Bab 16 - Diculik

...༻✿༺...

Bella sudah selesai mengganti bunga sesuai keinginan Mia. Tetapi tugasnya tidak sampai disitu. Ada sekitar tiga taman lagi yang harus diperbaiki oleh Bella.

Sebuah mobil terlihat berhenti. Bella yang merasa mengenal mobil itu, segera berdiri. Dia yakin yang datang pasti Justin.

Benar saja, Justin tampak keluar dari mobil. Dia hendak bicara dengan Bella.

"Tunggulah di rumah. Aku akan kembali secepatnya!" ujar Bella. Justin lantas mengangguk dan masuk ke rumah.

Akibat sudah ditunggu seseorang, Bella mempercepat pergerakannya. Dia selesai dalam waktu setengah jam lebih.

Bella masuk ke rumah dengan kulit dan pakaian kotor. Sebelum bicara dengan Justin, dia berniat membersihkan diri terlebih dahulu. Namun Justin tidak membiarkan. Lelaki itu tidak mau menunggu terlalu lama.

"Aku akan pergi, Bella. Jam penerbanganku satu jam lagi. Aku harus ke London," ungkap Justin dengan tatapan sendu. Dia sebenarnya sangat mencintai Bella. Itulah alasan kenapa Justin terus berusaha mempertahankan hubungannya.

Bella memasang raut wajah sedih. Ia mendadak merasa bersalah. Apalagi ketika mengingat insiden yang terjadi di apartemen.

"Maaf... untuk yang kemarin. Aku tidak bermaksud..." Bella terdiam saat Justin meletakkan jari telunjuk ke depan bibirnya. Lelaki itu tersenyum tipis.

"Tidak apa-apa. Aku ke sini, hanya ingin bertemu denganmu. Sebelum aku benar-benar pergi," tutur Justin lembut.

"Kau pergi karena tugas dinas itu bukan? Berhati-hatilah di sana, oke?" sahut Bella. Memaksakan dirinya tersenyum. Ia sejujurnya merasa berat melepas kepergian sang kekasih. Terutama setelah penolakan yang dia berikan saat di apartemen.

"Tentu saja." Justin menjawab singkat.

"A-aku belum bisa menjelaskan alasannya. Aku hanya benar-benar belum siap untuk melakukan itu. Aku tahu kau sangat mengharapkannya, tapi--"

"Sudahlah, Bella. Aku tulus mencintaimu. Aku akan menunggu sampai kau siap." Justin sengaja memotong ucapan Bella. Lalu membawa gadis itu masuk ke dalam pelukan.

"Terima kasih. Aku juga mencintaimu..." balas Bella. Dia terenyuh.

Bella segera memberikan sebuah ciuman untuk Justin. Bibir keduanya memadu kasih dengan lembut. Mata mereka memejam rapat sejenak. Hingga keributan dari arah dapur harus menghentikan ciuman mereka.

Bella bergegas memeriksa dapur. Ia menemukan ayahnya memecahkan sebuah piring. Tanpa berpikir lama, Bella langsung turun tangan untuk membersihkan.

Justin tidak tinggal diam. Ketika Bella sibuk membersihkan pecahan piring, dia berinisiatif menenangkan David. Justin sudah lumayan sering membantu Bella mengurus David. Namun setelah mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan, lelaki itu sudah jarang menemui David.

Setelah selesai membersihkan pecahan kaca, Bella membersihkan diri dan mengganti pakaian. Lalu duduk bersama Justin di ruang tamu.

"Bella, jika tidak sanggup. Sebaiknya kau biarkan David tinggal di panti jompo. Aku--"

"Tidak! Aku tidak akan membiarkan ayahku tinggal di sana!" tegas Bella. Dia sangat benci, saat ada seseorang yang mencoba menjauhkan David darinya. Hanya David satu-satunya keluarga yang Bella punya.

Justin mengangguk lemah. Kemudian pamit untuk pergi. Dia kembali mendekap Bella.

"Kau mau aku mengantarkanmu ke bandara?" tawar Bella. Dia mengedipkan mata dengan pelan.

"Tidak perlu. Kau harus menjaga David. Dia lebih membutuhkanmu dari pada aku." Justin mengukir senyuman simpul. Selanjutnya, dia beranjak dengan menggunakan mobil.

Justin tidak bisa melepaskan atensi dari sosok Bella. Bahkan ketika keberadaan Bella tertangkap kaca spion mobilnya. Meskipun begitu, Justin tetap menjalankan mobil dengan tenang, dan berhenti di sebuah hotel.

