12. Dilema

Makan malam sudah selesai. Mereka kini sedang berkumpul di ruang tamu untuk membahas masalah bisnis dan perjodohan. Senja yang masih merasa terkejut dengan perjodohan ini, memilih untuk mengasingkan diri ke halaman belakang.

Bukan soal perjodohan yang membuatnya terkejut, tapi pria yang menjadi jodohnya Nesya lah yang membuatnya begitu. Kalau boleh jujur, dia masih tidak rela kalau pria yang dijodohkan untuk Nesya adalah pria yang selama ini bermain di pikirannya. Pria yang telah ia sebut sebagai Malaikat Pelindungnya.

Senja duduk di kursi yang ada di halaman belakang. Ia menyandarkan punggungnya dan mendongakkan kepalanya ke atas langit. Saat itu bulan tampak penuh dan bersinar sangat terang dengan bintang-bintang yang berserakan di sekelilingnya. Ia jadi membayangkan  bulan itu adalah Bumi dan bintang-bintang itu adalah para wanita di sekeliling Bumi termasuk dirinya dan juga Nesya.

“Huhhhhh....” Senja menghela nafas dengan berat.  

“Aku kira dunia ini sangat luas, tapi ternyata tak cukup luas untuk takdir yang ku jalani. Sebegitu sempitnya kah dunia ini sampai pria yang aku inginkan sama dengan pria yang dijodohkan dengan sepupuku sendiri?”

Senja membetulkan duduknya. Ia memejamkan matanya merasakan angin malam yang berhembus pelan menerpa tubuhnya. Ia teringat kali pertama bertemu Bumi. Waktu itu mereka seolah sama-sama tak sudi jika harus bertemu kembali. Tapi seperti termakan omongan sendiri, mereka malah bertemu hampir setiap hari. Bahkan saat ini dirinya selalu ingin bertemu dengan Bumi.

“Kenapa aku malah terjebak pada takdir yang selalu mempertemukan kami kembali? Apa rencana semesta dibalik semua ini?”

“Tidak, aku tidak mau. Aku tidak mau terjebak dalam keadaan seperti ini,” ucap Senja setengah berteriak.  

Tiba-tiba sebuah suara mengejutkannya dari belakang.

“Terjebak seperti apa?” tanya seseorang yang tak lain adalah Dimas.

“Kau? Sejak kapan kau ada disini? Kenapa tidak bergabung dengan yang lain di dalam?” tanya Senja pada Dimas yang sudah duduk di sebelahnya.  

“Kau sendiri kenapa disini?” kata Dimas balik bertanya.

“Hei, aku bertanya duluan. Jangan balik bertanya!” gerutu Senja.

“Iya, iya, begitu saja marah,” kata Dimas sambil terkekeh. “Aku bosan saja di dalam. Tidak tau mau bahas apa. Lagipula inikan soal perjodohan Nesya dan Kak Bumi. Biar mereka saja yang membahasnya,” lanjut Dimas.

“Jadi kau adiknya Tuan Bumi, ya?” tanya Senja.

“Iya, adik sambungnya. Kami sebenarnya beda ayah dan beda ibu, tapi Ayah Bima sangat baik padaku dan menganggapku seperti anak kandungnya sendiri.”

“Kalau Tuan Bumi? Apa dia baik juga padamu?”

“Kau lucu sekali memanggilnya Tuan Bumi. Dia juga baik, tapi dia memang jarang sekali bicara. Dia selalu sibuk dengan bisnisnya.”

“Benarkah?”

Dimas mengangguk. “Kau sepertinya tertarik padanya. Apa kau sebelum ini sudah mengenalnya?”

“Ah, tidak. Biasa saja. Aku juga tidak mengenalnya,” kata Senja berkilah, padahal dia sudah beberapa kali bertemu dengan Bumi.

“Oh, begitu. Oh iya, kita belum berkenalan secara langsung. Kenalkan, aku Dimas,” kata Dimas seraya mengulurkan tangannya.

Senja langsung menyambutnya lalu melepaskannya lagi.

“Hei, kenapa tidak bilang apa-apa? Seharusnya kau perkenalkan juga namamu Senja,” tanya Dimas.

