14. Kebaikan Hati Senja

Sesuai dengan yang sudah direncanakan, saat ini Senja sedang dalam perjalanan bersama Pak Aris menuju ke rumah karyawannya itu. Seperti biasa, Senja selalu mengendarai mobil kesayangannya sendiri dan Pak Aris duduk di kursi depan sebelah pengemudi.

Awalnya Pak Aris merasa sangat sungkan karena atasannya sudah mengantarnya pulang bahkan menyetir untuknya juga. Tapi Senja tak mempermasalahkan hal itu. Ia tak memandang seseorang dari harta yang mereka punya. Di dalam perusahaan, Pak Aris memang karyawannya. Tapi jika di luar, baginya mereka sama-sama rakyat biasa.

Agar suasana tidak begitu canggung, Senja mengajak Pak Aris mengobrol hal-hal yang ringan. Senja memang pandai dalam bergaul. Pak Aris yang tadinya hanya diam, lambat laun mulai ikut membalas obrolan Senja.

Saking asiknya mengobrol, Senja tidak sadar kalau mobilnya bersebelahan dengan mobil Bumi saat berhenti di lampu merah.

“Tuan, sepertinya mobil di samping kita ini tidak asing lagi,” kata Jefri memberi informasi pada Bumi yang duduk di kursi penumpang.

Bumi melihat ke arah yang dimaksud Jefri. Ia kenal betul, itu mobil yang hampir ditabraknya beberapa waktu lalu karena berhenti mendadak di tengah jalan.

Senja? Tanya Bumi dalam hati.

Tak lama lampu pun berubah menjadi warna hijau. Senja menjalankan lagi mobilnya dan berbelok ke arah yang bukan jalan menuju ke rumahnya.

"Kenapa dia berbelok ke arah sana? Bukannya itu mengarah ke....”  

“Pinggiran kota, Tuan. Dan Nona Senja tidak mungkin tinggal disana,” potong Jefri. Ia seolah bisa membaca kekhawatiran Tuannya itu pada Senja.

“Ikuti mobilnya dari belakang!” titah Bumi.

“Baik, Tuan.”

Jefri pun memutar haluan mobilnya mengikuti kemana mobil Senja pergi. Seperti dugaan mereka, mobil mewah itu masuk ke salah satu perumahan di pinggir kota.

Rumah Pak Aris masih masuk lagi ke dalam gang yang cukup sempit dan tidak bisa dilalui mobil, jadi terpaksa mereka turun berjalan kaki untuk sampai kesana.

Bumi semakin terkejut saat melihat ada seorang pria paruh baya turun dari mobil Senja. Dia bertambah khawatir karena tak ingin terjadi apa-apa pada Senja. Ia pun memutuskan untuk turun dari mobil juga dan diam-diam mengikuti mereka dari belakang, sementara Jefri berjaga di dalam mobil.

Kedatangan Senja ke pemukiman yang bisa terbilang kaum menengah ke bawah itu tentu saja menyita perhatian penduduk disana. Siapa sangka seorang gadis cantik dengan pakaian dan tas mahalnya mau datang ke daerah seperti itu.

Tak lama perhatian penduduk beralih pada sesosok pria tampan bertubuh tinggi yang menggunakan setelan jas rapi dan sepatu mengkilap. Siapa lagi kalau bukan Bumi. Dan anehnya lagi Bumi sangat ketara seperti orang yang tengah mengendap-endap memperhatikan Senja.

Senja dan Pak Aris pun tiba di sebuah rumah kecil dimana keluarga Pak Aris tinggal. Rumah yang catnya terlihat sangat usang dan atapnya sudah tak lagi kokoh menunjukkan kalau rumah itu lama tidak direnovasi. Tak hanya itu, garis-garis retak yang timbul pada dinding pun makin mempertegas kondisi rumah yang mengenaskan itu.

Senja masuk ke dalam setelah dipersiapkan oleh Pak Aris. Yang pertama ia jumpai di dalam adalah seorang wanita paruh baya duduk di kursi roda dan seorang anak laki-laki berusia sekitar 8 tahun sedang terbaring di ruang tengah beralaskan kasur yang sangat tipis serta spreinya yang sudah sangat luntur dari warna aslinya.