Corine terlihat sudah menunggu di loby. Gadis itu langsung berdiri kala melihat kedatangan Justin.

"Aku menunggumu hampir satu jam. Kau tahu itu?!" omel Corine. Dia membuang muka dengan perasaan sebal.

"Maaf. Kau tahu aku harus menemui pacarku terlebih dahulu, lagi pula kita tidak punya hubungan apapun." Justin mendengus kasar.

Corine mengalihkan pandangannya ke arah Justin. Kemudian menarik lelaki itu untuk ikut dengannya. Mereka pergi ke salah satu kamar yang sudah dipesan.

Justin dan Corine melakukan hubungan intim di kamar. Hubungan yang terjadi di antara keduanya hanya sebagai pelampiasan belaka. Setidaknya begitulah anggapan Justin.

Tetapi tidak untuk Corine. Dia benar-benar mencintai Justin. Corine memanfaatkan hasrat tak terwujud Justin untuk menjadi bahan pendekatan.

Kasur bergerak senada dengan pergerakan Justin. Suara lenguhan yang melambat, menandakan aktifitas intim sebentar lagi akan berakhir.

Justin langsung telentang dalam keadaan nafas yang tersengal-sengal. Baik dia maupun Corine, sama-sama sedang telanjang bulat. Badan mereka tertutupi selimut tebal yang sudah tersedia di kamar hotel.

"Kenapa kau tidak kunjung memutuskan hubungan dengan Bella? Andai aku jadi kau, aku pasti sudah putuskan dia?..." tanya Corine sembari mengatur nafas yang masih memburu.

"Aku masih mencintainya. Dia satu-satunya perempuan yang membuatku tergila-gila. Kau tidak akan mengerti, Corine..." jelas Justin. Menyebabkan Corine meringis jijik. Dia sangat heran kenapa banyak lelaki yang menyukai Bella. Corine selalu iri dengan hal itu.

Jika Justin tergila-gila dengan Bella. Maka Corine justru tergila-gila dengan Justin. Kisah cinta mereka cukup rumit. Penuh gairah dan ke-egoisan.

"Ya, aku tidak mengerti!" balas Corine seraya merubah posisi menjadi duduk. Namun Justin langsung memeluk dari belakang. Tidak membiarkan Corine beranjak dari kasur.

"Aku belum selesai, Corine. Kau masih sanggup untuk melakukannya lagi bukan?" bisik Justin. Tangan nakalnya menjelajah liar setiap jengkal tubuh molek Corine.

"Tentu saja. Aku berharap penerbanganmu besok akan lancar," tanggap Corine. Dia dan Justin kembali bermain di atas ranjang.

Salah satu alasan Justin jarang menghubungi Bella, karena lelaki itu kadang terbuai dengan gairahnya bersama Corine. Hati Justin memang untuk Bella, namun tidak untuk tubuhnya.

Jika ditanya, mungkin Justin akan menyalahkan Bella. Sebab Bella-lah yang membuatnya harus berbuat begitu. Justin bahkan membohongi Bella mengenai jadwal penerbangan.

Keberangkatan pesawat Justin yang sebenarnya dijadwalkan besok pagi. Tetapi dia berbohong karena ingin menghabiskan waktu dengan Corine di hotel.

...***...

Di malam hari, Bella menyusuri jalanan sepi. Dia baru kembali dari toko roti. Bella memikirkan Justin. Dirinya merasa bersalah dengan sang kekasih.

Dari kejauhan, sebuah mobil tampak melaju ke arah Bella. Perasaan gugup sontak dirasakan Bella, karena mobil itu melaju sangat cepat.

Mata Bella terbelalak, tatkala mobil yang dilihatnya berhenti di hadapan. Sosok yang tidak asing keluar dari mobil. Yaitu Ben dengan pakaian yang dibalut jaket kulit hitam. Jelas dia adalah Lucky.

"Sial!" rutuk Bella. Dia mencoba melarikan diri. Akan tetapi Lucky sudah lebih dulu membekap mulut Bella dengan seutas kain.

Indera penciuman Bella dapat menghirup bau obat bius dengan jelas. Secara perlahan dia mulai kehilangan kesadaran. Saat itulah Lucky memasukkan Bella ke bagasi mobil. Lalu mengikatnya dengan tali tambang.