“Buat apa? Itu kau sudah tau siapa namaku,” jawab Senja acuh, ia sengaja mengerjai Dimas.

Dimas tergelak melihat tingkah Senja. “Aku tidak menyangka kau bisa menyebalkan juga,” kata Dimas.

“Kau lebih menyebalkan,” balas Senja.

“Kau.”

“Kau.”

Lalu mereka pun tergelak bersama karena kekonyolan yang mereka buat.

Dari kejauhan ada sepasang mata yang memperhatikan kedekatan mereka. Senja tampak tertawa bebas bersama Dimas. Terbersit rasa iri di benak pria yang melihat kebersamaan mereka itu. Entah kenapa ia ingin menggantikan posisi Dimas disana. 

Pria itu adalah Bumi. Ia sengaja mencari keberadaan Senja saat sadar gadis itu tidak berkumpul bersama di ruang depan. Ia juga berencana mengobrol sedikit dengan Senja tentang siapa dirinya selama ini yang belum diketahui Senja. Tapi rencananya sepertinya tak berhasil. Senja malah asik mengobrol dengan adiknya, Dimas.

***

Setelah cukup lama bertukar cerita dengan Dimas, Senja memutuskan untuk pergi mengambil minuman karena ia merasa haus. Tapi saat ia berjalan di sebuah lorong yang mengarah ke dapur, tiba-tiba sebuah tangan yang kokoh menarik lengannya, menghimpitnya ke dinding lalu membekap mulutnya agar tak berteriak.

Mata Senja membuat sempurna saat tau yang menariknya adalah Bumi.

“Aku ingin bicara padamu, bisakah kau tidak berteriak?” tanya Bumi dengan tangannya yang masih menutup mulut Senja.

Senja yang tadi terkejut perlahan tenang lalu menganggukkan kepalanya. Barulah Bumi menarik tangannya kembali, tapi ia tak merubah posisinya. Jarak di antara mereka sangat tipis sekali. Bahkan saat berbicara, aroma mint dari nafas Bumi dapat dirasakan oleh indra pencium Senja.

“Kenapa kau selalu datang tiba-tiba?” tanya Senja dengan suara pelan agar yang lain tidak mendengar mereka.

“Selalu? Apa sesering itu aku datang dengan tiba-tiba padamu?” Bumi malah balik bertanya.

Wajah Senja tiba-tiba berubah mendung. Ia teringat akan pertemuannya beberapa kali sebelum ia tau bahwa Bumi adalah calon suami sepupunya.

“Kenapa diam?” tanya Bumi lagi saat melihat Senja tak menjawabnya. Gadis di depannya itu hanya diam melihat wajah Bumi.

“Bukankah kau cukup sering datang tiba-tiba lalu menolongku?” tanya Senja kemudian. “Meskipun sekarang kondisinya berbeda,” lanjut Senja dengan lirih.

Ada pedih yang ia rasakan saat mengingat lagi pria di depannya adalah calon suami sepupunya. Kenyataan ini sungguh menyakitkan bagi Senja. Ia sudah terlanjur menaruh harapan pada Malaikat Pelindungnya itu.

“Tidak ada yang berbeda. Dulu, sekarang, atau kapanpun tidak ada yang berubah,” bantah Bumi. “Aku akan selalu menjadi Malaikat Pelindungmu seperti yang kau katakan beberapa hari yang lalu,” sambung Bumi.

Senja tersenyum getir. Mana mungkin Bumi akan terus melindunginya sementara ada wanita lain yang harus dia perhatikan. Dan mirisnya, wanita itu bukanlah Senja, melainkan sepupunya, Nesya.

“Aku bisa melindungi diriku sendiri,” ucap Senja menahan sesak di dada.

“Kau tidak bisa tanpaku,” sanggah Bumi.

“Jangan membuat pernyataan yang ambigu! Apa maksudmu aku tidak bisa tanpamu? Kau calon suami sepupuku. Yang harus kau lindungi adalah dia, bukan aku,” kata Senja.

“Aku cukup mampu melindungi kalian berdua.” Bumi masih tetap pada pendiriannya.

Senja tersenyum sinis menatap Bumi.

“Tolong beri aku alasan kenapa kau bersikeras ingin selalu melindungiku!”

Deg.

