Bab 7 - Pasien Misterius

...༻✿༺...

"Justin!" panggil Bella. Justin sontak menoleh ke arahnya. Hal serupa tentu juga dilakukan oleh Corine.

Justin terpaku sejenak. Dia segera berdiri. Memperhatikan penampilan Bella yang sangat berbeda dibanding biasanya. Justin tidak tahu kenapa pacarnya itu mendadak berdandan. Yang pasti, Justin sudah masuk ke dalam pesona Bella.

"Bella!" Justin bergegas menghampiri. "Kenapa kau di sini?" tanya-nya lembut. Namun Bella justru menanggapi dengan ekspresi cemberut.

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya begitu?!" pungkas Bella sembari mengangkat dagunya sekali.

Justin mengerutkan dahi. Awalnya dia tidak mengerti apa yang dimaksud Bella. Tetapi setelah Justin berhasil memergoki Bella menatap Corine, barulah dirinya mengerti.

"Bella, semuanya tidak seperti yang kau pikirkan! Aku dan Corine hanya mendiskusikan masalah pekerjaan. Perusahaanku dan rumah sakit tempat Corine bekerja sedang mencanangkan kerjasama!" jelas Justin gelagapan.

Corine yang sedari tadi menyaksikan, akhirnya mendekat. Dia membenarkan penjelasan Justin. Corine sebenarnya sangat kesal dengan kehadiran Bella.

"Jika kau tidak percaya, tanyakanlah kepada bosku di perusahaan. Mungkin dia sibuk sekarang, tetapi aku akan melakukannya untukmu," imbuh Justin. Dia sudah mencari-cari nama bosnya dari kontak telepon.

"Lupakan, kau bisa melakukannya nanti." Bella menghentikan Justin.

"Sepertinya aku harus pergi. Semoga hari kalian menyenangkan," ujar Corine sembari memasang senyuman yang dipaksakan.

"Kau juga. Corine, sebaiknya mulai sekarang kita tidak perlu membicarakan bisnis berduaan lagi. Oke?" balas Justin menegaskan.

Corine menampakkan mimik wajah masam. Dia terpaksa mengangguk. Rencananya untuk merebut Justin dari Bella gagal total. Kini Corine hanya bisa menghentakkan kaki beberapa kali. Sia-sia sudah semua rencana yang dilakukannya.

Saat Corine telah pergi, mata Bella mendelik ke arah Justin. Gadis itu membuka lebar telapak tangan. Seakan menuntut Justin untuk memberikan sesuatu.

"Kenapa?" tanya Justin yang tak mengerti.

"Berikan aku nomor telepon bosmu. Biar aku yang bertanya kepadanya," desak Bella. Justin lantas tersenyum dan langsung memberikan apa yang Bella mau.

"Bosku itu pemarah. Dia juga sangat membenci wanita," ujar Justin memberitahu.

"Apa kau mencoba menakut-nakutiku?" Bella memancarkan tatapan selidik.

"Tidak! Aku hanya mengatakan kebenaran. Ben Mayers memang terkenal tidak pernah dekat dengan wanita. 90% karyawannya hanya di isi oleh lelaki. Dia bahkan lebih memilih sekretaris lelaki tua dibanding wanita cantik yang seksi. Aneh bukan?" Justin menerangkan panjang lebar.

"Mayers?" kening Bella mengernyit. Ia tidak asing dengan nama yang disebut oleh Justin.

"Apa kau mengenalnya?" Justin mendadak jadi serius.

"Tidak. Aku hanya pernah mendengar namanya saja," jawab Bella sembari beranjak pergi meninggalkan Justin. Namun Justin dengan sigap memegangi lengannya. Lalu membawa Bella lebih dekat.

"Kau hari ini sangat cantik, Babe..." puji Justin dengan nada berbisik. Setelah sekian lama, dia akhirnya tampak peduli lagi kepada Bella. Mungkin karena Justin baru sadar kalau dirinya memiliki kekasih yang cantiknya luar biasa.

Bella memutar bola mata malas. Kemudian menjaga jarak dari Justin. "Aku tidak akan memaafkanmu, sebelum menemukan bukti bahwa kau dan Corine hanya rekan bisnis. Jadi untuk sementara jangan menyentuhku dulu!" tegas Bella sambil menjauhkan tangan Justin darinya. Gadis itu segera pergi.

