“Berhenti!” teriak Bumi pada kedua anak buah Riko yang melawan asistennya sendirian.
“Berhenti atau kalian akan menyesal nanti,” ancam Bumi dengan tegas.
Mereka sontak berhenti lalu saling pandang. Tapi kemudian Riko berjalan dengan santai ke arah mereka sambil bertepuk tangan. Seringai liciknya tergambar jelas di wajahnya.
“Wah, wah, wah, aku tidak menyangka lagi-lagi kau ingin menjadi malaikat pelindung bagi Senjaku,” sindir Riko yang sedang menatap Bumi dalam jarak yang tak begitu dekat.
“Bagaimana bisa kau menyebutnya sebagai Senjamu sementara dia sangat membencimu?” balas Bumi tak kalah pedas. Bumi ingin menegaskan pada Riko bahwa Senja bukanlah milik Riko.
“Apa kau sedang tidak sibuk sehingga kau selalu mencampuri urusanku dengannya, Tuan Bumi Langit Dirgantara?” tanya Riko sembari menekankan tiap kata dari nama panjang Bumi.
Bumi tak terkejut saat Riko sudah mengenalnya. Siapa yang tak kenal akan dirinya, seorang pengusaha muda terkaya di kota itu. Mungkin hanya Senja lah yang memang tidak tau siapa dia sebenarnya.
Bumi menarik ujung bibirnya. Ia tak merasa terganggu saat Riko sudah tau siapa dirinya.
“Bukannya aku sedang tidak sibuk. Tapi melindungi Senja saat ini adalah salah satu kesibukanku, Tuan Riko Mahendra,” jawab Bumi dengan menyebut nama panjang Riko.
Riko terkejut. Ternyata Bumi sudah tau juga tentang dirinya. Mengingat Bumi dan keluarganya adalah orang yang sangat berkuasa di kota itu, membuat dirinya nyalinya sempat menciut. Ia tak ingin Bumi menghancurkan perusahaan keluarganya.
Bumi sempat melihat ekspresi keterkejutan di wajah Riko. Bumi pun dapat menilai, Riko bukan lawan yang sebanding dengannya. Tapi Riko tentu tak menyerah begitu saja. Gengsinya lebih tinggi daripada akal sehatnya. Ia tetap bertekad maju memberi perlawanan agar dapat membalaskan rasa sakit hatinya pada Senja.
“Senjaku memang memiliki daya tarik yang luar biasa, sampai Tuan Bumi saja rela mengorbankan reputasinya demi menyelamatkan Senja. Apa Tuan tidak khawatir jika ada yang tau Tuan rela berkelahi hanya demi memperebutkan seorang wanita? Bukankah ada banyak wanita di luar sana yang bahkan rela memberikan dirinya pada Tuan jika Tuan mau? Atau....Tuan memang sangat penasaran untuk mencicipi Senjaku lalu setelah itu Tuan buang?” tanya Riko yang sengaja memancing amarah Bumi.
Bumi yang biasanya mampu mengendalikan emosinya, malah terpancing dengan perkataan Riko. Dia sangat tidak suka perkataan Riko yang seolah meremehkan harga diri Senja. Walaupun ia belum kenal dekat dengan Senja, tapi nalurinya berkata bahwa Senja adalah gadis yang baik.
“Nyalimu besar sekali berani menghina orang yang aku lindungi, padahal kau tau sendiri siapa aku dan bagaimana aku dengan mudahnya bisa menghancurkanmu dan keluargamu,” kata Bumi yang penuh ancaman.
“Ini antara aku dan kau. Tidak ada hubungannya dengan keluargaku. Kalau kau seorang lelaki sejati, hadapi aku! Jangan berlindung di balik kekuasaanmu!” balas Riko yang sudah kepalang tanggung untuk mundur.
Pancaran mata Bumi semakin memperlihatkan aura kemarahan dan kebencian pada pria di depannya itu. Tanpa banyak bicara, Bumi langsung maju dan mendaratkan pukulan yang sangat kuat pada wajah Riko sehingga ia tersungkur ke lantai.
Bugh. Bugh. Bugh.
Bumi langsung saja menghajar Riko bertubi-tubi. Anak buah Riko pun tak tinggal diam melihat bosnya dihajar. Salah satu dari mereka ingin menendang Bumi dari belakang, tapi dengan cepat dicegah oleh Jefri, asistennya. Lalu terjadilah perkelahian 3 lawan 2.
Sementara itu Senja hanya bisa melihat mereka saling memukul satu sama lain. Pandangan matanya tak lepas dari Bumi. Pria itu sudah menolongnya dua kali. Dia bahkan rela berkelahi hanya demi membelanya. Pria itu rela berkorban demi keselamatannya. Pria itu diam-diam....berhasil menyentuh hatinya.
Tuan pelindungku, seandainya kau belum memiliki istri ataupun kekasih, aku bahkan rela melamarmu untuk ku jadikan suami. Atau misal kau adalah pria yang dijodohkan untukku, tanpa berpikir lagi aku akan langsung menerimamu. Kau...kau satu-satunya pria yang berhasil menyentuh hatiku dengan keberanianmu. Kau satu-satunya pria idamanku.
Senja terus menonton mereka saling serang tanpa bisa melakukan apapun. Ia hanya bisa berdo'a dari dalam mobil agar pria yang menolongnya itu tidak mendapat luka karena telah membelanya.
Bugh. Bugh. Bugh.