Ada yang berdesir di hati Senja. Pemandangan yang ia lihat sungguh berbeda jauh dengan kehidupannya sehari-hari yang serba berkecukupan bahkan lebih.

“Maaf, Nona. Kami tidak punya kursi tamu. Tapi ini lantainya bersih, Nona. Karpetnya bersih. Silahkan duduk dulu, Nona. Saya ambilkan minum,” kata Pak Aris yang tak enak hati pada Senja karena kondisi rumahnya yang memprihatinkan.

“Tidak usah repot-repot, Pak. Saya hanya sebentar. Tidak perlu buat minum segala,” kata Senja lalu duduk lesehan di atas karpet yang dimaksud Pak Aris.

“Nona, maaf, ya. Saya duduk di kursi sedangkan Nona duduk di bawah. Sekali lagi maafkan saya, Nona,” ucap istri Pak Aris.

Senja tersenyum dengan tulus. “Tidak masalah, Bu. Saya mengerti kondisi ibu,” jawab Senja dengan sangat ramah.

Dari jendela samping rumah, ada pria yang menatap kagum dengan Senja. Ia kagum dengan Senja yang begitu ramah dan mudah berbaur meskipun bukan dengan orang sekelasnya.

“Anak bapak namanya siapa?” tanya Senja.

“Namanya Arman, Nona. Dia sudah 8 tahun, masih bersekolah di sekolah dasar,” jawab Pak Aris.

Senja mengangguk. “Boleh tau sakitnya apa ya, Pak?” tanya Senja lagi.

Wajah Pak Aris berubah sendu dengan pertanyaan Senja. “Dia sakit paru-paru, Nona. Dan harus berobat rutin ke rumah sakit. Kadang kalau lagi kumat, dia batuk-batuk terus sampai sesak dan kesulitan bernafas. Jadi saya harus membawanya ke rumah sakit terdekat. Itu sebabnya saya kadang tidak masuk bekerja, Nona,” jawab Pak Aris terus terang.

Saat ini Senja mengerti bagaimana kondisi Pak Aris. Istri beliau lumpuh dan tak bisa berjalan. Bagaimana bisa beliau membawa anaknya ke rumah sakit kalau sedang kumat.

“Sekarang saya mengerti posisi bapak, saya akan bicarakan dengan bagian HRD soal ini. Bapak tidak perlu khawatir. Yang harus bapak utamakan adalah kesehatan anak dan istri bapak. Masalah pekerjaan, bisa dibantu karyawan lain dulu kalau bapak tidak masuk,” kata Senja yang terdengar bagaikan angin segar bagi Pak Aris dan keluarganya.

“Terimakasih, Nona. Terimakasih sudah mengerti kondisi keluarga saya. Saya berjanji akan bekerja lebih giat lagi di perusahaan milik Tuan Andika,” ucap Pak Aris dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

“Sama-sama, Pak. Terimakasih juga sudah mengabdi pada perusahaan saya,” balas Senja dengan ramah.

Kemudian Senja mengambil amplop coklat dari dalam tasnya. Di dalam amplop itu ada uang tunai sejumlah lima juta rupiah. Uang itu sebenarnya uang pegangannya untuk berbelanja, tapi karena merasa Pak Aris lebih membutuhkan, ia pun memberi uang itu pada Pak Aris.

“Maaf saya tidak bawa persiapan apa-apa kemari. Lain kali kalau ada waktu, saya akan berkunjung lagi kesini. Ini ada sedikit rejeki buat bapak dan keluarga. Semoga dapat bermanfaat buat bapak dan keluarga bapak, ya.”

Pak Aris dan istrinya sontak terharu dengan kebaikan hati atasannya itu. Seumur-umur baru kali ini ia mendapat bantuan sebesar itu.