Justin tersenyum simpul. Dia mengejar Bella sampai tiba di mobil. Justin tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Bella.

"Bella, jika aku terbukti tidak bersalah. Kau harus menuruti apapun keinginanku. Oke?" cetus Justin seraya berjalan mengiringi dari belakang. Tetapi Bella sama sekali tidak hirau. Gadis itu belum bisa memaklumi kedekatan Justin dan Corine.

"Tenanglah, Justin. Biarkan Bella menenangkan diri terlebih dahulu." Brian baru saja datang. Dia sengaja menghalangi jalan Justin.

"Oke, oke..." Justin memilih mengalah. Dia membiarkan Bella pergi bersama Brian dan Cecil. Sekarang Justin hanya bisa mengusap kasar wajahnya.

Di mobil Bella menceritakan segalanya kepada Brian dan Cecil. Dia berhasil mempengaruhi dua rekannya itu untuk ikut mencurigai sikap Justin.

"Itu sangat aneh, Bella. Jika aku menjadi kau, aku pasti melakukan hal sama. Justru aku akan memukuli Justin habis-habisan!" geram Cecil sembari membentuk bogem di salah satu tangannya.

"Apa kau benar-benar akan menghubungi pimpinan Justin? Bila kau tidak mampu, mungkin aku bisa membantumu untuk menemuinya." Brian mengajukan diri untuk membantu.

"Tidak perlu. Aku akan menghubunginya lewat telepon saja. Itu sudah cukup. Lagi pula sosok asli Ben Mayers agak mengerikan." Bella bergidik ngeri. Apalagi ketika mengingat tatapan dingin dari Ben. Lelaki yang tidak lain merupakan CEO perusahaan dimana Justin bekerja.

"Kau pernah bertemu dengannya?" tanya Cecil.

"Ya, dan aku bersumpah tidak akan pernah mau bertemu dengan orang sepertinya lagi!" kata Bella dengan penuh keyakinan.

Sesampainya di apartemen, Bella, Brian dan Cecil segera beristirahat. Mereka akan bersiap menyusun rencana selanjutnya untuk menangani urusan Emerald.

Tiga jam terlewati. Brian dan Cecil terlihat tertidur pulas di tempat yang berbeda. Sedangkan Bella sendiri sibuk berkutat menjelajah internet.

Sebuah pesan email baru saja masuk. Bella segera memeriksa isi pesan tersebut. Ternyata setelah membaca pesan kesuluruhan, Bella dapat menyimpulkan bahwa dirinya telah mendapat permohonan seorang pasien.

Bella mendapatkan pasien yang cukup misterius. Kebetulan pasiennya itu tidak mau menyebutkan nama asli sebelum benar-benar bertemu.

Aneh memang. Meskipun begitu, Bella yang menyukai tantangan merasa tertarik dengan masalah yang diderita pasien misteriusnya itu. Dari mulai berpindah tempat secara tiba-tiba, sampai luka tanpa alasan yang jelas.

"Wah... ini sangat menarik! Aku tidak pernah menemukan pasien dengan masalah seperti ini sebelumnya." Bella menggigit bibir bawahnya. Dia merasa bersemangat. Alhasil Bella segera menyusun jadwal pertemuan dengan pasien yang menyebut dirinya Mr. X tersebut. Pertemuan akan dilakukan besok hari. Tepat sebelum Bella beraksi untuk menyelesaikan masalah Emerald.

...***...

Satu malam berlalu. Bella menjadi orang yang bangun paling akhir. Sebab dia satu-satunya orang yang bergadang tadi malam.

"Kau membuat jadwal pertemuan dengan pasien baru?" Cecil memastikan.

"Ya... huaahhh..." Bella mengiyakan sambil menguap lebar.

"Kenapa kau tidak menyuruhku untuk membuatnya?" Cecil memanyunkan mulut kecewa.

"Aku tidak mau membangunkanmu tadi malam. Lagi pula, aku cukup bersemangat untuk bertemu pasien itu. Jam sepuluh nanti kita akan bertemu dengannya." Bella kini merenggangkan tubuhnya beberapa kali.

"Bagaimana dengan masalah Emerald? Kita akan apakan Alfred?" Brian baru keluar dari kamar mandi. Dia hanya mengenakan handuk di pinggangnya.

"Hubungi Luna! Kita akan membutuhkan bantuannya," titah Bella.

Brian tersenyum dan mengangguk. Dia paham betul dengan rencana yang akan dibuat oleh Bella.

