19. Menunggu Matahari Terbenam Bersama

Jam sudah menunjukkan pukul 5.30 sore, tampak seorang pria dengan kemeja putih dan celana kantoran berwarna hitam sedang berdiri di ujung jembatan tak berpagar di sebuah pantai. Dia adalah Bumi yang sedang menunggu kedatangan Senja.

Bumi merasakan semilir angin menyapa tubuhnya. Deru ombak yang berdesir halus di telinga bagaikan sebuah simfoni indah yang menemaninya menunggu seorang gadis yang selalu bermain di pikirannya.

Tak lama terdengar langkah kaki yang berjalan begitu perlahan ke arahnya. Bumi menarik sudut bibirnya. Buat apa Senja datang dengan mengendap-endap seperti itu? Tentu saja Bumi tetap bisa mendengar suara langkah kakinya yang kian mendekat ke arahnya.

“Kau terlambat,” ucap Bumi tanpa menoleh ke arah Senja yang sudah berdiri di sampingnya.

“Apanya yang terlambat? Matahari saja belum terbenam,” jawab Senja sambil menunjuk ke arah matahari yang tampak masih mengambang di atas lautan.

Bumi tersenyum. Gadis di sebelahnya ini tak pernah kehabisan kata untuk menjawabnya.

“Kau dulunya pasti ingin menjadi seorang pengacara kan?” tanya Bumi yang masih melihat ke depan.

Senja menoleh ke arah Bumi sambil memiringkan kepalanya. “Kenapa kau bisa menebak seperti itu?” kata Senja balik bertanya.

“Karena kau pandai berdalih,” jawab Bumi yang memalingkan pandangannya ke arah Senja.

Senja terkekeh. Ia baru sadar kalau dia memang suka sekali membalas perkataan Bumi.

“Apa kau sedang memujiku? Atau menyindirku?” tanya Senja kemudian.

“Tidak keduanya,” jawab Bumi lalu kembali melihat ke depan.

“Kau irit sekali dalam berbicara. Padahal bicara kan gratis, tidak bayar,” gerutu Senja.

“Kau saja yang bicara, aku yang mendengarkan,” ujar Bumi.

“Tidak, kau saja. Kemarin kau bertanya tentang namaku, sekarang gantian ceritakan tentang namamu,” pinta Senja.

Bumi tampak terdiam sejenak. Haruskah ia menuruti permintaan gadis di sampingnya itu? Ia pun kemudian duduk di tepi jembatan, lalu ia menepuk tempat di sebelahnya meminta Senja agar ikut duduk disana.

Senja pun membuka sepatunya lalu duduk di sebelah Bumi. Mereka berdua duduk dengan menjuntaikan kaki sambil menghadap ke depan.

“Jadi, kenapa namamu Bumi Langit Dirgantara? Apa namamu tidak berlebihan?” tanya Senja sambil terkekeh.

“Itu nama yang diberikan oleh ayahku,” jawab Bumi.

“Maaf, aku tidak bermaksud menyindir Tuan Dirgantara,” ucap Senja dengan cepat.

“Tidak perlu minta maaf, santai saja. Dulu saat aku lahir, ayahku sangat bahagia sekali. Baginya dibandingkan seisi bumi dan langit, aku adalah kebahagiaan terbesar di hidupnya, aku adalah sesuatu yang paling berharga baginya. Karena itu ayah memberi namaku Bumi Langit Dirgantara,” kata Bumi menjelaskan.

“Wah, kau sangat berharga sekali bagi Tuan Dirgantara. Pasti Tuan Dirgantara sangat menyayangimu melebihi apapun di muka bumi ini,” kata Senja.

“Apapun di muka bumi ini? Muka bumi yang ini maksudmu?” tanya Bumi sambil menunjuk wajahnya sendiri dengan telunjuknya.

Senja langsung tergelak mendengar perkataan Bumi. Pria di depannya ini ternyata bisa bercanda juga.

“Kau bisa melucu juga rupanya,” ucap Senja di sela tawanya.

Bumi tak menjawab. Ia malah fokus memperhatikan wajah Senja yang tengah tertawa lepas. Melihat gadis itu tertawa, kenapa malah hatinya yang merasa senang?

Senja yang menyadari Bumi tak ikut tertawa bersamanya spontan menghentikan tawanya. Ia memicingkan matanya menatap Bumi.