“Soal pengobatan anak bapak, nanti saya akan minta asisten saya mengaturnya. Semua biaya pengobatannya biar saya yang tanggung. Kalaupun anak bapak harus dirawat, biar biayanya menjadi urusan saya. Saya harap bapak dan ibu mau menerimanya.”

“Terimakasih, Nona. Terimakasih atas kebaikan Nona. Semoga Tuhan membalas kebaikan Nona dengan berlipat ganda.”

Senja tersenyum dan berterimakasih atas do'a tulus yang dilanjutkan Pak Aris dan istrinya kepada dirinya. Setelah selesai urusan dengan Pak Aris, Senja pun berpamitan lalu kembali ke mobilnya.

Saat hendak kembali ke mobil, Senja melihat ada mobil tepat terparkir di belakang mobilnya. Sepertinya ia kenal dengan mobil itu. Tak lama terdengar langkah kaki seseorang mendekatinya dari belakang.

Senja pun berbalik lalu mendapati Bumi berjalan ke arahnya.

“Bumi?” Senja merasa heran kenapa Tuan Muda Dirgantara itu juga ada disana.

“Akhirnya kau bisa menyebut namaku dengan benar,” jawab Bumi.

“Jangan bilang kau mengikutiku?!” tebak Senja.

Bumi hanya mengangkat bahunya saja membuat Senja menggelengkan kepalanya.

“Kau memang aneh,” ucap Senja lalu pergi masuk ke mobilnya begitu saja.

Bumi mengetuk kaca jendela mobil Senja, lalu Senja menurunkan kaca mobil itu.

“Kau mau kemana? Sebaiknya kau langsung pulang saja,” tanya Bumi.

“Tidak. Aku belum mau pulang. Aku mau ke suatu tempat,” jawab Senja.

“Kemana?” tanya Bumi penasaran.

“Penasaran, ya? Bukan urusanmu,” jawab Senja sambil terkekeh.

Lalu ia kembali menutup kaca mobil dan meninggalkan Bumi disana. Bumi kembali masuk ke mobilnya dan memerintahkan Jefri mengikuti Senja dari belakang.

“Jef, kejar dia!” titah Bumi.

“Baik, bos.”

Bersambung...

 