Tanpa terasa, tibalah waktunya pertemuan Bella dengan Mr. X. Seperti biasa, Bella kembali dengan gaya sehari-harinya. Yaitu jaket hodie dan celana jeans. Dia siap menghadapi pasien barunya.

Bel pintu berbunyi, Cecil segera membukakan pintu. Muncullah sosok lelaki yang membuat mata Bella langsung membulat sempurna. Saking terkejutnya, gadis itu reflek bangkit dari tempat duduk.

"Sial!" rutuk Bella tak percaya.

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

been mayeer

2023-02-20

0

Anonymous

Anonymous

jodoh takkan kemana bella

2022-07-16

0

Aisy Hilyah

Aisy Hilyah

waw siapa ya... suami emerald mungkin hahaha

2022-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Diremehkan
2 Bab 2 - Demensia
3 Bab 3 - Digandrungi Banyak Pria
4 Bab 4 - Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan)
5 Bab 5 - Rencana Red Rose
6 Bab 6 - Dia Selingkuh? [Bonus Visual]
7 Bab 7 - Pasien Misterius
8 Bab 8 - Ben Mayers
9 Bab 9 - Kepribadian Ganda
10 Bab 10 - Keberhasilan Bella
11 Bab 11 - Serasa Dilecehkan Pacar Sendiri
12 Bab 12 - Ke Rumah Ben
13 Bab 13 - Terjebak
14 Bab 14 - Dream A Little Dream Of Me
15 Bab 15 - Insomnia
16 Bab 16 - Diculik
17 Bab 17 - Ketidakpedulian Ben
18 Bab 18 - Hipotermia
19 Bab 19 - Masih Dingin, Sedingin Salju
20 Bab 20 - Depresi [Stay, and Love Yourself]
21 Bab 21 - Dipaksa Ikut
22 Bab 22 - Ben is a Trouble Maker
23 Bab 23 - Lucky And The Gang
24 Bab 24 - Satu-Satunya Wanita
25 Bab 25 - Menjadi Penolongmu Lagi
26 Bab 26 - Mencari Tahu Identitas Red Rose
27 Bab 27 - Ben Harus Berjuang Sendiri
28 Bab 28 - Seribu Bunga Dalam Seratus Buket
29 Bab 29 - Undangan Pesta
30 Bab 30 - Tidak Sengaja Bertemu
31 Bab 31 - Malam Yang Tak Di Ingat
32 Bab 32 - Tanda Merah Misterius
33 Bab 33 - Yang Terjadi Malam Itu...
34 Bab 34 - Menghilang & Keonaran
35 Bab 35 - Bantuan Tak Terduga
36 Bab 36 - Ben Salah Tingkah
37 Bab 37 - Menganalisis Perasaan
38 Bab 38 - Menguak Masa Lalu Ben [1]
39 Bab 39 - Menguak Masa Lalu Ben [2]
40 Bab 40 - Menguak Masa Lalu Ben [3]
41 Bab 41 - Pesona Bella
42 Bab 42 - Lucky Is A Monster!
43 Bab 43 - Ciuman Pertama Lucky
44 Bab 44 - Seperti Dongeng Putri Tidur
45 Bab 45 - Musuh Dalam Selimut
46 Bab 46 - Ternyata Hanya...
47 Bab 47 - Panggilan Bella
48 Bab 48 - Kau Datang Terlalu Cepat, Bodoh!
49 Bab 49 - Terapi Di Luar Ruangan
50 Bab 50 - Riset Tentang Cinta
51 Bab 51 - Rencana Pergi Ke Hawai
52 Bab 52 - Justin Menolak?
53 Bab 53 - Tawaran Mengejutkan
54 Bab 54 - Ranjang Pemula
55 Bab 55 - Banyak Gangguan
56 Bab 56 - Pengakuan Bella
57 Bab 57 - Perkelahian!
58 Bab 58 - Pernyataan Cinta Ben
59 Bab 59 - Pengkhianat Sejati
60 Bab 60 - Sad Boy
61 Bab 61 - Hari Pernikahan Yang Kacau
62 Bab 62 - Justin Tetap Menyebalkan!
63 Bab 63 - Rencana Baru
64 Bab 64 - Ben Bebas
65 Bab 65 - Kemurkaan Lucky
66 Bab 66 - Masa Lalu Nan Kelam