“Kenapa kau melihatku seperti itu?” tanya Senja.

“Kau lucu. Tertawamu lepas sekali seperti tidak ada beban hidup,” jawab Bumi.

“Kau bilang aku lucu, tapi kau tidak tertawa. Dasar aneh! Aku memang tidak ada beban hidup yang berlebihan saat ini. Semua yang aku inginkan, bisa aku miliki. Aku harus merasa bersyukur atas hal itu,” kata Senja.

Senja membenarkan duduknya. Melihat ke depan, mengingat kembali saat dimana dia berkunjung ke rumah Pak Aris.

“Saat kemarin aku ke rumah salah satu karyawanku, aku makin bersyukur, Tuhan memberikan banyak kelebihan di hidupku. Tidak ada alasan bagiku untuk tidak bersyukur. Aku tidak boleh mengeluh. Hidupku sudah sangat enak saat ini. Mereka saja yang hidup serba kekurangan masih mampu bersyukur dan tersenyum. Apalagi alasanku untuk mengeluh dan tidak bahagia? Semua yang aku inginkan bisa aku miliki,” tambah Senja lagi.

“Semua yang kau inginkan bisa kau miliki? Kau yakin?” tanya Bumi tiba-tiba.

Senja menoleh ke arah Bumi. Wajahnya yang tadi cerah berubah jadi sendu.

Kecuali kau, Bumi. Mungkin hanya kau yang tak bisa ku miliki. Batin Senja.

Senja mengangguk. “Aku rasa begitu, jika semesta mendukungku,” jawab Senja dengan getir.

Bumi menatap wajah Senja dalam-dalam. Terlalu awal baginya menyimpulkan jika Senja juga menaruh perasaan padanya. Untuk sementara, biarlah semua berjalan sesuai takdir-Nya.

Bumi memalingkan pandangannya ke depan. Ia tak sanggup melihat wajah itu lebih lama.

“Senja, lihat! Mataharinya hampir terbenam,” kata Bumi sambil menunjuk ke depan.

“Kau benar,” sahut Senja.

Kemudian Senja pun berdiri menghadap matahari. Bumi pun ikut berdiri mengikuti Senja meski ia tidak tau alasan kenapa gadis itu berdiri.

“Sebentar lagi,” kata Senja seolah memberi kode bahwa matahari hampir tergelincir di ufuk Barat.

Senja menoleh ke samping lalu mengulurkan satu tangannya ke arah Bumi. Bumi melihat tangan Senja yang terulur ke arahnya, lalu tanpa ragu ia pun menggenggam tangan itu.

Ketika mereka sama-sama melihat ke depan, matahari pun terbenam perlahan menghilang ditelan lautan luas.

Melihat matahari sudah terbenam, Bumi kembali teringat akan perkataan Senja kemarin. Senja itu hanya sementara dan dia tak mau hidupnya sesingkat itu. Bumi merasa aneh, bisa-bisanya gadis itu berpikiran seperti itu.

Ia rela kehilangan indahnya cahaya senja dari matahari, tapi ia tak rela kehilangan tawa indah Senja dari hidupnya.