Bumi terhenyak dengan pertanyaan Senja. Dia mendadak dilanda kebingungan. Ia juga tak tau kenapa ia sangat ingin melindungi Senja dan akan terus melindunginya. Bahkan ia selalu ingin menjaga Senja dan memastikan gadis itu selalu dalam keadaan baik-baik saja.  

“Tidak bisa jawab, Tuan Bumi Langit Dirgantara?” tanya Senja yang menyebut nama Bumi dengan penuh penekanan.

“Kenapa kau tidak pernah bilang dari awal kalau kau Tuan Muda Dirgantara? Kenapa?” tanya Senja lagi.

“Kau kecewa saat tau aku Tuan Muda Dirgantara?” kata Bumi balik bertanya.

Iya, aku kecewa. Aku kecewa karena aku sudah terlanjur berharap bisa dekat denganmu karena aku tidak tau kau adalah calon suami sepupuku. Aku sudah terlanjur menyukaimu tapi sayangnya ada dinding pemisah yang terlalu tinggi untuk aku lalui, dan dinding itu adalah sepupuku sendiri.

“Ya, aku kecewa karena kau selalu menyembunyikan namamu dariku,” jawab Senja.

 “Apa bedanya kau tau siapa aku dulu maupun sekarang? Aku mau tidak ada yang berubah di antara kita. Tetap anggap aku sebagai Malaikat Pelindungmu. Jangan pernah merubah sikapmu padaku, Senja!”

Senja mendorong Bumi agar memberikan jarak lebih luas di antara mereka.

“Tenang saja. Tidak akan ada yang berubah di antara kita. Kita akan tetap menjadi dua orang asing yang tidak saling mengenal,” ucap Senja dengan tegas.

Bumi tertegun mendengar ucapan Senja. Apa maksudnya dia menganggap mereka sebagai orang asing? Tidakkah Senja merasa mereka sudah mulai ada kedekatan?

Senja tak mau berlama-lama lagi disana. Ia segera meninggalkan Bumi yang terdiam begitu saja. Ia juga tak mau Bumi tau kalau ia sudah terlanjur menyukai Malaikat Pelindungnya itu.

Sepeninggalan Senja, Bumi bersandar di dinding. Ia jadi dilema. Kenapa rasanya hubungannya dengan Senja kian menjauh? Padahal seharusnya mereka makin dekat karena hubungan keluarga mereka yang akan bersatu.

Nesya? Setelah lama tidak bertemu dengannya, ternyata hari ini perasaannya biasa saja pada wanita itu. Malah dari tadi yang selalu menyita perhatiannya adalah Senja. Senja, dan hanya Senja. Sudah benarkah ia melanjutkan perjodohannya dengan Nesya sementara ia selalu memikirkan Senja?

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Titha Tantya

Titha Tantya

iya tolak aja perjodohannya bumi.. mumpung blm sampe tunangan apalagi menikah..