67 Bab 67 - Masa Pemulihan [Lucky Telah Pergi]
68 Bab 68 - Sama-Sama Sibuk
69 Bab 69 - Ayo Kita Menikah!
70 Bab 70 - Ending [Menerima Apa Adanya Kamu]
71 Pengumuman
72 Novel Baru
73 Novel Baru Konflik Rumah Tangga
74 Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
75 Novel Baru
76 NOVEL WANITA KUAT
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Diremehkan
2
Bab 2 - Demensia
3
Bab 3 - Digandrungi Banyak Pria
4
Bab 4 - Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan)
5
Bab 5 - Rencana Red Rose
6
Bab 6 - Dia Selingkuh? [Bonus Visual]
7
Bab 7 - Pasien Misterius
8
Bab 8 - Ben Mayers
9
Bab 9 - Kepribadian Ganda
10
Bab 10 - Keberhasilan Bella
11
Bab 11 - Serasa Dilecehkan Pacar Sendiri
12
Bab 12 - Ke Rumah Ben
13
Bab 13 - Terjebak
14
Bab 14 - Dream A Little Dream Of Me
15
Bab 15 - Insomnia
16
Bab 16 - Diculik
17
Bab 17 - Ketidakpedulian Ben
18
Bab 18 - Hipotermia
19
Bab 19 - Masih Dingin, Sedingin Salju
20
Bab 20 - Depresi [Stay, and Love Yourself]
21
Bab 21 - Dipaksa Ikut
22
Bab 22 - Ben is a Trouble Maker
23
Bab 23 - Lucky And The Gang
24
Bab 24 - Satu-Satunya Wanita
25
Bab 25 - Menjadi Penolongmu Lagi
26
Bab 26 - Mencari Tahu Identitas Red Rose
27
Bab 27 - Ben Harus Berjuang Sendiri
28
Bab 28 - Seribu Bunga Dalam Seratus Buket
29
Bab 29 - Undangan Pesta
30
Bab 30 - Tidak Sengaja Bertemu
31
Bab 31 - Malam Yang Tak Di Ingat
32
Bab 32 - Tanda Merah Misterius
33
Bab 33 - Yang Terjadi Malam Itu...
34
Bab 34 - Menghilang & Keonaran
35
Bab 35 - Bantuan Tak Terduga
36
Bab 36 - Ben Salah Tingkah
37
Bab 37 - Menganalisis Perasaan
38
Bab 38 - Menguak Masa Lalu Ben [1]
39
Bab 39 - Menguak Masa Lalu Ben [2]
40
Bab 40 - Menguak Masa Lalu Ben [3]
41
Bab 41 - Pesona Bella
42
Bab 42 - Lucky Is A Monster!
43
Bab 43 - Ciuman Pertama Lucky
44
Bab 44 - Seperti Dongeng Putri Tidur
45
Bab 45 - Musuh Dalam Selimut
46
Bab 46 - Ternyata Hanya...
47
Bab 47 - Panggilan Bella
48
Bab 48 - Kau Datang Terlalu Cepat, Bodoh!
49
Bab 49 - Terapi Di Luar Ruangan
50
Bab 50 - Riset Tentang Cinta
51
Bab 51 - Rencana Pergi Ke Hawai
52
Bab 52 - Justin Menolak?
53
Bab 53 - Tawaran Mengejutkan
54
Bab 54 - Ranjang Pemula
55
Bab 55 - Banyak Gangguan
56
Bab 56 - Pengakuan Bella
57
Bab 57 - Perkelahian!
58
Bab 58 - Pernyataan Cinta Ben
59
Bab 59 - Pengkhianat Sejati
60
Bab 60 - Sad Boy
61
Bab 61 - Hari Pernikahan Yang Kacau
62
Bab 62 - Justin Tetap Menyebalkan!
63
Bab 63 - Rencana Baru
64
Bab 64 - Ben Bebas
65
Bab 65 - Kemurkaan Lucky
66
Bab 66 - Masa Lalu Nan Kelam
67
Bab 67 - Masa Pemulihan [Lucky Telah Pergi]
68
Bab 68 - Sama-Sama Sibuk
69
Bab 69 - Ayo Kita Menikah!
70
Bab 70 - Ending [Menerima Apa Adanya Kamu]
71
Pengumuman
72
Novel Baru
73
Novel Baru Konflik Rumah Tangga
74
Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
75
Novel Baru
76
NOVEL WANITA KUAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!