Riko dan anak buahnya berhasil dikalahkan oleh Bumi dan Jefri. Riko tampak babak belur dan terkapar di atas aspal. Bumi kemudian menarik kerah kemeja Riko.
“Ingat baik-baik perkataanku, karena aku tidak akan pernah mengulanginya lagi. Jika sekali lagi kau berani macam-macam dengan Senja, aku tidak akan berpikir dua kali untuk menghancurkanmu dan keluargamu. Bahkan sekedar mengganggunya dari jarak jauh saja, kau tidak ku perkenankan.”
Tiap kata yang terucap dari mulut Bumi bagaikan belati yang menusuk ke telinga Riko. Riko tau Bumi tidak main-main dengan ancamannya. Riko yang sudah tak berdaya itu hanya mampu mengangguk beberapa kali. Setelah itu barulah Bumi melepaskan kerah kemeja Riko dengan kasar. Ia pun berbalik menuju ke mobilnya diikuti Jefri di belakangnya.
Raut wajah Senja yang tadi penuh kekhawatiran sekarang terlihat sangat senang. Ia senang Bumi dapat mengalahkan Riko dan anak buahnya. Senja segera keluar dari mobil dan berlari ke arah Bumi.
Tanpa aba-aba, Senja langsung menghamburkan dirinya ke pelukan Bumi secara tiba-tiba. Bumi yang tidak menyangka akan disambut seperti itu sampai terkejut dan dengan cepat menahan badannya agar ia tak jatuh ke belakang bersama Senja.
“Terimakasih. Terimakasih selalu ada untukku,” ucap Senja yang sudah bersandar di dada bidang milik Bumi.
Deg.
Seperti ada yang berdenyut di hati Bumi. Hatinya yang selama ini gersang dan tandus seperti disiram oleh hujan yang menyejukkan kalbu. Perasaan apa ini? Kenapa baru sekarang Bumi merasakan perasaan seperti ini.
Tangannya sudah mengambang di udara hendak membalas pelukan Senja, tapi kemudian ia menariknya lagi. Ia tak mau larut dalam perasaan yang terlalu asing seperti sekarang ini. Ia masih belum yakin akan perasaannya.
“Apa kau selalu merasa nyaman saat di pelukanku?” tanya Bumi sambil menengok ke bawah melihat Senja yang masih betah bersandar di dadanya.
Eh?
Senja baru tersadar. Lalu dengan cepat melepas pelukannya. “Ma-maaf,” ucap Senja dengan pelan nyaris tak terdengar.
“Kau sudah aman. Dia tidak akan mengganggumu lagi,” kata Bumi dengan datar.
“Terimakasih. Terimakasih sudah menolongku lagi. Tanganmu jadi terluka seperti itu. Hmmm...bagaimana kalau aku mengantarmu ke rumah sakit sekarang? Anggap saja sebagai ucapan terimakasih karena kau telah menolongku.”
“Kau ingin berterimakasih padaku?”
Senja mengangguk.
“Jika kau memang ingin berterimakasih, maka cukuplah dengan menjaga dirimu baik-baik dan tidak berbuat hal yang dapat membahayakanmu.”
“Hanya itu?” tanya Senja yang diangguki oleh Bumi.
“Pulanglah. Mereka tidak akan menganggumu lagi. Dimana mobilmu?” tanya Bumi.
“Itu disana.” Senja menunjuk ke arah mobilnya yang tak jauh dari tempat mereka berada sekarang.
“Ambil mobilmu dan pulanglah,” titah Bumi.
Bumi pun masuk kembali ke dalam mobilnya diikuti oleh Jefri yang duduk di kursi pengemudi.
Mobil sudah dinyalakan. Tiba-tiba Senja mengetuk kaca pintu belakang mobil. Bumi pun menurunkan kacanya lalu melihat ke arah Senja tanpa bicara.
“Sekali lagi terimakasih. Oh ya, tapi siapa namamu? Kita sudah beberapa kali bertemu tapi aku bahkan tidak tau siapa namamu?” tanya Senja sambil sedikit menunduk.
Bumi tak menjawab, ia memalingkan pandangannya ke depan.
“Jef, jalan!”
“Baik, Tuan.”
Senja terkejut. Bukannya menjawab pertanyaannya, pria itu malah menutup kaca mobilnya. Lalu mobilpun bergerak perlahan meninggalkan Senja yang berusaha mengetuk-ngetuk kaca mobil untuk menahan mereka.
“Hei, hei, tunggu.....”
“Hei, jawab dulu pertanyaanku!”
“Malaikat pelindungku.....siapa namamu...?”
Senja berteriak di belakang tapi mobil tetap saja bergerak menjauh.
Bumi menarik sudut bibirnya saat mendengar Senja menyebutnya sebagai Malaikat Pelindung. Dia suka Senja memberinya gelar seperti itu.
Malaikat Pelindung? Kau senang sekali memanggil orang dengan sesuka hatimu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Coco
jujur aja pasti salting bukan?
2023-06-06
0
Titha Tantya
ha~ Senyum2 sendiri waktu bumi denger klo dia dikasih julukan malaikat pelindung.. semoga jalan mereka buat bersatu ngga banyak kerikil apalagi batu besar🥺
2022-11-09
0
♡momk€∆π♡
haah gila Bima membuat hati senja meleleh🤤❤️❤️❤️ yg baca jg hati emak ikut melehoy🤣🤣
2022-10-14
0