2022-11-09

0

Nanda Lelo

Nanda Lelo

tak betol lah bg,, kau batalkan saja lah perjodohan itu,,

2022-09-24

1

Ris Andika Pujiono

Ris Andika Pujiono

kasian auy kebersamaan mereka hanya sebrntar rasanta blm puasaku yuh bacanys

2022-07-26

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemuan Pertama
2 2. Kejadian di Restoran
3 3. Melindungimu
4 4. Mengadukan Perbuatan Riko
5 5. Curhat dengan Papa
6 6. Putri Keluarga Wijaya
7 7. Berbelanja di Mall
8 8. Balas Dendam Riko
9 9. Malaikat Pelindungku
10 10. Persiapan Acara Makan Malam Keluarga
11 11. Makan Malam Keluarga
12 12. Dilema
13 13. Atasan Yang Baik
14 14. Kebaikan Hati Senja
15 15. Menikmati Matahari Terbenam Bersama
16 16. Makan Siang Bumi dan Nesya
17 17. Nasehat Ayah
18 18. Bertemu Lagi Saat Rapat
19 19. Menunggu Matahari Terbenam Bersama
20 20. Memergoki Bumi Mengantar Senja Pulang
21 21. Sebatas Rekan Bisnis
22 22. Kedatangan Teman Senja dari Luar Negeri
23 23. Pertemuan Marcel dan Nesya
24 24. Dimas di Kantor Senja
25 25. Apa Dia Cemburu?
26 26. Kenapa Bukan Kau Yang Menjadi Jodohku?
27 27. Apakah Ini Termasuk Kencan?
28 28. Apa Papa Mencurigaiku?
29 29. Menjaga Nama Baik Keluarga
30 30. Ajakan Makan Malam Dari Nesya
31 31. Penolakan Bumi
32 32. Marcel Datang Lagi
33 33. Rencana Membangun Rumah Sakit
34 34. Dimas Berkunjung Ke Rumah Senja
35 35. Menjodohkan Senja dengan Dimas
36 36. Tidak Pantas Bersanding Dengan Bumi
37 37. Mengantar Kue Ke Rumah Nesya
38 38. Nesya Bertengkar Dengan Ayahnya
39 39. Berhenti Membahas Masalah Pribadi
40 40. Mendatangi Apartemen Nesya
41 41. Perselingkuhan Marcel dan Nesya
42 42. Kebahagiaan Terakhir Nesya dan Ibunya
43 43. Menghindar Dari Bumi
44 44. Menunggu Senja
45 45. Pertengkaran Adrian dan Tari
46 46. Orang Ketiga
47 47. Dimas Mengikuti Senja
48 48. Kekecewaan Bumi
49 49. Cinta Dalam Hati
50 50. Merasa Asing
51 51. Diary Jadi Saksi
52 52. Rencana Pertunangan Bumi dan Nesya
53 53. Nesya Berpesta di Club Malam
54 54. Rumah Sakit
55 55. Bumi Menjenguk Nesya
56 56. Saling Cemburu
57 57. Tanda Bibir Senja.
58 58. Ingatan Masa Kecil
59 59. Haruskah Aku Khianati Janji Ini?
60 60. Berita di Media
61 61. Menanti Sebuah Jawaban
62 62. Jawaban Senja
63 63. Patah Hati
64 64. Menunggu Kedatangan Senja
65 65. Berusaha Tegar
66 66. Tingkah Aneh Bumi
67 67. Ungkapan Perasaan Marcel
68 68. Menari di Tengah Rindu
69 69. Keripik Pisang dan Surat dari Arman
