.
Bumi dapat merasakan bahwa Riko sudah mulai ketakutan. Dengan satu tangan ia menepis tangan Riko dari jasnya. Riko tidak melawan. Dia hanya diam saja diperlakukan seperti itu.
“Ini kali kedua aku memperingatimu untuk pergi,” kata Jefri lagi.
Sial*n! Aku kalah jumlah dari mereka. Bisa babak belur nih kalau aku tidak pergi sekarang juga. Batin Riko.
“Baiklah kali ini aku pergi. Tapi lain kali jangan harap aku akan melepaskanmu, Senjaku,” ucap Riko dengan nada mengancam.
Jadi namanya Senja. Batin Bumi.
Riko melirik lagi Bumi sekilas lalu ia pun pergi meninggalkan tempat itu dengan rasa dendam di hatinya. Sudah dua kali dia dipermalukan. Pertama di dalam restoran oleh Senja. Kedua di parkiran oleh Bumi dan bodyguardnya.
Setelah Riko pergi, Senja masih saja mendekap Bumi dengan erat. Ia terlalu nyaman dengan posisi seperti itu.
“Ekhem.” Bumi berdehem mencoba menyadarkan Senja. Tapi yang disindir masih tetap dalam posisinya.
Jefri tau Tuan Mudanya itu sedang memberi kode. Tapi Senja malah tidak peka. Jefri pun bingung harus bagaimana. Ia sendiri cukup kaget ada wanita yang berhasil memeluk Tuan Mudanya itu.
“Apa pelukanku terlalu nyaman sampai kau tidak mau melepasnya?”
Akhirnya Bumi mengatakannya secara langsung. Senja tersadar lalu mendongak ke atas. Di saat yang sama Bumi juga menengok ke bawah. Tatapan mereka pun saling bertemu.
Bumi dapat melihat wajah Senja dari jarak yang lebih dekat dari sebelumnya. Ia menyelami kedua bola mata Senja yang sangat indah baginya. Kecantikan wajah Senja berhasil menghipnotisnya.
Begitupun dengan Senja, ia terpana melihat ketampanan yang sempurna dari Bumi. Tatapannya yang tajam mampu menyihir Senja hingga tak bisa berkata apa-apa.
Beberapa detik mereka terdiam dalam posisi seperti itu. Para bodyguard jadi saksi keromantisan di antara mereka berdua.
“Sudah puas memandangiku?” tanya Bumi.
Senja mengedipkan matanya beberapa kali seolah baru tersadar dari lamunan panjangnya. Kemudian ia sadar sudah memeluk Bumi. Ia pun melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Bumi.
“Ka-kau, kenapa kau ikut campur urusanku dan Riko? Apa kau mengenalnya juga?” tanya Senja tiba-tiba.
Bumi tidak menjawab. Ia malah membalikkan badannya hendak pergi dari tempat itu. Lagi-lagi Senja berteriak menghentikannya.
“Tunggu! Aku sedang bicara padamu. Kenapa kau suka sekali meninggalkanku begitu saja, sih? Aku bertanya kenapa kau tadi ikut campur urusanku?” tanya Senja lagi.
“Untuk melindungimu,” jawab Bumi tanpa menoleh ke arah Senja. Lalu Bumi kembali melanjutkan langkahnya diikuti para bodyguardnya meninggalkan Senja sendirian disana.
“Melindungiku?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Coco
waduh bang bumi sweet banget sih
2023-06-03
0
Coco
modus nih si senja
2023-06-03
0
Ica
seruuu
2022-11-26
0