Lucky kembali melajukan mobil dalam kecepatan tinggi. Membawa Bella memasuki jalanan di daerah hutan yang lebat. Lucky kali ini tidak membawa Bella ke rumah sebelumnya, namun sebuah tempat yang lebih jauh.

Cuaca kebetulan sedang sangat dingin. Sebenarnya sebentar lagi musim dingin akan tiba. Mungkin akan terjadi dalam beberapa jam ke depan. Apalagi awan hitam putih tampak sudah mengepul menutupi bulan dan bintang.

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

hah justin justin,,kw akan menangisi dan menyesali perbuatanmu jika di ketahui bella,, itu yg kw bilang cinta mu tulus...

2023-02-20

0

Elly Watty

Elly Watty

apa q bilang, pria klw dah ON tp g bsa tersalurkan dia akan mncari pelampiasan dg cewek lain termasuk justin

2022-11-10

0

Anonymous

Anonymous

deg deg an

2022-07-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Diremehkan
2 Bab 2 - Demensia
3 Bab 3 - Digandrungi Banyak Pria
4 Bab 4 - Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan)
5 Bab 5 - Rencana Red Rose
6 Bab 6 - Dia Selingkuh? [Bonus Visual]
7 Bab 7 - Pasien Misterius
8 Bab 8 - Ben Mayers
9 Bab 9 - Kepribadian Ganda
10 Bab 10 - Keberhasilan Bella
11 Bab 11 - Serasa Dilecehkan Pacar Sendiri
12 Bab 12 - Ke Rumah Ben
13 Bab 13 - Terjebak
14 Bab 14 - Dream A Little Dream Of Me
15 Bab 15 - Insomnia
16 Bab 16 - Diculik
17 Bab 17 - Ketidakpedulian Ben
18 Bab 18 - Hipotermia
19 Bab 19 - Masih Dingin, Sedingin Salju
20 Bab 20 - Depresi [Stay, and Love Yourself]
21 Bab 21 - Dipaksa Ikut
22 Bab 22 - Ben is a Trouble Maker
23 Bab 23 - Lucky And The Gang
24 Bab 24 - Satu-Satunya Wanita
25 Bab 25 - Menjadi Penolongmu Lagi
26 Bab 26 - Mencari Tahu Identitas Red Rose
27 Bab 27 - Ben Harus Berjuang Sendiri
28 Bab 28 - Seribu Bunga Dalam Seratus Buket
29 Bab 29 - Undangan Pesta
30 Bab 30 - Tidak Sengaja Bertemu
31 Bab 31 - Malam Yang Tak Di Ingat
32 Bab 32 - Tanda Merah Misterius
33 Bab 33 - Yang Terjadi Malam Itu...
34 Bab 34 - Menghilang & Keonaran
35 Bab 35 - Bantuan Tak Terduga
36 Bab 36 - Ben Salah Tingkah
37 Bab 37 - Menganalisis Perasaan
38 Bab 38 - Menguak Masa Lalu Ben [1]
39 Bab 39 - Menguak Masa Lalu Ben [2]
40 Bab 40 - Menguak Masa Lalu Ben [3]
41 Bab 41 - Pesona Bella
42 Bab 42 - Lucky Is A Monster!
43 Bab 43 - Ciuman Pertama Lucky
44 Bab 44 - Seperti Dongeng Putri Tidur
45 Bab 45 - Musuh Dalam Selimut
46 Bab 46 - Ternyata Hanya...
47 Bab 47 - Panggilan Bella
48 Bab 48 - Kau Datang Terlalu Cepat, Bodoh!
49 Bab 49 - Terapi Di Luar Ruangan
50 Bab 50 - Riset Tentang Cinta
51 Bab 51 - Rencana Pergi Ke Hawai
52 Bab 52 - Justin Menolak?
53 Bab 53 - Tawaran Mengejutkan
54 Bab 54 - Ranjang Pemula
55 Bab 55 - Banyak Gangguan
56 Bab 56 - Pengakuan Bella
57 Bab 57 - Perkelahian!
58 Bab 58 - Pernyataan Cinta Ben
59 Bab 59 - Pengkhianat Sejati
60 Bab 60 - Sad Boy
61 Bab 61 - Hari Pernikahan Yang Kacau
62 Bab 62 - Justin Tetap Menyebalkan!
63 Bab 63 - Rencana Baru
64 Bab 64 - Ben Bebas