70 70. Siapa Pria Itu?
71 71. Pria Itu Dipanggil "Daddy"
72 72. Informasi dari Jefri
73 73. Senja Menyelinap Masuk
74 74. Gadis Nekat!
75 75. Menyelamatkan Senja
76 76. Karena Aku Malaikat Pelindungmu
77 77. Kekecewaan Adrian
78 78. Kecemburuan Nesya
79 79. Permohonan Maaf
80 80. Cinta Pertama Senja
81 81. Tak Dapat Bertemu Senja
82 82. Sengaja Menghindar
83 83. Memastikan Senja Baik-Baik Saja
84 84. Harusnya Aku
85 85. Salah Paham
86 86. Karena Aku Merindukanmu
87 87. Semua Cintaku Sudah Kau Ambil
88 88. Tidak Akan Ada Yang Memisahkan Bumi dan Senja
89 89. Siapa Yang Memata-mataiku?
90 90. Bonus Untuk Jefri
91 91. Seperti Raga Yang Kehilangan Jiwanya
92 92. Mendatangi Apartemen Marcel
93 93. Tak Bisa Mengelak
94 94. Banyak Hal Yang Ditutupi
95 95. Cherry dan Strawberry
96 96. Pengakuan Nesya dan Marcel
97 97. Pertunangan Resmi Dibatalkan
98 98. Rencana Menikahkan Nesya dan Marcel
99 99. Hadiah Dari Bumi
100 100. Nesya Makin Sakit Hati
101 101. Hasutan Teman-Teman Nesya
102 102. Mengabulkan Keinginan Senja
103 103. Firasat Bumi
104 104. Menjebak Senja
105 105. Jangan Ambil Senjaku!
106 106. Mata Yang Tertutup Rapat
107 107. Dihantui Rasa Takut
108 108. Dia Penyebabnya
109 109. Bumi Yang Merindukan Senja
110 110. Diary Senja
111 111. Sudah Lama Mencintaiku
112 112. Bumi Tanpa Senja
113 113. Coffee Shop
114 114. Jujur Pada Andika
115 115. 30 Hari Berlalu
116 116. Kopi Sesuai Suasana Hati
117 117. Butuh Seorang Teman
118 118. 60 Hari Berlalu Tanpamu
119 119. Sakit Menanggung Rindu
120 120. Bumiku, Langitku, Dirgantaraku
121 121. Masih Ada Kesempatan
122 122. Memperebutkan Senja
123 123. Setia Menemanimu
124 124. Peresmian Rumah Sakit
125 125. Permintaan Senja
126 126. Sebuah Penyesalan
127 127. Kita Adalah Keluarga
128 128. Tak Sabar Lagi
129 129. Semesta Mempersatukan Kita
130 130. Bermacam Cerita Yang Terjadi di Pesta
131 131. Menghabiskan Malam Pertama Bersama
132 132. Pindah Ke Rumah Baru
133 133. Memilikimu Seutuhnya
134 134. Memastikan Kebenaran
135 135. Bukan Seperti Yang Ku Kenal
136 136. Pernikahan Sederhana
137 137. Telat Makan Lagi
138 138. Suami Yang Sempurna
139 139. Sebatas Puisi
140 140. Cinta Bumi dan Senja
141 PENGUMUMAN GIVEAWAY & SURAT CINTA PENULIS UNTUK PEMBACA
142 Sembari Menunggu, Yuk dibaca!
143 Yang kangen sama Jefri, yuk kumpul disini!
144 Novel Baru: Gadis Penyelamat Tuan Biru
145 Siapa Toni?
Episodes