Terpopuler

Comments

Coco

Coco

wah wah mulai tertarik nih

2023-06-07

0

Titha Tantya

Titha Tantya

makin terkagum2 deh tuh bumi sama senja🤭🤭

2022-11-09

0

Titha Tantya

Titha Tantya

khawatir niyeh🤭🤭🤭

2022-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemuan Pertama
2 2. Kejadian di Restoran
3 3. Melindungimu
4 4. Mengadukan Perbuatan Riko
5 5. Curhat dengan Papa
6 6. Putri Keluarga Wijaya
7 7. Berbelanja di Mall
8 8. Balas Dendam Riko
9 9. Malaikat Pelindungku
10 10. Persiapan Acara Makan Malam Keluarga
11 11. Makan Malam Keluarga
12 12. Dilema
13 13. Atasan Yang Baik
14 14. Kebaikan Hati Senja
15 15. Menikmati Matahari Terbenam Bersama
16 16. Makan Siang Bumi dan Nesya
17 17. Nasehat Ayah
18 18. Bertemu Lagi Saat Rapat
19 19. Menunggu Matahari Terbenam Bersama
20 20. Memergoki Bumi Mengantar Senja Pulang
21 21. Sebatas Rekan Bisnis
22 22. Kedatangan Teman Senja dari Luar Negeri
23 23. Pertemuan Marcel dan Nesya
24 24. Dimas di Kantor Senja
25 25. Apa Dia Cemburu?
26 26. Kenapa Bukan Kau Yang Menjadi Jodohku?
27 27. Apakah Ini Termasuk Kencan?
28 28. Apa Papa Mencurigaiku?
29 29. Menjaga Nama Baik Keluarga
30 30. Ajakan Makan Malam Dari Nesya
31 31. Penolakan Bumi
32 32. Marcel Datang Lagi
33 33. Rencana Membangun Rumah Sakit
34 34. Dimas Berkunjung Ke Rumah Senja
35 35. Menjodohkan Senja dengan Dimas
36 36. Tidak Pantas Bersanding Dengan Bumi
37 37. Mengantar Kue Ke Rumah Nesya
38 38. Nesya Bertengkar Dengan Ayahnya
39 39. Berhenti Membahas Masalah Pribadi
40 40. Mendatangi Apartemen Nesya
41 41. Perselingkuhan Marcel dan Nesya
42 42. Kebahagiaan Terakhir Nesya dan Ibunya
43 43. Menghindar Dari Bumi
44 44. Menunggu Senja
45 45. Pertengkaran Adrian dan Tari
46 46. Orang Ketiga
47 47. Dimas Mengikuti Senja
48 48. Kekecewaan Bumi
49 49. Cinta Dalam Hati
50 50. Merasa Asing
51 51. Diary Jadi Saksi
52 52. Rencana Pertunangan Bumi dan Nesya
53 53. Nesya Berpesta di Club Malam
54 54. Rumah Sakit
55 55. Bumi Menjenguk Nesya
56 56. Saling Cemburu
57 57. Tanda Bibir Senja.
58 58. Ingatan Masa Kecil
59 59. Haruskah Aku Khianati Janji Ini?
60 60. Berita di Media
61 61. Menanti Sebuah Jawaban
62 62. Jawaban Senja
63 63. Patah Hati
64 64. Menunggu Kedatangan Senja
65 65. Berusaha Tegar
66 66. Tingkah Aneh Bumi
67 67. Ungkapan Perasaan Marcel
68 68. Menari di Tengah Rindu
69 69. Keripik Pisang dan Surat dari Arman