Terpopuler

Comments

Coco

Coco

tidak mau nethink

2023-06-07

0

Titha Tantya

Titha Tantya

mau lanjutin baca dulu😁

2022-11-09

0

Nanda Lelo

Nanda Lelo

tentukan pilihan mu Bumi,, jgn salah milih

2022-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemuan Pertama
2 2. Kejadian di Restoran
3 3. Melindungimu
4 4. Mengadukan Perbuatan Riko
5 5. Curhat dengan Papa
6 6. Putri Keluarga Wijaya
7 7. Berbelanja di Mall
8 8. Balas Dendam Riko
9 9. Malaikat Pelindungku
10 10. Persiapan Acara Makan Malam Keluarga
11 11. Makan Malam Keluarga
12 12. Dilema
13 13. Atasan Yang Baik
14 14. Kebaikan Hati Senja
15 15. Menikmati Matahari Terbenam Bersama
16 16. Makan Siang Bumi dan Nesya
17 17. Nasehat Ayah
18 18. Bertemu Lagi Saat Rapat
19 19. Menunggu Matahari Terbenam Bersama
20 20. Memergoki Bumi Mengantar Senja Pulang
21 21. Sebatas Rekan Bisnis
22 22. Kedatangan Teman Senja dari Luar Negeri
23 23. Pertemuan Marcel dan Nesya
24 24. Dimas di Kantor Senja
25 25. Apa Dia Cemburu?
26 26. Kenapa Bukan Kau Yang Menjadi Jodohku?
27 27. Apakah Ini Termasuk Kencan?
28 28. Apa Papa Mencurigaiku?
29 29. Menjaga Nama Baik Keluarga
30 30. Ajakan Makan Malam Dari Nesya
31 31. Penolakan Bumi
32 32. Marcel Datang Lagi
33 33. Rencana Membangun Rumah Sakit
34 34. Dimas Berkunjung Ke Rumah Senja
35 35. Menjodohkan Senja dengan Dimas
36 36. Tidak Pantas Bersanding Dengan Bumi
37 37. Mengantar Kue Ke Rumah Nesya
38 38. Nesya Bertengkar Dengan Ayahnya
39 39. Berhenti Membahas Masalah Pribadi
40 40. Mendatangi Apartemen Nesya
41 41. Perselingkuhan Marcel dan Nesya
42 42. Kebahagiaan Terakhir Nesya dan Ibunya
43 43. Menghindar Dari Bumi
44 44. Menunggu Senja
45 45. Pertengkaran Adrian dan Tari
46 46. Orang Ketiga
47 47. Dimas Mengikuti Senja
48 48. Kekecewaan Bumi
49 49. Cinta Dalam Hati
50 50. Merasa Asing
51 51. Diary Jadi Saksi
52 52. Rencana Pertunangan Bumi dan Nesya
53 53. Nesya Berpesta di Club Malam
54 54. Rumah Sakit
55 55. Bumi Menjenguk Nesya
56 56. Saling Cemburu
57 57. Tanda Bibir Senja.
58 58. Ingatan Masa Kecil
59 59. Haruskah Aku Khianati Janji Ini?
60 60. Berita di Media
61 61. Menanti Sebuah Jawaban
62 62. Jawaban Senja
63 63. Patah Hati
64 64. Menunggu Kedatangan Senja
65 65. Berusaha Tegar
66 66. Tingkah Aneh Bumi
67 67. Ungkapan Perasaan Marcel
68 68. Menari di Tengah Rindu
69 69. Keripik Pisang dan Surat dari Arman