65 Bab 65 - Kemurkaan Lucky
66 Bab 66 - Masa Lalu Nan Kelam
67 Bab 67 - Masa Pemulihan [Lucky Telah Pergi]
68 Bab 68 - Sama-Sama Sibuk
69 Bab 69 - Ayo Kita Menikah!
70 Bab 70 - Ending [Menerima Apa Adanya Kamu]
71 Pengumuman
72 Novel Baru
73 Novel Baru Konflik Rumah Tangga
74 Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
75 Novel Baru
76 NOVEL WANITA KUAT
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Diremehkan
2
Bab 2 - Demensia
3
Bab 3 - Digandrungi Banyak Pria
4
Bab 4 - Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan)
5
Bab 5 - Rencana Red Rose
6
Bab 6 - Dia Selingkuh? [Bonus Visual]
7
Bab 7 - Pasien Misterius
8
Bab 8 - Ben Mayers
9
Bab 9 - Kepribadian Ganda
10
Bab 10 - Keberhasilan Bella
11
Bab 11 - Serasa Dilecehkan Pacar Sendiri
12
Bab 12 - Ke Rumah Ben
13
Bab 13 - Terjebak
14
Bab 14 - Dream A Little Dream Of Me
15
Bab 15 - Insomnia
16
Bab 16 - Diculik
17
Bab 17 - Ketidakpedulian Ben
18
Bab 18 - Hipotermia
19
Bab 19 - Masih Dingin, Sedingin Salju
20
Bab 20 - Depresi [Stay, and Love Yourself]
21
Bab 21 - Dipaksa Ikut
22
Bab 22 - Ben is a Trouble Maker
23
Bab 23 - Lucky And The Gang
24
Bab 24 - Satu-Satunya Wanita
25
Bab 25 - Menjadi Penolongmu Lagi
26
Bab 26 - Mencari Tahu Identitas Red Rose
27
Bab 27 - Ben Harus Berjuang Sendiri
28
Bab 28 - Seribu Bunga Dalam Seratus Buket
29
Bab 29 - Undangan Pesta
30
Bab 30 - Tidak Sengaja Bertemu
31
Bab 31 - Malam Yang Tak Di Ingat
32
Bab 32 - Tanda Merah Misterius
33
Bab 33 - Yang Terjadi Malam Itu...
34
Bab 34 - Menghilang & Keonaran
35
Bab 35 - Bantuan Tak Terduga
36
Bab 36 - Ben Salah Tingkah
37
Bab 37 - Menganalisis Perasaan
38
Bab 38 - Menguak Masa Lalu Ben [1]
39
Bab 39 - Menguak Masa Lalu Ben [2]
40
Bab 40 - Menguak Masa Lalu Ben [3]
41
Bab 41 - Pesona Bella
42
Bab 42 - Lucky Is A Monster!
43
Bab 43 - Ciuman Pertama Lucky
44
Bab 44 - Seperti Dongeng Putri Tidur
45
Bab 45 - Musuh Dalam Selimut
46
Bab 46 - Ternyata Hanya...
47
Bab 47 - Panggilan Bella
48
Bab 48 - Kau Datang Terlalu Cepat, Bodoh!
49
Bab 49 - Terapi Di Luar Ruangan
50
Bab 50 - Riset Tentang Cinta
51
Bab 51 - Rencana Pergi Ke Hawai
52
Bab 52 - Justin Menolak?
53
Bab 53 - Tawaran Mengejutkan
54
Bab 54 - Ranjang Pemula
55
Bab 55 - Banyak Gangguan
56
Bab 56 - Pengakuan Bella
57
Bab 57 - Perkelahian!
58
Bab 58 - Pernyataan Cinta Ben
59
Bab 59 - Pengkhianat Sejati
60
Bab 60 - Sad Boy
61
Bab 61 - Hari Pernikahan Yang Kacau
62
Bab 62 - Justin Tetap Menyebalkan!
63
Bab 63 - Rencana Baru
64
Bab 64 - Ben Bebas
65
Bab 65 - Kemurkaan Lucky
66
Bab 66 - Masa Lalu Nan Kelam
67
Bab 67 - Masa Pemulihan [Lucky Telah Pergi]
68
Bab 68 - Sama-Sama Sibuk
69
Bab 69 - Ayo Kita Menikah!
70
Bab 70 - Ending [Menerima Apa Adanya Kamu]
71
Pengumuman
72
Novel Baru
73
Novel Baru Konflik Rumah Tangga
74
Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
75
Novel Baru
76
NOVEL WANITA KUAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!