70 70. Siapa Pria Itu?
71 71. Pria Itu Dipanggil "Daddy"
72 72. Informasi dari Jefri
73 73. Senja Menyelinap Masuk
74 74. Gadis Nekat!
75 75. Menyelamatkan Senja
76 76. Karena Aku Malaikat Pelindungmu
77 77. Kekecewaan Adrian
78 78. Kecemburuan Nesya
79 79. Permohonan Maaf
80 80. Cinta Pertama Senja
81 81. Tak Dapat Bertemu Senja
82 82. Sengaja Menghindar
83 83. Memastikan Senja Baik-Baik Saja
84 84. Harusnya Aku
85 85. Salah Paham
86 86. Karena Aku Merindukanmu
87 87. Semua Cintaku Sudah Kau Ambil
88 88. Tidak Akan Ada Yang Memisahkan Bumi dan Senja
89 89. Siapa Yang Memata-mataiku?
90 90. Bonus Untuk Jefri
91 91. Seperti Raga Yang Kehilangan Jiwanya
92 92. Mendatangi Apartemen Marcel
93 93. Tak Bisa Mengelak
94 94. Banyak Hal Yang Ditutupi
95 95. Cherry dan Strawberry
96 96. Pengakuan Nesya dan Marcel
97 97. Pertunangan Resmi Dibatalkan
98 98. Rencana Menikahkan Nesya dan Marcel
99 99. Hadiah Dari Bumi
100 100. Nesya Makin Sakit Hati
101 101. Hasutan Teman-Teman Nesya
102 102. Mengabulkan Keinginan Senja
103 103. Firasat Bumi
104 104. Menjebak Senja
105 105. Jangan Ambil Senjaku!
106 106. Mata Yang Tertutup Rapat
107 107. Dihantui Rasa Takut
108 108. Dia Penyebabnya
109 109. Bumi Yang Merindukan Senja
110 110. Diary Senja
111 111. Sudah Lama Mencintaiku
112 112. Bumi Tanpa Senja
113 113. Coffee Shop
114 114. Jujur Pada Andika
115 115. 30 Hari Berlalu
116 116. Kopi Sesuai Suasana Hati
117 117. Butuh Seorang Teman
118 118. 60 Hari Berlalu Tanpamu
119 119. Sakit Menanggung Rindu
120 120. Bumiku, Langitku, Dirgantaraku
121 121. Masih Ada Kesempatan
122 122. Memperebutkan Senja
123 123. Setia Menemanimu
124 124. Peresmian Rumah Sakit
125 125. Permintaan Senja
126 126. Sebuah Penyesalan
127 127. Kita Adalah Keluarga
128 128. Tak Sabar Lagi
129 129. Semesta Mempersatukan Kita
130 130. Bermacam Cerita Yang Terjadi di Pesta
131 131. Menghabiskan Malam Pertama Bersama
132 132. Pindah Ke Rumah Baru
133 133. Memilikimu Seutuhnya
134 134. Memastikan Kebenaran
135 135. Bukan Seperti Yang Ku Kenal
136 136. Pernikahan Sederhana
137 137. Telat Makan Lagi
138 138. Suami Yang Sempurna
139 139. Sebatas Puisi
140 140. Cinta Bumi dan Senja
141 PENGUMUMAN GIVEAWAY & SURAT CINTA PENULIS UNTUK PEMBACA
142 Sembari Menunggu, Yuk dibaca!
143 Yang kangen sama Jefri, yuk kumpul disini!
144 Novel Baru: Gadis Penyelamat Tuan Biru
145 Siapa Toni?
Episodes