70 70. Siapa Pria Itu?
71 71. Pria Itu Dipanggil "Daddy"
72 72. Informasi dari Jefri
73 73. Senja Menyelinap Masuk
74 74. Gadis Nekat!
75 75. Menyelamatkan Senja
76 76. Karena Aku Malaikat Pelindungmu
77 77. Kekecewaan Adrian
78 78. Kecemburuan Nesya
79 79. Permohonan Maaf
80 80. Cinta Pertama Senja
81 81. Tak Dapat Bertemu Senja
82 82. Sengaja Menghindar
83 83. Memastikan Senja Baik-Baik Saja
84 84. Harusnya Aku
85 85. Salah Paham
86 86. Karena Aku Merindukanmu
87 87. Semua Cintaku Sudah Kau Ambil
88 88. Tidak Akan Ada Yang Memisahkan Bumi dan Senja
89 89. Siapa Yang Memata-mataiku?
90 90. Bonus Untuk Jefri
91 91. Seperti Raga Yang Kehilangan Jiwanya
92 92. Mendatangi Apartemen Marcel
93 93. Tak Bisa Mengelak
94 94. Banyak Hal Yang Ditutupi
95 95. Cherry dan Strawberry
96 96. Pengakuan Nesya dan Marcel
97 97. Pertunangan Resmi Dibatalkan
98 98. Rencana Menikahkan Nesya dan Marcel
99 99. Hadiah Dari Bumi
100 100. Nesya Makin Sakit Hati
101 101. Hasutan Teman-Teman Nesya
102 102. Mengabulkan Keinginan Senja
103 103. Firasat Bumi
104 104. Menjebak Senja
105 105. Jangan Ambil Senjaku!
106 106. Mata Yang Tertutup Rapat
107 107. Dihantui Rasa Takut
108 108. Dia Penyebabnya
109 109. Bumi Yang Merindukan Senja
110 110. Diary Senja
111 111. Sudah Lama Mencintaiku
112 112. Bumi Tanpa Senja
113 113. Coffee Shop
114 114. Jujur Pada Andika
115 115. 30 Hari Berlalu
116 116. Kopi Sesuai Suasana Hati
117 117. Butuh Seorang Teman
118 118. 60 Hari Berlalu Tanpamu
119 119. Sakit Menanggung Rindu
120 120. Bumiku, Langitku, Dirgantaraku
121 121. Masih Ada Kesempatan
122 122. Memperebutkan Senja
123 123. Setia Menemanimu
124 124. Peresmian Rumah Sakit
125 125. Permintaan Senja
126 126. Sebuah Penyesalan
127 127. Kita Adalah Keluarga
128 128. Tak Sabar Lagi
129 129. Semesta Mempersatukan Kita
130 130. Bermacam Cerita Yang Terjadi di Pesta
131 131. Menghabiskan Malam Pertama Bersama
132 132. Pindah Ke Rumah Baru
133 133. Memilikimu Seutuhnya
134 134. Memastikan Kebenaran
135 135. Bukan Seperti Yang Ku Kenal
136 136. Pernikahan Sederhana
137 137. Telat Makan Lagi
138 138. Suami Yang Sempurna
139 139. Sebatas Puisi
140 140. Cinta Bumi dan Senja
141 PENGUMUMAN GIVEAWAY & SURAT CINTA PENULIS UNTUK PEMBACA
142 Sembari Menunggu, Yuk dibaca!
143 Yang kangen sama Jefri, yuk kumpul disini!
144 Novel Baru: Gadis Penyelamat Tuan Biru
145 Siapa Toni?
Episodes