Updated 145 Episodes

1
1. Pertemuan Pertama
2
2. Kejadian di Restoran
3
3. Melindungimu
4
4. Mengadukan Perbuatan Riko
5
5. Curhat dengan Papa
6
6. Putri Keluarga Wijaya
7
7. Berbelanja di Mall
8
8. Balas Dendam Riko
9
9. Malaikat Pelindungku
10
10. Persiapan Acara Makan Malam Keluarga
11
11. Makan Malam Keluarga
12
12. Dilema
13
13. Atasan Yang Baik
14
14. Kebaikan Hati Senja
15
15. Menikmati Matahari Terbenam Bersama
16
16. Makan Siang Bumi dan Nesya
17
17. Nasehat Ayah
18
18. Bertemu Lagi Saat Rapat
19
19. Menunggu Matahari Terbenam Bersama
20
20. Memergoki Bumi Mengantar Senja Pulang
21
21. Sebatas Rekan Bisnis
22
22. Kedatangan Teman Senja dari Luar Negeri
23
23. Pertemuan Marcel dan Nesya
24
24. Dimas di Kantor Senja
25
25. Apa Dia Cemburu?
26
26. Kenapa Bukan Kau Yang Menjadi Jodohku?
27
27. Apakah Ini Termasuk Kencan?
28
28. Apa Papa Mencurigaiku?
29
29. Menjaga Nama Baik Keluarga
30
30. Ajakan Makan Malam Dari Nesya
31
31. Penolakan Bumi
32
32. Marcel Datang Lagi
33
33. Rencana Membangun Rumah Sakit
34
34. Dimas Berkunjung Ke Rumah Senja
35
35. Menjodohkan Senja dengan Dimas
36
36. Tidak Pantas Bersanding Dengan Bumi
37
37. Mengantar Kue Ke Rumah Nesya
38
38. Nesya Bertengkar Dengan Ayahnya
39
39. Berhenti Membahas Masalah Pribadi
40
40. Mendatangi Apartemen Nesya
41
41. Perselingkuhan Marcel dan Nesya
42
42. Kebahagiaan Terakhir Nesya dan Ibunya
43
43. Menghindar Dari Bumi
44
44. Menunggu Senja
45
45. Pertengkaran Adrian dan Tari
46
46. Orang Ketiga
47
47. Dimas Mengikuti Senja
48
48. Kekecewaan Bumi
49
49. Cinta Dalam Hati
50
50. Merasa Asing
51
51. Diary Jadi Saksi
52
52. Rencana Pertunangan Bumi dan Nesya
53
53. Nesya Berpesta di Club Malam
54
54. Rumah Sakit
55
55. Bumi Menjenguk Nesya
56
56. Saling Cemburu
57
57. Tanda Bibir Senja.
58
58. Ingatan Masa Kecil
59
59. Haruskah Aku Khianati Janji Ini?
60
60. Berita di Media
61
61. Menanti Sebuah Jawaban
62
62. Jawaban Senja
63
63. Patah Hati
64
64. Menunggu Kedatangan Senja
65
65. Berusaha Tegar
66
66. Tingkah Aneh Bumi
67
67. Ungkapan Perasaan Marcel
68
68. Menari di Tengah Rindu
69
69. Keripik Pisang dan Surat dari Arman
70
70. Siapa Pria Itu?
71
71. Pria Itu Dipanggil "Daddy"
72
72. Informasi dari Jefri
73
73. Senja Menyelinap Masuk
74
74. Gadis Nekat!
75
75. Menyelamatkan Senja
76
76. Karena Aku Malaikat Pelindungmu
77
77. Kekecewaan Adrian
78
78. Kecemburuan Nesya
79
79. Permohonan Maaf
80
80. Cinta Pertama Senja
81
81. Tak Dapat Bertemu Senja
82
82. Sengaja Menghindar
83
83. Memastikan Senja Baik-Baik Saja
84
84. Harusnya Aku
85
85. Salah Paham
86
86. Karena Aku Merindukanmu
87
87. Semua Cintaku Sudah Kau Ambil
88
88. Tidak Akan Ada Yang Memisahkan Bumi dan Senja
89
89. Siapa Yang Memata-mataiku?
90
90. Bonus Untuk Jefri
91
91. Seperti Raga Yang Kehilangan Jiwanya
92
92. Mendatangi Apartemen Marcel
93
93. Tak Bisa Mengelak
94
94. Banyak Hal Yang Ditutupi
95
95. Cherry dan Strawberry
96
96. Pengakuan Nesya dan Marcel
97
97. Pertunangan Resmi Dibatalkan
98
98. Rencana Menikahkan Nesya dan Marcel
99
99. Hadiah Dari Bumi
100
100. Nesya Makin Sakit Hati
101
101. Hasutan Teman-Teman Nesya
102
102. Mengabulkan Keinginan Senja
103
103. Firasat Bumi
104
104. Menjebak Senja
105
105. Jangan Ambil Senjaku!
106
106. Mata Yang Tertutup Rapat
107
107. Dihantui Rasa Takut
108
108. Dia Penyebabnya
109
109. Bumi Yang Merindukan Senja
110
110. Diary Senja
111
111. Sudah Lama Mencintaiku
112
112. Bumi Tanpa Senja
113
113. Coffee Shop
114
114. Jujur Pada Andika
115
115. 30 Hari Berlalu
116
116. Kopi Sesuai Suasana Hati
117
117. Butuh Seorang Teman
118
118. 60 Hari Berlalu Tanpamu
119
119. Sakit Menanggung Rindu
120
120. Bumiku, Langitku, Dirgantaraku
121
121. Masih Ada Kesempatan
122
122. Memperebutkan Senja
123
123. Setia Menemanimu
124
124. Peresmian Rumah Sakit
125
125. Permintaan Senja
126
126. Sebuah Penyesalan
127
127. Kita Adalah Keluarga
128
128. Tak Sabar Lagi
129
129. Semesta Mempersatukan Kita
130
130. Bermacam Cerita Yang Terjadi di Pesta
131
131. Menghabiskan Malam Pertama Bersama
132
132. Pindah Ke Rumah Baru
133
133. Memilikimu Seutuhnya
134
134. Memastikan Kebenaran
135
135. Bukan Seperti Yang Ku Kenal
136
136. Pernikahan Sederhana
137
137. Telat Makan Lagi
138
138. Suami Yang Sempurna
139
139. Sebatas Puisi
140
140. Cinta Bumi dan Senja
141
PENGUMUMAN GIVEAWAY & SURAT CINTA PENULIS UNTUK PEMBACA
142
Sembari Menunggu, Yuk dibaca!
143
Yang kangen sama Jefri, yuk kumpul disini!
144
Novel Baru: Gadis Penyelamat Tuan Biru
145
Siapa Toni?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!