Updated 145 Episodes

1
1. Pertemuan Pertama
2
2. Kejadian di Restoran
3
3. Melindungimu
4
4. Mengadukan Perbuatan Riko
5
5. Curhat dengan Papa
6
6. Putri Keluarga Wijaya
7
7. Berbelanja di Mall
8
8. Balas Dendam Riko
9
9. Malaikat Pelindungku
10
10. Persiapan Acara Makan Malam Keluarga
11
11. Makan Malam Keluarga
12
12. Dilema
13
13. Atasan Yang Baik
14
14. Kebaikan Hati Senja
15
15. Menikmati Matahari Terbenam Bersama
16
16. Makan Siang Bumi dan Nesya
17
17. Nasehat Ayah
18
18. Bertemu Lagi Saat Rapat
19
19. Menunggu Matahari Terbenam Bersama
20
20. Memergoki Bumi Mengantar Senja Pulang
21
21. Sebatas Rekan Bisnis
22
22. Kedatangan Teman Senja dari Luar Negeri
23
23. Pertemuan Marcel dan Nesya
24
24. Dimas di Kantor Senja
25
25. Apa Dia Cemburu?
26
26. Kenapa Bukan Kau Yang Menjadi Jodohku?
27
27. Apakah Ini Termasuk Kencan?
28
28. Apa Papa Mencurigaiku?
29
29. Menjaga Nama Baik Keluarga
30
30. Ajakan Makan Malam Dari Nesya
31
31. Penolakan Bumi
32
32. Marcel Datang Lagi
33
33. Rencana Membangun Rumah Sakit
34
34. Dimas Berkunjung Ke Rumah Senja
35
35. Menjodohkan Senja dengan Dimas
36
36. Tidak Pantas Bersanding Dengan Bumi
37
37. Mengantar Kue Ke Rumah Nesya
38
38. Nesya Bertengkar Dengan Ayahnya
39
39. Berhenti Membahas Masalah Pribadi
40
40. Mendatangi Apartemen Nesya
41
41. Perselingkuhan Marcel dan Nesya
42
42. Kebahagiaan Terakhir Nesya dan Ibunya
43
43. Menghindar Dari Bumi
44
44. Menunggu Senja
45
45. Pertengkaran Adrian dan Tari
46
46. Orang Ketiga
47
47. Dimas Mengikuti Senja
48
48. Kekecewaan Bumi
49
49. Cinta Dalam Hati
50
50. Merasa Asing
51
51. Diary Jadi Saksi
52
52. Rencana Pertunangan Bumi dan Nesya
53
53. Nesya Berpesta di Club Malam
54
54. Rumah Sakit
55
55. Bumi Menjenguk Nesya
56
56. Saling Cemburu
57
57. Tanda Bibir Senja.
58
58. Ingatan Masa Kecil
59
59. Haruskah Aku Khianati Janji Ini?
60
60. Berita di Media
61
61. Menanti Sebuah Jawaban
62
62. Jawaban Senja
63
63. Patah Hati
64
64. Menunggu Kedatangan Senja
65
65. Berusaha Tegar
66
66. Tingkah Aneh Bumi
67
67. Ungkapan Perasaan Marcel
68
68. Menari di Tengah Rindu
69
69. Keripik Pisang dan Surat dari Arman
70
70. Siapa Pria Itu?
71
71. Pria Itu Dipanggil "Daddy"
72
72. Informasi dari Jefri
73
73. Senja Menyelinap Masuk
74
74. Gadis Nekat!
75
75. Menyelamatkan Senja
76
76. Karena Aku Malaikat Pelindungmu
77
77. Kekecewaan Adrian
78
78. Kecemburuan Nesya
79
79. Permohonan Maaf
80
80. Cinta Pertama Senja
81
81. Tak Dapat Bertemu Senja
82
82. Sengaja Menghindar
83
83. Memastikan Senja Baik-Baik Saja
84
84. Harusnya Aku
85
85. Salah Paham
86
86. Karena Aku Merindukanmu
87
87. Semua Cintaku Sudah Kau Ambil
88
88. Tidak Akan Ada Yang Memisahkan Bumi dan Senja
89
89. Siapa Yang Memata-mataiku?
90
90. Bonus Untuk Jefri
91
91. Seperti Raga Yang Kehilangan Jiwanya
92
92. Mendatangi Apartemen Marcel
93
93. Tak Bisa Mengelak
94
94. Banyak Hal Yang Ditutupi
95
95. Cherry dan Strawberry
96
96. Pengakuan Nesya dan Marcel
97
97. Pertunangan Resmi Dibatalkan
98
98. Rencana Menikahkan Nesya dan Marcel
99
99. Hadiah Dari Bumi
100
100. Nesya Makin Sakit Hati
101
101. Hasutan Teman-Teman Nesya
102
102. Mengabulkan Keinginan Senja
103
103. Firasat Bumi
104
104. Menjebak Senja
105
105. Jangan Ambil Senjaku!
106
106. Mata Yang Tertutup Rapat
107
107. Dihantui Rasa Takut
108
108. Dia Penyebabnya
109
109. Bumi Yang Merindukan Senja
110
110. Diary Senja
111
111. Sudah Lama Mencintaiku
112
112. Bumi Tanpa Senja
113
113. Coffee Shop
114
114. Jujur Pada Andika
115
115. 30 Hari Berlalu
116
116. Kopi Sesuai Suasana Hati
117
117. Butuh Seorang Teman
118
118. 60 Hari Berlalu Tanpamu
119
119. Sakit Menanggung Rindu
120
120. Bumiku, Langitku, Dirgantaraku
121
121. Masih Ada Kesempatan
122
122. Memperebutkan Senja
123
123. Setia Menemanimu
124
124. Peresmian Rumah Sakit
125
125. Permintaan Senja
126
126. Sebuah Penyesalan
127
127. Kita Adalah Keluarga
128
128. Tak Sabar Lagi
129
129. Semesta Mempersatukan Kita
130
130. Bermacam Cerita Yang Terjadi di Pesta
131
131. Menghabiskan Malam Pertama Bersama
132
132. Pindah Ke Rumah Baru
133
133. Memilikimu Seutuhnya
134
134. Memastikan Kebenaran
135
135. Bukan Seperti Yang Ku Kenal
136
136. Pernikahan Sederhana
137
137. Telat Makan Lagi
138
138. Suami Yang Sempurna
139
139. Sebatas Puisi
140
140. Cinta Bumi dan Senja
141
PENGUMUMAN GIVEAWAY & SURAT CINTA PENULIS UNTUK PEMBACA
142
Sembari Menunggu, Yuk dibaca!
143
Yang kangen sama Jefri, yuk kumpul disini!
144
Novel Baru: Gadis Penyelamat Tuan Biru
145
Siapa Toni?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!