Updated 145 Episodes

1
1. Pertemuan Pertama
2
2. Kejadian di Restoran
3
3. Melindungimu
4
4. Mengadukan Perbuatan Riko
5
5. Curhat dengan Papa
6
6. Putri Keluarga Wijaya
7
7. Berbelanja di Mall
8
8. Balas Dendam Riko
9
9. Malaikat Pelindungku
10
10. Persiapan Acara Makan Malam Keluarga
11
11. Makan Malam Keluarga
12
12. Dilema
13
13. Atasan Yang Baik
14
14. Kebaikan Hati Senja
15
15. Menikmati Matahari Terbenam Bersama
16
16. Makan Siang Bumi dan Nesya
17
17. Nasehat Ayah
18
18. Bertemu Lagi Saat Rapat
19
19. Menunggu Matahari Terbenam Bersama
20
20. Memergoki Bumi Mengantar Senja Pulang
21
21. Sebatas Rekan Bisnis
22
22. Kedatangan Teman Senja dari Luar Negeri
23
23. Pertemuan Marcel dan Nesya
24
24. Dimas di Kantor Senja
25
25. Apa Dia Cemburu?
26
26. Kenapa Bukan Kau Yang Menjadi Jodohku?
27
27. Apakah Ini Termasuk Kencan?
28
28. Apa Papa Mencurigaiku?
29
29. Menjaga Nama Baik Keluarga
30
30. Ajakan Makan Malam Dari Nesya
31
31. Penolakan Bumi
32
32. Marcel Datang Lagi
33
33. Rencana Membangun Rumah Sakit
34
34. Dimas Berkunjung Ke Rumah Senja
35
35. Menjodohkan Senja dengan Dimas
36
36. Tidak Pantas Bersanding Dengan Bumi
37
37. Mengantar Kue Ke Rumah Nesya
38
38. Nesya Bertengkar Dengan Ayahnya
39
39. Berhenti Membahas Masalah Pribadi
40
40. Mendatangi Apartemen Nesya
41
41. Perselingkuhan Marcel dan Nesya
42
42. Kebahagiaan Terakhir Nesya dan Ibunya
43
43. Menghindar Dari Bumi
44
44. Menunggu Senja
45
45. Pertengkaran Adrian dan Tari
46
46. Orang Ketiga
47
47. Dimas Mengikuti Senja
48
48. Kekecewaan Bumi
49
49. Cinta Dalam Hati
50
50. Merasa Asing
51
51. Diary Jadi Saksi
52
52. Rencana Pertunangan Bumi dan Nesya
53
53. Nesya Berpesta di Club Malam
54
54. Rumah Sakit
55
55. Bumi Menjenguk Nesya
56
56. Saling Cemburu
57
57. Tanda Bibir Senja.
58
58. Ingatan Masa Kecil
59
59. Haruskah Aku Khianati Janji Ini?
60
60. Berita di Media
61
61. Menanti Sebuah Jawaban
62
62. Jawaban Senja
63
63. Patah Hati
64
64. Menunggu Kedatangan Senja
65
65. Berusaha Tegar
66
66. Tingkah Aneh Bumi
67
67. Ungkapan Perasaan Marcel
68
68. Menari di Tengah Rindu
69
69. Keripik Pisang dan Surat dari Arman
70
70. Siapa Pria Itu?
71
71. Pria Itu Dipanggil "Daddy"
72
72. Informasi dari Jefri
73
73. Senja Menyelinap Masuk
74
74. Gadis Nekat!
75
75. Menyelamatkan Senja
76
76. Karena Aku Malaikat Pelindungmu
77
77. Kekecewaan Adrian
78
78. Kecemburuan Nesya
79
79. Permohonan Maaf
80
80. Cinta Pertama Senja
81
81. Tak Dapat Bertemu Senja
82
82. Sengaja Menghindar
83
83. Memastikan Senja Baik-Baik Saja
84
84. Harusnya Aku
85
85. Salah Paham
86
86. Karena Aku Merindukanmu
87
87. Semua Cintaku Sudah Kau Ambil
88
88. Tidak Akan Ada Yang Memisahkan Bumi dan Senja
89
89. Siapa Yang Memata-mataiku?
90
90. Bonus Untuk Jefri
91
91. Seperti Raga Yang Kehilangan Jiwanya
92
92. Mendatangi Apartemen Marcel
93
93. Tak Bisa Mengelak
94
94. Banyak Hal Yang Ditutupi
95
95. Cherry dan Strawberry
96
96. Pengakuan Nesya dan Marcel
97
97. Pertunangan Resmi Dibatalkan
98
98. Rencana Menikahkan Nesya dan Marcel
99
99. Hadiah Dari Bumi
100
100. Nesya Makin Sakit Hati
101
101. Hasutan Teman-Teman Nesya
102
102. Mengabulkan Keinginan Senja
103
103. Firasat Bumi
104
104. Menjebak Senja
105
105. Jangan Ambil Senjaku!
106
106. Mata Yang Tertutup Rapat
107
107. Dihantui Rasa Takut
108
108. Dia Penyebabnya
109
109. Bumi Yang Merindukan Senja
110
110. Diary Senja
111
111. Sudah Lama Mencintaiku
112
112. Bumi Tanpa Senja
113
113. Coffee Shop
114
114. Jujur Pada Andika
115
115. 30 Hari Berlalu
116
116. Kopi Sesuai Suasana Hati
117
117. Butuh Seorang Teman
118
118. 60 Hari Berlalu Tanpamu
119
119. Sakit Menanggung Rindu
120
120. Bumiku, Langitku, Dirgantaraku
121
121. Masih Ada Kesempatan
122
122. Memperebutkan Senja
123
123. Setia Menemanimu
124
124. Peresmian Rumah Sakit
125
125. Permintaan Senja
126
126. Sebuah Penyesalan
127
127. Kita Adalah Keluarga
128
128. Tak Sabar Lagi
129
129. Semesta Mempersatukan Kita
130
130. Bermacam Cerita Yang Terjadi di Pesta
131
131. Menghabiskan Malam Pertama Bersama
132
132. Pindah Ke Rumah Baru
133
133. Memilikimu Seutuhnya
134
134. Memastikan Kebenaran
135
135. Bukan Seperti Yang Ku Kenal
136
136. Pernikahan Sederhana
137
137. Telat Makan Lagi
138
138. Suami Yang Sempurna
139
139. Sebatas Puisi
140
140. Cinta Bumi dan Senja
141
PENGUMUMAN GIVEAWAY & SURAT CINTA PENULIS UNTUK PEMBACA
142
Sembari Menunggu, Yuk dibaca!
143
Yang kangen sama Jefri, yuk kumpul disini!
144
Novel Baru: Gadis Penyelamat Tuan Biru
145
Siapa Toni?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!